BAB I PENDAHULUAN. suku, ras, agama dan kebudayaan. Kemajemukan yang lahir ini justru. para generasi penerus sebagai asset bangsa.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan atas rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Belanda dengan adanya Auteurswet 1912, Staatsblad Nomor 600 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. satu kondisi yang tidak mengenal lagi batas-batas wilayah. Aspek ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana tidak setiap usaha baik dalam skala kecil, menengah, meupun

BAB I PENDAHULUAN. menentukan strategi pemberdayaan ekonomi di negaranya masing-masing.

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan inovasi-inovasi serta kreasi-kreasi yang baru dan dapat berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian World Trade Organization (WTO), membuat Indonesia harus. yang ada dalam kerangka General Agreement on Tariffs and Trade

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perlu dilindungi oleh Undang-Undang. 1

YAYASAN PAMULANGAN BEKSA SASMINTA MARDAWA. Theresiana Ani Larasati

BAB I PENDAHULUAN. terdapat berbagai macam keanekaragaman suku dan sangat kaya akan keragaman

BAB I PENDAHULUAN. budaya, baik berupa seni tradisional ataupun seni budaya yang timbul karena

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan World Trade Organization (selanjutnya disebut WTO) melalui

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat serta penelitian yang sudah. dijalani, maka dapat simpulkan :

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif di Indonesia. Konsep Ekonomi Kreatif merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Hak Cipta (UUHC) memberikan perlindungan hukum yang lebih baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. erat hubungannya. Seiring dengan berkembangnya teknologi para

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang berarti bahwa semua manusia

I. PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional, pada BAB II tentang Dasar,

BAB I PENDAHULUAN. yang didapati orang secara rasional dianggap abadi dan tetap berlaku. 1

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menurut istilah paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

EKSISTENSI SANGGAR TARI KEMBANG SORE PUSAT - YOGYAKARTA Theresiana Ani Larasati

BAB I PENDAHULUAN. Istilah Intellectual Property Rights (IPR) diartikan sebagai Hak Milik

BAB I PENDAHULUAN. Buku sebagaimana pepatah menyatakan adalah jendela dunia. Setiap isi

BAB I PENDAHULUAN. juga sastra merupakan ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta. Disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. khas yang mewakili setiap suku bangsa di Indonesia dan dapat disebut juga

BAB I PENDAHULUAN. di bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang-bidang lainnya yang

EKSPRESI KARYA SENI TRADISIONAL SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL BANGSA. Oleh: Etty S.Suhardo*

DAFTAR PUSTAKA. Afrillyanna Purba, S.H., M.H., Perlindungan Hukum Seni Batik Tradisional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah uang setiap waktu yang ditentukan. Maka dari itu, HKI akan mendorong

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai artistik dan nilai jual yang tinggi, seperti cerita wayang,

BAB I PENDAHULUAN. baik seni rupa, seni musik, teater atau tarian, baik yang bersifat tradisional

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki keragaman budaya dari berbagai daerah, yang berarti

BAB II PENGETAHUAN TRADISIONAL DALAM PENGATURAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL. Harmonisasi antara pengetahuan modern dan pengetahuan tradisional

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

GEDUNG WAYANG ORANG DI SOLO

INTISARI HAK CIPTA. UU No 28 Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perjanjian internasional tentang aspek-aspek perdagangan dari HKI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. dan pertahanan keamanan. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk. dapat dilakukan yaitu pembangunan di bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan, baik dari segi penyajian, maupun kesempatan waktu dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

MODEL PERLINDUNGAN HUKUM ATAS KARYA CIPTA MOTIF BATIK JEMBER SEBAGAI KEKAYAAN INTELEKTUAL TRADISIONAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. anonim bersama kreativitas masyarakat yang mendukungnya.

I. PENDAHULUAN. Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HKI) bukanlah hal

PENCAK SILAT GAYA BOJONG PADA PAGURON MEDALSARI DESA BOJONG KECAMATAN KARANG TENGAH DI KABUPATEN CIANJUR

I. PENDAHULUAN. yakni berbeda-beda tetapi tetap satu. Maknanya meskipun berbeda-beda namun

BAB I PENDAHULUAN. bidang industri, ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau seni. 1 Hak atas kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Ciptaan batik pada awalnya merupakan ciptaan khas bangsa Indonesia

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. Joged Mataram yang digunakan sebagai isi atau jiwanya. Joged mataram terdiri

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK CIPTA DAN PROGRAM KOMPUTER Pengertian Hak Cipta dan Dasar Hukumnya

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelompokkan manusia yang seperti ini biasanya disebut dengan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dengan budayanya di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

WALI KOTA BLITAR SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA PEMBUKAAN PEKAN BUDAYA BLITAR TAHUN 2012 SELASA, 06 NOVEMBER 2012

SANGGAR SENI TARI DAN BUDAYA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan keikutsertaan Indonesia dalam perjanjian multilateral WTO,

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini penggunaan komputer sudah memasuki hampir semua. bidang kehidupan, baik di kalangan perguruan tinggi, perkantoran,

3. Karakteristik tari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

I. PENDAHULUAN. Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya disingkat HKI) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 TARI MAKALANGAN DI SANGGAR SAKATA ANTAPANI BANDUNG

Rudy Susatyo. Yogyakarta, 8 Agustus Oleh

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

BAB I PENDAHULUAN. terbiasa untuk mengasah kemampuan dan intelektualitas pada dirinya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keanekaragaman dalam hal seni maupun budaya. Hal ini sejalan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Dari uraian hasil penelitian mengenai aspek pewarisan Tari. Klasik Gaya Yogyakarta (TKGY) yang dilakukan oleh Kraton

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan beraneka ragam seni dan budaya, hampir setiap suku

I. PENDAHULUAN. mengetahui dan mempelajarinya. Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan paduan

BAB I PENDAHULUAN. setiap etnis menebar diseluruh pelosok Negeri. Masing masing etnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Menguak Nilai Seni Tradisi Sebagai Inspirasi Penciptaan Seni Pertunjukan Pada Era Global

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

1.1 Latar Belakang Masalah Pembendaharaan gerak dalam tari Bali merupakan salah satu unsur penting. Ditinjau berdasarkan sumber gerak yang digunakan,

Perkembangan ekonomi global sekarang ini menuntut tiap-tiap negara untuk

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

Work Shop Tari Golek Menak Gaya Yogyakarta di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, 2005.

BAB I PENDAHULUAN. para pemilik bisnis baik kecil, menengah, maupun besar, benar-benar harus

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENARI TARI KLASIK GAYA SURAKARTA MELALUI PENDEKATAN APRESIASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dari Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Keanekaragaman budaya yang dipadukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan atau moto yang berarti meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan. Bentuk fisik Indonesia berupa negara kepulauan terdiri atas ribuan pulau yang dipisahkan oleh perairan luas menimbulkan keragaman suku, ras, agama dan kebudayaan. Kemajemukan yang lahir ini justru merupakan kekayaan yang patut dibanggakan oleh bangsa dan masyarakat Indonesia serta keberadaanya harus terus dipertahankan dan dilestarikan untuk para generasi penerus sebagai asset bangsa. Indonesia merupakan Negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di Indonesia. Setiap daerah memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Salah satu bentuk ciri khas kebudayaan setiap daerah di wujudkan dengan tari khas kebudayaan masing-masing setiap daerah. Dengan musik dan gerak menciptakan sebuah tarian yang menceritakan kekayaan dan keanekaragaman bangsa Indonesia. 1 Definisi tari itu sendiri adalah gerakan tubuh yang mengekspresikan getaran perasaan isi jiwa manusia yang mengandung unsur-unsur ritme atau irama. Selain daripada itu bahwa tari substansi dasarnya adalah gerakan yang ritmis dan tubuh merupakan alat 1 LSPR Student League, Perkembangan Tari Tradisional Indonesia dari Masa ke Masa, http://lspr.edu/studentleague/?project=perkembangan-tari-tradisional-indonesia-dari-masa-kemasa, diakses pada tanggal 19 Desember 2014 pukul 19.10 WIB.

2 pokok. Akan tetapi gerakan tubuh tersebut bukanlah gerak sehari-hari, melainkan gerakan-gerakan yang indah. Dan gerak yang indah ini adalah gerak yang distilir. 2 Yogyakarta dikenal sebagai kota budaya yang kaya akan seni dan kebudayaan yang sampai saat ini masih dilestarikan keberadaanya. Salah satunya adalah tarian klasik keraton Yogyakarta serta merupakan tari khas dari Yogyakarta. Tari klasik tidak hanya sebatas gerakan tubuh saja, namun terdapat makna lain di dalam setiap gerakan tarian tersebut yakni sebagai pendidikan budi pekerti. Pelajaran tari menjadi latihan batin dan kehalusan jiwa serta menyelaraskan bentuk kehidupan lahir dengan keadaan jiwa yang seimbang. Hal ini dapat dilihat ketika tarian klasik gaya Yogyakarta dibawakan oleh penari dengan gerakan yang lembut sesuai dengan irama yang mengiri tari tersebut. Tari bukanlah semata-mata performance. Ia yang berawal dari sublimasi pergulatan internal dalam diri seorang raja Jawa, kemudian bergerak menjadi pendidikan kewiraan dan budi pekerti dikalangan abdi dalem dan akhirnya menjadi pendidikan demokrasi Jawa ketika diajarkan dikhalayak luas. Kesemua ini terjadi dalam lintasan ruang dan waktu perjalanan panjang resistensi Jawa melawan penjajahan asing. Maka, makna tari boleh bergerak jauh, namun yang Jawa seyogyanya tetap lestari. 3 Tari sebagai karya seni merupakan hasil dari kemampuan intelektual manusia berupa gerakan indah 2 K.R.T. Pujaningrat, Filsafat Joged Mataram, Sarasehan Pementasan Tari Klasik Gaya Yogyakarta, Yogyakarta,23 November 2013. 3 Yayasan Siswa Among Beksa, 2012, 60 Tahun Tapak Siswa Among Beksa, PT Lendis Cipta Media Jaya, Yogyakarta, hlm. 23.

3 dipadu dengan iringan yang selaras pada setiap gerakannya. Para seniman membuat tari klasik tersebut membutuhkan waktu, tenaga bahkan tidak menutup kemungkinan biaya. Memerlukan keahlian tertentu seseorang dapat membuat tari klasik karena biasanya di setiap gerakan tari mengandung makna tertentu atau merupakan potret kehidupan manusia. Karena memerlukan waktu, tenaga dan biaya sudah sepatutnya hasil dari kemampuan intelektual manusia tersebut diapresiasi dengan memberikan perlindungan terhadapnya. Hasil dari kemampuan intelektual manusia tersebut menimbulkan hak bagi penciptanya yang disebut hak atas kekayaan intelektual. Perlindungan hak atas kekayaan intelektual pada umumnya untuk melindungi para pencipta dan produser barang dan jasa intelektual lainnya melalui pemberian hak tertentu secara terbatas untuk mengontrol penggunaan yang dilakukan produser tersebut. 4 Salah satu cabang dari kekayaan intelektual tersebut yakni hak cipta. Indonesia menempatkan ketentuan mengenai hak cipta di dalam Undang-Undang No 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta (selanjutnya disebut UUHC 2014). Hak cipta memberikan hak-hak tertentu bagi para pencipta atas ciptaannya berupa karya intelektual seperti sastra, musik, dan seni. Tari merupakan salah satu wujud karya seni sekaligus hasil dari kemampuan intelektual sehingga para penciptanya memiliki hak berupa hak cipta. Menurut Pasal 1 angka 1 UUHC 2014 definisi hak cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu 4 Suyud Margono, 2010, Hukum Hak Cipta Indonesia Teori Dan Analisis Harmonisasi Ketentuan World Trade Organization (WTO)-Trips Agreement, Ghalia Indonesia, Bogor, hlm. 24.

4 ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kelahiran suatu karya telah begitu melibatkan tenaga, waktu, dan biaya. Oleh karena adanya kegunaan atau nilai ekonomi pada suatu karya cipta, timbulah kemudian konsepsi mengenai kekayaan. Pada gilirannya, tumbuh konsepsi hukum mengenai hak dan kebutuhan untuk melindunginya. Pengembangan konsepsi hukum ini, bila dilihat dari segi usaha untuk mendorong tumbuhnya sikap dan budaya menghormati atau menghargai jirih payah atau hasil karya orang lain, memiliki arti yang penting. 5 Selain itu perlindungan dilakukan supaya pertumbuhan kreativitas manusia semakin berkembang dan mendorong para seniman lain untuk menciptakan karyakarya yang semakin baik. Hak cipta sebagai bagian dari perlindungan kekayaan intelektual memiliki hak-hak yang ditimbulkan atas kekayaan yang dimilikinya, dalam hal ini pemilik hak cipta dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum tertentu atas kekayaan yang dimilikinya. Hak-hak yang timbul dari suatu ciptaan dalam hak cipta oleh hukum diberikan secara bersamaan dengan keistimewaan-keistimewaan tertentu, yaitu hak untuk mengeksploitasi ciptaannya. 6 Perolehan hak cipta pada prinsipnya ketika ciptaan tersebut diwujudkan. Hal ini tercantum pada Pasal 1 angka 3 UUHC 2014 yang menyebutkan bahwa Ciptaan adalah hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan atas inspirasi, kemampuan, 5 Ibid, hlm. 26-27. 6 Ibid, hlm. 29.

5 pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang diekspresikan dalam bentuk nyata. Hal ini berbeda dengan karya intelektual lain yang mempersyaratkan dalam perolehan haknya melalui proses pendaftaran. Meskipun hak cipta perolehannya tanpa harus didaftarkan terlebih dahulu, namun terhadap ciptaan dapat didaftarkan. Pendaftaran yang dimaksud hanya memberikan manfaat bahwa pendaftar tetap dianggap sebagai pencipta, sampai ada pihak lain yang dapat membuktikan sebaliknya di pengadilan. Pendaftar menikmati perlindungan hukum sampai adanya putusan hakim yang berkekuatan hukum tetap yang menyatakan bahwa pihak lain (bukan pendaftar) yang menjadi pencipta. 7 Pada UUHC 2014 istilah pendaftaran diganti dengan istilah pencatatan. Tari gaya Yogyakarta pada awalnya identik dengan tari klasik, namun dalam perkembangannya tari kreasi baru dalam gerakannya menggunakan patokan-patokan yang ada di dalam tari klasik. Salah satu sanggar yang mengajarkan berbagai tari gaya Yogyakarta yakni Sanggar Wiraga Apuletan. Tari yang diajarkan selain tari klasik terdapat pula tari kreasi baru. Tari yang diajarkan di sanggar ini antara lain Tari Golek, Tari Sekar Pudyastuti, Tari Mulat Saliro, Tari Leloledhung dan lain-lain untuk putri serta Tari Kuda-Kuda, Tari Bugis, dan lain-lain untuk putra. Beberapa pengajar tari di sanggar ini menciptakan karya seni tari baik itu tari klasik maupun tari kreasi baru yang diajarkan kepada para siswa sanggar. 7 Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin, 2005, Hak Kekayaan Intelektual Dan Budaya Hukum, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm. 19.

6 Perlindungan hukum terhadap hak cipta tari gaya Yogyakarta khususnya di Sanggar Wiraga Apuletan menjadi sangat penting, karena tari-tari yang dihasilkan oleh pencipta tersebut selain memiliki manfaat ekonomis juga merupakan sebagai warisan budaya serta asset bangsa yang tak ternilai harganya. Meskipun telah dilindungi melalui UUHC 2014, namun masih terdapat kerancuan di dalam UUHC 2014 mengenai sistem perolehan hak cipta. Perolehan hak cipta bersifat deklaratif, yang berarti ciptaan dilindungi setelah berwujud nyata tidak hanya sekedar ide, imajinasi atau pikiran. Namun UUHC 2014 juga mengatur mengenai pencatatan hak cipta yang pelaksanaannya tidak diharuskan melainkan hanya anjuran yang bersifat bebas dan tidak memaksa. Pelaksanaan pencatatan dilakukan dengan tahap-tahap yang rumit dan memakan waktu lama seperti perolehan hak dengan sistem konstitutif. Hal ini menyebabkan sebagian besar para seniman yang sekaligus para pencipta kesenian tari tidak mencatatkan karyanya. Beberapa tarian di Sanggar Wiraga Apuletan yang diciptakan oleh para pengajar tari di sanggar tersebut tidak dicatatkan. Padahal meskipun hak cipta lahir ketika karyanya tersebut diwujudkan namun dengan dicatatkan ciptaanya maka pencipta memiliki bukti awal dalam kepemilikan ciptaannya sehingga perlindungannya lebih terjamin. Berdasarkan uraian latar belakang di awal, maka penulis tertarik untuk mengkaji dan mengadakan penelitian hukum mengenai Perlindungan Hukum Terhadap Hak Cipta Tari Gaya Yogyakarta Di Sanggar Wiraga Apuletan Yogyakarta.

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan perlindungan hukum terhadap hak cipta tari gaya Yogyakarta di Sanggar Wiraga Apuletan Yogyakarta berdasarkan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta? 2. Apa saja kendala pelaksanaan perlindungan hukum terhadap hak cipta tari gaya Yogyakarta di kalangan para pencipta karya seni tari gaya Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa hal mengenai tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yaitu: 1. Tujuan Subyektif Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan jenjang pendidikan Strata Satu (S-1) dalam bidang ilmu hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. 2. Tujuan Obyektif a. Untuk mengetahui pelaksanaan perlindungan hukum terhadap hak cipta tari gaya Yogyakarta di Sanggar Wiraga Apuletan Yogyakarta berdasarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. b. Untuk mengetahui kendala terhadap pelaksanaan perlindungan hukum terhadap hak cipta tari gaya Yogyakarta di kalangan para pencipta karya seni tari gaya Yogyakarta

8 c. Untuk mengetahui upaya yang dapat ditempuh bagi para pencipta karya seni tari gaya Yogyakarta di Sanggar Wiraga Apuletan Yogyakarta apabila terjadi pelanggaran hak cipta terhadap karya seni tari yang diciptakannya sehingga menyebabkan pencipta mengalami kerugian. D. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh penulis melalui media internet dan kepustakaan di perpustakaan Universitas Gadjah Mada, terdapat penulisan hukum yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis diantaranya penelitian mengenai: 1. Perlindungan Hukum Bagi Koreografer Terhadap Pengembangan Tari Angguk Gangnam Style Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) oleh Feti Oktalia di Universitas Islam Indonesia (2014) Perumusan masalah pada penelitian ini lebih kepada perlindungan hukum secara khusus pada koreografer dengan hasil karyanya yang berupa Tari Angguk Gangnam Style. 2. Tesis Perlindungan Karya Cipta Seni Tari (Studi Terhadap Konsep Dan Upaya Perlindungan Hak Cipta Seni Tari Di Kalangan Seniman Tari Yogyakarta) oleh Faza Novrisal di Universitas Diponegoro (2009) Perumusan masalah pada penelitian ini lebih kepada perlindungan hukum karya cipta seni tari para seniman Yogyakarta dan melihat pendapat dari para seniman tari di Yogyakarta mengenai pengaturan

9 perlindungan hak cipta serta upaya yang dilakukan oleh para seniman tari Yogyakarta dalam melindungi karya cipta seni tarinya. 3. Tesis Perlindungan Hukum Terhadap Tari Kreasi Baru Dalam Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2002 (Studi Kasus : Tari Kreasi Baru Di Yogyakarta) oleh Irna Nurhayati (2011) Perumusan masalah pada penelitian ini lebih kepada perlindungan hukum terhadap tari secara khusus yakni tari kreasi baru dalam Undang-Undang Nomo 19 Tahun 2002. Sementara permasalahan dalam penelitian yang dibahas oleh penulis lebih menekankan kepada perlindungan hukum terhadap hak cipta tari khususnya tari gaya Yogyakarta baik itu tari klasik maupun tari kreasi baru dengan ragam gerakan gaya Yogyakarta di Sanggar Wiraga Apuletan, kendala terhadap pelaksanaan perlindungan hukum terhadap hak cipta tari gaya Yogyakarta di kalangan para pencipta karya seni tari gaya Yogyakarta serta upaya yang dapat ditempuh bagi para pencipta karya seni tari gaya Yogyakarta di Sanggar Wiraga Apuletan Yogyakarta apabila terjadi pelanggaran hak cipta terhadap karya seni tari yang diciptakannya sehingga menyebabkan pencipta mengalami kerugian. Berdasarkan pengamatan penulis, penelitian ini secara lebih khusus belum pernah diteliti. Akan tetapi apabila ternyata pernah dilaksanakan penelitian yang sama atau sejenis, maka penelitian ini diharapkan dapat melengkapinya. E. Manfaat Penelitian

10 Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk kepentingan akademis maupun kepentingan praktis, yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, hukum dagang khususnya mengenai perlindungan hukum berkaitan dengan hak cipta serta bermanfaat bagi penelitian-penelitian ilmu hukum selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi pencipta karya seni tari dengan memberikan pengetahuan dan kejelasan yuridis tentang perlindungan hukum terhadap hak cipta serta memberikan masukan kepada para pencipta karya seni tari di Yogyakarta mengenai pentingnya kesadaran dan penegakan hukum dalam perlindungan hak cipta karya seni tari. b. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihakpihak yang terlibat dalam penentuan kebijakan HKI khususnya hak cipta karya seni tari.