BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pun dunia pendidikan. Setiap lembaga pendidikan bersaing untuk meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ke Kepala Sekolah dari 5 madrasah di yang akan diteliti Kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memiliki NSS , dan NIS No Surabaya. Mulai tahun pelajaran SMA Hang Tuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hatihati

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN. keadaan dari obyek yang erat kaitannya dengan penelitian. 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Negeri 26 Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN. bukan dalam bentuk angka. 1. efektivitas pembelajaran PAI. karyawan, jumlah sarana dan prasarana, dan hasil angket.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab IV ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Penelitian ini telah berlangsung di sebuah sekolah yaitu MTs Ulumul

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Singkat Latar Belakang Obyek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri Aryojeding

BAB II KAJIAN TEORI. lembaga.istilah kinerja terjemahan dari performance. Karena itu istilah. perencanaan strategis suatu organisasi.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat dan Letak Geografis MTs. Wachid Hasyim Surabaya

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sidoarjo, tepatnya sekolah ini beralamat di Jalan Raya Keboharan.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlokasi di Jalan H. Muhtar Raya AMD X Petukangan Utara, Jakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Playen tahun ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB III METODE PENELITIAN. Pahlawan Seribu ITC BSD No. 33A&35 Serpong, Tangerang Selatan. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejak Maret 2017 sampai dengan Agustus Semesta Jl. Kemanggisan raya no 19 Jakarta Barat.

BAB IV HASIL PENELITIAN. perorangan, akan tetapi lembaga pendidikan ini adalah milik masyarakat.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat MIS Al Mujahidin II Banjarmasin

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui hubungan dinyatakan sebagai suatu koefisien korelasi).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan penelitian ini ada beberapa langkah yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah penelitian yang penyajian datanya berupa angka-angka dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH REGIONAL BUSINESS CONTROL (RBC) TERHADAP KINERJA KARYAWAN BANK MANDIRI AREA JAKARTA PULOGADUNG

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah berdirinya Yayasan Taruna Surabaya. Perguruan Tinggi bahkan Pascasarjana.

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISI DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Negeri Paju Ponorogo

baku, rentang kelas, distribusi frekuensi dan grafik histogram.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sanapiah Faisal, penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

kuantitatif, digunakannya pendekatan ini karena penelitian hendak mengukur hasil dari beberapa variabel yang telah ditetapkan melalui statistik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Metode Penelitian Kuantitatif

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB III METODE PENELITIAN. Salah satu faktor yang sangat penting dalam penelitian adalah masalah metode, hal

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas.

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Seluruh Karyawan pada PT. Aditama Graha Lestari. hubungan yang bersifat sebab akibat dimana variabel independen

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

BAB IV ANALISIS DATA TENTANG IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Nama Sekolah : SMA Antartika Sidoarjo. 1) jalan : Siwalanpamji No. 6 Buduran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sekolah Menengah Aatas Negeri 1 Grati Pasuruan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel yang akan dianalisis dan dibahas terdiri dari satu variabel bebas yakni Gaya

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

BAB III METODE PENELITIAN. alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. meneliti hubungan antar variabel. Variabel- variabel ini diukur (biasanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan suatu metode yang sesuai dengan apa yang akan diselidiki maka akan

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan dan pelaksanaan penelitian Dalam melakukan pelaksanaan penelitian ini ada beberapa langkah yang dilakukan peneliti, antara lain: a. Persiapan awal Persiapan diawali dengan mengajukan ijin survey dan penelitian ke kepala sekolah MTs Wachid Hasyim Surabaya yang berada di jalan Kalianak.Pada tanggal 01 Desember 2014. Sebelum penelitian dilakukan peneliti mengumpulkan beberapa teori dan berbagai literatur untuk dijasikan bahan penelitian yang berupa kuesioner. b. Penyusunan skala Penyusunan skala dimulai dengan memilih definisi teoritis dan aspek-aspek, kemudian membuat definisi operasionalnya untuk mendapatkan pengertian yang tepat dan variable-variabel terkait. Operasionalisasi tersebut dirumuskan dalam bentuk indicator-indikator perilaku. Sebelum penulisan utem dimulai, terlebih dahulu penulis menetapkan bentuk atau format stimulus yang hendak digunakan. Format stimulus tersebut dijabarkan dalam bentuk blue print skala. Blue Print ini menjadi acuan dalam penulisan item-item dalam bentuk pernyataan. Hasil akhir penyusunan alat ukur dalam penelitian ini adalah skala. 47

48 Penelitian ini menggunakan dua buah skala yaitu Kinerja Lembaga dan Benchmarking.Jumlah item dalam skala kinerja lembaga adalah 25 butir item, sedangkan skala benchmarking 38 butir item. Kedua skala tersebut termuat dalam bentuk lembar kertas yang berjudul kuesioner. c. Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 03 Januari 2011.Pada penelitian ini menggunakan skala kinerja lembaga yang terdiri dari 26 item dan skala benchmarking terdiri dari 17 item. Penelitian dilakukan di kantor guru MTs Wachid Hasyim Surabaya dengan jumlah aspek 35 orang. Pembagian dan pengisian kuesioner dilakukan pada saat jam istirahat yaitu sekitar pukul 09.30-10.00 WIB dengan cara mendatangi langsung para guru atas ijin dari pihak kepala sekolah. B. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Sejarah singkat dan letak geografis madrasah a. Sejarah berdirinyan lembaga Lembaga MTS Wachid Hasyim berdiri sejak tahun 1972.Kebetulan pendirinya para tokoh agama yaitu Dr. K.H. Mahid Masrufi, Muhaimin Hamid BA dan Harsono BA. Lembaga ini dibawah naungan yayasan An-Nahdliyah. Lembaga tersebut pertama kali didirikan di Jl.Tuban Raya gang 2. Pada tahun 1990 lembaga ini pindah ke Jl.Kalianak Timur Gang lebar, dikarenakan dengan beberapa alasan yaitu lembaga tersebut kalah saing dengan lembaga SMP karna letak lokasi yang sama dengan MTS.

49 Lembaga tersebut pertama kali dipimpin oleh pendirinya sendiri yaitu Dr. K.H. Mahid Masrufi sampai tahun 1990. Selanjutnya diganti oleh H.M. Tamrin BA sampai 2007 dan selanjutnya di pimpin oleh Drs. Supriyanto, MM sampai sekarang. b. Letak geografis Lembaga Madrasah Tsanawiyah Wachid Hasyim berada di Jl. Kalianak Timur gang lebar. Lembaga tersebut berada tengahtengah perkampungan yang termasuk daerah pinggiran dan perbatasan dengan gresik. 2. Struktur Organisasi Dalam suatu organisasi formal tidak bisa lepas dari struktur organisasi sebab tanpa pengorganisasian yang baik tidaklah mungkin tercapai tujuan yang diinginkan. Demikian pula MTs Wachid Hasyim Surabaya yang dalam menjalankan organisasi kepemimpinannya di sekolah menggunakan bagan sebagai struktur organisasi seperti dibawah ini: 3. Visi misi dan tujuan madrasah a. Visi MTs. Wachid Hasyim Surabaya berusaha secara optimal mewujudkan insan yang Beriman dan bertaqwa, Terampil dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, berbudaya bangsa, berdisiplin, dan unggul dalam bidang Akademik dan Non Akademik.

50 b. Misi 1) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran Agama dan Budaya Bangsa serta aplikasinya dalam kehidupan nyata 2) Menumbuhkan semangat keunggulan kepada semua warga sekolah 3) Menumbuhkan pembelajaran sepanjang hidup bagi warga sekolah 4) Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efsien 5) Menumbuhkan pribadi yang mandiri dan bertanggungjawab terhadap tugas 6) Menumbuhkan semangat kepedulian lingkungan sosial, fisik dan cultural 7) Mengembangkan potensi dan kreativitas warga sekolah yang unggul dan mampu bersaing baik ditingkat regional, nasional maupun internasional 8) Menumbuhkan kebiasaan membaca, menulis, dan menghasilkan karya tulis 9) Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah 10) Menyediakan sarana dan prasarana yang berstandar nasional 11) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan lembaga terkait c. Tujuan

51 1) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran Agama dan Budaya Bangsa serta aplikasinya dalam kehidupan nyata 2) Menumbuhkan semangat keunggulan kepada semua warga sekolah 3) Menumbuhkan pembelajaran sepanjang hidup bagi warga sekolah 4) Melaksanakan proses pembelajaran secara efektif dan efsien 5) Menumbuhkan pribadi yang mandiri dan bertanggungjawab terhadap tugas 6) Menumbuhkan semangat kepedulian lingkungan sosial, fisik dan cultural 7) Mengembangkan potensi dan kreativitas warga sekolah yang unggul dan mampu bersaing baik ditingkat regional, nasional maupun internasional 8) Menumbuhkan kebiasaan membaca, menulis, dan menghasilkan karya tulis 9) Menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah 10) Menyediakan sarana dan prasarana yang berstandar nasional 11) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan lembaga terkait.

52 d. Keadaan guru dan karyawan a. Keadaan guru dan karyawan Guru dalam dunia pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga seringkali dijadikan tolok ukur mengenai berhasil tidaknya pendidikan di suatu lembaga pendidikan (sekolah). Pada waktu penelitian dilaksanakan, keadaan guru dan karyawan di MTs Wachid Hasyim Surabaya berjumlah 35 orang, yang terdiri atas 1 (satu) kepala sekolah, 32 orang sebagai guru kelas dan mata pelajaran, 1 (satu) keamanana, 1 (satu) kebersihan serta 1 (satu) teknisi. Table 4.1 Data guru dan karyawan di Mts Wachid Hasyim Surabaya Tahun ajaran 2014/2015 No KETERANGAN JUMLAH Pendidik 1 Guru PNS diperbantukantetap - 2 Guru TetapYayasan 6 3 Guru Honorer - 4 Guru TidakTetap 30 TenagaKependidikan 1 Administrsi 2

53 2 Kebersihan 1 3 Keamanan 1 e. Keadaan siswa Keadaan siswa MTs Wachid Hasyim Surabaya, dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang menggembirakan. Pada waktu penelitian ini dilaksanakan, keadaan siswa dalam lembaga ini berjumlah 696 siswa dengan perincian sebagai berikut: Table 4.2 Keadaan siswa MTs Wachid Hasyim Surabaya Tahun ajaran 2014/2015 NO 1 2 L/P L P Jumlah Kelas 7 7 pc 1 22 20 42 7 pc 2 22 20 42 7 A 21 21 42 7 B 21 21 42 7 C 22 20 42 7 D 22 20 42 Jumlah 130 122 252 Kelas 8 8Pc 23 27 50 8A 23 27 50 8B 23 27 50 8C 23 26 49 8D 23 26 49

54 Jumlah 115 133 248 Kelas 9 9PC 14 15 29 9A 22 20 42 9B 21 21 42 9C 27 15 42 9D 28 13 41 jumlah 112 84 196 Total Keseluruhan 357 339 696 f. Keadaan sarana dan prasarana Sarana dan prasarana MTs ini setiap tahun bertambah sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Pada waktu penelitian ini dilaksanakan, keadaan sarana dan prasarana MTs Wachid Hasyim Surabaya ini cukup tersedia, walaupun belum memenuhi semua kebutuhan. C. Pengujian Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi Product Moment untuk mengetahui hubungan benchmarking terhadap kinerja lembaga. Analisis korelasi produc moment menunjukkan seberapa besar hubungan benchmarking terhadap kinerja lembaga. Nilai korelasi (r) berkisar mulai dari -1 sampai dengan 1, nilai semakin mendekati 1 atau -1 berarti pengaruh antara dua variable semakin kuat. Sebaliknya nilai mendekati 0 berarti pengaruh antara dua variable semakin lemah.

55 Berikut hasil uji hipotesis variabel benchmarking terhadap kinerja lembaga menggunakan analisis Produc Moment. Table 4.5 Hasil Uji Hipotesis Variable R Sig. (2-tailed) N Kinerja lembaga dan benchmarking 0,430 0,010 35 Hasil uji analisis korelasi Bivaraite Pearson pada table output didapatkan bahwa nilai Sig (2-tailed) = 0,010 karena nilai Sig (2-tailed) < 0,05 disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara benchmarking terhadap kinerja lembaga. Untuk melihat seberapa kuat hubungannya dapat dilihat dari nilai Pearson Correlation dan dari table output di dapatkan nilai r = 0,430, jika dibandingkan pada table interprestasi koefisien korelasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa kekuatan pengaruhnya sedang dan arah pengaruh antara variabel benchmarking terhadap kinerja lembaga searah. Maka, semakin tinggi nilai benchmarking akan semakin tinggi pula kinerja lembaga. D. Pembahasan Berdasarkan kaidah correlation (Correlation Coefisient) jika signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan jika signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak.

56 Menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara benchmarking terhadap kinerja lembaga. Dari hasil ini menunjukkan bahwa hubungan benchmarking terhadap kinerja lembaga bersifat positif dan sabanding lurus. Artinya semakin tinggi benchmarking akan diikuti dengan semakin tinggi pula kinerja lembaga pada lembaga MTs Wachid Hasyim Surabaya dan sebaliknya. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Michel Paulus dan Devie dikatakan bahwa benchmarking memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja lembaga. Pengaruh benchmarking yang dihasilkan adalah positif yang berarti penggunaan benchmarking semakin tinggi maka akan berakibat semakin tinggi pula kinerja lembaga. Kinerja atau prestasi kerja dalam lembaga sangat berpengaruh terhadap mutu suatu lembaga. Dalam hal ini kinerja lembaga didefenisikan sebagai tingkat suatu kesuksesan lembaga dalam memperoleh rencana target. Untuk mencapai tujuan rencana tersebut bisa dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan, benchmarking dan monitoring. Kinerja atau prestasi kerja dapat didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari hasil gabungan antara keahlian dan motivasi, dimana keahlian adalah usaha individu untuk melaksanakan sesuatu kerja dan merupakan cirri yang stabil. 1 Benchmarking dapat menjadikan motivasi tersendiri bagi karyawan, melalui kunjungan dan melihat secara langsung kinerja pesaing. Dengan 1 Sutarto, Wijono. Psikologi industry dan organisasi, ibid.., hal 60

57 melaksanakan program ini, benchmarking dapat mengembangkan sumber daya manusia untuk meningkatkan standar kinerja para karyawan pada lembaganya. Benchmarking yaitu pencarian secara berkesinambungan dan penerapan secara nyata praktik-praktik yang lebih baik yang mengarah pada kinerja kompetitif unggul. 2 Esensi dari benchmarking adalah membandingkan kinerja dari suatu proses kerja untuk mengidentifikasi bagaimana mereka mencapai sukses. guru dapat mengunjungi lembaga-lembaga lain dan melihat bagaimana segala sesuatunya dilaksanakan. Guru-guru juga dapat mengkaji best practice yang dapat diterapkan di lembaga mereka. 3 Melalui cara ini guru diberi kesempatan secara langsung untuk mengukur serta membandingkan kinerjanya dengan kinerja lembaga pesaing. Dengan cara ini guru maupun staf diharapkan benar-benar dapat memahami kekurangan dari kinerjanya, sehingga guru maupun staf lebih ktreatif, disiplin dan lebih teliti lagi dalam mengerjakan tugasnya. Berdasarkan penelitian tersebut selain strategi benchmarking yang dapat meningkatkan kinerja, terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi terlaksananya kinerja dengan baik, yaitu faktor yang bersumber dari pekerja sendiri maupun dari organisasi. Seperti, kemampuan atau kompetensi karyawan. Sedangkan faktor dari segi organisasi yaitu seperti, seberapa baik pemimpin memberdayakan pekerjanya, bagaimana mereka memberikan penghargaan pada 2 Fandy Tiiptono dan Anastasia Diana, Total Quality, ibid. hal 232 3 Hanun, Asrohah, anajemen Mutu, ibid.., hal 201

58 pekerja, dan bagaimana mereka membantu meningkatkan kemampuan kinerja pekerja melalui coaching, monitoring, benchmarking dan counslling. 4 Hasil pengelompokkan skor subyek menunjukkan bahwa persepsi guru dan staf terhadap pelaksanaan benchmarking dalam kategori sedang. Hal ini berarti guru dan staf merasa bahwa benchmarking cukup menjadikan kinerjanya menjadi meningkat. 4 Wibowo, manajemen kinerja. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014) hal 85