BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi yang memegang peranan penting dalam jalannya aktivitas perusahaan. Karyawan dalam suatu organisasi merupakan faktor yang sangat menentukan dalam upaya sebuah perusahaan mencapai tujuannya, dimana karwayan dapat memberikan kontribusi yang maksimal serta kinerja yang baik dan memuaskan bagi perusahaannya. Pada saat ini perkembangan asuransi jiwa tumbuh dan mekar mengisi di Indonesia seiring dengan perkembangan globalisasi. Sehingga dalam waktu singkat, perkembangan asuransi sudah memasuki kebutuhan yang sangat penting. Perkembangan asuransi yang cepat ini menimbulkan implikasi yaitu diperlukannya sumber daya yang memiliki kinerja dan loyalitas yang baik terhadap perusahaan. Dalam keadaan negara yang dilanda krisis ekonomi berkepanjangan yang mengakibatkan perampingan perusahaan dan karyawannya, pengawasan kerja yang ketat, karyawan harus bekerja lebih keras lagi untuk memenuhi kebutuhannya dan mempertahankan status sosial keluarganya, hal ini dapat mengakibatkan karyawan mengalami tekanan dalam bekerja. Situasi seperti ini dapat mengganggu kondisi karyawan sehingga menimbulkan stres kerja. Stres kerja adalah suatu tekanan dalam diri yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Dalam jangka pendek, stres yang dibiarkan begitu saja tanpa penanganan yang serius dari pihak perusahaan membuat karyawan menjadi tertekan, tidak termotivasi, dan frustasi menyebabkan karyawan bekerja tidak optimal sehingga kinerjanya pun akan terganggu. Dalam jangka panjang, karyawan tidak dapat menahan stres kerja maka ia tidak mampu lagi bekerja diperusahaan. Pada tahap yang semakin parah, stres bisa membuat karyawan menjadi sakit atau bahkan akan mengundurkan diri (turnover).
Salah satu hal penting yang menjadi fokus dari manajemen sumber daya manusia yaitu bagaimana agar para karyawan perusahaan senantiasa memiliki motivasi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Motivasi adalah dorongan dalam diri seseorang untuk menunjukkan perilaku yang diarahkan kepada tujuan tertentu supaya mau bekerja giat dan antusias dalam mencapai hasil yang optimal. Dengan adanya motivasi maka perhatian, pemikiran, tenaga, dan kegiatan karyawan dapat diarahkan untuk tujuan dan sasaran yang lebih bermanfaat serta menguntungkan bagi perusahaan maupun bagi karyawannya itu sendiri. Dimasa kini dengan tuntutan pekerjaan yang cukup tinggi maka karyawan perlu diberikan motivasi yang baik agar tidak menimbulkan stres kerja dalam diri karyawan. Seperti asuransi pada umumnya PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) memiliki kegiatan melayani nasabah atau masyarakat yang membutuhkan jasa asuransi baik yang ingin mengikuti jasa asuransi ataupun mengajukan klaim asuransi contohnya penebusan polis asuransi. Untuk tetap mendapatkan kepercayaan dari para nasabahnya dan mengajak kepada seluruh masyarakat untuk menjadi nasabah, perusahaan terus berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan yang mereka berikan pada nasabah. Sebagai manusia biasa, karyawan pada PT. Asuransi Jiwasraya tentunya dihadapkan dengan kondisi dilematis. Di satu sisi mereka harus bekerja dengan baik sementara disisi lain mereka memiliki kebutuhan dan keinginan yang perlu mendapat perhatian dari perusahaan. Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan stres kerja dan kurangnya motivasi dalam berkerja. Sudah menjadi hal yang yang umum dalam sebuah perusahaan seringkali ditemukan adanya karyawan yang sebenarnya memiliki potensi kerja yang tinggi tetapi tidak mampu berprestasi dalam aktivitas kerjanya atau talent gemilang yang baru bergabung dengan dengan perusahaan tetapi tidak berprestasi cemerlang, hal ini mungkin disebabkan karyawan mengalami kelelahan mental karena mereka harus menahan konflik batin yang tidak ringan seperti jabatan kerja yang tidak cocok, beban kerja yang berlebih, lingkungan kerja yang tidak aman dan nyaman, bos yang arogan, rekan kerja yang tidak kompak atau gaji yang kurang.
Salah satu penyebab tidak produktifnya karyawan dengan potensi tinggi tersebut yaitu karena karyawan tersebut mengalami stres dalam berkerja dan kurangnya motivasi untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Pada PT. Asuransi Jiwasraya pendidikan dan pelatihan sangat berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dimana dengan adanya pendidikan dan pelatihan dapat memacu motivasi kerja karyawan. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan adalah program kerja perusahaan yang mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, pada PT. Asuransi Jiwasraya (Persero) memiliki pos biaya tersendiri untuk melaksanakan program tersebut. Biaya tersebut dikirim dari kantor pusat kepada kantor cabang setiap awal tahun. Untuk melihat anggaran biaya pendidikan dan pelatihan serta realisasinya ditampilkan pada tabel 1.1 Tabel 1.1 Anggaran dan Realisasi Biaya Pendidikan dan Pelatihan Tahun Anggaran Realisasi 2010 Januari-Juni Juli-Desember Rp29.210.000,00 Rp29.210.000,00 Rp16.226.815,00 Rp31.743.625,00 Total Rp58.420.000,00 Rp47.970.440,00 2011 Januari-Juni Juli-Desember Rp25.835.500,00 Rp25.835.500,00 Rp20.386.565,00 Rp36.635.508,00 Total Rp51.671.000,00 Rp57.022.073,00 2012 Januari-Juni Juli-Desember Rp25.835.500,00 Rp25.835.500,00 Rp21.494.273,48 Rp59.070.351,00
Total Rp51.671.000,00 Rp80.564.624,48 Berdasarkan tabel 1.1 masih terjadinya realisasi anggaran lebih kecil dibandingkan dengan anggaran yang telah disediakan, hal ini tentunya menimbulkan indikasi bahwa program pendidikan dan pelatihan yang diberikan perusahaan kepada karyawannya tidak maksimal. Karyawan merasa pendidikan dan pelatihan yang mereka terima kurang sehingga berdampak pada rendahnya motivasi kerja karyawan. Untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan sumber daya manusia maka perusahaan perlu memberikan perhatian khusus karena tidak dapat disangkal lagi bahwa faktor manusia merupakan modal paling utama dan penting. Perusahaan perlu mengelola manajemen sumber daya manusia dengan baik. Dengan adanya pengelolaan manajemen sumber daya manusia yang baik maka dapat terciptanya suasana kerja yang harmonis, motivasi kerja yang tinggi, penempatan karyawan yang sesuai dengan keahlian dan kemampuannya, partisipasi kerja yang tinggi, komunikasi yang efektif, disiplin kerja yang tinggi, upah dan gaji yang adil, karyawan berkesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan karirnya secara optimal. Dengan demikian produktivitas kerja dapat dicapai oleh perusahaan (Mangkunegara, 1998: 2). Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk lebih mengetahui masalah stress kerja dan motivasi kerja. Hal ini melatar belakangi penulis untuk memilih judul Pengaruh Stres Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Pada PT. Asuransi Jiwasraya Bandung Timur.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat stres kerja karyawan pada PT. Asuransi Jiwasraya Bandung Timur? 2. Bagaimana tingkat motivasi kerja karyawan pada PT. Asuransi Jiwasraya Bandung Timur? 3. Seberapa besar pengaruh stres kerja terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Asuransi Jiwasraya Bandung Timur? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk memeroleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama sedangkan tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui tingkat stres kerja karyawan pada PT. Asuransi Jiwasraya Bandung Timur. 2. Untuk mengetahui tingkat motivasi kerja karyawan pada PT. Asuransi Jiwasraya Bandung Timur. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh stres kerja terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Asuransi Jiwasraya Bandung Timur. 1.4 Manfaat Penelitian Secara rinci, manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui manfaat yang diperoleh dari pengaruh stres kerja terhadap motivasi kerja karyawan yang dapat berguna bagi kemajuan perusahaan 2. Sebagai sumbangan dan saran penulis bagi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya di perguruan tinggi Universitas Widyatama.
3. Sebagai bahan kajian dan pengembangan manajemen sumberdaya manusia khususnya mengenai pengaruh antara stres kerja dan motivasi kerja. 1.5 Kerangka Teori dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Teori Persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan memiliki keunggulan. Salah satu faktor yang ada dalam perusahaan adalah sumberdaya manusia oleh karena itu, diperlukan Proses pengelolaan serta pendayagunaan sumberdaya manusia yang ada dalam organisasi tersebut dinamakan dengan manajemen sumberdaya manusia atau MSDM, Mangkunegara (dalam Miyansari 2010: 6). Lebih jauh lagi Flipo (dalam Miyansari, 2010) mengemukakan bahwa manajemen sumberdaya manusia adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari aktivitas pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemisahan sumberdaya manusia dalam rangka memenuhi tujuan individu, organisasi dan masyarakat. Sementara itu menurut Handoko (2003) Manusia dalam suatu perusahaan harus dianggap sebagai aset perusahaan bukan lagi faktor produksi. Konsep sumberdaya manusia sebagai aset perusahaan didasarkan pada fakta bahwa sumberdaya yang paling penting dalam suatu organisasi adalah manusia, yaitu orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas dan usaha mereka kepada perusahaan. Pengelolaan serta pendayagunaan sumberdaya manusia tersebut dilakukan agar dapat membantu perusahaan mencapai tujuan-tujuannya. Lebih jauh lagi, pencapaian tersebut dapat dicapai apabila karyawan yang ada dalam perusahaan tersebut bekerja secara optimal. Menurut Soesmalijah Soewondo (dalam Ansaruddin, 2012) stres kerja adalah suatu kondisi dimana terdapat satu atau beberapa faktor ditempat kerja yang berinteraksi dengan para pekerja sehingga mengganggu kondisi fisiologis dan perilaku.
Masalah stres kerja dalam perusahaan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Akibat yang timbul jika seseorang mengalami stres kerja dapat mengganggu pelaksanaan kerja yaitu orang tersebut menjadi cemas, emosi yang tidak stabil, nervous, proses berpikir yang terganggu, kondisi fisik yang menurun. Robbins dan Counter (dalam Suwatno dan Priansa 2011: 171) menyatakan motivasi kerja sebagai kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan - tujuan keorganisasian yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga motivasi kerja karyawan adalah dengan memperhatikan tingkat stres kerja. Stres kerja dapat timbul jika tuntutan pekerjaan tidak seimbang dengan kemampuan untuk memenuhi tuntutannya tersebut sehingga menimbulkan stres kerja. Menurut Suprihanto, et al (2003: 64) hubungan antara motivasi dengan stres adalah stres yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mengakibatkan kurangnya motivasi karyawan dalam bekerja. Bagi seorang manajer, tekanan-tekanan yang diberikan kepada karyawan harus diperhatikan agar stres yang ditimbulkan masih dalam tahap kewajaran. Dalam keadaan stres tinggi karyawan merasakan adanya beban berat, mereka tidak mampu menyesuaikan dengan kemampuannya sehingga mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau pekerjaan karena tidak yakin dan banyak membuat kesalahan kemudian motivasi kerja mereka menjadi turun. Dalam penelitian ini, akan digunakan teori teori yang relevan dengan masalah yang akan dikaji. Untuk mengkaji stress kerja dan motivasi kerja maka peneliti akan menggunakan sumber referensi ilmiah berupa teori para ahli, jurnal dan skripsi. Berdasarkan hal tersebut maka, peneliti menggambarkan kerangka berpikir sebagai berikut.
STRES KERJA (X) 1.5.2 Hipotesis MOTIVASI KERJA (Y) Gambar 1.1 Model Kerangka Pemikiran Penelitian 1.5.2 Hipotesis Berdasarkan kerangka teoritis diatas, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : jika Stres Kerja tinggi maka Motivasi Kerja turun. 1.6 Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian verifikatif. Menurut Mashuri (dalam Narimawati, 2010: 9) metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan ditempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan. 1.7 Sumber Data Sumber data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer yang berasal dari pengisian kuesioner oleh sejumlah responden yang sesuai dengan operasionalisasi variabel pada bab III. Hasil pengisian kuesioner tersebut selanjutnya akan digunakan peneliti guna menganalisis hubungan antara kedua variabel dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis untuk megumpulkan data adalah sebagai berikut : 1. Library Research Yaitu membaca dan mengumpulkan data melalui buku-buku yang tersedia di perpustakaan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
2. Field Research Yaitu dengan peninjauan ke perusahaan untuk memeroleh data dan informasi secara nyata mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dengan cara : a. Wawancara, mengadakan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang terlibat. b. Pengamatan, pengumpulan dan pengambilan data yang dilakukan dengan mengamati dan memahami berbagai gejala yang berkaitan dengan objek penelitian. Penulis melakukan pengamatan terhadap aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam perusahaan. 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.8.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kantor PT. Asuransi Jiwasraya Bandung Timur Jln. PHH Mustofa No. 80 Bandung. 1.8.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013 sampai dengan selesainya penelitian ini.