BAB II KAJIAN TEORI Kerangka Teoritis 1) Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelajaran Matematika merupakan wahana yang dapat digunakan untuk

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

BAB II KAJIAN TEORI. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

BAB II KAJIAN TEORITIS. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Prediction Guide. bersama adalah cooperative learning, dalam hal ini belajar bersama

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA Kajian Teori Tinjauan Tentang Mata Pelajaran Matematika

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Daftar Terfokus

BAB II KAJIAN TEORI. berikut adalah pendapat para ahli tentang istilah tersebut.

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

BAB II KAJIAN TEORI. murid setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 1. anak setelah melakukan suatu kegiatan belajar. 2

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

BAB III METODE PENELITIAN. jumlah siswa sebanyak 31 orang. Sedangkan objek dalam penelitian ini. luas bangun datar dan volume bangun ruang.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB II KAJIAN TEORI. baik guru maupun siswa pada proses pembelajaran. Bagi guru, strategi

BAB 1 PENDAHULUAN. diberikan. Setiap anak merupakan individu yang unik, dimana masing-masing dari. menceritakan hal tersebut dengan cara yang sama.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.

BAB I PENDAHULUAN. setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Sejumlah pengalaman yang. dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan peserta didik.

BAB II LANDASAN TEORI. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Quick On The Draw. tambahan diluar kelas dan untuk menajamkan materi pengajaran.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Hakekat Kemampuan Siswa Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Desimal Pengertian Pecahan Biasa dan Pecahan Desimal

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Pengertian Belajar. Beberapa ahli dalam dunia pendidikan memberikan definisi belajar

PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan yang

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1

PENGGUNAAN ALAT PERAGA LANGSUNG PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MATERI PECAHAN SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Dari proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bidang ilmu yang diajarkan adalah matematika. Banyak sekali manfaat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. pengertian dari belajar itu sendiri. Belajar merupakan suatu. aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II HASIL BELAJAR DAN METODE DRILL. terpenting dalam pembelajaran. Menurut Nana Sudjana 1, definisi dari. dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono, 2

BAB II KAJIAN TEORI. pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar. 1

BAB II KAJIAN TEORI A. KERANGKA TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. a. Pengertian Hasil belajar Kognitif

BAB II KAJIAN TEORI. penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu. 2

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Teknik Pembelajaran Pusat Rotasi. Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh Hamzah B Uno bahwa

BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING. pendidikan dalam rangka untuk perbaikan, peningkatan dan kemajuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi permasalahan-permasalahan dan tantangan yang terjadi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

BAB II KAJIAN TEORI. aspek organism atau pribadi. 1. interaksi dengan lingkungan. 2. interaksi dengan lingkungan. 3

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Belajar. Al-qur an Al-Kahfi ayat 84. Belajar adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada setiap

BAB II KAJIAN TEORI. yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar) yang dilakukan oleh anak. 2

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam Sudjana (2008:22), hasil belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENDEKATAN SOMATIS AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB II KAJIAN TEORI. method, or series of activities to designed a particular educational goal. Jadi, dengan

BAB II KAJIAN TEORI. berlainan sesuai dengan bidang keahlian mereka masing-masing tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB II KAJIAN TEORI. mewujudkan suatu proses, seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui kemajuan-kemajuan yang telah dicapainya di dalam belajar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya. Hubungan antar individu ini membentuk kehidupan sosial.

BAB II KAJIAN TEORI. Oleh karena itu sebelum pengertian hasil belajar dibicarakan ada baiknya

Menurut Djamarah (1994) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN TEORI. ini sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa: dengan menggunakan kartu yang dipasangkan.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.

BAB II KAJIAN TEORI. dapat memberikan hasil belajar yang optimal. 1. strategi pembelajaran itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya batas dan puncak prose. kemampuan bidang lain, suatu transfer belajar.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB II KAJIAN TEORI. dan belajar dalam suasana senang serta efektif. strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang up to date.

BAB II KAJIAN TEORETIS. Menurut Silbermen strategi peran figur ( role models) merupakan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL KOOPERATIF STAD DENGAN MEDIA VIDEO

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, sikap soaial, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis 1) Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. 1 Proses belajar mengajar berlangsung dalam suatu kondisi yang dinamakan interaksi edukatif, akhir dari interaksi akan didapat hasil belajar. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Pada intinya belajar bukan sekedar mengumpulkan pengetahuan, belajar merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan prilaku. 2 Sudjana berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman 1 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta : Rineka Cipta, 2010, hlm. 2 2 Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Pendidikan, Jakarta : kencana,2008, hlm. 228.

belajarnya. Meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. 3 Hasil belajar merupakan milik siswa yang diperoleh setelah mengikuti proses belajar mengajar, baik itu berupa kemmpuan dalam menguasai materi yang telah dilakukan maupun berupa sikap atau keterampilan yang dimiliki siswa. Menurut Mujiono hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar. 4 Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa dalam menyerap bahan pengajaran dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Sedangkan hasil belajar matematika dari penelitian ini adalah kemampuan atau kompetensi yang dicapai siswa yaitu kemampuan keterampilan dan kebiasaan, pemahaman konsep, sikap serta hasil tes dengan memperkenalkan teknik polamatika setelah mengikuti proes pembelajaran. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 1) Faktor internal (dari dalam diri) yaitu kesehatan, intelegensi, bakat, minat dan motivasi serta cara belajar. 3 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung : Remaja Rodakarya, 2009, hlm. 37. 4 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Proses Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, hlm. 3.

2) Faktor eksternal (dari luar diri) yaitu faktor dari keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. 5 c. Tipe-Tipe Hasil Belajar Tipe hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yakni: 1) Tipe hasil belajar bidang kognitif Hasil belajar bidang kognitif adalah belajar di bidang penguasaan intelektual. Hasil belajar bidang kognitif ini terbagi menjadi beberapa bagian yakni : a) Tipe hasil belajar pegetahuan hafalan Cakupannya termasuk pengetahuan yang sifatnya faktual, disamping pengetahuan yang mengahasilkan hal-hal yang perlu diingat seperti peristilahan, pasal hukum, bab, ayat, rumus dan lain-lain. b) Tipe hasil belajar pemahaman Tipe hasil belajar pemahaman lebih tinggi cakupanya dari tipe hasil pengetahuan. Tipe ini memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. c) Tipe hasil belajar aplikasi. Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabtraksi suatu konsep, ide,serta rumus hukum dalam situasi yang baru. d) Tipe hasil belajar analisis. 5 Dalyono, Pisikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2009, hlm.55-60

Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integrasi belakang (kesatuan yang utuh) menjadi unsur -unsur atau bagian yang mempunyai arti atau tingkatan. e) Tipe hasil belajar sintesis Sintesis adalah lawan dari analisis. Bila pada analisis tekanan pada keanggupan menguraikan suatu integritas menjadi bagian yang bermakna, pada sintesis yang dilihat adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi integritas. f) Tipe hasil belajar evaluasi Evaluasi adalah kesanggupan memeberikan tentang sesuatu berdasarkan kriteria yang dipakainya. 2) Tipe Hasil Belajar Bidang Afektif. Bidang afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa tingkat bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar. Tingkat terebut dimulai dari yang dasar/ sederhana sampai tingkat yang kompleks: a) Kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. b) Jawaban, yaitu reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Dalam hal ini ketepatan reaksi, kepuasan dalam menjawab stimulasi dari luar yang datang kepada dirinya.

c) Penilaian yakitu berkenaan dengan nilai kepercayaan terhadap gejala atau stimulasi tadi, dalam evaluasi ini termasuk dalam kesediaan menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. d) Organisasi, yaitu pengembangan nilai dalam satu sistem organisasi termasuk menentukan hubungan atau nilai dengan nilai lainnya dan menetapkan nilai yang telah dimilikinya. e) Karakteristik nilai yaitu keterpaduan dari semua sistem nilai yang dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. 3) Tipe Belajar Bidang Psikomotor. Hasil belajar bidang psikomotor, tampak dalam bentuk keterampilan bertindak individu (seseorang). Ada lima tingkat keterampilan yang dijelaskan sebagai berikut: a) Gerakkan refleks (keterampilan pada gerakkan yang tidak sabar). b) Keterampilan pada gerakan dasar. c) Kemampuan perseptual termasuk didalamnya membedakan visual (cara melihat), auditory (cara mendengar) dan lain-lain. d) Kemampuan bidang fisik misalnya kekuatan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks. Tipe hasil belajar yang dikemukakan di atas, sebenarnya tidak berdiri sendiri, tapi selalu berhubungan satu sama lain bahkan ada dalam kebersamaan. 6 6 Nana Sudjana, Op, Cit, hlm. 22-31

2) Teknik Polamatika Polamatika adalah cara berhitung cepat dan mudah dengan mengguanakan Pola Bilangan. Untuk belajar Polamatika ini diperlukan alat bantu yang dinamakan Kolom Polamatika. Penggunaan pola bilangan ini terbukti cukup efektif untuk dipelajari siswa karena sangat mudah dan cepat. Hal ini dikarenakan siswa hanya menghafal satu pola untuk perkalian semua bilangan, siswa akan mudah mengingatnya. Pola bilangan hanya didasarkan pada kemampuan siswa untuk menghafal perkalian sampai dengan 9 x 9. Pola ini bila dikembangkan untuk menghitung perkalian digit tak terbatas. Penggunaan pola bilangan ini tidak lagi menggunakan cara simpan (seperti yang selama ini digunakan pada teknik perkalian bersusun) dan tidak juga diperlukan alat bantu hitung ( seperti pada metode lain). Seringkali siswa kesulitan dalam mengerjakan perhitungan cara simpan pada teknik perkalian bersusun dan menghafalkan penggunaan alat bantu hitung tersebut. 7 7 Ibid, hlm 2

a. Bentuk-bentuk Kolom Polamatika Perkalian, Pembagian dan Bilangan Kuadrat. a b 1 Hasil perkalian angka puluhan dengan bilangan pengali Kolom puluhan dari hasil perkalian angka satuan dengan bilangan pengali c b 2 Kolom satuan dari hasil perkalian angka satuan dengan bilangan pengali Hasil penjumlahan a dengan b 1 atau (a + b 1 ) Gambar II.1 Kolom Polamatika Perkalian Puluhan dengan Satuan a Hasil perkalian angka ratusan dengan bilangan pengali. b 1 c 1 d b 3 c 2 b 2 b 4 Kolom puluhan darinhail perkalian angka puluhan dengan bilangan pengali pengalipengali Kolom satuan dari hasil perkalian angka puluhan dengan bilangan pengali Hasil penjumlahan a dengan b 1 atau ( a+b 1 ) Hasil penggabungan c 1 dengan b 2 Kolom puluhan dari hasil perkalian angka atuan dengan bilangan pengali Kolom satuan dari hasil perkalian angka satuan dengan bilangan pengali

Hasil penjumlahan d dengan b 3 atau (d + b 3 ) Gambar II.2 Kolom Polamatika Perkalian Ratusan dengan Satuan a Hasil perkalian angka puluhan dengan bilangan pengali. b 1 c b 2 Kolom puluhan dari hasil perkalian angka satuan dengan bilangan pengali. Kolom satuan dari hasil perkalian angka satuan dengan bilangan pengali Hasil penjumlahan a dengan b 1 atau ( a+ b 1 ) Gambar 1I.3 Kolom Polamtika Perkalian Ratusan dengan Puluhan a Hasil perkalian angka ratusan dengan bilangan pengali. b 1 Kolom puluhan darinhail perkalian angka puluhan dengan bilangan pengali. c 1 d b 2 Kolom satuan dari hasil perkalian angka puluhan dengan bilangan pengali. b c 2 b 4 Hasil penjumlahan a dengan b 1 atau ( a+b 1 ) Hasil penggabungan c 1 dengan b 2 Kolom puluhan dari hasil perkalian angka atuan dengan bilangan pengali Kolom satuan dari hasil perkalian angka satuan dengan bilangan pengali

Hasil penjumlahan a dengan b 1 atau ( a+ b 1 ) Gambar 1I.4 Kolom Polamatika Pembagian Sisa pembagian a 1 : b Pemisahan angka yang dibagi a 2 Bilangan pembagian C 2 a 3 d Hasil pembagian Gambar II.5 Kolom Polamatika Bilangan Kuadrat Bilangan dasar yang dihitung ditambah dengan angka satuanya a c d 1 e b d 2 Angka di depan angka satuan dan bilangan yang dihitung Hasil perkalian a dan b atau ( a x b) Angka puluhan dari hasil kuadrat angka satuan bilangan dasar Angka satuan dari hasil kuadrat angka satuan bilangan kuadrat Hasil penjumlahan c dengan d 1 atau c + d 1

b. Langkah-langkah Polamatika Perkalian Teknik polamatika tidak hanya ditekankan pada hafalan, tetapi pada daya kreatifitas dan inovatif dari siswa untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran Matematika disekolah dasar apalagi dalam materi operasi hitung bilangan bulat baik perkalian, pembagian dan bilangan kuadrat. Cara penggunaan Polamatika di awali dari konsep perkalian. Sebelum belajar dengan Polamatika, perkalian puluhan dengan satuan harus dihafal terlebih dahulu 1) Langkah -langkah Polamatika Perkalian Puluhan dengan Satuan 1 x 2 = 2 5 x 2 = 10 9 x 2 = 18 2 x 2 = 4 6 x 2 = 12 10 x 2 = 20 3 x 2 = 6 7 x 2 = 14 4 x 2 = 8 8 x 2 = 16 Soal : 42 x 2 =. a. Langkah pertama Pisahkan angka puluhan dengan satuanya. 4 x 2 = 8 hasil 1 2 x 2 = 0 4 Kolom satuan hasil 2 Kolom puluhan b. Langkah kedua

Masukkan hasil b ke kolom b 1 (kolom puluhan) dan b 2 (kolom satuan). 8 0 a 4 b 1 b 2 c. Langkah ketiga Jumlah hasil dikolom a dan b 1, kemudian hasilnya ditulis dikolom c. 8 0 c 8 4 d. Langkah keempat Untuk melihat nilai gabungkan nilai di kolom c dan kolom b 2 Jadi hasilnya 42 x 2 = 84 2) Langkah-langkah polamatika perkalian puluhan dengan puluhan Soal : 23 x 12 = a. Langkah pertama Memisahkan angka puluhan dan satuanya.

2 3 x 12 2 x 12 = 24 ( hasil 1) 3 x 12 = 3 6 (hasil 2) b. Langkah kedua Kolom satuan Kolom puluhan Masukkan hasil 1 kekolom a dan hasil 2 kekolom b 1 untuk puluhan dan kolom b 2 untuk satuanya. 24 3 a b 1 6 b 2 c. Langkah ketiga Jumlahkan kolom a dengan b, kemudian tulis hasilnya dikolom c 24 3 c 27 6 d. Langkah keempat Untuk melihat hasilnya, gabungkan nilai dikolom c dan b 2. Maka hasilnya adalah 276. 3) Langkah-langkah polamatika perkalian ratusan dengan satuan Soal : 123 x 2 a. Langkah pertama Memisahkan angka ratusan, puluhan, dan satuanya.

1 2 3 x 2 = 1 x 2 = 2 hasil (perkalian ratusan) 2 x 2 = 0 4 hasil 2 (perkalian puluhan) 3 x 2 = 0 6 hasil 3 (perkalian satuan) b. langkah kedua Masukkan hasil 1 (perkalian ratusan) kekolom a dan hasil 2 (perkalian puluhan) kekolom b 1 (kolom puluhan) dan kolom b 2 (kolom satuan). 2 a 0 b 1 4 b 2 c. langkah ketiga Menjumlahkan nilai kolom a dengan b 1, kemudian tulis hasilnya dikolom c.gabungkan angka dikolom c dengan angka dikolom b 2 kemudian tulis hasilnya dikolom d. 2 0 c

2 24 4 d d. langkah keempat Masukkan hasil 3 (perkalian satuan) dikolom b 3 (kolom puluhan) dan kolom b 4 (kolom satuan). 2 0 2 4 24 0 b 3 e. langkah kelima 6 b 4 Jumlahkan kolom d dengan kolom b 3 atau (d + b 3 ) menulis hasilnya dikolom c 2. 2 0 2 4

24 0 c 2 24 6 f. langkah keenam Untuk melihat perkalian, gabungkan angka dikolom c 2 dengan kolom b 4 sehingga akan didapatkan hasilnya adalah 246. 4) Langkah Langkah Perkalian Ratusan dengan Puluhan Soal : 246 x 12 a. langkah pertama Memisahkan angka ratusan, puluhan dan satuannya. 2 4 6 x 12 = 2 x 12 = 24 hasil 1 (perkalian ratusan) 4 x 12 = 4 8 hasil 2 (perkalian puluhan) 5 x 12 = 6 0 hasil 3 (perkalian satuan) b. langkah kedua Masukkan hasil 1 (perkalian ratusan) dikolom a.masukkan ha sil 2 (perkalian puluhan) dikolom b 1 (kolom puluhan) dan kolom b 2 (kolom satuan). 24 a 4 b 1

8 b 2 c. langkah ketiga Menjumlahkan nilai kolom a dengan b 1, kemudian tulis hasilnya dikolom c dengan angka dikolom b 2, kemudian tulis hasilnya dikolom d. 24 4 c 28 8 d. langkah keempat Masukkan hasil 3 (perkalian satuan) dikolom b 3 (kolom puluhan) dan kolom b 4 (kolom satuan). 24 4

28 8 288 D 6 0 e. langkah kelima Menjumlahkan kolom d dengan b 3 atau (d+b 3 ) hasilnya ditulis dikolom c 2 24 4 28 8 288 d 2 6 294 0 f. langkah keenam Untuk melihat perkalian gabungkan angka dikolom c 2 dengan kolom b 4 sehingga didapatkan hasilnya adalah 2940.

Cara ini juga mudah bagi siswa karena mereka tinggal memahami pola yang sudah ada. Mereka tinggal memahami bilangan perkalian tanpa mencari, hanya diingat akan pola yang sudah ada dan mereka bisa menjawab soal dengan mudah. Polamatika ini bisa menjadi solusi supaya cepat dalam mencari jawaban dalam perkalian. Akan tetapi masih adanya ditemukan sebagian besar siswa yang lambat dalam mengerjakan operasi hitung bilangan bulat. 3) Kelebihan dan Kelemahan Teknik Polamatika Perkalian a. Kelebihan Teknik Polamatika Perkalian Dalam hal ini, teknik polamatika memiliki beberapa kelebihan dan keuntungan yang membuat penulis merujuk dan tertarik menggunakan teknik polamatika ini dalam perkalian. kelebihan yang mendasar adalah siswa tidak memerlukan bantuan alat hitung seperti sempoa, kalkulator, dan sebagainya. Lebih lanjut, kelebihan dari teknik polamatika perkalian ini, siswa akan lebih mudah untuk menghitung tanpa teknik menyimpan. b. Kelemahan Teknik Polamatika Perkalian Untuk awal pelaksanaan dari teknik polamatika ini, menggunakan banyak kolom yang membuat guru harus mempersiapkan kolom dan kertas yang lebih banyak dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakannya. Tapi apabila guru sudah mempersiapkan formatnya sedetail mungkin, tentunya akan menghemat waktu untuk mengerjakan latihan.

4) Hubungan Polamatika dengan Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran, dimana hasil tersebut diukur dalam bentuk angka atau skor hasil tes setelah proses pembelajaran. Taraf keberhasilan siswa dalam belajar sangat dipengaruhi oleh model, strategi atau metode dan teknik belajar. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika, guru harus melakukan banyak cara untuk memaksimalkan hasil belajarnya. Guru juga harus mampu menciptakan suasana belajar yang memungkinkan siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan atau hasil belajar. Ini dapat dilakukan dengan memilih teknik yang tepat dalam pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh Roestiyah bahwa teknik atau metode penyajian pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara mengajar yang mudah yang dipergunakan oleh guru atau instruktur agar pelajaran terebut lebih mudah diterima, dipahami dan diaplikasikan siswa dengan baik. 8 Teknik Polamatika adalah cara berhitung cepat dan mudah dengan menggunakan Pola Bilangan. Untuk belajar Polamatika ini diperlukan alat bantu yang dinamakan Kolom Polamatika. Dalam hal ini, Polamatika mengajak siswa untuk berinovasi dan keluar dari batasan cara berfikir tentang penyelesaian perkalian, pembagian dan pengkuadratan.. 8 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,2008,hlm1

Menurut Drajat Premadi, penggunaan pola bilangan ini terbukti cukup efektif untuk dipelajari siswa karena sangat mudah dan cepat. dengan cara menghafalkan atau Pola Bilangan untuk perkalian semua bilangan, siswa akan mudah mengingatnya. Pola bilangan ini tidak lagi menggunakan teknik penghitungan yang selama ini digunakan yaitu cara bersusun. 9 Selama ini kita ketahui masih banyak siswa kesulitan mengerjakan perhitungan cara simpan pada teknik perkalian bersusun, sehingga masih banyak siswa yang lambat dan mendapatkan nilai yang rendah dalam materi perkalian ini. Dengan adanya teknik Polamatika terbaru untuk pengerjaan hitungan perkalian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti yang sudah dijelaskan oleh Drajat Premadi siswa akan lebih mudah dan cepat dalam hitungan perkalian dengan menggunakan teknik Polamatika. Apabila siswa mudah dan cepat dalam pengerjaan hitungan perkalian secara singkat maka akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan teknik Polamatika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. B. Penelitian yang Relevan Setelah penulis membaca dan mempelajari beberapa karya ilmiah sebelumnya, unsur relevannya penelitian yang penulis laksanakan adalah sama-sama untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi yang 9 Ibid, hlm. 2

berbeda dan teknik polamatika yang berbeda yaitu teknik polamatika pengkuadratan. Adapun penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Mulyati. Univeritas Riau Pekanbaru tahun 2012 dengan judul Penerapan Teknik Polamatika Pengkuadratan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Pengkuadratan Kelas V SD Negeri 148 Pekanbaru. 10 Contoh Kolom Polamatika Bilangan Kuadrat a) Kolom Polamatika Bilangan Kuadrat a b c d 1 e d 2 Bilangan dasar yang dihitung ditambah Angka didepan dengan angka satuanya dari bilangan yang dihitung Hasil perkalian a dan b atau (a x b ) Angka puluhan dari hasil kuadrat angka satuan bilangan Angka satuan dari hasil kuadrat angka satuan bilangan dasar Hasil penjumlahan c dengan d 1 atau c + d 1 C. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah Teknik Polamatika Perkalian dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa pada materi soal cerita luas bangun datar dan volume bangun ruang pada kelas VA SD Negeri 113 Pekanbaru Kecamatan Marpoyan Damai. 10 Mulyati, Penerapan Teknik Polamatika Pengkuadratan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa pada materi Pengkuadratan kelas v SDN 148 Pekanbaru, UR,2012

D. Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan merupakan kriteria yang ditetapkan sebagai dasar untuk menentukan apakah tindakan yang dilakukan berhasil atau tidak. Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Indikator Kinerja Indikator kinerja terdiri dari aktifitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang menjadi penentu dari berhasilnya penelitian yang dilakukan. Adapun indikator tersebut terdiri dari : a. Indikator Aktivitas guru 1) Memberikan informasi perkalian dengan mengunakan teknik polamatika pada materi bangun datar dan ruang. 2) Menjelaskan perkalian puluhan dengan satuan pada teknik polamatika. a. Memisahkan angka puluhan dan satuan. Masing-masing angka kalikan dengan bilangan pengalinya untuk hasil 1 dan 2. b. Masukkan hasil 1 dikolom a dan hasil 2 dikolom b 1 untuk puluhan dan kolom b 2 untuk satuan. c. Menjumlahkan hasil kolom a dan kolom b 1 kemudian tulis hasilnya di kolom c. d. Melihat hasilnya maka gabungkan nilai dikolom dikolom c dan dikolom b 2.

3) Menjelaskan perkalian puluhan dengan puluhan pada teknik polamatika. a. Memisahkan angka puluhan dan satuannya. b. Masukkan 1 ke kolom a dan hasil 2 kekolom b 1 untuk puluhan dan kolom b 2 untuk satuannya. c. Jumlahkan kolom a dengan b, kemudian tulis hasilnya dikolom c. d. Untuk melihat hasilnya, gabungkan nilai dikolom c dan b 2. 4) Menjelaskan perkalian ratusan dengan satuan pada teknik polamatika a. Memisahkan angka ratusan, puluhan, dan satuannya. b. Masukkan hasil 1 (perkalian ratusan) kekolom a dan hasil 2 (perkalian puluhan) kekolom b 1 (kolom puluhan) dan kolom b 2 (kolom satuan). c. Menjumlahkan nilai kolom a dengan b 1, kemudian tulis hasilnya dikolom c, lalu gabungkan angka dikolom c dengan angka dikolom b 2, kemudian tulis hasilnya dikolom d. d. Masukkan hasil 3 (perkalian satuan) dikolom b 3 (kolom puluhan) dan kolom b 4 (kolom satuan). e. Jumlahkan kolom d dengan kolom b 3 atau (d + b 3 ) menulis hasilnya dikolom c 2. f. Untuk melihat perkalian, gabungkan angka dikolom c 2 dengan kolom b 4 sehingga akan didapatkan hasilnya.

5) Menjelaskan perkalian ratusan dengan puluhan pada teknik polamatika. a. Memisahkan angka ratusan, puluhan dan satuannya. b. Masukkan hasil 1 (perkalian ratusan) dikolom a.masukkan hasil 2 (perkalian puluhan) dikolom b 1 (kolom puluhan) dan kolom b 2 (kolom satuan). c. Menjumlahkan nilai kolom a dengan b 1, kemudian tulis hasilnya dikolom c dengan angka dikolom b 2, kemudian tulis hasilnya dikolom d. d. Masukkan hasil 3 (perkalian satuan) dikolom b 3 (kolom puluhan) dan kolom b 4 (kolom satuan). e. Menjumlahkan kolom d dengan b 3 atau (d+b 3 ) lalu hasilnya ditulis dikolom c 2. f. Untuk melihat perkalian, gabungkanlah angka dikolom c 2 dengan kolom b 4 sehingga didapatkan hasilnya. Yaitu siswa memperhatikan penjelasan dan tujuan dari mempelajari materi yang disampaikan. b. Indikator Aktivitas Siswa 1) Menerima informasi perkalian dengan menggunakan teknik polamatika pada materi bangun datar dan ruang. 2) Mengerti penjelasan perkalian puluhan dengan satuan pada teknik polamatika.

b. Memisahkan angka puluhan dan satuan. Masing-masing angka dikalikan dengan bilangan pengalinya untuk hasil 1 dan 2. c. Masukkan hasil 1 dikolom a dan hasil 2 dikolom b 1 untuk puluhan dan kolom b 2 untuk satuan. d. Menjumlahkan hasil kolom a dan kolom b, kemudian tulislah hasilnya di kolom c. e. Untuk melihat hasilnya, gabungkanlah nilai dikolom c dan b 2. 3) Mengerti penjelasan perkalian puluhan dengan puluhan pada teknik polamatika. a. Memisahkan angka puluhan dan satuannya. b. Masukkan 1 kekolom a dan hasil 2 kekolom b 1 untuk puluhan dan kolom b 2 untuk satuannya. c. Jumlahkan kolom a dengan b, kemudian tulis hasilnya dikolom c. d. Untuk melihat hasilnya, gabungkanlah nilai dikolom c dan b 2. 4) Mengerti penjelasan perkalian ratusan dengan satuan pada teknik polamatika a. Memisahkan angka ratusan, puluhan, dan satuannya. b. Masukkan hasil 1 ( perkalian ratusan) kekolom a dan hasil 2 (perkalian puluhan) kekolom b 1 (kolom puluhan) dan kolom b 2 (kolom satuan). c. Menjumlahkan nilai kolom a dengan b 1, kemudian tulis hasilnya dikolom c, lalu gabungkan angka dikolom c dengan angka dikolom b 2 kemudian tulis hasilnya dikolom d.

d. Masukkan hasil 3 (perkalian satuan) dikolom b 3 (kolom puluhan) dan kolom b 4 (kolom satuan). e. Jumlahkan kolom d dengan kolom b 3 atau (d + b 3 ) menulis hasilnya dikolom c 2. f. Untuk melihat perkalian, gabungkan angka dikolom c 2 dengan kolom b 4 sehingga akan didapatkan hasilnya. 5) Mengerti penjelasan perkalian ratusan dengan puluhan pada teknik polamatika. a. Memisahkan angka ratusan, puluhan dan satuanya. b. Masukkan hasil 1 (perkalian ratusan) dikolom a.masukkan ha sil 2 (perkalian puluhan) dikolom b 1 (kolom puluhan) dan kolom b 2 (kolom satuan). c. Menjumlahkan nilai kolom a dengan b 1, kemudian tulis hasilnya dikolom c dengan angka dikolom b 2, kemudian tulis hasilnya dikolom d. d. Masukkan hasil 3 (perkalian satuan) dikolom b 3 (kolom puluhan) dan kolom b 4 (kolom satuan). e. Menjumlahkan kolom d dengan b 3 atau (d+b 3 ) hasilnya ditulis dikolom c 2. f. untuk melihat perkalian gabungkan angka dikolom c 2 dengan kolom b 4 sehingga didapatkan hasilnya. 2. Indikator hasil

Indikator yang menjadi alat ukur keberhasilan penelitian ini, apabila 85 % dari jumlah siswa telah memperoleh hasil belajar 70 atau yang telah ditetapkan didalam Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM).