ANALISIS PERBANDINGAN VOLUME BAJA RINGAN PADA TIGA TIPE RANGKA ATAP. Medan ABSTRAK ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. air hujan, dan cuaca yang berubah-ubah sesuai musimnya. Salah satu bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan, struktur sipil. yang mutlak harus dipenuhi seperti aspek ekonomi dan kemudahan

PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN SNI 7971 : 2013 IMMANIAR F. SINAGA. Ir. Sanci Barus, M.T.

STUDI ANALISIS DAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTANNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMASANGAN STRUKTUR RANGKA ATAP YANG EFISIEN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KAPASITAS TEKAN PROFIL-C BAJA CANAI DINGIN MENGGUNAKAN SNI 7971:2013 DAN AISI 2002

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

ANALISIS PERBANDINGAN KUDA KUDA BAJA RINGAN DENGAN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 V.18

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN BERDASARKAN AUSTRALIAN/NEW ZEALAND STANDARD ( AS/NZS 4600:1996 ) TUGAS AKHIR RAHMAT AMAN SANTOSO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN...1

BAB 1 PENDAHULUAN. perkantoran, rumah sakit, rumah tinggal, tempat ibadah, ruang serba guna, pabrik

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di bawahnya dari panas,hujan, angin, dan benda-benda lain yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

ANALISIS PENGARUH DIMENSI DAN JARAK PELAT KOPEL PADA KOLOM DENGAN PROFIL BAJA TERSUSUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rangka kuda-kuda baja ringan

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTAN

Studi Alternatif Bentuk Rangka Jembatan Canai Dingin Untuk Pejalan Kaki Bentang Kecil Terhadap Rasio Berat dan Lendutan

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

PERHITUNGAN BEBAN DAN TEGANGAN KRITIS PADA KOLOM KOMPOSIT BAJA - BETON

Gambar 1.1 Keruntuhan rangka kuda-kuda kayu (suaramedianasional.blogspot.com, 2013)

KOMPARASI PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

STUDI PENGGUNAAN BAJA RINGAN SEBAGAI KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA PRAYOGA NUGRAHA NRP

Kata Kunci : Tegangan batang tarik, Beban kritis terhadap batang tekan

PENGARUH BEBAN DINAMIK GEMPA VERTIKAL PADA KEKUATAN KUDA-KUDA BAJA RINGAN STARTRUSS BENTANG 6 METER TIPE-C INTISARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi kegagalan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK BIASA DAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK KHUSUS TIPE-X TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

BAB III LANDASAN TEORI. Bangunan Gedung SNI pasal

STUDI ANALISIS PENGARUH PERKUATAN SAMBUNGAN PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA CANAI DINGIN TERHADAP LENDUTAN

ANALISIS ELASTOPLASTIS PORTAL GABEL BAJA DENGAN MEMPERHITUNGKAN STRAIN HARDENING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR TUJUH LANTAI DI PONTIANAK. Arikris Siboro 1), M. Yusuf 2), Aryanto 2) Abstrak

PENGARUH BRACING PADA PORTAL STRUKTUR BAJA

struktur. Pertimbangan utama adalah fungsi dari struktur itu nantinya.

KONSTRUKSI ATAP RANGKA BAJA RINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI START. Persiapan : Studi literatur Survey

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Konstruksi bangunan tidak terlepas dari elemen-elemen seperti balok dan

PENGARUH KONFIGURASI RANGKA DAN OPTIMASI PROFIL TERHADAP KINERJA PADA STRUKTUR JEMBATAN RANGKA BAJA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

Perilaku Material Baja dan Konsep Perencanaan Struktur Baja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. 3.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Atas Bangunan. Skematik struktur

PERBANDINGAN PERENCANAAN SAMBUNGAN KAYU DENGAN BAUT DAN PAKU BERDASARKAN PKKI 1961 NI-5 DAN SNI 7973:2013

KOMPARASI PENGGUNAAN KAYU DAN BAJA RINGAN SEBAGAI KONSTRUKSI RANGKA ATAP

BAB III METODE PENELITIAN

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

3.1. Kuda-kuda Rangka Batang 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II STUDI PUSTAKA

PERHITUNGAN BALOK DENGAN PENGAKU BADAN

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

BAHAN KULIAH Struktur Beton I (TC214) BAB IV BALOK BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keliatan dan kekuatan yang tinggi. Keliatan atau ductility adalah kemampuan. tarik sebelum terjadi kegagalan (Bowles,1985).

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANGKA ATAP BAJA RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dengan perkuatan tulangan transversal dan cover plate yang dibebani arah aksial,

Transkripsi:

ANALISIS PERBANDINGAN VOLUME BAJA RINGAN PADA TIGA TIPE RANGKA ATAP Dice J L Dakhi 1, Sanci Barus 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email: dicedachi25@gmail.com 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email: sancibarus@usu.ac.id ABSTRAK Seiring dengan perkembangan zaman, baja ringan semakin populer digunakan pada konstruksi rangka atap. Hal ini dikarenakan baja ringan jauh lebih ekonomis dibandingkan dengan baja konvensional maupun kayu. Baja ringan juga memiliki segudang kelebihan yang sangat menguntungkan sebuah konstruksi. Tahun 213, Badan Standar Nasional mengeluarkan SNI 7971 yaitu standar untuk perencanaan struktur baja ringan (canai dingin). Dengan adanya SNI ini, diharapkan suatu struktur baja ringan yang kuat dan berumur panjang.tugas Akhir ini akan membahas tentang perencanaan rangka atap baja ringan.rangka atap didesain menggunakan tiga rangka atap dengan menggunakan baja ringan yang sama. Berpedoman pada standar dan referensi yang ada, direncanakanlah masing-masing rangka atap dan dihitung volumenya. Kemudian hasil dari ketiga jenis rangka atap akan dibandingkan.berdasarkan perencanaan yang dilakukan, akan ditarik kesimpulan yang menyajikan perbandingan berat ketiga jenis atap.efisiensi paling tinggi yang didapat dari perbandingan berat tersebut. Kata kunci : Rangka Atap, Baja ringan ABSTRACT Based of the growth of epoch, cold formed steel progressively used at roof truss. This matter happens because cold formed steel much cheaper compared to conventional steel and wood. Cold formed steel also have more excess which is profit for construction. In 213, National Regulation of Indonesia released SNI 7971 that is the rule for cold formed stell design. This SNI be expected to build rigid and long lived structure of cold formed steel.this research discuss about cold formed steel roof truss design.roof truss designed by using three type of roof truss that used same cold formed steel. Guided by refferences,we design each roof truss and calculate its volume. Later, the result of volume calculation would be compared each other. Based on design, it concluded the highest eficiency from the comparison of that three roof truss. Key word : Roof Truss, Cold Formed Steel PENDAHULUAN Atap adalah salah satu bagian yang penting pada suatu bangunan. Tugas atap adalah untuk melindungi penghuni bangunan dari sinar matahari yang terik, air hujan, dan cuaca yang berubah-ubah sesuai musimnya. Salah satu bagian dari konstruksi atap adalah kuda-kuda. Kuda-kuda merupakan bagian yang penting daripada atap, karena semua beban atap ditanggung oleh kudakuda. Material kuda-kuda yang paling sering dijumpai orang adalah kayu. Karena melihat keberadaan kayu yang mulai tidak tentu, maka dianggap perlu untuk mencari material lain yang juga memadai. Salah satu material yang berpotensi untuk digunakan adalah baja ringan. Baja ringan merupakan baja profil yang dibentuk dalam keadaan dingin (cold formed steel ) yang materialnya berupa lembaran plat baja dengan ketebalan antara,4 mm sampai 1, mm. Baja ringan mempunyai berat yang lebih ringan daripada kayu dan memiliki kekuatan yang setara dengan kayu kelas I (satu). Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik 55 MPa, sementara baja biasa sekitar 3 MPa. Berdasarkan pembahasan diatas, pekerjaan atap dapat dibuat dengan menggunakan material kayu maupun dapat menggunakan material baja ringan.

Disini dijabarkan jenis jenis kuda kuda atap yang digunakan : a. Tipe Pratt angin. Bentuk atap harus disesuaikan pula dengan ketinggian bangunan. Semakin tinggi sebuah bangunan maka akan semakin kuat tekanan angin pada atap sehingga haus disesuaikan dengan kemiringan atapnya pula. c. Proses pengerjaan Pengerjaan atap harus melaui pertimbangan dan persyaratan yang telah ditentukan sesuai dengan karakteristik bahan yang akan digunakan. Karakteristik tersebut antara lain bentangan dan detail pada sambungan. Profil baja ringan adalah komponen yang berkualitas struktural dari lembaran baja yang dibentuk model tertentu dengan proses press-braking atau roll forming (Gambar 2.1). Suhu tidak diperlukan dalam proses pembentukan (tidak seperti baja hot-rolled), oleh sebab itu disebut cold-formed. Biasanya baja cold-formed merupakan komponen yang tipis, ringan, mudah untuk diproduksi, dam murah dibandingkan baja hot-rolled (Mutawalli, 27). Penggunaan baja ringan sebagai struktur rangka kuda-kuda dan rangka atap memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihannya antara lain: MANFAAT PENELITIAN untuk : Tugas Akhir ini diharapkan bermanfaat 1. Mendefinisikan dan menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan struktur rangka atap baja ringan. 2. Mengetahui tipe kuda kuda atap yang lebih efektif dalam penggunaan volume TINJAUAN PUSTAKA Struktur rangka atap adalah salah satu bagian penting dalam konstruksi bangunan. Royani (211) berpendapat bahwa, struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan atau mengalirkan beban-beban dari atap. Adapun faktor-faktor yang menunjang kekuatan struktur atap menurut Danang (27) adalah: a. Jenis material yang digunakan Bahan material yang akan digunakan untuk struktur atap yang kuat harus memiliki sifat awet, ringan dan presisi. Atapn dikatakan kuat bila mampu menahan besarnya beban yang bekerja pada stuktur atap tersebut. b. Bentuk atap Bentuk atap harus mampu menahan derasnya air hujan, sengatan matahari dan kuatnya dorongan 1. Karena bobotnya yang ringan maka beban yang harus ditanggung oleh struktur di bawahnya lebih rendah. 2. Baja ringan bersifat tidak mudah terbakar. 3. Baja ringan hampir tidak memiliki nilai muai dan susut. 4. Tahan terhadap karat, rayap serta perubahan cuaca dan kelembaban. 5. Proses desain menggunaan program komputer sesuai dengan pabrikator atau distributor baja ringan tersebut, tetapi pada umumnya masih menggunakan program komputer SAP 2. 6. Pemasangan relatif mudah dan cepat. 7. Tidak memerlukan pengecatan. Sedangkan kekurangannya adalah : 1. Rangka atap baja rigan kurang menarik apabila tidak diberi plafon. 2. Apabila ada salah satu bagian struktur yang salah hitung, maka akan mempengaruhi bagian lainnya. 3. Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dibentuk. Rangka atap baja ringan merupakan sistem struktur yangberfungsi untuk menopang/menyangga penutup atap, dengan elemen-elemen pokok yang terdiri dari: kuda-kuda ( truss), dan reng ( roof batten). Truss merupakan struktur rangka batang (kuda-kuda) sebagai penyangga utama rangka atap, yang terdiri dan batang utama luar ( chords) dan batang dalam ( webs), dan yang berfungsi untuk

menahan gaya aksial (tarik dan tekan), maupun momen lentur. Berikut gambar salah satu contoh struktur kuda-kuda baja ringan: Dalam perakitan struktur rangka atap baja ringan, perlu diperhatikan ketentuan pemilihan dan pemasangan alat sambung agar diperoleh sistem struktur yang stabil, kuat, dan tidak merusak lapisan anti karat. Alat sambung yang digunakan biasanya berupa sekrup. Menurut Wei Wen Yu (2), fenomena khas konstruksi baja canai dingin yang perlu dipertimbangkan dalam desain, sebagai berikut : 1. Tekuk lokal dan kekuatan pasca tekuk Elemen struktur baja ringan umumnya mempunyai tebal yang relatif kecil sehingga mudah mengalami tekuk lokal (setempat) akibat tegangan tekan meskipun kondisi masih elastis (belum mencapai tegangan leleh). Tegangan tekan tersebut dapat timbul akibat gaya tekan, momen, gaya geser atau tumpu. Jadi tekuk lokal menjadi kriteria penting dalam perencanaan. Meskipun demikian, hal yang menaril bahwa elemenbaja ringan pada kondisi tegangan tekuk teoritis belum tentu runtuh, dari hasil penelitian diketahui bahwa elemen baja canai dingin tetap dapat memikul beban setelah pasca tekuk. 2. Kekakuan Torsi Elemen struktur baja ringan umumnya langsing dan berupa penampang terbuka sehingga mempunyai kekakuan torsi berbanding lurus terhadap ketebalan (sebesar t 3) sehingga kekuatannya relatif kecil terhadap torsi. Kecuali itu bentuk profil C banyak dipakai pada baja canai dingin yang shearcenter nya berada di luar titik berat (center of gravity) penampang. Kondisi tersebut menyebabkan tekuk lentur torsi menjadi faktor kritis dalam perecanaan kolom. 3. Pelat Pengaku (stiffner) pada elemen tekan Sangat membantu meningkatkan tahanan terhadap tekuk, bentuk yang dapat digunakan adalah pengaku tepi ( edge stiffner) dan pengaku di tengah (intermediate stiffner). 4. Sifat- sifat properti yang bervariasi Akibat adanya bagian yang berpengaku dan tidak berpengaku mengakibatkan keseluruhan lebar penampang hanya akan efektif jika rasio lebar atau jika gaya tekan bekerja kecil. Tetapi karena rasio lebar yang besar maka bagian penampang berpengaku akan bekerja yang lebih efektif pada saat tekuk lokal telah terjadi. Sebagai hasilnya, distribusi gaya tekan tidak seragam pada keseluruhan penampang.untuk itu maka properti penampang didasarkan pada luas efektif. 5. Sistem Sambungan Pada sambungan baut, kelebihan bagian yang disambung relatif tpis pada baja ringan dibanding baja biasa ( hot-rolled). Baja cold-formed berbentuk lembaran sheet atau strip sebaran yang sempit antara tegangan leleh (fy) dan kuat tariknya (fu), sehingga perilaku sambungan baut berbeda antara baja cold-formed dan hot-rolled, khususnya pada kekuatan tumpu dan tegangan tarik. 6. Kekuatan Tumpu Ujung dari Baja Tipis Tekuk pada badan menjadi masalah kritis cold-formed karena : a. Pemakaian pelat pengaku pada tumpuan atau lokasi beban terpusat adalah tidak praktis pada konstruksi cold-formed b. Rasio tinggi badan relatif lebih besar dibanding profil hot-rolled 7. Batasan Ketebalan Yang paling penting adalah rasio lebar/tebal dari elemen tekan dan satuan tegangan yang digunakan. 8. Perencanaan Plastis Konstruksi cold-formed dianggap tidak dapat menghasilkan mekanisme sendi plastis apabila dikategorikan sebagai penampang langsing yang tidak memenuhi persyaratan. Baja yang digunakan adalah baja ringan tipe Zincalume G55 dengan spesifikasi sebagai berikut : Modulus elastisitas (E) = 21. N/mm 2 Modulus geser (G) = 81. N/mm 2 Nisbah poisson (μ) =,3 Tegangan leleh (fy) Kekuatan tarik (fu) = 55 MPa = 55 MPa Sesuai dengan SNI 7971:213, struktur beserta komponen-komponen strukturnya harus disesain terhadap aksi dan kombinasi aksi sesuai dengan SNI 1727 (butir 1.6). Beban gempa diabaikan dalam perencanaan rangka atap ini. Kombinasi beban (SNI 1727:213 butir 2) 1. 1,4D 2. 1,2D + 1,6L +,5 (Lr atau S atau R) 3. 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + (L atau,5 W) 4. 1,2D + 1,W + L +,5 (Lr atau S atau R) 5. 1,2D + 1,E + L+,2S 6.,9D + 1,W 7.,9D + 1,E Keterangan:

D = beban mati L = beban hidup Lr = beban hidup atap S = beban salju R = beban hujan W = beban angin E = beban gempa METODE PENELITIAN Berat ( 15 Kg ) 1 5 Rangka Atap Howe 1338,72 943,944 6677,245 howe 12 16 2 Bentang ( m ) Berat ( 16 Kg ) 14 12 1 8 6 4 2 Rangka Atap Fink 12124,29 8693,733 Fink 5968,27 12 16 2 Bentang ( m ) HASIL DAN PEMBAHASAN Rangka Atap Pratt Berat ( Kg 15 ) 14167,12 1 9775,633 745,41 pratt 5 12 16 2 Bentang ( m ) Perbandingan Grafik Rangka Atap Berat ( Kg 16 ) 14 12 1 pratt 8 howe 6 Fink 4 2 12 16 2 Bentang ( m )

Perbandingan Satuan Bentang Rangka atap Pratt Rangka atap tipe Howe Rangka atap tipe Fink Rasio 1,18:1,11:1 6677,245 5968,27 Berat Kg 12 m 745,41 Berat Kg 16 m 9775,633 943,944 8693,733 1,12:1,8:1 Berat Kg 2 m 14167,12 1338,72 12124,29 1,16:1,1:1 KESIMPULAN Dari hasil analisis teori dan perhitungan antara rangka atap baja ringan tipe pratt,howe,dan fink. Dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil desain struktur rangka atap baja ringan pada bentang 12 m menggunakan C 125.125 pada bottom chord, dan C 1.1 pada batang top chord dan web. Pada bentang 16 m menggunakan C15.15 pada bottom chord, dan C 125.125 pada top chord dan web. Pada bentang 2 m menggunakan C 2.2 pada bottom chord, dan C 15.15 pada top chord dan web. 2. Masing-masing sambungan menggunakan 2 buah sekrup self-drilling(sds) dengan d f = 4,8 mm. 3. Rangka atap baja ringan tipe fink lebih efektif dan ekonomis di bandingkan dengan menggunakan tipe atap pratt dan howe pada bentang 12 m, 16 m, dan 2 m. SARAN Adapun saran penulis sehubungan dengan judul tugas akhir ini, yaitu: 1. Sehubungan dengan banyaknya penggunaan baja ringan pada konstruksi bangunan, diharapkan adanya standar dimensi yang bervariasi untuk profil baja ringan. 2. Melihat perkembangan konstruksi baja ringan, semoga ada pembelajaran tambahan mengenai cold-formed steel agar lebih menambah wawasan mahasiswa/i. Multawalli M. 21. Stabilitas Sambungan Struktur Baja Ringan SMART FRAME Type-T Terhadap Beban Siklik Pada Rumah Sederhana Tahan Gempa, Tesis Program Pasca Sarjana. Jakarta: Universitas Gajah Mada. Nugroho, F. (214). Baja Ringan Sebagai Salah Satu Alternatif Pengganti Kayu Pada Struktur Rangka Kuda-Kuda Ditinjau dari Segi Konstruksi. Jurnal Momentum Volume 16 No.2. Oentoeng. 24. Konstruksi Baja. Yogyakarta: ANDI. Prastyawan, Irfan Yoga. 214. Studi Eksperimental Terhadap Unjuk Kerja Kuda-Kuda Baja Ringan Profil C dengan Ketebalan,75 mm. Jurnal Teknik Sipil UNTAN Volume 1, No 1. Setiawan, Agus. 28. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD. Jakarta: ERLANGGA. Sucipta, Andry., Saggaff, Anis., & Muliawan, Sutanto. 213. Analisa Pola Keruntuhan Konstruksi Rangka Atap dengan Menggunakan Profil Baja Ringan. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Volume 1, No 1. Wei-Wen Yu, Ph.D., P.E. 2. Cold Formed Steel Design. New York: John Wiley & Sons. DAFTAR PUSTAKA Badan Standarisasi Nasional. 213. Struktur Baja Canai Dingin (SNI 7971:213). Jakarta: BSN Departemen Pekerjaan Umum. 1987. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SKBI -1.3.5.3-1987). Jakarta : Yayasan Badan Penerbit PU.