BAB IV KONSEP PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN E-NET AND GAMEDEV CORE DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

sesuatu yang bergerak atau berkembang kreatif menemukan bentuk visualisasinya dan memiliki ekspresi -ekspresi bebas ekspresif.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

dan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud rancangan sebagai tempat pemasaran dan wisata berdasarkan kontinuitas antar ruang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB III KONSEP. Konsep edukasi pada redisain galeri Saptohoedojo ini ditekankan pada

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

Bab V Konsep Perancangan

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT INFORMASI DAN PELAYANAN TERPADU ANAK USIA DINI DI YOGYAKARTA

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI. KONSEP DESAIN MUSEUM dan PUSAT PELATIHAN BENCANA di YOGYAKARTA

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

AKADEMI SEPAKBOLA INDONESIA KONSEP EKSTERIOR

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API TAMBUN BEKASI

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu:

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dan juga tarian Swan Lake, maka tahap berikutnya adalah menerapkan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Fire Extinguisher. Samisse Hydrant Hydrant

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

Transkripsi:

BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Filosofi Dalam dunia fotografi terdapat sebuah konsep pemotretan mengenai kekontinuitasan foto. Yaitu merupakan rangkaian foto yang membentuk sebuah alur cerita, dimana satu adegan akan berada di dalam satu frame. Di dalam rangkaian panel foto tersebut, akan terstimulasi mengenai waktu dan gerak. Kekontinuitasan gambar tersebut disesuaikan dengan komposisi gambar dalam berbagai sudut arah kamera. Pada sebuah karya foto yang berhasil menciptakan sebuah rangkaian cerita, akan memunculkan sebuah sensasi dari pengamat. Bahkan terkadang, hal tersebut juga dapat membangkitkan emosional dari diri seseorang. Hal itu terjadi berdasarkan dari setiap detail pixel-pixel di dalam karya fotografi tersebut. Di dalam arsitektur, panel tersebut dapat diasumsikan sebagai sebuah ruangan. Dimana diambil dari konsep klise dari sebuah gambar bercerita atau framing time tadi. Konsep tersebut diterapkan pada kekontinuitasan ruang yang mana hal itu berguna untuk mengarahkan alur perilaku pengunjung di dalam bangunan. Framing time juga diterapkan untuk menata fungsi ruang, agar hubungan antar ruang dapat disesuaikan dengan waktu kegiatan yang diwadahi dalam bangunan tersebut. Dimana dalam tiap-tiap ruang tersebut nantinya akan memiliki ekspresi ruang sendiri-sendiri, dimana hal tersebut akan menggambarkan seperti sekuen gambar pada karya fotografi yang kontinu. Gambar 4.1. Klise Foto Bercerita Sumber: http://2.bp.blogspot.com/-vegkgsfrjku/vvjindcjdri/aaaaaaaadmq/ pv1ndvfwzvq/s1600/bw%2bklise.jpg (diakses pada 25 Mei 2016, pukul 13:01) 116

4.2. Konsep Arsitektur 4.2.1. Konsep Bentuk Massa Bangunan sesuai dengan Penekanan pada Continuous Space - Bentuk massa bangunan yang dipilih ialah bentuk tidak teratur, dimana bentuk tersebut dirasa tidak kaku dan tetap dinamis. Kedinamisan bentuk sangat dicari pada perencanaan bangunan pusat komunitas fotografi yang merupakan bangunan komunitas publik. Kekakuan akan menimbulkan impresi yang kaku pula terhadap jiwa bangunan itu sendiri. Padahal fungsi bangunan ini adalah mewadahi orang-orang yang berjiwa seni, dalam hal ini seni fotografi. Sehingga perlu dibuat sebuah bangunan yang memiliki kedinamisan bentuk dan atraktif. Hal itu akan membentuk sebuah impresi yang unik. - Bentuk massa bangunan tidak teratur tersebut diciptakan pula dengan membuat taman pada atap bangunan. Hal tersebut akan digunakan sebagai alternatif ruang publik. Selain itu, hal tersebut juga berguna untuk mendukung kawasan sebagai kawasan penghijauan. Gambar 4.2. Contoh Bentuk Massa Bangunan 1 Sumber: http://aida-architecture.blogspot.co.id/2015/06/design-loft-byweissmanfredi.html (diakses pada 24 Mei 2016, pukul 09:57) 117

Gambar 4.3. Contoh Bentuk Massa Bangunan 2 Sumber: http://joelsandersarchitect.com/project/youth-development-center-2/ (diakses pada 24 Mei 2016, pukul 09:59) - Kekontinuitasan ruang dengan bentuk massa yang tidak teratur tetap akan tercipta dengan penggunaan elemen estetika keseimbangan, serta elemen-elemen visual yang menciptakan kekontinuitasan visual yang akan berdampak pada kekontinuitasan ruang. Misalnya dengan memberikan irama pada bangunan dengan pengulangan garis, bentuk, wujud, atau warna yang secara harmonis dan teratur. - Meskipun dengan bentuk yang tidak beraturan, dalam hal ini yang dimaksudkan yaitu tidak simetris, dengan pengorganisasian ruang dan sirkulasi yang baik, tetap akan menciptakan sekuen-sekuen menarik dan terciptalah sebuah kekontinuitasan ruang. - Keefektifan ruang akan tetap terjaga baik ketika komposisi penggabungan bentuk yang dipilih sesuai dan baik. Yang mana komposisi yang baik tersebut akan memberikan kontekstual yang baik pula pada bangunan. - Berdasarkan zonasi, tata massa bangunan akan dikelompokkan berdasarkan kepentingan ruang, yaitu publik semi publik dan privat. Dimana tiap-tiap massa bangunan tersebut nantinya akan memberikan gambaran mengenai zoning terhadap hirarki masing- 118

masing ruang itu. Dan pemecahan massa bangunan yang dibagi menjadi beberapa massa tersebut membantu untuk menyesuaikan karakter teknis ruang, sehingga kenyamanan fungsi dan keamanan bangunan tetap terjaga. Gambar 4.4. Konsep Zonasi pada Bangunan Sumber: Analisis Pribadi Gambar 4.5. Contoh Zonasi pada Bangunan Massa Utama Sumber: http://aida-architecture.blogspot.co.id/2015/06/design-loft-byweissmanfredi.html (diakses pada 24 Mei 2016, pukul 10:50) 4.2.2. Konsep Tampilan Bangunan sesuai dengan Penekanan pada Continuous Space - Pemilihan warna berdasarkan penekanan pada kekontinuitasan ruang yaitu adalah warna netral seperti hitam, putih, abu-abu, dan coklat. Warna monokromatik akan memperlihatkan sebuah 119

kontinuitas komposisi yang baik. Dimana warna hitam dan abuabu merupakan warna yang baik sebagai aksen. - Pemakaian perbedaan tekstur antara halus dan kasar juga dapat dibuat sebuah komposisi yang baik untuk tampilan bangunan. Hal itu didukung dengan pemakaian material bangunan seperti baja, kayu, kaca, dan batu bata, dimana tekstur antara satu material dengan material yang lain berbeda-beda. Gambar 4.6. Contoh Penggunaan Material Baja Kombinasi Kaca dan Batu Bata Merah Ekspos dengan Lantai Plesteran Sumber: http://www.biennalejogja.org/2013/wp-content/uploads/2013/11/fotovenue-sarang-building-upload-480x300.jpg (diakses pada 21 Maret 2016, pukul 17:57) Gambar 4.7. Contoh Penggunaan Material Beton Ekspos dengan Tekstur Alami Sumber: http://www.sarangbuilding.com/admin/kcfinder/upload/images/ LindaSormin_Working_at_SaRang_2014.jpg (diakses pada 21 Maret 2016, pukul 17:50) 120

4.2.3. Konsep Ruang Luar sesuai dengan Penekanan pada Continuous Space - Berdasarkan analisis dari aksesibilitas, maka pintu masuk berada di sisi Timur tapak pada bagian Utara. Sedangkan pintu keluar berada di sisi Timur bagian Selatan. Perbedaan antara pintu masuk dan pintu keluar ini menciptakan suatu kekontinuitasan ruang pada bagian entrance. Gambar 4.8. Sirkulasi Bangunan Terpilih Sumber: Analisis Penulis - Berdasarkan view keluar bangunan, view-view di sekitar site yang bisa dieksplor merupakan sisi pada bagian Barat dan Utara tapak karena berbatasan langsung dengan jalan utama yaitu Jalan Batikan dan Jalan Babaran. Namun potensi view tersebut juga tidak begitu menarik mengingat bangunan sekitarnya merupakan komplek-komplek perumahan. Sehingga pada perancangan bangunan pusat fotografi ini, view akan diciptakan ke ruang publik (outdoor) yang terletak di tengah bangunan, dimana kontinuitas visual dapat tercipta dengan penggunaan kaca pada sisi bangunan. 121

Gambar 4.9. Rencana View pada Bangunan Sumber: Analisis Penulis - Penambahan tata vegetasi pada sisi-sisi tapak akan berpengaruh pada performa bangunan. Tata vegetasi tersebut juga berguna demi menjaga bangunan sebagai peredam kebisingan, sebagai naungan bangunan untuk melindungi bangunan dari cuaca ekstrim. Pemakaian tata vegetasi juga digunakan sebagai elemen desain pembentuk ruang. Gambar 4.10. Contoh Penggunaan Vegetasi sebagai Pelingkup Bangunan Sumber: http://sabinebvogel.at/wp/wp-content/uploads/2013/12/sarang2.jpg (diakses pada 21 Maret 2016, pukul 17:45) 122

- Tata lansekap yang dipilih untuk pusat komunitas fotografi ini adalah lansekap tersebar. Kesesuaian konteks vegetasi yang tersebar tersebut dengan ruang yang kontinu yaitu dengan menggunakan vegetasi yang tersebar akan tercipta kontinuitas visual dari adanya vegetasi. Dan hal itu juga untuk mendukung kawasan tapak yang merupakan kawasan penghijauan. Sebagai pusat komunitas, ruang di luar bangunan akan menjadi ruang terbuka publik yang berguna sebagai pemicu interaksi. Dan dengan demikian, kekontinuitasan antara bangunan dan ruang tebuka publik itupun akan lebih mudah tercipta. Gambar 4.11. Contoh Konsep Ruang Luar pada Bangunan Sumber: http://joelsandersarchitect.com/project/youth-development-center-2/ (diakses pada 24 Mei 2016, pukul 11:26) 4.2.4. Konsep Ruang Dalam sesuai dengan Penekanan pada Continuous Space - Sirkulasi yang digunakan pada massa bangunan adalah pola linear, dimana pola tersebut akan menciptakan framing time dari ruang-ruang yang dilalui. Pola linear tidak hanya jalur yang arahnya hanya lurus saja, namun pola ini juga dapat berbentuk jalur lain, bercabang, atau bahkan membentuk sebuah putaran balik. - Di dalam tata ruang dalam, pola ruang yang ada dibuat sedemikian rupa menjadi seperti open plan. Dimana tetap ada 123

batas yang membatasi namun sifatnya tidak masif. Pemakaian material-material kaca ataupun vegetasi akan digunakan sebagai pembatas ruang. Gambar 4.12. Contoh Konsep Ruang Dalam pada Bangunan Sumber: http://aida-architecture.blogspot.co.id/2015/06/design-loft-byweissmanfredi.html (diakses pada 24 Mei 2016, pukul 11:28) 4.3. Konsep Sistem Bangunan 4.3.1. Konsep Struktur Bangunan sesuai dengan Penekanan pada Continuous Space - Struktur pada bagian atap menggunakan atap dak dengan konstruksi menggunakan bahan beton bertulang pada umumnya. Hal itu berguna sebagai tambahan ruang yang dijadikan taman, agar pengunjung dapat berinteraksi. Sehingga kekontinuitasan antara bangunan dan alam pun tetap tercipta. - Struktur pada badan bangunan menggunakan tipe struktur rigid frame. Hal itu dikarenakan oleh bangunan masih termasuk tipe sederhana dengan bentang yang masih dikatakan normal. Struktur rangka kaku (rigid frame) tersebut merupakan struktur yang terdiri dari elemen-elemen linier, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan. 124

- Pada struktur pondasi, perencanaan bangunan pusat komunitas fotografi ini nantinya menggunakan pondasi dangkal jenis pondasi menerus. 4.3.2. Konsep Pencahayaan Bangunan sesuai dengan Penekanan pada Continuous Space - Pencahayaan yang digunakan pada pusat komunitas fotografi ini yaitu kombinasi antara pencahayaan alami dan buatan. Dimana pencahayaan buatan dilakukan di tempat-tempat yang membutuhkan pengaturan cahaya tersendiri seperti di dalam studio foto. Sedangkan pencahayaan alami akan dimaksimalkan pada tiap-tiap ruang yang tidak memiliki dampak berlebih. Gambar 4.13. Contoh Penggunaan Pencahayaan Alami pada Bangunan Sumber: http://citraraya.com/wp-content/uploads/2015/12/ca1.jpg (diakses pada 24 Mei 2016, pukul 11:33) 125

Gambar 4.14. Contoh Penggunaan Pencahayaan Buatan pada Bangunan Sumber: http://www.blogto.com/listings/gallery/upload/2007/10/ 20071017_pikto.jpg (diakses pada 24 Mei 2016, pukul 11:35) 4.3.3. Konsep Utilitas pada Bangunan sesuai dengan Penekanan pada Continuous Space - Penghawaan yang digunakan pada bangunan yaitu penghawaan alami dan buatan. beberapa ruang membutuhkan penghawaan alami baik dengan sistem cross ventilation dan stack ventilation. Namun ruang-ruang yang memiliki tuntuntan tertutup seperti studio foto, akan menggunakan penghawaan buatan yaitu AC. Gambar 4.15. Contoh Penghawaan Alami pada Bangunan Sumber: http://www.sarangbuilding.com/admin/kcfinder/upload/images/ LindaSormin_Working_at_SaRang_2014.jpg (diakses pada 21 Maret 2016, pukul 17:50) 126

- Jaringan listrik yang digunakan yaitu berasal dari PLN sebagai sumber listrik yang utama. Namun juga didukung dengan keberadaan genset jika listrik dari PLN padam. - Jaringan air bersih yang digunakan untuk pusat komunitas fotografi ini yaitu berasal dari PAM. Hal tersebut karena penggunaan air di dalam pusat komunitas fotografi tersebut tidak terlalu banyak, yaitu untuk kebutuhan lavatory dan cafetaria. - Pada sistem drainase yang berasal dari atap, akan disalurkan melalui talang menuju ke sumur resapan yang berada di luar bangunan. Dimana air tersebut nantinya akan disalurkan kembali untuk terhubung pada riol kota. - Limbah air kotor yang berasal dari kamar mandi dan wastafel akan diarahkan menuju prosesnya masing-masing yaitu septiktank, bak air kontrol, dan bak penangkap lemak. Berdasarkan bagian keenam rencana sistem pengelolaan air limbah pasal 27 ayat 2, tapak yang merupakan kawasan Umbulharjo blok M1 Pandeyan Sub BWP M Umbulharjo, sistem pembuangan limbah setempat diarahkan dengan penggunaan septiktank komunal. - Gambar 4.16. Sistem Utilitas pada Bangunan Sumber: Analisis Pribadi - Sistem jaringan komunikasi yang digunakan pada bangunan pusat komunitas fotografi nantinya adalah jaringan telepon dan 127

internet. Yang mana jaringan telepon tersebut dibuat dengan menggunakan nomor telepon dari induk yang memungkinkan operator akan menjawab segala telepon yang akan masuk. Kemudian untuk di dalam pusat komunitas fotografi itu sendiri akan menggunakan nomor-nomor ekstansi sehingga memungkinkan untuk dapat saling berkomunikasi antara ruang yang satu dengan ruang yang lainnya. Sedangkan untuk jaringan internet menggunakan server sebagai induk utama, yang kemudian akan menggunakan router untuk dibagikan sinyal wifi ke seluruh penjuru pada pusat komunitas fotografi tersebut. - Jaringan tata suara yang digunakan pusat komunitas fotografi tersebut yaitu speaker aktif dan ceiling speakers. - Sistem fire protection yang digunakan pada pusat komunitas fotografi ini yaitu fire protection seperti pada umumnya, yaitu terdiri atas fire detector, fire alarm, halon, hydrant-box, sprinkler, dan portable fire.extinguisher. Dimana tiap-tiap house rack hendaknya diletakkan setiap 30m. - Halon merupakan fire protection yang penting di dalam pusat komunitas fotografi ini. - Selain itu untuk menghindari terjadinya kebakaran pada bangunan, dapat dibuat suatu upaya pencegahan kebakaran yaitu dengan cara mengatur jarak antar bangunan dengan cara menaati peraturan bangunan yang berlaku seperti sempadan jalan; mengadakan perlengkapan pencegahan yang diadakan secara khusus untuk mencegah terjadinya kebakaran, dengan menggunakan cctv; pemilihan bahan bangunan yang baik; Isolasi terhadap api, dengan cara menyediakan tangga darurat, dengan pintu keluar yang langsung menuju ruang terbuka. - Sebuah bangunan gedung pusat komunitas fotografi ini menggunakan alat penangkal petir yang dipasang pada atap 128

atau puncak bangunan. Yang kemudian dihubungkan dengan kabel tembaga menuju tanah pada dasar bangunan (grounding/ arde). - Sistem keamanan yang dapat digunakan dalam pusat komunitas fotografi tersebut yaitu dengan adanya penjagaan dari tim pengamanan (satpam); penggunaan cctv sebagai kamera keamanan yang dapat mengawasi segala aktivitas yang terjadi di dalam bangunan pusat komunitas fotografi tersebut; penggunaan alat keamanan lebih seperti jendela anti maling dan pintu berkode. 129