BAB I PENDAHULUAN. Secara historis, istilah hukum perusahaan berasal dari hukum dagang dan

dokumen-dokumen yang mirip
B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB l PENDAHULUAN. negara dengan negara lainnya. Di Indonesia, cita-cita ini terkandung dalam preambule

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dalam rangka pengembangan usahanya dimungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2007 tentang waralaba (selanjutnya disebut PP No. 42 Tahun 2007) dalam

BAB I PENDAHULUAN. selalu memperoleh sesuatu yang lebih menguntungkan dari sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan sejumlah uang misalnya, dapat meminjam dari orang

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

I. PENDAHULUAN. melahirkan perkembangan usaha yang dapat menunjang perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), namun KUHD sendiri tidaklah

SYARAT-SYARAT SAHNYA PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS (PT) DI INDONESIA 1 Oleh : Nicky Yitro Mario Rambing 2

BAB I PENDAHULUAN. akan berakibat pula pada tidak dapat dipenuhinya kewajiban-kewajiban debitur

BAB I PENDAHULUAN. mengenai segala jenis usaha dan bentuk usaha. Rumusan pengertian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang menyokong pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Kendatipun

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. kredit serta memberikan kepastian kepada mereka untuk dapat menerima uangnya

BAB I PENDAHULUAN. permodalan bagi suatu perusahaan dapat dilakukan dengan menarik dana dari

PERTANGGUNGJAWABAN SEKUTU DALAM PERSEKUTUAN KOMANDITER YANG MENGALAMI KEPAILITAN

I. PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk kegiatan ekonomi yang pemaknaannya banyak

BAB I PENDAHULUAN. monopoli terhadap suatu jaringan usaha. Disisi lain perusahaan grup itu

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik dalam bentuk perorangan ( natural person ) ataupun dalam bentuk badan

BAB I PENDAHULUAN. pelunasan dari debitor sebagai pihak yang meminjam uang. Definisi utang

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum yang mengalami kasus pailit, begitu juga lembaga perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. Kepailitan dapat terjadi dengan makin pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu yang menjalankan usaha, senantiasa mencari jalan untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar

DAFTAR PUSTAKA. Adrian Sutedi. Hukum Kepailitan. Bogor: Ghalia Indonesia, Jawab Pendiri Perseroan Terbatas. Jakarta: Ghalia Indonesia,2002.

Apakah Pailit = Insolvensi? Heri Hartanto, Hukum Acara Peradilan Niaga (FH-UNS)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap debitur yang berada dalam keadaan berhenti membayar dapat dijatuhi

BAB I PENDAHULUAN. meminjam maupun utang piutang. Salah satu kewajiban dari debitur adalah

BAB I PENDAHULUAN. utang-utangnya pada umumnya dapat dilakukan dengan cara dua hal, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 37 tahun 2004,

Materi Minggu 6. Pengambil Keputusan Strategik: Manajer Strategik dan Corak Manajemen Strategik

BAB II TINJAUAN HUKUM TERHADAP HOLDING COMPANY DAN ANAK PERUSAHAAN. A. Pengaturan Hukum Perusahaan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kepailitan merupakan suatu sitaan umum atas harta kekayaan debitor yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pasal 294 UU Kepailitan dan PKPU. Adapun PKPU ini berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN. Dari putusan Mahkamah Agung Nomor 2365 K/Pdt/2006 yang penulis analisis dapat

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat melakukan tindakan-tindakan keperdataan, dalam arti lain, debitor

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

KEPAILITAN PERUSAHAAN INDUK TERHADAP PERUSAHAAN ANAK DALAM GRUP

BAB II HUBUNGAN HUKUM INDUK PERUSAHAAN DENGAN ANAK PERUSAHAAN. A. Status Badan Induk perusahaan dan Anak Perusahaan

(SKRIPSI) Oleh: Anik Suparti Ningsih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian

BAB III PEMBAHASAN. A. Akibat Hukum terhadap Jabatan Notaris yang Dinyatakan Pailit Menurut UUJN DAN UU Kepailitan.

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa sehingga mengakibatkan banyak sekali debitor tidak mampu membayar utangutangnya.

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, Jakarta, 2000 hal 1. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 1, Nomor 2, Tahun 2013Online di

BAB I PENDAHULUAN. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), namun KUHD sendiri tidaklah

kemungkinan pihak debitor tidak dapat melunasi utang-utangnya sehingga ada

BAB II PENGATURAN INDUK PERUSAHAAN DAN ANAK PERUSAHAAN DI INDONESIA. wilayah yurisdiksi yang berbeda. Perbedaan pendapat mengenai pengertian

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Krisis ekonomi yang telah berlangsung mulai dari tahun 1997, cukup

I. PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki peran penting dalam negara Indonesia, yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Perseroan terbatas merupakan salah satu bentuk Maskapai Andil Indonesia

BAB III AKIBAT HUKUM YANG TIMBUL APABILA ON GOING CONCERN GAGAL DALAM PELAKSANAANNYA. apabila proses On Going Concern ini gagal ataupun berhasil dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada kreditor (si berpiutang)). Berdasarkan Hukum Positif Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen pelaku untuk mencapai tujuan pembangunan itu. Dengan

AKIBAT HUKUM PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA MENURUT UNDANG-UNDANG No. 37 TAHUN 2004 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. meminjam (berhutang) kepada bank atau perusahaan lain. akan dapat menganggu tatanan kehidupan ekonomi yang dudah ada.

Lex Privatum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perbankan) Pasal 1 angka 11, menyebutkan : uang agar pengembalian kredit kepada debitur dapat dilunasi salah satunya

I. PENDAHULUAN. kebutuhannya begitu juga dengan perusahaan, untuk menjalankan suatu perusahaan

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai definisi perusahaan dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara merupakan salah satu asas pokok. pembentukan pemerintah Negara Kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Pada awal

TANGGUNG JAWAB INDUK PERUSAHAAN DALAM PERUSAHAAN KELOMPOK

BAB II PENGATURAN DIREKSI MENURUT KETENTUAN UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS. perseroan yang paling tinggi, serta yang berhak dan berwenang untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terelakkan lagi, dimana Indonesia berada di tengah dan dalam kancah

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi menjadi salah satu pilar penting dalam mendorong dan. meningkatkan pembangunan serta perekonomian nasional.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepailitan secara etimologis berasal dari kata pailit. 6 Istilah pailit berasal dari

Lex Administratum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN YANG DINYATAKAN PAILIT TERHADAP PIHAK KETIGA 1 Oleh : Ardy Billy Lumowa 2

BAB I PENDAHULUAN. penundaan kewajiban pembayaran utang yang semula diatur dalam Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut tidak lagi sanggup melaksanakan kewajiban-kewajibannya.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang berarti bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-harinya tidak dapat terlepas dari interaksi atau hubungan

BAB I PENDAHULUAN. piutang. Debitor tersebut dapat berupa orang perorangan (natural person) dan. terhadap kreditor tak dapat terselesaikan.

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan keahlian masing-masing serta cara yang berbeda-beda dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

KEDUDUKAN NASABAH KOPERASI SIMPAN PINJAM DALAM PAILITNYA KOPERASI SIMPAN PINJAM.

AKIBAT HUKUM PERBUATAN TIDAK KOOPERATIF DEBITUR PAILIT DALAM PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. tumbangnya perusahaan-perusahaan skala kecil, menengah, besar dan

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan organisasi yang terdiri dari faktor-faktor produksi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dapat diartikan. dalam undang-undang serta peraturan pelaksanaannya.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB DIREKSI PT BPR MANDIRI ARTHA ABADI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS MEDAN AREA BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar hukum bagi suatu kepailitan (Munir Fuady, 2004: a. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan PKPU;

BAB I PENDAHULUAN. dipastikan kapan akan terjadinya. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut yaitu

PERLINDUNGAN SAHAM MINORITAS DALAM HOLDING COMPANY Audrya Luvika Siregar Bismar Nasution Mahmul Siregar

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi Perseroan secara elektronik yang diselenggarakan oleh

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

BAB VIII KEPAILITAN. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara historis, istilah hukum perusahaan berasal dari hukum dagang dan merupakan hukum perikatan yang timbul khusus dari lapangan perusahaan. hukum dagang merupakan hukum perdata khusus yang dirancang atau diciptakan bagi kaum pedagang. Artinya, pemberlakuan hanya diperuntukkan bagi kaum pedagang saja, tidak untuk digunakan di luar pedagang. 1 Ruang lingkup hukum perusahaan ada pada hukum perdata (khususnya hukum dagang) dan sebagian ada pada hukum administrasi negara yang tercermin pada peraturan perundang-undangan di luar Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUHPerdata) dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (selanjutnya disebut KUHD). Namun, apabila dilihat dari objek usaha dan tata perniagaannya, hukum perusahaan termasuk didalam lapangan hukum perdata, khususnya bidang hukum harta kekayaan yang didalamnya terletak Hukum Dagang. Sedangkan apabila dilihat dari segi kegiatan usahanya yang bergerak di dalam kegiatan ekonomi pada umumnya, maka Hukum Perusahaan ini termasuk di dalam cakupan hukum ekonomi. 2 Perusahaan grup memiliki peran yang semakin penting dalam kegiatan usaha di Indonesia. Dalam perkembangan terkini, perusahaan grup menjadi bentuk usaha yang banyak dipilih oleh pelaku usaha di Indonesia dipengaruhi oleh 1 Mulhadi, Hukum Perusahaan (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), hlm. 1. 2 Ibid, hlm. 21.

berbagai motif, antara lain melalui penciptaan nilai tambah melalui sinergi dari beberapa perusahaan, upaya perusahaan mencapai keunggulan kompetitif yang melebihi perusahaan lain, motif jangka panjang untuk mendayagunakan danadana yang telah dikumpulkan atau pun perintah peraturan perundang-undangan yang mendorong terbentuknya perusahaan grup. 3 Perkembangan di dunia bisnis dimana perusahaan grup menjadi salah satu pilihan bentuk usaha yang banyak dipilih oleh para pelaku usaha di Indonesia. Pada prakteknya dapat ditemui perusahaan-perusahaan berskala besar tidak lagi dijalankan melalui bentuk perusahaan tunggal tetapi dalam bentuk perusahaan grup. Berbagai bentuk perusahaan grup di Indonesia dapat dapat kita temui seperti perusahaan grup Semen Gresik, Grup Astra, Grup Bakrie, Grup Bhaktie. Namun keberadaan perusahaan grup di Indonesia ternyata belum menjadi justifikasi bagi perlunya pengakuan yuridis terhadap status perusahaan grup dengan badan hukum lainnya. Peraturan perundang-undangan hanya mengatur keterkaitan antara induk perusahan dan tidak mengatur mengenai perusahaan grup. Perusahaan grup mengacu pada realitas bisnis tergabungnya perusahaan-perusahaan untuk membentuk perusahaan grup sebagai kesatuan ekonomi. 4 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut UUPT) tidak lagi membuat terminologi grup yang mengacu pada perusahaan grup sebagaimana terdapat dalam Pasal 56 huruf b Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa neraca gabungan dari perseroan yang tergabung dalam satu grup. UUPT 3 Sulistiowati, Perusahaan Grup di Indonesia (Jakarta: Erlangga, 2010), hlm. 1. 4 Sulistiowati, Aspek Hukum dan Realitas Bisnis Perusahaan Grup di Indonesia (Jakarta: Erlangga, 2010), hlm. 3.

lebih dititikberatkan sebagai dasar hukum perseroan, kerangka pengaturan keterkaitan induk perusahaan dan anak perusahaan yang tergabung dalam perusahaan kelompok yang masih menggunakan pendekatan perseroan tunggal. UUPT ini masih mempertahankan pengakuan yuridis terhadap status badan hukum perusahaan induk dan anak perusahaan sebagai subjek hukum mandiri sehingga secara yuridis badan hukum perusahaan induk dan anak perusahaan tetap diakui dan berhak melakukan perbuatan hukum sendiri. 5 Berbagai perbuatan hukum dalam pembentukan dan pengembangan perusahaan grup berimplikasi kepada kepemilikan induk atas saham anak perusahaan atau perseroan lain. Kepemilikan induk atas saham anak perusahaan menyebabkan induk perusahaan memiliki hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (selanjutnya disebut RUPS) anak perusahaan. Selain itu induk perusahaan dapat mengangkat anggota direksi dan/atau dewan komisaris induk perusahaan untuk merangkap menjadi anggota direksi dan/atau dewan komisaris anak perusahaan sehingga menciptakan keterkaitan kepemimpinan ataupun mengalihkan kewenangan pengendalian anak perusahaan kepada perusahaan lain melalui suatu kontrak pengendalian yang mengatur tentang kepemilikan atas saham perusahaan, keterkaitan kepemimpinan pada anak perusahaan, atau kontrak pengendalian melahirkan keterkaitan antara induk dan anak-anak perusahaan. 6 5 Nita Ariyani, Tanggung Jawab Dalam Konstruksi Perusahaan Induk (Induk perusahaan) dan Anak Perusahaan Dalam Perusahaan Grup, http://lawandbeauty.blogspot.com/2013/07/tanggung-jawab-hukum-dalam-konstruksi.html?m=1 (diakses terakhir tanggal 22 Oktober 2014). 6 Emmy Pangaribuan, Perusahaan Kelompok (Yogyakarta: Seri Hukum Dagang Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 1994).

Tergabungnya anak perusahaan dalam konstruksi perusahaan grup tidaklah menghapuskan pengakuan yuridis terhadap status badan hukum anak perusahaan sebagai subjek hukum yang mandiri. Oleh karena itu, anak perusahaan dapat melakukan perbuatan hukum untuk anak perusahaan itu sendiri. Perbuatan hukum yang dilakukan dapat berupa perjanjian maupun pengikatan dengan pihak ketiga. 7 Kegiatan operasional dan perbuatan hukum yang dilakukan oleh anak perusahaan dapat mengalami kepailitan. Hal ini dikarenakan syarat untuk mengajukan kepailitan sangat sederhana yang tertuang dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran utang (selanjutnya disebut UUK dan PKPU), yaitu: 1. Debitur mempunyai dua atau lebih kreditur 2. Tidak membayar sedikitnya satu utang jatuh waktu dan dapat ditagih. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, perlu kiranya diadakan suatu penelitian mengenai Analisis Tanggung Jawab Induk perusahaan sebagai Penjamin dalam Kepailitan Anak Perusahaannya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan hukum induk perusahaan dan anak perusahaan dalam konstruksi perusahaan kelompok? 7 Sulistiowati, Op.Cit., hlm. 137.

2. Bagaimana kepailitan perusahaan menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang? 3. Bagaimana tanggung jawab induk perusahaan dalam kepailitan anak perusahaannya? C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk lebih memahami tentang hubungan hukum induk perusahaan dan anak perusahaannya dalam konstruksi perusahaan kelompok. 2. Untuk mengetahui kedudukan perusahaan dalam kepailitan berdasarkan UUK dan PKPU 3. Untuk mengetahui tanggung jawab induk perusahaan dalam kepailitan anak perusahaannya. Penulisan Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat. Adapun yang menjadi manfaat penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis a. Agar Skripsi ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan atau perbandingan untuk mengetahui tentang tanggung jawab induk perusahaan dalam kepailitan anak perusahaannya. b. Untuk melengkapi tugas-tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Manfaat praktis: a. Dengan penulisan skripsi ini dapat diketahui bagaimana tanggung jawab induk perusahaan dalam kepailitan anak perusahaannya. b. Dengan penulisan skripsi ini, diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan bagi rekan-rekan mahasiswa, sehingga dapat mengetahui perlunya perlakuan sama kepada penanam modal dan penerapannya. D. Keaslian Penulisan Penulisan skripsi ini membahas judul Analisis Tanggung Jawab Induk Perusahaan sebagai Penjamin dalam Kepailitan Anak Perusahaannya. Bahwa sebelumnya terdapat tulisan-tulisan terdahulu yang mengangkat tema yang mirip mengenai Penjamin. Tulisan-tulisan terdahulu berjudul Kedudukan Penjamin (corporate) dalam Perkara Kepailitan oleh Stefanus V Sebayang dengan NIM 02200182, dan Akibat Hukum Pemberian Corporate Guarantee oleh Induk Perusahaan Terhadap Perikatan Anak Perusahaan dalam Perkara Kepailitan (Analisis Perkara Kepailitan No.05/Pailit/1998/PN) oleh Julita S. Nababan dengan NIM 010200035. Keseluruhan tulisan yang pernah dibuat oleh penulis-penulis sebelumnya memiliki perbedaan dengan tulisan yang bahas dalam penulisan skripsi ini Perbedaannya adalah: 1. Pada tulisan terdahulu membahas mengenai kedudukan penjamin (corporate) dalam perkara kepailitan, sedangkan pada tulisan ini lebih membahas

mengenai hubungan hukum induk perusahaan dan anak perusahaannya dalam konstruksi perusahaan kelompok. 2. Pada tulisan terdahulu lebih membahas mengenai akibat hukum pemberian corporate guarantee oleh induk perusahaan terhadap perikatan anak perusahaan, sedangkan pada tulisan ini membahas mengenai tanggung jawab induk perusahaan dalam kepailitan anak perusahaannya. Sehingga dengan melihat perbedaan di atas, maka skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya. Tulisan ini merupakan tulisan yang dibuat dengan mengumpulkan bahan-bahan pustaka serta literatur-literatur yang dapat mendukung pembuatan skripsi ini. Dan tulisan ini dapat dibandingkan dan dapat dibuktikan dengan melihat data yang ada di Sekretariat Departemen Hukum Ekonomi. E. Tinjauan Kepustakaan Tinjauan Kepustakaan mengemukakan beberapa ketentuan dan batasan yang akan menjadi sorotan dalam mengadakan studi kepustakaan. Hal ini akan berguna bagi penulis untuk membantu melihat ruang lingkup skripsi agar tetap berada dalam topik yang diangkat dari permasalahan yang telrah dituliskan di atas. Adapun yang menjadi pengertian etimologis daripada judul skripsi ini adalah:

1. Perusahaan Istilah perusahaan untuk pertama kalinya terdapat dalam Pasal 6 KUHD yang mengatur mengeai penyelenggaraan catatan yang wajib dilakukan oleh setiap orang yang menjalankan perusahaan. Meskipun demikian, KUHD tidak memuat penafsiran otentik mengenai arti perusahaan. Mengenai defenisi perusahaan dapat kia temukan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. Menurut Pasal 1 huruf B, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan yang didirikan bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan atau laba. 2. Induk perusahaan Menurut Munir Fuady, Induk perusahaan sering disebut sebagai induk perusahaan, parent holding, atau controlling company. Munir Fuady mengartikan induk perusahaan adalah suatu perusahaan yang bertujuan untuk memiliki saham dalam satu atau lebih perusahaan lain dan/atau mengatur satu atau lebih perusahaan lain. 8 3. Anak perusahaan Anak perusahaan dalam urusan bisnis adalah sebuah perusahaan yang dikendalikan oleh sebuah perusahaan yang terpisah dan lebih tinggi. 9 8 Munir Fuady, Hukum Perusahaan Dalam Paradigma Hukum Bisnis (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999) hlm. 18. 9 Wikipedia: http://id.wikipedia.org/wiki/anak_perusahaan (diakses terakhir tanggal 22 Oktober 2014).

4. Penjamin Berdasarkan Pasal 1820 KUHPerdata, borgtocht atau penanggungan adalah suatu perjanjian dimana seorang pihak ketiga guna kepentingan si berpiutang/kreditur mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si berutang/debitur manakala orang ini sendiri tidak memenuhinya. 10 5. Jaminan Jaminan adalah susatu yang diberikan oleh pihak ketiga guna kepentingan kreditur yaitu untuk memenuhi kewajiban debitur manakala ia sendiri tidak memenuhinya. 11 6. Kepailitan Kepaililitan adalah sita umum atas semua kekayaan debitor pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh Kurator di bawah pengawasan hakim pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 12 F. Metode Penulisan Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Spesifikasi penelitian a. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat di dalamnya. Dengan demikian, penelitian 10 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1820. 11 Ibid. 12 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Pasal 1 ayat (1).

yang dilaksanakan adalah penelitian hukum yuridis normatif, yaitu penelitian yang menganalisa peraturan perundang-undangan di bidang penanaman modal dan peraturan pelaksananya. b. Sifat penelitian Penelitian hukum normatif ini berbeda dengan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk melukiskan tentang sesuatu hal di daerah tertentu dengan memberikan data yang seteliti mungkin tentang suatu fenomena atau gejala. 13 c. Pendekatan penelitian Penelitian hukum yuridis normatif melakukan pendekatan terhadap perundang-undangan atau sering disebut statue approch. 2. Data penelitian Penelitian skripsi ini menggunakan data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, tersier. a. Bahan hukum primer, yaitu: bahan-bahan hukum yang mengikat, dalam penulisan ini bahan-bahan primer tersebut adalah UUK dan PKPU dan UUPT. b. Bahan hukum sekunder, yaitu: bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai hukum primer. Dalam penulisan ini, bahan hukum sekunder yang digunakan adalah buku-buku yang berkaitan dengan perusahaan dan kepailitan. 13 Mahmul Siregar, Metode Penelitian Hukum (bahan kuliah tanggal 17 Oktober 2011).

c. Bahan hukum tersier, yaitu: bahan hukum penunjang, mencakup bahan-bahan yang memberi petunjuk-petunjuk maupun penjelasan terhadap hukum primer dan sekunder. Dalam penulisan ini bahan hukum tersier yang digunakan adalah ensiklopedi untuk memberi penjelasan terhadap kepailitan perusahaan. 3. Teknik pengumpulan data Penelitian yang digunakan penelitian kepustakaan (library research) yang merupakan pengumpulan data-data yang dilakukan melalui literatur atau dari sumber bacaan berupa buku, peraturan perundang-undangan dan bahan bacaan lain yang terkait dengan penulisan skripsi ini yaitu mengenai penanaman modal yang digunakan sebagai dasar ilmiah dalam pembahasan materi. 4. Analisis data Penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian hukum normatif. Pengelolaan data pada hakekatnya merupakan kegiatan untuk melakukan analisa terhadap permasalahan yang akan diteliti. Analisis data dilakukan dengan: a. Mengumpulkan bahan-bahan hukum yang relevan dengan permasalahan yang diteliti yaitu mengenai perusahaan dan kepailitan. b. Memilih kaidah-kaidah hukum yang sesuai dengan permasalahan. c. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep pasal yang ada UUK dan PKPU dengan UUPT dan peraturan yang relevan lainnya.

d. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif kualitatif mengenai permasalahan. G. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini disusun atau ditulis secara sistematis agar dihasilkan suatu tulisan yang teratur dan terarah pada suatu titik permasalahan dan pembahasan yang jelas. Sehingga setiap orang yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut. Untuk itu penulis akan membuat suatu sistematika penulisan skripsi sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab pendahuluan, dimana yang akan dipaparkan disini adalah mengenai latar belakang, perumusan masalah-masalah yang akan dibahas, tujuan dan manfaat penulisan skripsi, mengenai keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan yaitu: pengertian-pengertian dari judul penulisan serta sistematika penulisan. BAB II HUBUNGAN HUKUM INDUK PERUSAHAAN DAN ANAK PERUSAHAAN DALAM KONSTRUKSI PERUSAHAAN KELOMPOK Bab ini membahas mengenai status badan hukum induk perusahaan, status badan hukum anak perusahaan dan hubungan hukum antara induk perusahaan dan anak perusahaan dalam konstruksi perusahaan kelompok.

BAB III KEPAILITAN DALAM PERUSAHAAN Bab ini membahas mengenai sejarah singkat pengaturan kepailitan di Indonesia, syarat-syarat kepailitan, pihak yang berhak mengajukan kepailitan, tata cara pengajuan permohonan pailit dan akibat hukum dari kepailitan. BAB IV TANGGUNG JAWAB INDUK PERUSAHAAN SEBAGAI PENJAMIN DALAM KEPAILITAN ANAK PERUSAHAANNYA Bab ini membahas mengenai kedudukan penjamin dalam kepailitan, akibat hukum kepailitan terhadap anak perusahaan terhadap induk perusahaan dan tanggung jawab perusahaan induk sebagai pejamin dalam kepailitan anak perusahaannya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bagian penutup dari isi penulisan skripsi yang berisi kesimpulan mengenai pembahasan dari penulisan skripsi ini serta saran-saran yang diberikan untuk dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam hal analisis tanggung jawab induk perusahaan sebagai penjamin dalam kepailitan anak perusahaannya.