STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM HCl 2 M DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. korosi pada baja karbon dalam media NaCl jenuh CO 2 dan dalam media NaCl

BAB III METODE PENELITIAN. diekstrak dari limbah pabrik tekstil sebagai inihibitor korosi dalam media yang

4 Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi aspek

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

EFISIENSI INHIBITOR SENYAWA PURIN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA SS 304 DALAM LARUTAN ASAM DENGAN ADANYA ION I -

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Laporan Tugas Akhir. Saudah Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui potensi senyawa

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Kimia Fisika

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. NaOH dalam metanol dengan waktu refluks 1 jam pada suhu 60 C, diperoleh

Bab III Metodologi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

5012 Sintesis asetilsalisilat (aspirin) dari asam salisilat dan asetat anhidrida

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2015 di

PENGARUH PENAMBAHAN ION I - TERHADAP INHIBISI KOROSI BAJA SS 304 DALAM LARUTAN HCl 1 M DENGAN SENYAWA PURIN/HASIL KONDENSASI FORMAMIDA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Jurusan Pendidikan

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

LAJU KOROSI BAJA SS 304 DALAM MEDIA HCL DENGAN INHIBITOR KININA

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

KIMIA ANALITIK (Kode : B-03) PENGARUH PENAMBAHAN ION TIOSIANAT TERHADAP EFISIENSI INHIBISI KOROSI BAJA SS 304 DALAM MEDIA ASAM DENGAN INHIBITOR ISATIN

PELAPISAN BAJA DENGAN SILIKA SECARA ELEKTROFORESIS UNTUK MENCEGAH KOROSI

4023 Sintesis etil siklopentanon-2-karboksilat dari dietil adipat

PENGARUH PENAMBAHAN KARBON AKTIF TERHADAP REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN (Aleurites trisperma) YANG SUDAH DIPERLAKUKAN DENGAN KITOSAN

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

ESTERIFIKASI ASAM LEMAK BEBAS DALAM MINYAK JELANTAH MENGGUNAKAN KATALIS H-ZSM-5 MESOPORI DENGAN VARIASI WAKTU AGING

3 METODOLOGI PENELITIAN

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA AUSTENITIK 304 DALAM MEDIA NaCl 3% DENGAN MENGGUNAKAN INHIBITOR ASAM-ASAM LEMAK HASIL HIDROLISIS MINYAK BIJI KAPUK

DEA JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

I. PENDAHULUAN. elektrokimia (Fontana, 1986). Korosi merupakan masalah besar bagi peralatan

4. Hasil dan Pembahasan

Lampiran 1. Kromatogram GC Komposisi Asam Oleat Campuran

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...vi. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR GAMBAR...xii. DAFTAR TABEL...xiv. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

PEMANFAATAN BIO INHIBITOR DAUN SUKUN TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN 3,5 % NaCl DAN 1 M H 2 SO 4

4 Pembahasan Degumming

SINTESIS METIL ESTER DARI LIPID Bacillus stearothermophilus DENGAN METODE TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN BF 3. Dessy Dian Carolina NRP

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

BAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Sintesis Cairan Ionik Turunan Imidazolin. Dalam penelitian ini, cairan ionik turunan imidazolin yang digunakan

4027 Sintesis 11-kloroundek-1-ena dari 10-undeken-1-ol

PENGGUNAAN CANGKANG BEKICOT SEBAGAI KATALIS UNTUK REAKSI TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5 % NaCl DAN 0,1 M HCl

PENGARUH PROSES TEMPERING PADA HASIL PENGELASAN BAJA TERHADAP MECHANICAL PROPPERTIES DAN SIFAT KOROSI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2 Skema Pembuatan elektrode pasta karbon.

LAMPIRAN A PROSEDUR PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kendaraan bermotor di Indonesia telah mencapai lebih dari

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN

4013 Sintesis benzalasetofenon dari benzaldehida dan asetofenon

3. Metodologi Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Alat dan Bahan Desain dan Sintesis Amina Sekunder

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. IV.1 Media uji dan kondisi pertambangan minyak bumi. Media yang digunakan pada pengukuran laju korosi baja karbon dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

Transkripsi:

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra) Oleh: Sangya Fitriasih 1405.100.042

ABSTRAK Inhibisi korosi baja 304 dengan menggunakan campuran asam lemak hasil hidrolisa minyak biji kapuk(ceiba petandra) telah dipelajari dengan menggunakan metode pengurangan berat dan polarisasi. Campuran asam lemak hasil hidrolisa minyak biji kapuk dianalisa dengan kromatografi gas menunjukkan hidrolisa menggunakan katalis NaOH menghasilkan lebih banyak campuran asam lemak dibandingkan dengan hidrolisa menggunakan katalis HCl yang telah divariasi waktu 1-4 jam. Efisiensi inhibisi baja pada metode pengurangan berat didapatkan sebesar 57% sedangkan polarisasi tafel didapatkan sebesar 45% pada konsentrasi 0,35 ml/l dengan densitas laju korosi rata-rata 79,21(µA/cm2) dan efisiensi inhibisi rata-rata 32%. Peningkatan efisiensi inhibisi dapat disebabkan adanya adsorpsi fisik oleh campuran asam lemak hasil hidrolisa minyak biji kapuk yang telah dibuktikan dengan hasil spektra inframerah korosi baja dengan penambahan inhibitor 0,35ml/L

PENDAHULUAN 1. Coating KOROSI 2. Proteksi katodik atau anodik Baja 3. Inhibitor korosi Inhibitor Organik

PENELITIAN SEBELUMNYA Inhibitor Media logam IE (%) Asam oleat hidrazida 15 % HCl panas Baja lunak 84,4 Asam linolenat Asam oleat 0,5 M H 2 SO 4 Na 2 SO 4 Besi Besi 47,3 32 Campuran asam lemak hasil hidrolisa minyak biji kapuk

TUJUAN DAN BATASAN MASALAH Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari penggunaan campuran asam lemak hasil hidrolisa minyak biji kapuk dalam pengendalian korosi baja 304 dalam media 2 M HCl dengan menentukan efisiensinya Batasan masalah: 1.Pembuatan inhibitor campuran asam lemak hasil hidrolisa minyak biji kapuk yang diberi katalis basa dan katalis asam yang divariasi waktu 1-4 jam 2.Penggunaan campuran asam lemak hasil hidrolisa minyak biji kapuk sebagai inhibitor organik dalam media 2M HCl dengan variasi konsentrasi 0,05 ml/l; 0,10 ml/l; 0,15 ml/l; 0,20 ml/l; 0,25 ml/l; 0,30 ml/l; 0,35 ml/l; 0,40 ml/l; 0,45 ml/l dan 0,5 ml/l

METODOLOGI Hidrolisa minyak biji kapuk: Katalis asam (HCl 10%) Katalis basa (NaOH 10 %) Metoda pengurangan berat Metoda Polarisasi Identifikasi dengan spektrofotometer Inframerah

Hidrolisa minyak dengan katalis asam (HCl 10 %) Minyak biji kapuk 12,5 ml - dimasukkan ke dalam labu refluks - ditambahkan beberapa batu didih - ditambahkan larutan HCl 10 % sebanyak 230,2 ml - direfluks dengan variasi waktu 1-4 jam - didinginkan Campuran - diekstraksi dengan aquades sebanyak 10x 10 ml Gliserol Campuran asam lemak - dianalisa dengan GC Data

Hidrolisa minyak dengan katalis basa (NaOH 10 %) Minyak biji kapuk 1 ml -dimasukkan dalam labu refluks -ditambahkan etanol 20% sebanyak 200 ml dan NaOH 10% sebanyak 50 ml -ditambahkan beberapa batu didih -direfluk selama 1 jam -didinginkan Campuran -ditambahkan HCl 10 % sebanyak 200 ml -diekstraksi dengan aquades sebanyak 5x10 ml Gliserol Campuran asam lemak -dianalisa dengan GC Data

METODA PENGURANGAN BERAT Baja tipe 304 -dipotong dengan panjang 3 cm dan lebar 3 cm -diampelas dengan kertas ampelas grade 500 dan 1000 -dibersihkan dengan aseton dan aquades -dikeringkan -ditimbang berat mula-mula -dimasukkan ke dalam larutan HCL sebelum dan sesudah ditambahkan inhibitor -ditunggu selama 1 hari -dibersihkan -ditimbang berat akhir -dilakukan secara truplo -ditentukan efisiensi inhibisinya Data

METODA POLARISASI Baja tipe 304 - dipotong dengan diameter 1,4cm Elektroda Ag/Agcl Elektroda Kerja Elektroda Platina Sel korosi - dimasukkan ke dalam media korosi HCl 2M tanpa dan penambahan inhibitor* - dipolarisasi antara -2V sampai 1,5 V dengan scan rate 20mV/s arus -diekstrapolasi tafel Data

IDENTIFIKASI DENGAN SPEKTROFOTOMETRI INFRAMERAH Logam yang terkorosi -dikerok - dibuat pelet dengan KBr -diidentifikasi dengan IR Data

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisa campuran asam lemak hasil hidrolisa minyak biji kapuk dengan kromatografi gas Puncak area hasil kromatogram seperti tabel dibawah menunjukkan minyak biji kapuk yang telah dihidrolisa dengan katalis NaOH menghasilkan campuran asam lemak lebih banyak daripada menggunakan katalis HCl Hidrolisa minyak biji kapuk Sebelum hidrolisa Hidrolisa dengan HCl 1 jam Hidrolisa dengan HCl 2 jam Hidrolisa dengan HCl 3 jam Hidrolisa dengan HCl 4 jam Hidrolisa dengan NaOH Puncak area 27,01730 27,02062 28,01160 33,61025 37,87582 44,94147

Hasil kromatogram hidrolisa minyak biji kapuk dengan katalis NaOH menunjukkan campuran asam lemak hasil hidrolisa minyak biji kapuk dengan NaOH telah terbentuk

Spektra IR campuran asam lemak hasil hidrolisa minyak biji kapuk 1. Gugus OH pada bilangan gelombang 3465 cm -1 2. Gugus alifatik C-H pada bilangan gelombang 2927 dan 2858 cm -1 3. Gugus karbonil C=O (ester ) pada bilangan gelombang 1745 cm -1 4. Gugus C=C pada bilangan gelombang 1652 cm-1

METODA PENGURANGAN BERAT Efisiensi inhibisi terbesar didapatkan pada konsentrasi ekstrak 0,35 ml/l dengan 57 % dan luas permukaan yang tertutupi 0,57 Konsentrasi Ekstrak (ml/l) 0 0,05 0,10 0,15 0.20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,5 IE (%) - 38 28 26 19 28 52 57 29 48 26-0,38 0,28 0,26 0,19 0,28 0,52 0,57 0,29 0,48 0,26 θ

METODA POLARISASI Konsentrasi Inhibitor (ml/l) E. Korosi (mv) I korosi (µa/cm 2 ) βc (mv) βa (mv) IE(%) 0 0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50-656 -671,7-711,3-758,1-690,6-720,7-806,2-782,2-719,6-709,9-782 110,65 97,80 81,77 62,93 89,50 81,72 62,97 61,04 88,99 71,45 62,45-204 -172,8-188,6-181,2-189,2-186,5-198,2-191,3-183,9-152,8-192,5 298,4 251,5 253,9 247,4 257,8 276,5 310 250,7 284,9 216,3 299,7 12% 26% 43% 19% 26% 43% 45% 24% 35% 44% Efisiensi inhibisi terbesar pada metoda polarisasi didapatkan pada konsentrasi inhibitor 0,35 ml/l

Kurva polarisasi kurva polarisasi baja 304 dalam media HCl 2M dan dengan penambahan inhibitor antara konsentrasi 0,05 ml/l sampai 0,25 ml/l terjadi polarisasi. Polarisasi bergeser ke nilai yang lebih negatif dengan bertambahnya konsentrasi inhibitor sehingga terjadi penurunan nilai densitas arus korosi sebelum dan sesudah ditambahkan inhibitor.

kurva polarisasi baja 304 antara konsentrasi 0,3 sampai 0,5 ml/l, nilai polarisasi cenderung tetap bahkan turun. Densitas arus korosi cenderung naik sehingga menyebabkan efisiensi inhibisinya juga turun.

Reaksi campuran asam lemak hasil hidrolisa minyak biji kapuk dengan HCl.. O + OH R C OH + H Cl R C OH + :Cl O O H OH 2 + R C Cl R C.. OH Asil klorida Cl

Spektra Inframerah Hasil spektra Inframerah Gugus OH Gugus alifatik C-H Gugus karbonil C=O (ester) Gugus C=C Gugus C-Cl Bilangan gelombang 3465 cm -1 2927 dan 2858 cm -1 1745 cm -1 1652 cm -1 668 cm -1

Hasil Spektra IR korosi baja pada konsentrasi inhibitor 0,35 ml/l Adanya ikatan C-Cl pada bilangan gelombang 668 cm -1

KESIMPULAN Campuran asam lemak hasil hidrolisa minyak biji kapuk dapat digunakan sebagai inhibitor korosi baja 304. Penambahan konsentrasi inhibitor campuran asam lemak hasil hidrolisa minyak biji kapuk tidak berpengaruh secara linear dengan efisiensi inhibisi korosi baja 304. Hal ini dapat dilihat dengan nilai efisiensi inhibisi cenderung naik turun seiring penambahan konsentrasi inhibitor. Efisiensi inhibisi pada metode pengurangan berat didapatkan 57% Metode tafel polarisasi didapatkan 45% pada konsentrasi 0,35 ml/l dengan densitas laju korosi rata-rata 79,21 (µa/cm2) dan efisiensi inhibisi rata-rata 32%. Peningkatan efisiensi inhibisi dapat disebabkan oleh adanya adsorpsi fisik pada permukaan baja sehingga mengurangi laju korosi pada baja 304. Adsorpsi ini dapat dibuktikan dengan adanya gugus C-Cl pada spektra inframerah hasil korosi baja 304 dengan penambahan inhibitor 0,35 ml/l.

TERIMAKASIH