: KEPUTUSAN KONFERENSI KERJA NASIONAL II PGRI MASA BAKTI. Nomor : V/ KONKERNAS II/XX/2010 Tentang SISTEM KEANGGOTAAN PGRI

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KONGRES XXI PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA Nomor : IV/KONGRES/XXI/PGRI/2013 Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGRI

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA

KEPUTUSAN KONGRES XXI PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA Nomor : VI /KONGRES/XXI/PGRI/2013. Tentang KODE ETIK GURU INDONESIA

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB. I UMUM. Pasal. 1 LANDASAN PENYUSUN. Pasal.

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA KONGRES LUAR BIASA IKATAN NOTARIS INDONESIA BANTEN, MEI 2015

ANGGARAN DASAR IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL KONGRES XIX IKATAN NOTARIS INDONESIA JAKARTA, 28 JANUARI 2006

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN SURVEYOR INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1. Pasal 2. Pasal 3

PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN NOTARIS INDONESIA HASIL RAPAT PLENO PENGURUS PUSAT YANG DIPERLUAS DI BALIKPAPAN, 12 JANUARI 2017

KONGRES XI IKATAN SARJANA PETERNAKAN INDONESIA Nomor : 05/KONGRES XI-ISPI/XI/2014. Tentang: ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART)

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

DPN APPEKNAS ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal 15

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH PERUBAHAN KE VII

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERSATUAN SARJANA KEHUTANAN INDONESIA BAB I NAMA, KEDUDUKAN, LAMBANG, HYMNE DAN KODE ETIK

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II BAB I IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II DAN WILAYAH KERJA.

DEWAN KEHORMATAN DAN PROSEDUR OPERASIONAL KODE ETIK GURU INDONESIA

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

Dewan Kehormatan Guru Indonesia

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

PENGUKUHAN 16 Oktober 2016 JAKARTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016.

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA,

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

2015, No Pemberhentian Anggota, dan Tata Kerja Majelis Pengawas; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (Lem

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274)

BAB III KEANGGOTAAN Pasal 4 Syarat Keanggotaan

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA.

PEDOMAN PELAKSANAAN PERINGATAN HUT KE-70 PGRI DAN HARI GURU NASIONAL TAHUN 2015

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

KERANGKA ACUAN KEGIATAN HARI GURU NASIONAL 2011 DAN PERINGATAN HUT KE-66 PGRI TAHUN 2011

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : Kep. 003/ PP.IAI/1418/IV/2014. Tentang

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) IKATAN ALUMNI STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO (IKALISTA UNDIP)

KEPUTUSAN MUSYAWARAH PLENO ANGGOTA III KORPS ALUMNI AUP-STP. Nomor. 06/MPAl/Koral/2004. t e n t a n g PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KORAL AUP-STP

ANGGARAN RUMAH TANGGA POSDAYA Dusun Pokoh, Desa Giripurno, Kec. Borobudur, Kab. Magelang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN DASAR SERIKAT PEKERJA NASIONAL TOTAL INDONESIE

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD / ART)

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI MAGISTER TEKNIK MESIN (IKA MTM-UP) UNIVERSITAS PANCASIA

HIMPUNAN ALUMNI SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAMILY OF ENGLISH LETTERS (FELLAS) ANGGARAN DASAR (AD)

IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KELOLA BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

PERATURAN BERSAMA MENTERI SEKRETARIS NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2007 NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN. Bismillahirrahmanirrahim

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN SEMINAT FARMASI RUMAH SAKIT INDONESIA BAB I LAMBANG Pasal 1

AD/ART IKATAN DOSEN TETAP NON PNS REPUBLIK INDONESIA. Mukaddimah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN FISIKA MEDIK DAN BIOFISIKA INDONESIA (HFMBI) BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN DASAR ASOSIASI FAKULTAS EKONOMI SE-INDONESIA (AFEI)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR MASYARAKAT PERIKANAN NUSANTARA (INDONESIAN FISHERIES SOCIETY) PERUBAHAN MUKADIMAH

A N G G A R A N D A S A R

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 1 TAHUN 2010

ANGGARAN RUMAH TANGGA PERKUMPULAN MANAJER INVESTASI INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.03/2014 TENTANG KONSULTAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

KEPUTUSAN KONFERENSI KERJA NASIONAL II PGRI MASA BAKTI XX Nomor : V/ KONKERNAS II/XX/2010 Tentang SISTEM KEANGGOTAAN PGRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KONFERENSI KERJA NASIONAL II PGRI MASA BAKTI XX; Menimbang : a. bahwa PGRI sebagai organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan wajib memiliki keanggotaan yang jelas, terdata dan tertata secara menyeluruh di semua tingkat kepengurusan organisasi; Mengingat b. bahwa untuk mengelola keanggotaan yang jelas, terdata, dan tertata sebagaimana dimaksud pada butir a. di atas diperlukan sistem keanggotaan yang modern dan aksesibel; c. bahwa Pengurus Besar PGRI Masa Bakti XX telah mempersiapkan sebuah sistem keanggotaan PGRI untuk mengelola keanggotaan sebagaimana dimaksud pada butir a. dan b. di atas; d. bahwa sehubungan dengan hal tersebut, perlu ditetapkan keputusan Konferensi Kerja Nasional II PGRI Masa Bakti XX tentang Sistem Keanggotaan PGRI. : 1. Akte Pengakuan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : J.A. 5/82/12 tanggal 20 September 1954 tentang PGRI Sebagai Badan Hukum, telah disahkan kembali oleh Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor : C2-HT 5.82-57 tanggal 18 Januari 2008. 2. Keputusan Kongres XX Persatuan Guru Republik Indonesia Nomor: IV/KONGRES/XX/PGRI/2008 tentang Penyempurnaan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PGRI. 3. Keputusan Kongres XX Persatuan Guru Republik Indonesia Nomor: V/KONGRES/XX/PGRI/2008 tentang Program Umum PGRI Masa Bakti XX Tahun 2008-2013. 4. Keputusan Kongres XX Persatuan Guru Republik Indonesia Nomor : XI/KONGRES/XX/PGRI/2008 tentang Susunan dan Personalia PB PGRI Masa Bakti XX Tahun 2008-2013. 5. Keputusan Konferensi Kerja Nasional II PGRI Masa Bakti XX Nomor : I/KEP/KONKERNAS II/ XX/2010 Tentang Jadwal Acara Konferensi Kerja Nasional II PGRI Masa Bakti XX Tahun 2010 6. Keputusan Konferensi Kerja Nasional II PGRI Masa Bakti XX Nomor : II/KEP/KONKERNAS II/ XX/2010 Tentang Tata tertib Konferensi Kerja Nasional II PGRI Masa Bakti XX Memperhatikan : Saran dan pendapat yang disampaikan dalam rapat pleno VII Konferensi Kerja Nasional II PGRI Masa Bakti XX. Menetapkan M E M U T U S K A N : : KEPUTUSAN KONFERENSI KERJA NASIONAL II PGRI MASA BAKTI XX TENTANG SISTEM KENGGOTAAN PGRI

Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam : Mensahkan Sistem Keanggotaan PGRI. : Sistem Keanggotaan PGRI sebagaimana dimaksud pada diktum pertama keputusan ini meliputi; (1) Sistem Keanggotaan PGRI; (2) Nomenklatur Keanggotaan PGRI, dan (3) Sistem Informasi Keanggotaan PGRI yang berbasis web. : Sistem Keanggotaan PGRI menjadi pedoman pengelolaan keanggotaan PGRI yang berlaku secara nasional di semua tingkat organisasi PGRI. : Sistem Keanggotaan PGRI sebagaimana dimaksud pada diktum pertama keputusan ini selengkapnya sebagaimana terlampir yang menjadi bagian tidak terpisahkan dengan keputusan ini. : Semua Pengurus PGRI di semua tingkat secara nasional wajib menggunakan sistem kenggotaan PGRI sebagai sistem pengelolaan anggota. : Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan akan diperbaiki seperlunya apabila ternyata terdapat kekeliruan. Ketua Umum, Ditetapkan di : Balikpapan Pada tanggal : 24 Januari 2010 PENGURUS BESAR PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA SELAKU PIMPINAN KONKERNAS II Sekretaris Jenderal, Dr. SULISTIYO, M.Pd. NPA PGRI 1201008541 H. SAHIRI HERMAWAN, S.H. M.H NPA PGRI 1001170001

Lampiran 1 : KEPUTUSAN KONKERNAS II PGRI MASA BAKTI XX Nomor : V/KONKERNAS II/XX/2010 Tanggal : 24 Januari 2010-01-06 Tentang : SISTEM KEANGGOTAAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA BAB I PENGERTIAN, LANDASAN, TUJUAN DAN FUNGSI Pasal 1 Pengertian Dalam peraturan ini yang dimaksudkan dengan : (1) PGRI adalah organisasi profesi yang berbadan hukum yang didirikan pada tanggal 25 November 1945 oleh guru dan tenaga kependidikan untuk mengembangkan profesionalitas guru dan tenaga kependidikan dalam memajukan pendidikan. (2) Anggran Dasar disingkat menjadi AD dan Anggaran Rumah Tangga disingkat menjadi ART PGRI adalah aturan organisasi yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota, Badan oraganisasi PGRI, Anak Lembaga dan Badan Khusus PGRI. (3) Badan Organisasi adalah organ yang terdapat pada tingkatan atau jenjang organisasi PGRI yang terstruktur dari pusat sampai dengan daerah. (4) Badan Pimpinan Organisasi adalah pengurus yang berkedudukan pada masing-masing organ organisasi sesuai dengan tingkatannya. (5) Sistem keanggotaan PGRI adalah tata cara merekrut, mendata, mengadminstrasikan, dan mengelola keanggotaan PGRI. (6) Kartu Tanda Anggota disingkat KTA PGRI adalah alat bukti tertulis yang secara sah menunjukkan bahwa orang tersebut adalah anggota PGRI. (7) Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. (8) Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (9) Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. (10) Disiplin organisasi adalah ketentuan yang harus dipatuhi oleh anggota PGRI dan apabila melanggar ketentuan yang telah ditetapkan akan mendapatkan tindakan tertentu beradasarkan ketentuan organisasi. Pasal 2 Landasan (1) Anggaran Dasar PGRI BAB X tentang Keangotaan, Kewajiban dan Hak. (2) Anggaran Rumah Tangga PGRI BAB II tentang Keanggotaan.

Pasal 3 Tujuan Memberikan pelayanan dalam merekrut, mendata, mengadminstrasikan dan mengelola keanggotaan PGRI. Pasal 4 Fungsi Sebagai pedoman dalam merekrut, mendata, mengadminstrasikan dan mengelola keanggotaan PGRI. BAB II KEANGGOTAAN Pasal 5 Jenis Keanggotaan Jenis keanggotaan terdiri dari : a. anggota biasa, b. anggota luar biasa, c. anggota kehormatan. Pasal 6 Anggota Biasa Yang dapat menjadi anggota biasa adalah : a. para guru/dosen dan tenaga kependidikan, b. para ahli yang menjalankan pekerjaan pendidikan, c. mereka yang menjabat pekerjaan di bidang pendidikan, d. pensiunan yang dimaksud dalam butir (a), (b), dan (c) pasal ini yang tidak menyatakan dirinya keluar dari keanggotaan PGRI. Yang dapat menjadi anggota luar biasa : Pasal 7 Anggota luar Biasa a. para petugas lain yang erat kaitannya dengan tugas kependidikan, b. mereka yang berijazah lembaga pendidikan tetapi tidak bekerja di bidang pendidikan. Pasal 8 Anggota Kehormatan Anggota kehormatan ialah mereka yang atas usul Pengurus Besar, Pengurus Provinsi, Pengurus Kabupaten/Kota diangkat dan ditetapkan oleh Kongres, Konferensi Provinsi dan Konferensi Kabupaten/Kota, karena jasa-jasanya terhadap pendidikan dan organisasi. BAB II PENERIMAAN, PENOLAKAN DAN PERPINDAHAN ANGGOTA Pasal 9 Tata Cara Penerimaan Keanggotaan

(1) Keanggotaan biasa atau luar biasa dapat diperoleh dengan jalan mengajukan surat permintaan menjadi anggota kepada Pengurus Cabang/Cabang Khusus melalui Pengurus PGRI Ranting. (2) PGRI Cabang/Cabang khusus yang tidak mempunyai Ranting, surat permintaan sebagai anggota disampaikan langsung kepada Pengurus PGRI Cabang/Cabang Khusus. (3) Pengurus PGRI Cabang/Cabang Khusus menyetujui permintaan keanggotaan dan melaporkannya kepada Pengurus PGRI Kabupaten/Kota untuk menerbitkan kartu anggota bagi anggota yang bersangkutan. (4) Untuk Cabang Khusus di instansi tingkat provinsi dan perguruan tinggi, permintaan menjadi anggota dapat diurus langsung oleh Pengurus PGRI Provinsi di daerahnya. (5) Pada instansi tingkat Nasional dan satuan pendidikan Indonesia di luar negeri, keanggotaannya diurus dan ditangani oleh Pengurus Besar PGRI. Dalam surat permintaan itu disebutkan antara lain : Nama Jenis Kelamin Tempat dan Tanggal Lahir Pekerjaan Agama Alamat Pekerjaan Alamat Tempat Tinggal Ijazah yang dimiliki (6) Keanggotaan disahkan dengan surat pengesahan serta pemberian kartu anggota oleh Pengurus Kabupaten/Kota atau oleh Pengurus PGRI Cabang/Cabang Khusus yang jauh dari tempat kedudukan Pengurus PGRI Kabupaten/Kota. (7) Keanggotaan harus terdaftar mulai dari Pengurus Ranting sampai dengan Pengurus Besar. (8) Pengadaan kartu anggota dilaksanakan oleh Pengurus Kabupaten/Kota. (9) Kartu anggota berlaku selama 5 tahun Pasal 10 Penolakan dan Permintaan Ulang Keanggotaan (1) Wewenang penolakan permintaan menjadi anggota, dilakukan oleh Pengurus PGRI Kabupaten/Kota atau Pengurus PGRI Provinsi yang diberi wewenang untuk mengurusnya jika persyaratan seperti tercantum dalam pasal 6 Anggaran Rumah Tangga tidak dipenuhi. (2) Jika permintaan menjadi anggota ditolak, yang berkepentingan boleh mengajukan permintaan ulang kepada instansi organisasi yang lebih tinggi, sampai kepada Pengurus PGRI Provinsi. (3) Untuk instansi tingkat nasional, provinsi, perguruan tinggi dan satuan pendidikan Indonesia di luar negeri, pengajuan permintaan ulang tersebut disampaikan kepada Pengurus Besar PGRI.

Pasal 11 Kepindahan Anggota (1) Seorang anggota yang pindah ke Cabang/Cabang Khusus lain, wajib memberi tahu Pengurus PGRI Cabang/Cabang Khusus asal dan melapor kepada Pengurus PGRI Cabang/Cabang Khusus ditempat yang baru. (2) Pengurus PGRI Cabang/Cabang Khusus yang melepas maupun yang menerima wajib melaporkan mutasi tersebut ke Pengurus PGRI Kabupaten/Kota. (3) Pengurus PGRI Kabupaten/Kota yang memberikan mutasi menghapus dari data base anggota pada Kabupaten/Kota tersebut dan Pengurus PGRI Kabupaten/Kota yang menerima wajib mencatatkan pada data base keanggotaan pada Kabupaten/Kota yang menerima. (4) Pengahapusan dan pencatatan dilakukan pada waktu terjadinya mutasi tersebut saai itu juga. BAB IV KEWAJIBAN, HAK ANGGOTA DAN DISIPLIN ORGANISASI Anggota mempunyai kewajiban untuk : Pasal 12 Kewajiban Anggota a. menaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, peraturan serta ketentuan organisasi, b. menjunjung tingggi Kode Etik dan Ikrar Guru Indonesia, c. mematuhi peraturan dan disiplin organisasi, d. melaksanakan program, tugas, serta misi organisasi, e. membayar uang pangkal dan iuran anggota, f. memberikan sumbangan sukarela kepada PGRI jika secara langsung maupun tidak langsung memperoleh penghasilan karena organisasi dan/atau ada kaitannya dengan organisasi. (1) Anggota biasa memiliki : Pasal 13 Hak Anggota a. hak Pilih, yaitu hak untuk memilih dan dipilih menjadi pengurus organisasi, b. hak Suara, yaitu hak untuk memberikan suaranya pada waktu pemungutan suara, c. hak Bicara, yaitu hak untuk mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tertulis, d. hak Membela Diri, yaitu hak untuk menyampaikan pembelaan diri atas tindakan disiplin organisasi yang dijatuhkan kepadanya atau atas pembatasan hak-hak keanggotaannya, dan e. hak memperoleh kesejahteraan, pembelaan dan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugasnya. (2) Anggota luar biasa memiliki hak bicara, yaitu hak untuk mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tertulis. (3) Anggota kehormatan memiliki hak bicara, yaitu hak untuk mengeluarkan pendapat baik secara lisan maupun tertulis.

Pasal 14 Disiplin Organisasi (1) Tindakan disiplin dapat dikenakan kepada anggota yang : a. dianggap telah melanggar Kode Etik Guru Indonesia, Ikrar Guru Indonesia, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, serta disiplin organisasi, b. tidak membayar uang iuran selama 3 (tiga) bulan berturut-turut dengan tidak ada alasan yang dapat dibenarkan oleh organisasi. (2) Tindakan disiplin berupa : a. peringatan lisan atau tertulis, b. pemberhentian/pembebasan selaku pengurus organisasi, c. pemberhentian/pembebasan sementara sebagai anggota, dan d. pemberhentian. (3) Pemberhentian/pembebasan sementara : a. sebagai anggota biasa/luar biasa dilakukan oleh Pengurus PGRI Cabang/Cabang Khusus atau Pengurus PGRI yang mengurus keanggotaannya, b. selaku anggota pengurus organisasi dilakukan oleh rapat pleno pengurus organisasi yang bersangkutan dan dipertanggungjawabkan pada forum organisasi yang setingkat, c. sebagai anggota Pengurus Besar PGRI dapat dilakukan oleh keputusan rapat pleno Pengurus Besar PGRI yang dipertanggungjawabkan kepada Konferensi Kerja Nasional, d. sebagai anggota PGRI berlaku paling lama 6 (enam) bulan dan sesudah jangka waktu tersebut wajib ditentukan apakah pemberhentian sementara itu dicabut atau dilanjutkan dengan pemberhentian tetap, e. sebagai anggota pengurus berlaku selama-lamanya 1 (satu) tahun dan sesudah jangka waktu tersebut wajib ditentukan apakah pemberhentian sementara itu dicabut atau dilanjutkan dengan pemberhentian tetap. (4) Sebelum suatu tindakan disiplin dilakukan, pengurus organisasi yang mempunyai wewenang untuk menegakkan tindakan disiplin wajib mengadakan penyelidikan yang seksama. (5) Sebelum suatu tindakan disiplin dilakukan, anggota yang dianggap bersalah diberi kesempatan membela diri dengan cukup disertai pembuktian yang sah. (6) Semua anggota yang terkena tindakan disiplin organisasi mempunyai hak banding kepada instansi organisasi yang lebih tinggi sampai ke tingkat Kongres BAB V NOMENKLATUR DAN SISTEM INFORMASI KEANGGOTAAN Pasal 15 Nomenklatur (1) Urutan penomoran PGRI Provinsi dan PGRI Kabupaten/Kota ditetapkan berdasarkan keputusan Pengurus Besar PGRI. (2) Urutan penomoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampirkan pada lampiran kedua peraturan ini.

(3) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini. Pasal 16 Sistem Informasi Keanggotaan (1) Sistem informasi keanggotaan disingkat SIK PGRI adalah program perangkat lunak yang dirancang dengan basis web atau web-base. (2) Web base sebagaimana dimaksudkan pada ayat (1) adalah website Pengurus Besar PGRI. (3) Pengelolaan SIK PGRI berpedoman pada prosedur operasi standar yang.dilampirkan dalam lampiran ketiga peraturan ini. (4) Lampiran sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari peraturan ini. BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 17 (1) Kartu Tanda Anggota PGRI yang diterbitkan sebelum peraturan ini diberlakukan dan tidak dinyatakan kadaluwarsa tetap berlaku. (2) Penerbitan Kartu Tanda Anggota PGRI yang baru berpedoman pada peraturan ini. (3) Penyesuaian sistem keanggotaan PGRI paling lambat 12 bulan sejak diberlakukan peraturan ini. BAB VII PENUTUP Pasal 18 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur kemudian oleh Pengurus Besar PGRI. (2) Segala peraturan yang berhubungan dengan keanggotaan PGRI yang telah berlaku sebelumnya dan bertentangan dengan keputusan ini dinyatakan tidak berlaku. (3) Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Balikpapan Pada tanggal : 24 Januari 2009 PENGURUS BESAR PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA SELAKU PIMPINAN KONKERNAS II Ketua Umum, Sekretaris Jenderal, Dr. SULISTIYO, M.Pd. NPA PGRI 1201008541 H. SAHIRI HERMAWAN, S.H. M.H NPA PGRI 1001170001