BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. mengenai barang ataupun jasa-jasa. (Sobri, 2001:2 dalam Yuliarmi, 2006:5).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. negara atau lintas negara yang mencakup ekspor dan impor. Tambunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. (pembelian barang-barang modal) meliputi penambahan stok modal atau barang

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

Jenis Arus dana Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian Perdagangan Internasional

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

Universitas Bina Darma

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang paling umum adalah berupa perdagangan atau transaksi barang.

Perekonomian Indonesia

Bab 10 Pasar Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kebutuhannya sendiri tanpa mengimpor barang dan jasa dari negara lain.

NERACA PEMBAYARAN ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

BABI PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. tidaknya pembangunan ekonomi adalah dengan menentukan besarnya Produk

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. menukar yang didasarkan atas kehendak suka rela dari masing-masing pihak.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong

Materi 3 NERACA PEMBAYARAN. 1

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

PENGARUH EKSPOR, IMPOR DAN KURS TERHADAP CADANGAN DEVISA NASIONAL PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA. Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

TEORI KEUANGAN INTERNASIONAL. Makalah Bisnis Internasional. Dosen Pengampu: Dian Perwitasari, S. Ak, M. Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitan atau relevansi dengan penelitian yang sedang di teliti oleh peneliti.

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

February 09, 2010 KLASIFIKASI KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. yang didasarkan atas kehendak sukarela dari masing-masing pihak.

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan

EKONOMI INTERNASIONAL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

Perekonomian Indonesia

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. diambil dari mata uang India Rupee. Sebelumnya di daerah yang sekarang disebut

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Konsep dan Teori Perdagangan Internasional

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

MAKALAH NERACA PEMBAYARAN. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia Yang Dibina Oleh Ibu Dra. Sudarti, M.Si.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS P ENELITIAN

ANALISIS PENGARUH INFLASI, KURS DOLLAR AMERIKA, SUKU BUNGA KREDIT DAN UTANG LUAR NEGERI TERHADAP CADANGAN DEVISA INDONESIA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

BAB II LANDASAN TEORI

9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB II URAIAN TEORTIS

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. NILAI TUKAR DAN NERACA PEMBAYARAN MEET-11

Transaksi NPI terdiri dari transaksi berjalan, transaksi modal dan finansial.

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori perdagangan internasional Perdagangan Internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-jasa. (Sobri, 2001:2 dalam Yuliarmi, 2006:5). Tambunan (2001:1), mendefinisikan perdagangan internasional sebagai perdagangan antar atau lintas negara, yang mencakup ekspor dan impor. Perdagangan internasional dibagi menjadi dua katagori, yakni perdagangan barang (fisik) dan perdagangan jasa. Perdagangan jasa antara lain terdiri dari biaya transportasi, perjalanan (travel), asuransi, pembayaran bunga dan remittance seperti gaji tenaga kerja Indonesia ( TKI ) di luar negeri, dan pemakaian jasa konsultan asing di Indonesia serta royalty teknologi (lisensi). Teori-teori perdagangan internasional adalah teori-teori yang mencoba memahami mengapa setiap negara melakukan kerjasama perdagangan dengan negara-negara lain. Teori tersebut makin disempurnakan oleh Adam Smith, David Ricardo dan Hecksher-Ohlin. 1) Teori pra klasik (merkantilisme) Merkantilisme adalah suatu aliran atau filsafat yang tumbuh dan berkembang dengan pesat pada abad XVI-XVIII di Eropa Barat. Kaum merkantilisme memiliki pandangan bahwa perdagangan internasional merupakan suatu hal penting bagi kemakmuran suatu negara. Dengan kata 10

lain, kekayaan atau kemakmuran suatu negara identik dengan jumlah emas yang dimiliki (Hady, 2001:7). Negara atau raja akan makmur dan kuat apabila ekspor lebih besar dari impor (X-M). Surplus dari X-M (export netto) diselesaikan dengan pemasukan logam mulia terutama emas dan perak dari luar negeri, karena pada waktu itu logam mulia dipakai sebagai alat pembayaran. Kebijakan perdagangan dilakukan oleh merkantilis dalam melaksanakan ide pokok dengan cara melaksanakan ekspor sebesar-besarnya kecuali logam mulia dan melarang atau membatasi impor dengan ketat kecuali logam mulia (Hady, 2001:24). 2) Teori klasik Kaum klasik berusaha untuk memecahkan masalah ekonomi dengan bantuan penyelidikan ke arah faktor permintaan dan penawaran yang menentukan harga. Salah satu tokoh klasik yang terkenal Adam Smith berpendapat bahwa sumber tunggal pendapatan adalah produksi hasil tenaga kerja serta sumber daya ekonomi. Dalam hal ini Adam Smith sependapat dengan doktrin merkantilis yang menyatakan bahwa kekayaan suatu negara dicapai dari surplus ekspor. Kekayaan akan bertambah sesuai dengan skill, serta efisiensi dengan tenaga kerja yang digunakan dan sesuai dengan persentase penduduk yang melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Smith suatu negara akan mengekspor barang tertentu karena negara tersebut bisa menghasilkan barang dengan biaya yang secara mutlak lebih murah daripada negara lain, yaitu karena memiliki keunggulan mutlak dalam produksi barang tersebut. Adapun keunggulan mutlak menurut Adam Smith merupakan 11

kemampuan suatu negara untuk menghasilkan suatu barang dan jasa per unit dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit dibanding kemampuan negara-negara lain (Deliarnov, 1995:198). 3) Teori modern Teori modern yang dikemukakan oleh Hecksher dan Ohlin menyatakan bahwa perbedaan dalam opportunity cost suatu negara dengan negara lain karena adanya perbedaan dalam jumlah faktor produksi yang dimilikinya. Suatu negara memiliki tenaga kerja lebih banyak daripada negara lain, sedangkan negara lain memiliki kapital lebih banyak daripada negara tersebut sehingga dapat menyebabkan terjadinya pertukaran (Nopirin, 2010:20) 4) Teori permintaan dan penawaran Nopirin (2010:26) mengatakan pada prinsipnya perdagangan antar dua negara akan timbul karena adanya perbedaan permintaan dan penawaran. Perbedaan permintaan bisa disebabkan oleh perbedaan pendapat dan selera, sedangkan dari segi penawaran, disebabkan oleh perbedaan faktor produksi baik kualitas, kuantitas, maupun dalam hal komposisi faktor produksi tersebut. 2.1.2 Teori cadangan devisa Menurut IMF, cadangan devisa adalah aktiva luar negeri setiap waktu dan dikuasai oleh otoritas moneter. Menurut Priadi dan Sekar (2008:125) cadangan devisa merupakan aset-aset likuid dan berharga tinggi yang dimiliki suatu negara yang nilainya diakui atau diterima oleh masyarakat internasional dan dapat dipakai sebagai alat-alat pembayaran yang sah bagi pemerintah atau negara yang 12

merupakan pemiliknya dalam mengadakan transaksi-transaksi atau pembayaran internasional. Menurut Carbaugh (2004:516), Tujuan utama dari cadangan devisa adalah untuk memfasilitasi pemerintah dalam melakukan intervensi pasar sebagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar. Sehingga, suatu negara dengan aktivitas stabilisasi yang aktif memerlukan jumlah cadangan devisa yang besar pula. Semakin terbuka perekonomian suatu negara kebutuhan cadangan devisa negara tersebut cenderung semakin besar guna membiayai transaksi perdagangan. Menurut Lia (2007:33), devisa sering disebut alat pembayaran luar negeri atau foreign exchange. Uang atau valuta asing mempunyai arti sebagai berikut: 1) Alat pembayaran 2) Alat pertukaran 3) Alat pengukur nilai 4) Alat penyimpan/penimbun kekayaan Dalam peredaran devisa terdapat berbagai macam atau bentuk, yaitu: 1) Wesel luar negeri 2) Saham perusahaan luar negeri 3) Surat-surat obligasi luar negeri 4) Cheque atau giro luar negeri 5) Rekening-rekening di luar negeri 6) Uang kertas luar negeri 7) Surat-surat berharga lainnya 13

Menurut Bank Indonesia, secara umum, cadangan devisa dapat digunakan untuk: 1) Meredam gejolak nilai tukar, misalnya dengan melakukan intervensi apabila diperlukan. 2) Memberikan kepercayaan kepada pelaku pasar bahwa negara mampu memenuhi kewajibannya terhadap pihak luar negeri. 3) Membantu pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dan kewajiban ketika pemerintah akan melakukan pembayaran utang luar negeri. 4) Membiayai transaksi yang tercatat dalam neraca pembayaran. 5) Menunjukkan adanya suatu kekayaan dalam bentuk aset eksternal untuk menopang mata uang dalam negeri. 6) Memelihara suatu cadangan untuk dapat dipergunakan apabila negara mengalami keadaan darurat. 7) Mendapatkan keuntungan. Tujuan ini pada umumnya bukan merupakan tujuan utama, tetapi lebih pada alasan untuk memaksimalkan pemanfaatan cadangan devisa yang dimiliki (Laporan Perekonomian Indonesia, 2010:113). Menurut Hady (2001:22) cadangan devisa negara biasanya dikelompokkan atas: 1) Cadangan devisa resmi (official forex reserve), yaitu cadangan devisa milik negara yang dikelola, dikuasai, diurus, dan ditatausahakan oleh Bank Sentral/ Bank Indonesia. 2) Cadangan devisa nasional (country forex reserve), yaitu seluruh devisa yang dimiliki oleh perorangan, badan dan lembaga, terutama perbankan 14

yang secara moneter merupakan kekayaan nasional (termasuk milik bank umum nasional). 3) Bank Indonesia mengumumkan secara periodik cadangan luar negeri bersih Net International Reserve (NIR). Perbedaan antara aktiva luar negeri bruto dengan NIR yakni aktiva luar negeri bruto adalah tagihan Bank Indonesia terhadap penduduk luar negeri yang terdiri dari emas, moneter, giro, deposit on call, deposito berjangka, penanaman surat-surat berharga dan tagihan lainnya. Sedangkan NIR adalah aktiva luar negeri bruto dikurangi kewajiban-kewajiban valuta asing yang terdiri dari: (1) Gross Liabilitie Semua utang dalam valuta asing dengan masa jatuh tempo sampai dengan satu tahun termasuk penggunaan dana IMF. (2) Net forward position Kewajiban Bank Indonesia dalam valuta asing terhadap penduduk dan bukan penduduk dalam transaksi forward. (3) Devisa bank yang disimpan Bank Indonesia dalam rangka memenuhi giro wajib minimum dalam valuta asing. 2.1.3 Teori kurs valuta asing Menurut Sukirno (2010:397), kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang asing. Kurs valuta diantara dua negara kerapkali 15

berbeda diantara satu masa dengan masa yang lainnya. Pada dasarnya terdapat dua cara di dalam menentukan kurs valuta asing: 1) Berdasarkan permintaan dan penawaran mata uang asing dalam pasar bebas. 2) Ditentukan oleh pemerintah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurs (Sukirno, 2010:402): 1) Perubahan dalam cita rasa masyarakat. 2) Perubahan harga barang ekspor dan impor. 3) Kenaikan harga umum (inflasi). 4) Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi. 5) Pertumbuhan ekonomi. Menurut Madura (2000:89), kekuatan faktor-faktor ekonomi yang diduga dapat mempengaruhi kondisi permintaan dan penawaran valuta asing di pasar valuta asing antara lain: 1) Perbedaan tingkat inflasi ( tingkat harga umum ) antara kedua negara. 2) Perbedaan tingkat suku bunga antara kedua negara. 3) Perbedaan tingkat pendapatan nasional (Gross Domestik Product (GDP)) antara kedua negara. 4) Perbedaan perubahan jumlah uang beredar antara kedua negara. 5) Posisi neraca pembayaran internasional (Balance of International Payment). 16

Sementara menurut Simorangkir dan Suseno (2004:6), terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi permintaan valuta asing: 1) Faktor pembayaran impor. Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah. Sebaliknya jika impor menurun, maka permintaan valuta asing menurun sehingga mendorong menguatnya nilai tukar. 2) Faktor aliran modal keluar (capital outflow). Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar permintaan valuta asing dan pada lanjutannya akan memperlemah nilai tukar. Aliran modal keluar meliputi pembayaran hutang penduduk Indonesia (baik swasta dan pemerintah) kepada pihak asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri. 3) Kegiatan spekulasi. Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang dilakukan oleh spekulan maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga memperlemah nilai tukar mata uang lokal terhadap mata uang asing. Sementara itu, penawaran valuta asing dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu: 1) Faktor penerimaan hasil ekspor. Semakin besar volume penerimaan ekspor barang dan jasa, maka semakin besar jumlah valuta asing yang dimiliki oleh suatu negara dan pada lanjutannya nilai tukar terhadap mata uang asing cenderung menguat atau apresiasi dan sebaliknya semakin kecil volume penerimaan ekspor barang dan jasa, maka semakin kecil jumlah 17

valuta asing yang dimiliki suatu negara dan nilai tukar terhadap mata uang asing cenderung melemah atau depresiasi. 2) Faktor aliran modal masuk. Semakin besar aliran modal masuk, maka nilai tukar akan cenderung semakin menguat. Aliran modal masuk berupa penerimaan utang luar negeri, penempatan dana jangka pendek oleh pihak asing (portofolio investment), dan investasi langsung pihak asing. Sistem yang dipergunakan untuk menjaga kestabilan nilai tukar mata uang yaitu: 1) Sistem kurs devisa mengambang Sistem kurs devisa mengambang yaitu kurs satu mata uang dengan mata uang lain dibiarkan untuk ditentukan secara bebas oleh tarik-menarik antara kekuatan pasar. Dalam sistem kurs yang benar-benar mengambang tidak ada masalah surplus atau defisit neraca pembayaran sebab bekerjanya pasar selalu menyeimbangkan jumlah devisa yang masuk dengan devisa yang keluar. 2) Sistem kurs pertukaran tetap Sistem kurs pertukaran tetap adalah suatu sistem dimana pemerintah menetapkan tingkat kurs mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain dan berusaha untuk mempertahankan dengan berbagai kebijaksanaan yang sadar. Dalam kurs devisa ini mencegah kenaikan kurs valuta asing yang dimiliki terbatas, ini mungkin menyebabkan pemerintah tidak bisa sepenuhnya untuk mengembalikan ke tingkat yang dikehendaki, sedangkan usaha untuk mencegah penurunan kurs lebih mudah dijalankan. 18

3) Sistem pengawasan devisa Pada sistem ini pemerintah memonopoli seluruh transaksi valuta asing tujuannya adalah untuk mencegah adanya aliran modal yang keluar dan melindungi pengaruh depresiasi negara lain, terutama dalam hal negara tersebut menghadapi keterbatasan cadangan devisa asing dibandingkan dengan permintaannya, pemerintah perlu mengadakan alokasi di dalam penggunaannya yakni untuk tujuan-tujuan yang sesuai dengan program pemerintah (Nopirin, 2010:150). Perbedaan tingkat kurs timbul karena beberapa hal: 1) Perbedaan antara kurs beli dan jual oleh para pedagang valuta asing/bank. Kurs beli adalah kurs yang dipakai apabila para pedagang valuta asing/bank membeli valuta asing, dan kurs jual apabila mereka menjual. Selisih kurs tersebut merupakan keuntungan bagi para pedagang. 2) Perbedaan kurs yang diakibatkan oleh perbedaan dalam waktu pembayarannya. Kurs TT (Telegraphic Transfer) lebih tinggi daripada kurs MT (Mail Transfer) sebab perintah/order pembayaran dengan menggunakan telegram bagi bank merupakan penyerahan valuta asing dengan segera/lebih cepat dibandingkan dengan penyerahan melalui surat. 3) Perbedaan dalam tingkat keamanan dalam penerimaan hak pembayaran. Sering terjadi bahwa penerimaan hak pembayaran yang berasal dari bank asing yang sudah terkenal (bonafide) kursnya lebih tinggi daripada yang belum terkenal (Nopirin, 2010:138). 19

2.1.4 Hubungan kurs valuta asing dengan cadangan devisa Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata uang akan mengakibatkan perubahan ekspor maupun impor. Jika kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun dan berarti nilai mata uang asing menguat akan menyebabkan ekspor meningkat dan impor cenderung menurun. Kurs valuta asing mempunyai hubungan yang searah dengan volume ekspor, apabila nilai kurs dollar meningkat, maka volume ekspor juga akan meningkat (Sukirno, 2000:319). Jadi ketika nilai kurs dollar menguat maka harga komoditi ekspor akan meningkat di pasar internasional sehingga ekspor mengalami peningkatan dan meningkatkan valas yang diperoleh sehingga cadangan devisa juga meningkat. Kurs dengan cadangan devisa mempunyai hubungan yang positif. 2.1.5 Konsep utang luar negeri Menurut Bank Indonesia, utang luar negeri didefinisikan sebagai utang penduduk (resident) yang berdomisili di suatu wilayah teritori ekonomi kepada bukan penduduk (non resident). Konsep dan terminologi utang luar negeri mengacu pada IMF s External Debt Statistics: Guide for compilers and Users (2003), beberapa ketentuan pemerintah Republik Indonesia dan Peraturan Bank Indonesia. Utang luar negeri Indonesia disini adalah utang luar negeri pemerintah, bank sentral dan swasta. 1) Utang luar negeri pemerintah adalah utang yang dimiliki oleh pemerintah pusat, terdiri dari utang bilateral, multilateral, fasilitas kredit ekspor, komersial, leasing dan Surat Berharga Negara (SBN) 20

yang diterbitkan di luar negeri dan dalam negeri yang dimiliki oleh bukan penduduk. 2) Utang luar negeri bank sentral adalah utang yang dimiliki oleh Bank Indonesia, yang diperuntukkan dalam rangka mendukung neraca pembayaran dan cadangan devisa. Selain itu juga terdapat utang kepada pihak bukan penduduk yang telah menempatkan dananya pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan utang dalam bentuk kas dan simpanan serta kewajiban lainnya kepada bukan penduduk. 3) Utang luar negeri swasta adalah utang luar negeri penduduk kepada bukan penduduk dalam valuta asing dan atau rupiah berdasarkan perjanjian utang (loan agreement) atau perjanjian lainnya, kas dan simpanan milik bukan penduduk, dan kewajiban lainnya kepada bukan penduduk. Utang luar negeri swasta meliputi utang bank dan bukan bank. (Statistik Utang Luar Negeri Indonesia, 2012:3). Menurut pandangan tradisional atas utang pemerintah, pemotongan pajak yang didanai oleh utang mendorong pengeluaran konsumen dan mengurangi tabungan nasional, sedangkan menurut pandangan Ricardian atas utang pemerintah, pemotongan pajak yang didanai oleh utang tidak mendorong pengeluaran konsumen karena tidak meningkatkan keseluruhan sumber daya konsumen- pemotongan pajak itu hanya menjadual uang pajak dari saat ini ke masa depan. Utang pemerintah berpotensi memiliki berbagai dampak tambahan utang pemerintah atau defisit anggaran yang besar dapat mendorong ekspansi 21

moneter yang berlebihan dan karena itu menyebabkan inflasi yang lebih besar (Mankiw, 2007:442). Menurut Amin (2008:82) utang luar negeri yang diterima baik dalam bentuk devisa dan/atau devisa yang dirupiahkan, maupun dalam barang dan/jasa yang harus dibayar kembali dengan persyaratan tertentu, menurut penggunaannya dikelompokkan menjadi: 1) Utang/pinjaman proyek 2) Pinjaman program Menurut sumbernya, utang luar negeri terdiri dari: 1) Utang bilateral. Pinjaman bilateral diperoleh dalam kerangka kerjasama resmi dua negara (Government to Government/G to G). Pinjaman bilateral berasal dari pemerintah suatu negara melalui suatu lembaga keuangan dan/atau non keuangan yang ditunjuk oleh pemerintah negara yang bersangkutan untuk melaksanakan pemberian pinjaman. 2) Utang multilateral. Pinjaman multilateral berasal dari lembaga multilateral Bank Dunia (IBRD dan IDA), Asian Development Bank, Islamic Development Bank. Dilihat sari persyaratannya, utang / pinjaman luar negeri terdiri dari: 1) Pinjaman lunak 2) Fasilitas kredit ekspor 3) Pinjaman komersial 4) Pinjaman campuran 22

2.1.6 Hubungan utang luar negeri dengan cadangan devisa Devisa masuk ke suatu negara antara lain dalam bentuk investasi, pembayaran ekspor, pinjaman dan bantuan bilateral. Selanjutnya digunakan sebagai pembayaran impor dan bunga, pengembalian pinjaman, investasi dan keuntungan (Arunachalam, 2010:70). Beban utang luar negeri dapat diukur salah satunya dengan melihat proporsi penerimaan devisa pada current account yang berasal dari ekspor yang diserap oleh seluruh debt service yang berupa bunga dan cicilan utang (Atmadja, 2000:90). Utang luar negeri memiliki hubungan yang positif dengan cadangan devisa. Semakin tinggi utang luar negeri atau pinjaman luar negeri, maka cadangan devisa akan semakin meningkat. Namun, utang luar negeri akan menjadi masalah ketika utang tersebut tidak dikelola dengan baik dan benar. 2.1.7 Teori suku bunga Suku bunga adalah jumlah yang diterima oleh orang yang meminjamkan dan dibayar oleh peminjam dana sejumlah persentase yang disepakati oleh kedua belah pihak. Kredit bila dilihat dari segi penggunaannya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : 1) Kredit Modal Kerja (KMK) adalah kredit yang digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja nasabah. Kredit modal kerja biasanya berjangka pendek dan disesuaikan dengan jangka waktu perputaran modal kerja nasabah. 2) Kredit Investasi (KI) adalah kredit yang digunakan untuk pengadaan barang modal jangka panjang untuk kegiatan usaha nasabah. Kredit ini 23

diberikan kepada debitur agar dapat membiayai kegiatan utama suatu perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan jasa, yang diperlukan dalam rangka rehabilitasi modernisasi, ekspansi, relokasi, dan pendirian usaha baru. Dilihat dari jangka waktu pengembaliannya, kredit investasi termasuk kredit jangka menengah dan panjang. 3) Kredit Konsumsi adalah kredit yang digunakan dalam rangka pengadaan barang atau jasa untuk tujuan konsumsi, dan bukan sebagai barang modal dalam kegiatan usaha nasabah. Penggunaan kredit ini misalnya untuk pembelian mobil, rumah, dan barang-barang konsumsi yang lain (Susilo dkk, 2000:188). Teori suku bunga secara makro dan mikro menurut Taufik (2004:440) yaitu: 1) Teori Suku Bunga Secara Makro Pengertian dasar dari teori tingkat suku bunga yaitu harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Bunga merupakan imbalan atas ketidaknyamanan karena melepas uang, dengan demikian bunga adalah harga kredit. Teori klasik menyatakan bahwa bunga adalah harga dari loanable funds (dana investasi) dengan demikian bunga adalah harga yang terjadi di pasar dan investasi. Menurut teori Keynes tingkat bunga merupakan suatu fenomena moneter. Artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang (ditentukan di pasar uang). 2) Teori Suku Bunga (pinjaman) Secara Mikro 24

DaIam industri perbankan yang sangat kompetitif, penentuan tingkat bunga kredit menjadi suatu alat persaingan yang sangat strategis. Bankbank yang mampu mengendalikan pokok dalam penentuan tingkat bunga kredit (lending rate) akan mampu menentukan bunga kredit yang Iebih rendah dibandingkan dengan bank-bank lainnya. Menurut Yoda, dkk (2008:170), suku bunga adalah jumlah yang diterima oleh orang yang meminjamkan dan dibayar oleh peminjam dana sejumlah persentase yang disepakati oleh kedua belah pihak. Suku bunga juga dapat dikelompokan menjadi: 1) Suku bunga tetap Suku bunga tetap adalah suku bunga pinjaman tersebut tidak berubah sepanjang masa kredit. 2) Suku bunga mengambang Suku bunga mengambang adalah suku bunga yang berubah-ubah selama masa kredit berlangsung dengan mengikuti suatu kurs referensi tertentu seperti misalnya LIBOR dimana cara perhitungannya dengan menggunakan sistem penambahan marjin terhadap kurs referensi. Menurut Kasmir (2008:132), faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga adalah sebagai berikut. 1) Kebutuhan dana 2) Persaingan 3) Kebijaksanaan pemerintah 4) Target laba yang diinginkan 25

5) Jangka waktu 6) Kualitas jaminan 7) Reputasi perusahaan 8) Produk yang kompetitif 9) Hubungan baik 10) Jaminan pihak ketiga Adapun komponen dalam menentukan suku bunga kredit antara lain sebagai berikut. 1) Total biaya dana (cost of fund) Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana simpanan baik dalam bentuk simpanan giro, tabungan maupun deposito. Total biaya tergantung dari seberapa besar bunga yang ditetapkan untuk memperoleh dana yang diinginkan. Semakin besar bunga yang dibebankan terhadap bunga simpanan, semakin tinggi pula biaya dananya demikian pula sebaliknya. 2) Biaya operasi Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam melaksanakan operasinya. Biaya ini terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya administrasi dan biaya-biaya lainnya. 3) Cadangan risiko kredit macet Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal ini disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengadung suatu resiko tidak terbayar. 26

4) Laba yang diinginkan Penentuan ini ditentukan oleh beberapa pertimbangan penting, mengingat penentuan besarnya laba sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit. Dalam hal ini, biasanya bank disamping melihat kondisi pesaing juga melihat kondisi nasabah apakah nasabah utama atau bukan dan juga melihat sektor-sektor yang dibiayai. 5) Pajak Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya (Kasmir, 2008:135). Menurut Kasmir (2008:138), metode pembebanan bunga adalah sebagai berikut. 1) Sliding rate 2) Flat rate 3) Floating rate 2.1.8 Hubungan suku bunga dengan cadangan devisa Kredit menjadi modal kerja yang dapat mendorong kelancaran produksi suatu komoditi termasuk komoditas yang berorientasi ekspor. Terjadinya peningkatan bunga kredit menyebabkan modal kerja menjadi lebih sedikit, karena adanya penambahan biaya pengembalian utang, sehingga eksportir enggan utuk mendapatkan dana lebih besar, ini menyebabkan produksi yaitu modal berkurang yang berdampak pada nilai ekspor yang semakin berkurang. Tingkat suku bunga turun akan menyebabkan masyarakat meminjam kredit di bank dan 27

mempergunakan kredit tersebut untuk investasi sehingga produksi akan meningkat dan ekspor juga akan meningkat (Mankiw, 2000:316). Jadi, jika suku bunga turun, maka masyarakat yang meminjam kredit akan lebih banyak dan menggunakannya untuk berproduksi sehingga menghasilkan produk yang bisa bersaing di pasar domestik maupun internasional dan menambah cadangan devisa. Jadi, suku bunga berpengaruh negatif terhadap cadangan devisa. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya 1) Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Christian Adhi Prabowo (2007) menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, uji F, uji t. Dari hasil regresi diperoleh persamaan sebagai berikut: Ŷ = -5068,301 + 0,353 X1 1,201 X2 Koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,950 artinya 95 persen dari variasi cadangan devisa dipengaruhi oleh total volume impor dan kurs dollar Amerika Serikat sedangkan sisanya sebesar 5 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Dalam analisis regresi secara parsial menunjukkan total volume impor tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa dengan thitung (5,870) > ttabel (-1,782) dan kurs dollar Amerika Serikat berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa tahun 1990-2004 dengan thitung (4,561) > ttabel (1,782). Hasil perhitungan secara serempak diperoleh hasil Fhitung (114,066) > Ftabel (3,89) yang berarti bahwa total volume impor dan kurs dollar Amerika Serikat berpengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1990-2004. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian 28

sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan kurs dollar Amerika Serikat sebagai variabel bebas dan cadangan devisa sebagai variabel terikat, menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, uji F dan uji t. Sedangkan perbedaannya terletak pada variabel bebas lainnya. Pada penelitian sebelumnya menggunakan total volume impor sebagai variabel bebas dengan tahun penelitian 1990-2004, sedangkan pada penelitian ini menggunakan utang luar negeri dan suku bunga sebagai variabel bebas dengan tahun penelitian 1996-2010. 2) Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Gede Ivo Adi Putra (2007) dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, uji F, uji t. Dari hasil regresi diperoleh persamaan sebagai berikut: Ŷ = -823,159 + 0,855 X1 0,593 X2 22,863 X3 Koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,969 artinya 96,9 persen dari variasi cadangan devisa dipengaruhi oleh nilai ekspor total, nilai impor total dan inflasi, sedangkan sisanya sebesar 3,1 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Dalam analisis regresi secara parsial menunjukkan nilai ekspor total berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia dengan thitung (15,785) > ttabel (1,746), nilai impor total berpengaruh negatif dan signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia dengan thitung (-6,894) > ttabel (-1,746) dan tingkat inflasi tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1986-2005 dengan thitung (-0,745) > ttabel (-1,746). Hasil perhitungan secara serempak diperoleh hasil Fhitung (167,305) > Ftabel (3,24) yang berarti bahwa nilai 29

ekspor total, nilai impor total dan inflasi berpengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1986-2005. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan cadangan devisa sebagai variabel terikat, menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, uji F dan uji t, sedangkan perbedaannya terletak pada variabel bebas. Pada penelitian sebelumnya menggunakan nilai ekspor total dan inflasi sebagai variabel bebas dengan tahun penelitian 1986-2005, sedangkan pada penelitian ini menggunakan kurs dollar Amerika Serikat, utang luar negeri dan suku bunga sebagai variabel bebas dengan tahun penelitian 1996-2010. 3) Penelitian selanjutnya dilakukan oleh I Gusti Ayu Mirah Kencana Dewi (2008) dengan menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, uji F, uji t dan koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,671 artinya 67,10 persen dari variasi volume ekspor cengkeh Indonesia periode 1991-2007 dipengaruhi oleh variasi dari jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat dan suku bunga kredit sedangkan sisanya sebesar 32,90 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model. Dalam analisis regresi secara parsial menunjukkan jumlah produksi tidak berpengaruh terhadap volume ekspor cengkeh Indonesia dengan thitung (-1,886) < ttabel (1,771), kurs dollar Amerika Serikat berpengaruh positif dan signifikan terhadap volume ekspor cengkeh Indonesia dengan thitung (2,222) > ttabel (1,771) dan suku bunga kredit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap volume ekspor cengkeh Indonesia tahun 1991-2007 dengan thitung (-3,345) 30

< -ttabel (-1,771). Hasil perhitungan secara serempak diperoleh hasil Fhitung (8,837) > Ftabel (3,41) yang berarti bahwa jumlah produksi, kurs dollar Amerika Serikat dan suku bunga kredit berpengaruh terhadap volume ekspor cengkeh Indonesia tahun 1991-2007. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan kurs dollar Amerika Serikat dan suku bunga kredit sebagai variabel bebas, menggunakan teknik analisis regresi linear berganda, uji F dan uji t, sedangkan perbedaannya terletak pada variabel bebas lainnya dan variabel terikat. Pada penelitian sebelumnya menggunakan jumlah produksi sebagai variabel bebas dengan tahun penelitian 1991-2007 dan volume ekspor cengkeh sebagai variabel terikat, sedangkan pada penelitian ini menggunakan utang luar negeri sebagai variabel bebas dengan tahun penelitian 1996-2010 dan cadangan devisa sebagai variabel terikat. 4) Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya yang ditulis oleh I Wayan Tirta Juniarta (2011). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda, uji asumsi klasik, uji F dan uji t. Dari hasil regresi diperoleh persamaan sebagai berikut: Ŷ = -34,448 + 0,219 X1 + 0,057 X2 1,690 X3 Koefisien determinasi (R 2 ) sebesar 0,636 artinya 63,6 persen dari variasi Cadangan Devisa Indonesia dipengaruhi oleh ekspor, penanaman modal asing dan kurs dollar Amerika Serikat. Sedangkan sisanya sebesar 36,4 persen dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model. 31

Dalam analisis regresi secara parsial menunjukkan bahwa ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1987-2009 dengan thitung (2,051) > ttabel (1,328), penanaman modal asing tidak berpengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1987-2009 dengan thitung (0,242) < ttabel (1,328) dan kurs dollar Amerika Serikat berpengaruh positif dan signifikan terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1987-2009 dengan thitung (1,819) ttabel (1,328). Hasil perhitungan secara serempak diperoleh hasil Fhitung (11,089) > Ftabel (3,13) yang berarti bahwa ekspor, penanaman modal asing, dan kurs berpengaruh terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1987-2009. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan teknik analisis data yang menggunakan analisis linear berganda, uji F dan uji t yang menggunakan Kurs Dollar Amerika Serikat sebagai variabel bebas dan Cadangan Devisa Indonesia sebagai variabel terikat, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada variabel bebas lainnya. Pada penelitian sebelumnya menggunakan variabel penanaman modal asing, sedangkan pada penelitian ini digunakan variabel utang luar negeri dan suku bunga. 2.3 Rumusan Hipotesis Berdasarkan pokok permasalahan dan landasan teori tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis, yaitu: 32

1) Diduga bahwa kurs dollar Amerika Serikat, utang luar negeri dan suku bunga kredit berpengaruh signifikan secara serempak terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2010. 2) Diduga bahwa kurs dollar Amerika Serikat dan utang luar negeri berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap cadangan devisa Indonesia, sedangkan suku bunga kredit berpengaruh negatif dan signifikan secara parsial terhadap cadangan devisa Indonesia tahun 1996-2010. 33