BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disekolah terjadi suatu bentuk interaksi antara guru. H.C. Witherington (1952:43) mengemukakan tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sekolah didirikan untuk mengembang tugas mewujudkan inspirasiinspirasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berperan sebagai pendengar saja, ketika guru menerangkan mereka justru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tataran perencanaan organisasi umumnya mendasarkan pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang mampu. menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya.

Contoh Makalah Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB III PENYAJIAN DATA

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibu adalah sosok yang penuh pengertian, mengerti akan apa-apa yang ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar

arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada bagaimana peroses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 1

BAB IV PEMBAHASAN TEMUAN HASIL PENELITIAN. kompetensi profesional guru Pendidikan Agama Islam dalam menumbuhkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

2015 KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat membantu suatu negara dalam mencetak SDM (Sumber

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan wadah bagi individu untuk mengembangkan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam. Dalam (Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003) Selain faktor yang berada dalam diri peserta didik, untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SDLB NEGERI PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam memajukan harkat dan martabat suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhul sosial, manusia tidak akan dapat bertahan hidup sendiri. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap individu dalam setiap jenjang pendidikan yang dilalui.

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan tanpa tanggung jawab untuk keselamatan atau kebahagiaan dirinya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Karakteristik Kompetensi Profesional yang Harus Dimiliki Guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran dunia pendidikan di Indonesia untuk memberikan layanan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (knowledge and technology big bang), tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

2016 PENINGKATAN KEMAND IRIAN BELAJAR SISWA D ENGAN MENGGUNAKAN MOD EL D ISCOVERY LEARNING D ALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling berinteraksi. Melalui interaksi ini manusia dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efesien

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB II KAJIAN TEORI. tanggap, mengerti benar, pandangan, ajaran. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. belajar di sekolah. Hal ini sesuai pendapat Ahmadi (2005) yang menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Sebaliknya peserta didik juga dituntut keaktifannya dalam kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang tua, yang harus disyukuri, dijaga dan dididik agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan. dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

bidang akan tergantung pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan siswa. Pola umum ini oleh Lapp et al. (1975) diistilahkan Gaya

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

HUBUNGAN PEMBERIAN TUGAS RUMAH DENGAN HASIL BELAJAR IPS MATERI KOPERASI PADA SISWA KELAS IV SDN 14/1 SUNGAI BAUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB V PEMBAHASAN. siswa melalui ekstrakurikuler marching band di MTa Al-Ma arif. pada jam latihan marching band maupun pada jam pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penqertian Belajar Disekolah terjadi suatu bentuk interaksi antara guru dan siswa yang lazim disebut belajar dan mengajar. H.C. Witherington (1952:43) mengemukakan tentang belajar itu sebagai berikut: Suatu bentuk pertumbuhan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara tingkah laku orang yang belajar dan perubahan itu dapat dilihat sebagai suatu kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian dan penghargaan serta penerimaan. Sedangkan menurut Edward L. Walker (1973:43) mengemukakan bahwa belajar adalah: "Perubahan perbuatan sebagai akibat dari pengalaman". Pendapat di atas mengisyaratkan bahwa kesungguhan untuk melakukan berbagai aktivitas yang terkait dengan pengalaman dalam kehidupannya merupakan hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Dengan adanya aktivitas dalam pembelajaran itu diharapkan akan terjadi suatu perubahan di dalam dirinya. Perubahan yang dimaksud didapati melalui situasi pendidikan, latihan maupun pengalaman. Jadi tegasnya, akibat dari perbuatan belajar akan terjadi perubahan dibidang pengetahuan, keterampilan 8

9 dan sikap. Belajar menuntut hasil perubahan tingkah laku melalui individu dengan dunia luar melalui perantaraan belajar untuk mencapai tujuan. Terkait dengan itu maka masalah prinsip dalam melakukan perubahan harus diperhatikan. Karena prinsiplah yang menjadi dasar atau landasan untuk mencapai tujuan atau yang disebut dengan hasil. Pada dasarnya prinsip adalah merupakan pikiran yang menjadi pendukung bagi pikirannya dan merupakan suatu yang mendasari seseorang dalam mencapai apa yang menjadi tujuan belajar. Oemar Hamalik (1975:28) mengemukakan bahwa prinsipprinsip belajar itu adalah: - Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadinya hubungan saling mempengaruhi secara dinamis antara siswa dan lingkungannya. - Belajar senantiasa harus mempunyai tujuan terarah dan jelas bagi siswa, karena tujuan akan menuntutnya dalam belajar untuk mencapai harapan-harapannya. - Belajar hendaknya didasari oleh motivasi yang murni dan bersumber dari dalam diri sendiri. - Belajar harus dapat mengatasi rintangan dan hambatan secara tepat dan cepat. - Belajar merupakan bimbingan, baik dari guru/dosen atau pimpinan buku sendiri. - Jenis belajar yang paling utama ialah bentuk s berpikir kritis dan lebih baik daripada pembentukan kebiasaan mekanisme. - Cara belajar yang baik adalah dalam bentuk pemecahan masalah, misalnya melalui kerja kelompok asalkan masalah itu telah disadari bersama.

10 - Belajar memerlukan pemecahan atas hal-hal yang dipelajari, sehingga diperoleh pengertian-pengertian. - Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang sudah dipelajari dapat dikuasai. - Belajar memerlukan kemauan dan disertai dengan keinginan agar apa yang sudah ditetapkan dapat tercapai. - Belajar dianggap berhasil, apabila telah sanggup mentransferkan atau menerapkannya kedalam bidang prakteknya sehari-hari. Dari kutipan diatas dijelaskan bahwa, belajar harus mempunyai tujuan yang didasari oleh dorongan yang murni yang bersumber dari dalam diri sendiri dan dapat mengatasi rintangan, memerlukan bimbingan, berpikir secara kritis, belajar melalui pemecahan masalah serta keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai hasil dan tujuan. B. Penqertian Anak yang Menqalami Kesulitan Belajar Perkembangan anak usia sekolah sebenarnya mengalami perubahan dalam jiwanya. Pada tingkat Sekolah Dasar perubahan itu belum begitu tampak, namun setelah mereka memasuki jenjang yang lebih tinggi perubahan itu semakin nyata bila dibandingakan dari periode sebelumnya. Salah satu masalah yang sering dihadapi anak adalah masalah belajar. Masalah belajar berhubungan dengan kesulitan belajar yang dihadapi anak. Menurut H. Koestoer dan A. Hadi Suparto (1978:46-48) mengemukakan bahwa :

11 - Suatu masalah belajar itu ada kalau seorang siswa itu jelas tidak memenuhi harapan yang disyaratkan kepadanya oleh sekolah, baik harapan yang tercantum dalam tujuan formil dari kurikulum maupun harapan yang ada didalam pandangan daripada guru dan sekolah. - Suatu masalah belajar itu timbul kalau seorang siswa jelas berada dibawah taraf prilaku dari sebagian teman-temannya yang seusia, baik dalam mata pelajaran formil dan kurikulum, maupun dalam kebiasaan belajar dan perilaku yang dianggap penting oleh guru. - Suatu masalah belajar itu ada kalau seorang siswa yang dianggap mempunyai kemampuan yang tinggi, sering dianggap juga sudah mempunyai kesulitan belajar kalau mereka hanya mencapai taraf kemampuannya sendiri yang telah digunakan kepadanya. Dari kutipan di atas disimpulkan, bahwa seseorang dikatakan mengalami kesulitan belajar, bila salah satu ciri atau keseluruhan ciri berikut ini dimilikinya: - Tidak memenuhi harapan-harapan dan tidak mencapai tujuan yang disyaratkan kepadanya. - Bila tidak mencapai taraf rata-rata dari teman seusianya baik dalam pelajaran, kebiasaan dan perilaku sosial. - Jika siswa yang dianggap mempunyai kemampuan yang tinggi tetapi hanya mencapai taraf rata-rata seusianya dan tidak mencapai taraf kemampuan yang dimilikinya.

J 12 C. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Kesulitan Belajar Menurut A. Mursal H.M. Taher (1977:46), bahwa faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar itu adalah: - Unsur yang mempengaruhi sesuatu misalnya kekayaan merupakan faktor yang paling penting untuk memajukan pendidikan. - Keadaan yang mempengaruhi hasil sesuatu, serta membantu dalam menimbulkan hal-hal tertentu, misalnya bakat, watak, kemampuan dan inteligensi. Jadi faktor adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi sesuatu didalam pencapaian tujuan pendidikan. Setiap kesulitan yang dialami siswa disekolah mempunyai faktor penyebab tertentu. Apakah secara langsung maupun tidak langsung. Namun faktor tersebut mempengaruhi anak, misalnya: anak suka bolos, tentu akan mengalami kesulitan belajar kelak, dimana ia akan lebih tertinggal dari temantemannya. Dalam hal ini, faktor pribadi anak merupakan faktor yang paling kuat pengaruhnya dalam pencapaian tujuan. Beraneka ragam faktor yang dapat mempengaruhi belajar anak, dalam hal ini penulis meninjau pada garis besarnya ada dua jenis, yakni: - Faktor endogen meliputi faktor inteligensi yang rendah, bakat yang tidak sesuai, emosi yang tidak stabil.

13 - Faktor eksogen meliputi faktor sekolah, keluarga dan masyarakat. * Kedua faktor ini di dalam kehidupan sehari-hari merupakan faktor yang bersifat kompleks, di mana satu sama lainnya saling berpengaruh. - Faktor Endogen Faktor ini sangatlah memegang peranan penting dalam belajar, karena anaklah yang melakukannya serta yang mengalami proses belajar tersebut. Faktor ini selalu menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar. Dalam hal ini penulis hanya mengambil beberapa faktor penyebab secara umum tidak mengesampingkan faktor lainnya. Faktor yang penulis uraikan dalam peneilian ini mencakup: a. Faktor inteligensi rendah Dimana inteligensi adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam rangka penyelesaian sesuatu pekerjaan dalam menyesuaikan diri dengan situasi yang baru. Menurut William Stern (19876:128) tentang inteligensi adalah: "Daya upaya untuk menyesuaikan diri secara mudah dengan keadaan yang baru dengan mempergunakan. buah pikiran yang ada menurut tujuannya".

14 Inteligensi yang rendah dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan belajar, karena anak semacam ini merasakan bahwa pelajaran yang diberikan kepadanya terlalu sulit. b. Faktor lingkungan sekolah Terkadang faktor ini cukup membuat alasan siswa sebagai penyebab timbulnya kesulitan belajar di sekolah, karena siswa merasa kurang pintar didalam sekolahnya lantas mereka tidak sepenuhnya lagi memperhatikan pelajaran di sekolah. Ataupun karena guru yang terlalu kejam dan suka menghukum siswa bila tidak menyelesaikan tugasnya, maka ia akan mencari jalan keluarnya dengan tidak masuk kelas, sehingga ia akan tertinggal pelajaran dan akan mengakibatkan menurunnya prestasi anak, dengan kata lain anak akan mengalami kesulitan belajar. Faktor Eksogen Faktor eksogen pada umumnya diklasifikasikan kedalam faktor lingkungan anak. Dalam hal ini penulis akan mencoba menguraikan faktor yang berhubungan dengan lingkungan sekolah, keluarga dan lingkungan masyarakat.

15 a. Faktor sekolah Sekolah merupakan salah satu lembaga tempat anak untuk dididik secara formil. Situasi sekolah yang teratur dan sistem pengajaran yang baik akan menimbulkan rasa bahagia dan mendorong anak belajar lebih baik dan faktor yang dapat mempengaruhi belajar anak adalah: - Metode mengajar guru disekolah kurang menarik bagi anak Cara guru mengajar mempengaruhi hasil belajar anak, oleh karena itulah, setiap guru akan mengajarkan dan selalu menentukan lebih dahulu jenis metode mengajar mana yang digunakan agar bahan pelajaran yang diajarkan dapat dengan mudah diterima anak. Menurut Winarno Surakhmad mengatakan: "Bahwa didalam memilih metode yang wajar harus antara lain berpedoman pada tujuan khusus yang akan dicapainya. (Surakhmad, 1975: 54) Cara guru mengajar hendaknya dapat merangsang dan mengaktifkan siswa untuk mempelajari pelajaran tersebut dengan motivasi didalam mengajar akan membawa perhatian

16 anak, serta melatih anak untuk lebih giat belajar. Apabila seorang guru tidak menggunakan metode yang dapat menarik perhatian siswa dalam mengajar, maka perhatian anak menjadi kurang atau bosan dalam belajar, sehingga menimbulkan kesulitan belajar bagi dirinya. Kurangnya pelayanan dalam masalah anak Sekolah bertanggungjawab atas kelancaran proses pendidikan anak di sekolah, dan anak disekolah tentu mempunyai masalah sendiri yang tidak dapat pemecahannya. Untuk itu perlu adanya petugas bimbingan dan penyuluhan disekolah demi tercapainya tujuan pendidikan dan pengajaran. Menurut Djumhur mengatakan: "Sekolah tentunya mempunyai tanggung jawab yang luas didalam membantu siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar". (Djumhur, 1975: 24) Jadi dapat disimpulkan, bahwa bantuan terhadap siswa yang bermasalah sangat perlu diberikan, seperti bantuan dalam masalah belajar anak. Pihak guru juga dapat memberikan bantuan dalam permasalahan anak.

17 terutama didalam mata pelajaran yang diberikannya. Dengan adanya faktor pelayanan terhadap masalah sianak, namun sebaliknya bila pelayanan terhadap permasalahan sianak tidak berjalan baik akan menimbulkan kesulitan belajar anak yang lebih kompleks. - Keadaan sekolah yang tidak menyenangkan Situasi dan lingkungan sekolah turut menentukan kesuksesan belajar anak. Untuk ini pihak sekolah dapat memperhatikan hal-hal yang mungkin mempengaruhi proses belajar anak seperti: 1. Letak ruangan yang tidak cukup mendapat cahaya. 2. Kurangnya kebersihan dan keindahan sekolah. 3. Fasilitas dan peraturan sekolah yang kurang cukup lengkap. 4. Disiplin dan peraturan sekolah yang kurang baik. Faktor keluarga Keluarga merupakan lembaga yang terkecil dalam masyarakat, namun fungsi dan peranannya terhadap proses belajar anak sangat besar

18 pengaruhnya. Sebab keluarga merupakan sumber dan dasar utama bagi kehidupan anak seperti yang dikemukakan I.P. Simanjuntak (1970:1), bahwa: Keluargalah tempat dasar utama daripada kepribadian manusia muda itu, kalau pola ini salah pengembangannya, salah pemberian materinya pada saat permulaan itu mulai membangun dirinya menjadi seorang yang berkepribadian, maka besar kemungkinannya ia kelak menjadi seorang yang menyesali hari depannya. Kutipan di atas menekankan bahwa, pengaruh pendidikan yang diberikan keluarga atas diri anak, baik berupa perbuatan, tindakan ataupun usaha akan turut menentukan pembentukan pribadi anak kelak. Jadi pendidikan anak atau keluarga turut mempengaruhi belajar anak, jika anak dibiasakan belajar dengan disiplin, tentu hal ini akan membawa kesekolah. Sebaliknya, bila anak sama sekali tidak diperhatikan, tentu mempengaruhi baik dalam sikap juga pelajaran anak. Keluarga haruslah memperhatikan perkembangan anak didik kearah yang baik. Mengingat pola perkembangan anak sejak kecil hingga dewasanya lebih banyak berada didalam keluarga, maka para orang tua harus

19 menyadari tugas dan tanggungjawab sebagai seorang pendidik yang utama dan yang pertama bagi anak. Pengaruh kasih sayang terlampau berlebihan diberikan kepada anak akan dapat pula mengakibatkan hal yang tidak baik pula bagi anak. Jadi jelaslah, bahwa peranan dan pengaruh kasih sayang orang tua sangat memegang peranan penting dalam perkembangan diri anak. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 35 yang artinya: "(Ingatlah), ketika istri Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya akan menazarkan kepada engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu, terimalah (nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Menghimbau". Kebijaksanaan dan kesabaran orang tua menjadi keberhasilan didalam pendidikan. Jadi dapatlah diambil kesimpulan bahwa, beberapa faktor yang terdapat didalam keluarga yang dapat mempengaruhi belajar anak adalah: - Kasih sayang orang tua. - Pengawasan dan perhatian orang tua kepada anaknya.

20 - Situasi keluarga yang kurang harmonis. - Bantuan dan bimbingan orang tua. - Tingkat taraf kehidupan ekonomi. Jadi kesimpulannya bahwa, tanggungjawab orang tua sangat penting didalam hal yang berhubungan dengan belajar anak, baik dirumah maupun sekolah.. Faktor lingkungan masyarakat Masyarakat juga memegang peran penting dalam perkembangan anak, sebab masyarakat memberi pengaruh terhadap anak. Karena dalam masyarakat anak bergaul dengan teman-temannya memperoleh contoh dan pengaruh dari masyarakat. Beberapa hal yang dapat memberi pengaruh dari masyarakat. Beberapa hal yang dapat memberi pengaruh dari masyarakat yang bersifat negatif adalah: - Taraf sosial dan ekonomi masyarakat. - Kecenderungan yang tidak baik dilakukan oleh golongan-golongan pemuda. - Mass media yang terbit dalam masyarakat yang dijumpai didalam masyarakat tersebut juga memperhatikan dari nilainilai psikologi.

21 Sesuai dengan tanggung jawab digariskan dalam pendidikan, bahwa antara sekolah, keluarga dan masyarakt merupakan suatu ikatan kerjasama yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pendidikan. Maka bantuan dan partisipasi dari ketiga faktor ini sangat diperlukan dalam mengatasi segala kesulitan guna mencapai tujuan. Sebaliknya, apabila ketiga faktor ini tidak dapat berpartisipasi dan memberikan bantuannya dalam proses pendidikan anak, sehingga kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak akan lebih mendalam atau lebih kompleks lagi. D. Kesulitan Belajar di SMK Bunut Pada umumnya, jenis-jenis masalah atau kesulitan belajar yang dialami siswa di SMK Bunut sangat banyak dan kompleks, yakni masalah belajar dan pendidikan, pekerjaan, penggunaan waktu senggang, sosial dan masalah yang berhubungan dengan pribadi. Dalcim masalah kesulitan belajar ini siswa merasakan kesulitan dalam menghadapi kegiatan belajar, misalnya kesulitan dalam membagi waktu belajar, memilih materi yang sesuai, dalam menggunakan waktu, mempersiapkan ujian, belajar sendiri, belajar berkelompok, kesulitan dalam menerima pelajaran dan mengerjakan tugas-tugas serta

22 pekerjaan rumah dan lain sebagainya. Kesulitan-kesulitan tersebut akan diuraikan satu-persatu, sebagai berikut: a. Kesulitan dalam membagi waktu belajar Para siswa di SMK Bunut berdasarkan pengamatan masih sangat mudah dipengaruhi oleh teman-temannya, sehingga banyak waktu digunakan untuk bermain dan akibatnya yang yang seharusnya digunakan untuk belajar lebih banyak digunakan untuk bermain, Selain itu anak belum dapat mendisiplinkan waktunya untuk membedakan kapan waktunya belajar, beristirahat dan waktu bermain sehingga waktu belajar tidak mereka manfaatkan sebaik-baiknya. Demikian pula dalam pembagian waktu yang digunakan untuk mengulang/menghafal suatu pelajaran, kadangkala mereka mau menghafal berjam-jam, terutama sekali waktu mau menjelang ujian, padahal perlakuan yang demikian kurang tepat karena lebih baik mengulang/menghafal suatu pelajaran berulang-ulang beberapa kali daripada satu kali dalam beberapa jam. b. Kesulitan dalam memilih materi yang sesuai Para siswa di SMK Bunut belum jelas mengetahui bakat maupun minatnya, sehingga materi pelajaran mana yang cocok baginya belum cukup jelas diketahuinya terutama mengenai minatnya masing-

23 masing, mungkin karena pengaruh temannya ataupun pengaruh keadaan situasi, sedangkan kemampuan tidak sanggup. Demikian pula dari suatu materi pelajaran belum mengetahui mana bahan-bahan pelajaran tersebut yang merupakan inti yang harus diingat benar-benar terutama hal ini bila guru-guru menyampaikan suatu bahan tertentu tidak membuat ringkasan dari bahan pelajaran tersebut. Kesulitan dalam menggunakan buku Parasiswa di SMK Bunut bila tidak diberi bimbingan secepatnya, bagaimana cara-cara menggunakan buku, terutama yang mencakup bagian mana yang merupakan pelengkap, ini juga akan merupakan kesulitan. Selain itu lebih khusus lagi dalam memahami apa yang terkandung dalam bab demi bab, pasal demi pasal bahkan alinea demi alinea adalah sukar bagi mereka. Mereka juga kesulitan memperoleh literatur-literatur bacaan dari suatu mata pelajaran tertentu bilamana tidak dapat petunjuk-petunjuk yang tepat dari guru. Kesulitan dalam mempersiapkan ujian : 5t Para siswa di SMK Bunut, hanya belajar ketika menjelang ujian, sehingga bahan pelajaran yang

24 penting yang sebenarnya harus diingat guna persiapan ujian tidak dipahaminya sebaik mungkin. e. Kesulitan dalam belajar sendiri Kesulitan ini disebabkan karena catatan yang kurang jelas/lengkap, hal ini banyak menyebabkan kesulitan belajar sendiri bagi seseorang. Maka untuk mengatasi hal ini sebaiknya murid belajar berkelompok agar mereka dapat saling melengkapi dalam belajarnya. ; f. Kesulitan dalam belajar berkelompok Belajar dalam kelompok sangat banyak manfaatnya, tetapi kadangkala ada juga keburukannya. Bilamana suatu kelompok belajar murid jumlahnya terlalu banyak atau pemimpin kelompok tidak dapat menghidupkan kelompok belajar ataupun lainnya, maka akan menimbulkan kesulitan belajar bagi masingmasing siswa. Demikian pula apabila dalam suatu kelompok ada seorang siswa yang terasing dari kelompok tersebut, sehingga ini merupakan suatu kesulitan bagi murid tersebut dalam belajar berkelompok. u^.: -^' g. Kesulitan dalam menerima pelajaran Kesulitan dalam menerima pelajaran ini ditimbulkan oleh beberapa hal diantaranya perhatian

25 siswa dalam menerima pelajaran kurang terpusat oleh karena keadaan dirinya seperti suasana ribut, panas dan kadangkala ia mungkin dendam kepada gurunya atau bermusuhan dengan gurunya yang memberikan bahan pelajaran tersebut, yang akhirnya ia sulit menerima pelajarannya. Kesulitan dalam mengerjakan tugas serta pekerjaan rumah Kesulitan seperti ini timbul dan dialami oleh siswa di SMK Bunut yang dimungkinkan oleh beberapa hal di antaranya mungkin karena tugas itu tidak dipahaminya, terlalu sukar atau ada bagian dari tugas itu yang tidak dapat dihubungkannya dengan bagian-bagian lainnya ataupun karena tugas tersebut terlalu banyak, sehingga menimbulkan kebosanan siswa dalam mengerjakannya, terutama membuat karangankarangan atau mengerjakan tugas pelajaran. Masalah kesulitan belajar adalah merupakan masalah yang sangat menonjol yang dialami oleh siswa di SMK Bunut. Apabila masalah ini tidak secepatnya diperbaiki, maka akan cenderung mengakibatkan kegagalan bagi siswa. Oleh karena itu siswa hendaknya mendapat perhatian dan pengarahan dari guru pembimbing dalam memperbaiki dan memecahkan

26 kesulitan tersebut. Meskipun siswa menyadari bahwa ia mengalami kesulitan belajar, namun siswa tersebut menganggap remeh dan sama sekali tidak berusaha menghilangkan dan memperbaikinya. Guru pembimbing merupakan faktor yang utama dalam usaha tersebut, maksudnya guru pembimbing harus berusaha agar dapat menolong siswa untuk menemukan solusi dalam mengatasi kesukaran didalam belajarnya Di sinilah peranan pembimbing yang tugasnya mencakup segala masalah pendidikan disekolah. Dalam hal ini, usaha yang baik diberikan guru pembimbing ialah memberikan bimbingan belajar, karena bimbingan belajar tindakan-tindakan didalam usaha mencapai tujuan yang diharapkan akan lebih baik.