BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga berdampak pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. permainan sulap seperti : mentalist, classic magic, illusionist, hipnotis,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal vital yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Asrul Nur Iman (2012) dengan judul Makna

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah studi yang dilakukan Albert Mahrabian (1971), profesor dari University of

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong ke dalam tipe penelitian eksplanatori dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai acuan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar-mengajar merupakan kegiatan inti dari pendidikan formal

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

I. PENDAHULUAN. Berbicara di depan umum atau lebih dikenal dengan public speaking adalah

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, dunia perfilman telah mengalami perkembangan

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

KOMUNIKASI INTERPERSONAL. =Between You and Me=

Unsur unsur kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

Materi Minggu 1. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan kesenian yang terjadi di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia indonesia seutuhnya.

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB IV TEMUAN TENTANG POLA KOMUNIKASI VIRTUAL PENGGUNA GAME ONLINE TOWNSHIP. menghasilkan temuan-temuan penelitian yang sudah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB VIII TATA BUSANA. STANDAR KOMPETENSI: Mampu memahami Hakikat Tata Busana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian pesan yang bermakna dari individu satu kepada individu lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia telah menjadi sistem pertukaran informasi yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

III. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

B A B V KESIMPULAN DAN SARAN. arti dari gesture-gesture yang mudah dipahami dalam dunia tari. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. orang penari Saman dan seorang pelatih tari Saman, maka didapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X-2 SMA PGRI 1 KARANGMALANG SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. membuat informasi yang dibutuhkan dapat diakses dengan cepat, dan memiliki tampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan dari Kathleen K. Reardon dalam buku Interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. hak untuk mengurus sendiri rumah tangga daerahnya. Papua merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

O u t l I n e. T P U & T P K P e n d a h u l u a n P e m b a h a s a n

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

PEMBELAJARAN TARI TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI NONVERBAL

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BABII KEHIDUPAN SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin cepat di era globalisasi ini

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2013: 3) metode penelitian adalah cara

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

I. PENDAHULUAN. Dalam bidang pendidikan, perubahan-perubahan ini telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Penerapan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki ribuan pulau

BAB 1 PENDAHULUAN. (Hasanuddin, 1996:1). Dimensi pertama, drama sebagai seni lakon, seni peran

BAB I PENDAHULUAN. Kalau sampah masih berserakan di mana -mana, pertanda kawasan itu belum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. membuat bahasa tersebut menjadi sarana komunikasi, karena fungsi bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran. Siswa tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDEKATAN NEURO-LINGUISTIC DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

BAB I PENDAHULUAN. ini sangat memerlukan adanya peningkatan kemampuan siswanya dalam membaca permulaan.

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media komunikasi massa yang membawa pesan yang berisi gagasan

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi saat ini tidak hanya berdampak pada perkembangan ekonomi, politik, sosial ataupun budaya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga berdampak pada perkembangan dunia hiburan. Dunia hiburan terutama seni pertunjukan yang menarik minat masyarakat, salah satu seni pertunjukan tersebut adalah sulap. Sulap merupakan seni pertunjukan yang menampilkan gabungan dari berbagai seni yang ada seperti seni rupa, tari, musik dan lain-lain. Dalam sulap juga memakai gabungan dari berbagai ilmu (Interdisipliner) seperti ilmu kimia, fisika, biologi, psikologi, komunikasi dan lain-lain. Sulap menampilkan kecepatan atau kelihaian tangan pesulap, manipulasi, efek reaksi kimia ataupun hasil kerja teknologi dan perlengkapan serta peralatan pesulap yang biasa kita kenal dengan trik-trik sulap. Perkembangan sulap dalam seni pertunjukan pada saat ini tidak lepas dari sejarah perkembangan sulap itu sendiri. Sebuah Papirus peninggalan Mesir Kuno yang menceritakan pertunjukan sulap untuk menghibur Fir aun Cheops. Papirus ini menjadi catatan tertua yang berkenaan dengan sulap sehingga disinyalir permainan sulap berasal dari Mesir Kuno sekitar 2700 SM. Cups and Balls

2 (cangkir dan bola) adalah salah satu trik sulap tertua. Hal ini dapat dilihat pada dinding kuburan Beni Hasan yang berasal dari tahun 2500-2200 SM. Hingga sampai tahun 1750-an sulap Modern mulai berkembang, sulap modern menggabungkan ilusi teknologi dan kecepatan tangan. Pada tahun 1845, Jean Eugene Robert-Houdin menampilkan ilusi bertema Eternal Suspension (Trik mengambang di udara) dan berkat itu Robert-Houdin dikenal sebagai Bapak Sulap Modern. Permainan sulap terus berkembang beriringan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hingga saat ini berbagai jenis ataupun aliran sulap terus menambah warna dalam seni pertunjukan sulap. Namun, sulap klasik tetap hadir di setiap pertunjukan sulap modern saat ini. Sulap klasik adalah sulap yang mengandalkan kecepatan tangan dan skill yang tinggi merupakan salah satu hal yang paling utama dalam penampilan sulap klasik. Dalam sulap klasik, seorang pesulap menggunakan Sleigh of hand (permainan kecepatan tangan untuk menghilangkan dan memunculkan suatu benda) dan manipulasi. Namun, ada jenis atau aliran lain yang biasa digabungkan dalam permainan sulap klasik yaitu illusion. (Jatmika dan Jibran, 2012:7) Dalam pertunjukan sulap terutama sulap klasik, pesulap melakukan komunikasi melalui permainan sulapnya. Keberhasilan dari pertunjukan sulap adalah bagaimana pesulap dapat berkomunikasi melalui permainan sulapnya dan dapat diterima oleh penonton. Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Dalam hal ini lebih menspesifikan hakikat dari sebuah hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi atau pesan. Adanya pertukaran pesan tersebut terjadilah

3 perubahan sikap dan tingkah laku ataupun secara bersamaan dapat tercipta saling pengertian antara komunikator dan komunikan. Dalam pertunjukan sulap yang bertindak sebagai komunikator adalah pesulap dan penonton sebagai komunikan. Sebelum bahasa verbal digunakan dalam komunikasi, manusia menggunakan bahasa tubuh atau bahasa non verbal sebagai alat komunikasi. Dapat dikatakan bahwa komunikasi non verbal lebih dahulu dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari sebelum adanya komunikasi verbal. Namun, pada saat ini komunikasi non verbal tetap digunakan. Tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7 persen berasal dari bahasa verbal, 38 persen dari vokal suara dan 55 persen dari ekspresi muka. (Menurut studi Mahrabian (1971) dalam Cangara, 2009:99) Interpretasi pesan non verbal seperti gerak tubuh, ekspersi wajah, kualitas vokal dan isyarat non verbal tidak dapat dibuat-buat atau direkayasa agar tampak asli bagi yang bukan ahlinya dalam bidang ini. Tanpa disadari komunikasi non verbal dapat menjadi alat komunikasi untuk mengungkapkan kebenaran dari komunikasi verbal. Komunikasi non verbal dapat mengungkapkan hal-hal seperti emosi yang tidak dapat ditafsirkan melalui komunikasi verbal. Pesan non verbal pada tiga kelompok besar yaitu pesan non verbal visual yang meliputi kinesik, prosemik dan artifaktual, pesan non verbal auditif meliputi paralinguistik dan pesan non verbal non auditif meliputi penciuman dan sentuhan. (Leather (1976) dalam Rahmat, 2004:287-289) Seorang pesulap dalam melakukan pertunjukan sulap memiliki script atau naskah yang harus dilatih secara rutin dan berulang-ulang. Hal ini dikarenakan seorang pesulap harus dapat menyampaikan pesan kepada penonton dalam pertunjukan sulap melalui permainan sulapnya. Permainan sulap sendiri berisi rangkaian pesan non verbal. Apabila tidak berlatih secara rutin dan berulang-ulang maka dapat memunculkan gerakan-gerakan diluar script atau naskah sehingga pesan non

4 verbal tersebut tidak dapat tersampaikan dengan baik dan dapat menciptakan kegagalan dalam pertunjukan sulap. Dalam penelitian ini peneliti lebih memfokuskan pada pesan kinesik dari pesan non verbal. Hal ini dikarenakan dalam pertunjukan sulap klasik lebih dominan memakai kinesik dalam penyampaian pesan kepada penonton. Pertunjukan sulap klasik merupakan pertunjukan sulap yang minim dialog dan membutuhkan interpretasi yang mendalam terhadap gerakan-gerakan tubuh yang ditampilkan oleh pesulap. Sulap klasik adalah permainan yang mengutamakan bahasa tubuh (kinesik) dalam setiap pertunjukannya. Hal tersebut dikarenakan bahasa tubuh atau kinesik dalam pertunjukan sulap bentuk komunikasi ataupun interaksi yang dilakukan antara pesulap dan penonton, permainan sulap sendiri adalah media untuk pesulap menyampaikan pesannya kepada penonton. Seorang pesulap merangkai atau menyampaikan pesan kinesik kepada penonton saat pertunjukan sulap klasik. Keberhasilan pertunjukan sulap itu sendiri ditentukan apakah pesan kinesik yang ada dalam setiap permainan sulap klasik dari awal permainan hingga akhir dapat diterima atau dimengerti ataupun sampai pada penonton. Dengan adanya penelitian ini dapat menjelaskan makna kinesik pesulap dalam pertunjukan sulap klasik, yang pada mulanya pertunjukan sulap hanya dijadikan hiburan semata namun tanpa disadari bahwa dalam permainan sulap berisi makna-makna kinesik yang dapat dijelaskan secara keilmuan. Selain itu, penelitian ini dapat membantu pesulap memperkaya variasi dalam penyampaian pesan-pesan kinesik tersebut agar lebih mudah dimengerti dan

5 dipahami sehingga tingkat tersampainya dan keberhasilan pertunjukan sulap semakin besar. Dalam penelitian ini, peneliti menentukan informan dengan cara purposive sampling dan yang menjadi informan primer dalam penelitian peneliti adalah Ray Antylogic. Hal ini dengan pertimbangan Ray Antylogic merupakan salah satu pencetus berdirinya Three Logic Academy and Community (3Logic) pada tahun 2009 di Jakarta. Ray Antylogic menekuni dunia sulap dari tahun 2006. Adapun pendidikan sulap yang pernah dijalani yaitu : 1. IMS (International Magician Society) pada tahun 2007 hingga 2008 di Jakarta. 2. Magic Castil pada tahun 2009 hingga 2010 di Bali. Mulai pada tahun 2011 hingga saat ini Ray Antylogic terus mengembangkan Three Logic Academy and Community (3Logic) khususnya di wilayah Bandar Lampung dan sekitarnya. Untuk memperkuat data yang diperoleh, maka informan sekunder dalam penelitian ini adalah penonton pertunjukan sulap klasik. Adapun penentuan informan sekunder berdasarkan metode Snow Ball Sampling. Informan sekunder ditentukan dengan kriteria tertentu. Sehingga, peneliti akan melakukan penelitian mengenai Analisis Makna Kinesik Pesulap dalam Pertunjukan Sulap Klasik (Studi Komunikasi Non Verbal Pada Ray Antylogic dari 3Logic).

6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana makna kinesik pesulap dalam pertunjukan sulap klasik? 1.3 Tujuan Penelitian Pada hakekatnya tujuan dari penelitian adalah untuk mencapai atau mendapatkan informasi dan solusi dari masalah yang diangkat diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui makna kinesik pesulap dalam pertunjukan sulap klasik. 1.4 Kegunaan Penelitian Pada dasarnya kegunaan dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapakan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sulap serta ilmu komunikasi dalam kajian pesan komunikasi non verbal khususnya kinesik. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi: a. Mahasiswa Sebagai bahan acuan atau tambahan untuk meneliti pesan komunikasi non verbal dalam berbagai bidang lain yang masih berkaitan.

7 b. Pesulap Dapat dijadikan rujukan dan dapat membantu pesulap memperkaya variasi dalam penyampaian pesan-pesan non verbal tersebut agar lebih mudah dimengerti dan dipahami, sehingga tingkat tersampainya dan keberhasilan pertunjukan sulap semakin besar. c. Masyarakat Menambah dan mengembangkan pemikiran masyarakat mengenai sulap.