BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH. Wattamwil yaitu simpanan (funding) dan pembiayaan (financing).

BAB IV ANALISIS MEKANISME DAN UPAYA PENINGKATAN SISUKA (SIMPANAN SUKARELA BERJANGKA) DI BMT BUS

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS TERHADAP PRODUK PEMBIAYAAN USAHA BAGI HASIL

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN Syarat dan Ketentuan Pembiayaan Mikro Syariah Di KSPPS Tamzis Bina Utama Cabang Kejajar Wonosobo.

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

BAB IV PEMBAHASAN. A. Mekanisme Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) 1. Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar )

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB IV ANALISIS TENTANG FUNGSI ACCOUNT CREDIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN. Penerapan Aspek 5C dan 1S pada Pembiayaan Murabahah di KJKS. Baituttamwil Tamzis Cabang Pasar Induk Wonosobo (PIW)

Mura>bah}ah oleh BMT Dana Mentari, sebagaimana diterbitkan dalam

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

BAB III GAMBARAN BMT NU SEJAHTERA. yang sedang lesu pada saat itu, maka kaum Nahdliyin (NU) sebagai organisasi

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI PEDAGANG KECIL DI PASAR KLIWON TENTANG PEMANFAATAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT FASTABIQ CABANG KUDUS

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Murabahah di BPRS Bangun Drajat Warga

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada pembahasan bab lima ini akan disampaikan kesimpulan mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV MEKANISME PENGAWASAN PENYALURAN PEMBIAYAAN USAHA MIKRO DI KSPPS ARTHAMADINYA BANYUPUTIH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR WAWANCARA Jawab

BAB III PROFIL DAN PRODUK-PRODUK BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya BMT ANKASA Kabupaten Pekalongan 1

Tabel 1. Hasil Wawancara. Koperasi Simpan Pinjam TABITA Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISISIS MEKANISME PENCAIRAN DANA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN AGUNAN CAST COLLATERAL DI KSPPS ARTHAMADINA, BATANG.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

PENDAHULUAN Dengan adanya perkembangan di bidang ekonomi saat ini, penyedia modal sangat dibutuhkan. Adanya penyedia modal mendukung jalannya

BAB III PRAKTEK DENDA PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS MASLAHAT UMMAT. 1. Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya KJKS Maslahat Ummat

KEPUTUSAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDesa) "PODHO JOYO" DESA SUKOREJO KECAMATAN SIDAYU KABUPATEN GRESIK NOMOR : 01/KEP/BUMDesa-PJ/2015 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah. Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT.

BAB IV PELAKSANANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH DI KJKS BMT KECAMATAN LUBUK BEGALUNG KOTA PADANG

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PENERAPAN AKAD IJARAH MULTIJASA PADA PEMBIAYAAN PERNIKAHAN DI KJKS BTM KEDUNGWUNI

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

KEPUTUSAN PENGURUS Nomor : 01/KEP/Kop / / 2013 Tentang : Peraturan Khusus Usaha Simpan Pinjam Koperasi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Tinjauan Umum Bank Perkreditan Rakyat Gamping Artha Raya

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB III GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG. Kendal yang produktif. Produktifitas ini bisa dilihat dari keberadaan

Lampiran 1. Tagihan UKM Kolom Nama Sebagai Catatan Realisasi Simpanan Wajib

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pembiayaan Pensiunan pada Bank Mandiri Syariah Kantor Cabang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Tabungan pada Bank Syariah Bukopin Capem UPI YPTK. Kegiatan Operasi, Skep.Dir.No : 197/Skep-DIR/BSB-JKT/VIII/2009

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB III PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN AL QARDH. Pensyaratan adanya jaminan sebelum diadakan pembiayaan diterapkan oleh

BAB III PEMBAHASAN. akan dikelola BMT untuk memperoleh keuntungan, keuntungan akan diberikan

BAB IV. PEMBIAYAAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) MIKRO ib PADA BRISYARIAH KANTOR CABANG PADANG

BAB IV PEMBAHASAN. A. Mekanisme Simpanan Qurban di BMT At-Taqwa Muhammadiyah Cabang

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam. Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah.

BAB IV ANALISIS PRODUK PEMBIAYAAN BSM CICIL EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI PEMALANG

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan 1. Prosedur Permohonan Pembiayaan 1 Mengisi formulir dan menandatangani permohonan menjadi anggota BMT kemudian permohonan pembiayaan yang intinya adalah modal yang diperlukan nasabah. Nasabah pembiayaan yang mengajukan permohonan dilengkapi dengan persyaratan-persyaratan sebagai berikut: a. Foto copy KTP suami istri yang masih berlaku. b. Foto copy KK c. Foto copy surat nikah bagi yang sudah menikah. d. Foto copy BPKB yang dijadikan agunan. e. Foto copy STNK Untuk mendapatkan pembiayaan, nasabah harus menjadi calon anggota dengan membuka rekening tabungan sirela. 2. Prosedur Pemeriksaan dan Proses Pengajuan Setelah melalui prosedur permohonan di BMT Amanah Usaha Mulia, maka dilanjutkan dengan prosedur pemeriksaan dan proses pengajuan pembiayaan. Secara terperinci, prosedur tersebut tertera di bawah ini : 1 Hasil Wawancara Dengan Bapak Rudi Selaku Manajer KSPPS Amanah Usaha Mulia Magelang Kamis 13 April 2017 Pukul 10:20 WIB 47

48 a. Memeriksa surat permohonan pembiayaan dan kelengkapan persyaratan. b. Mencocokkan foto copy berkas pengajuan dengan aslinya c. Mengisi formulir surat permohonan pembiayaan d. Mencatat permohonan kredit ke dalam buku permohonan pembiayaan e. Permohonan tersebut disampaikan kepada kabag pembiayaan untuk diproses lebih lanjut f. Memasukkan file calon debitur tersebut dalam daftar proses pembiayaan dan digolongkan dalam nasabah baru atau lama. Ada ketentuan yang berbeda utuk nasabah baru dan nasabah lama. i. Nasabah baru Mengisi surat permohonan pembiayaan Melengkapi syarat-syarat Harus membayar simpanan pokok sebesar Rp 10.000,- sebagai anggota Harus diadakan survey terhadap nasabah pembiayaan 3. Prosedur Survey BMT Amanah Usaha Mulia dalam melakukan pembiayaan melalui prosedur survey. Kegiatan survey tersebut dilakukan terhadap nasabah, baik yang bersifat perorangan maupun kelompok. Prosedur survey mengedentifikasi nasabah melalui pihak ketiga (tetangga, teman, rekan seprofesi, saudara pemohon, orang tua, ketua RT dan sebagainya). Berdasarkan identifikasi tersebut maka dilakukan pendataan tempat usaha (analisis usaha) dengan cara mewawancarai pemohon yang meliputi kondisi usaha, sistem manajemen, data keuangan, teknik produksi, faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran produksi, siklus produksi, karakter pemohon, dan sumber pendapatan, melakukan transaksi jaminan dan penilaian kelayakan usaha.

49 Penilaian jaminan dapat dilakukan sebagai berikut : a. Jaminan berbentuk BPKB BPKB harus diwilayah Kabupaten Magelang dan sekitarnya. Nilai jaminan 50% dari harga jual kendaraan. Sebagai misal, nasabah A menjaminkan Honda Vario 20011 yang mempunyai nilai jual pada saat ini Rp 14.000.000,-. Maka BMT dapat merealisasi pembiayaan Rp 7.000.000,-. b. Jaminan berbentuk Sertifikat Tanah Sertifikat tanah harus diwilayah Kecamatan terdekat dan harus atas nama sendiri. Nilai jaminan 50% dari harga jual tanah. Sebagai misal, nasabah B menjaminkan tanahnya seluas 1.000 meter persegi. Harga jual pada saat ini Rp 100.000.000,-. Maka BMT dapat merealisasi pembiayaan sebesar Rp 50.000.000,-. 4. Persiapan Realisasi Pembiayaan Dalam suatu pembiayaan sebelum ada realisasi harus ada persiapan terlebih dahulu. Persiapan realisasi pembiayaan dilakukan dengan cara sebagai berikut : a. Mengisi dan melengkapi form persetujuan pembiayaan yang berisi nama, jumlah pengajuan, dan alamat. b. Membuat persetujuan pembiayaan rangkap 2, yakni lembar pertama untuk arsip dan lembar kedua untuk nasabah dan membuat berkas kartu angsuran untuk nasabah serta angsuran, akad, tanda terima agunan, dan slip pencairan. c. Memberitahu kepada nasabah tentang waktu (waktu peminjaman maksimal 3 tahun) dan jumlah realisasinya dan dijelaskan saat pencairan pemohon harus hadir bersama suami atau istri. 5. Realisasi Pembiayaan Tahapan realisasi pembiayaan di BMT Amanah Usaha Mulia meliputi :

50 a. BMT Amanah Usaha Mulia menerima jaminan dari nasabah. b. Nasabah menerima tanda terima jaminan dari BMT Amanah Usaha Mulia. c. Bagian pembiayaan melakukan akad dengan nasabah, kemudian kedua belah pihak melakukan persetujuan pembayaran. d. Kegiatan tersebut membubuhkan stempel BMT Amanah Usaha Mulia setelah ditandatangani oleh para saksi. e. Debitur memberikan tandatangan pada slip pembiayaan. f. Bagian pembiayaan membubuhkan tandatangan, cap stempel lembaga dan tanggal pencairan pada persetujuan pembiayaan. g. Petugas teller memberikan dana berdasarkan perintah bagian pembiayaan kepada debitor sejumlah nominal yang disepakati. h. Permohonan pembiayaan yang sudah direalisasi harus dicatat pada buku realisasi pembiayaan. Kemudian teller memberikan dana sesuai dengan realisasi kepada debitor yang telah dipotong dengan biaya administrasi, biaya survey dan biaya materai. Biaya administrasi adalah 2% dari realisasi pembiayaan. Sedangkan biaya survey adalah tergantung jarak yang ditempuh. Jika dekat sebesar Rp 15.000,00 dan jika jauh Rp 25.000,00. 6. Pelayanan angsuran pembiayaan Debitor yang datang langsung ke BMT harus membawa kartu angsuran. Kartu angsuran diserahkan pada teller untuk dicek serta diisi dan memberi slip angsuran pada debitor. Setelah itu petugas teller memvalidasi dengan komputer slip angsuran. Jika debitor tidak dapat mendatangi ke BMT atau telah jatuh tempo maka petugas pembiayaan dan petugas lain yang ditunjuk oleh manajer akan mendatangi debitur kerumah. 7. Pelunasan Pembiayaan dan Pengambilan Jaminan

51 Pada akhir periode pembayaran hutang yang telah ditentukan, nasabah membawa uang pelunasan terakhir beserta kartu angsuran ke BMT Amanah Usaha Mulia. Teller akan menerima kartu angsuran yang diserahkan oleh nasabah dan mengecek jumlah uang pembayaran terakhir. Teller kemudian membuat slip angsuran dan memvalidasi pada komputer serta selanjutnya menyetempel LUNAS. Stempel LUNAS juga dibubuhkan pada kartu angsuran setelah diisi terlebih dahulu. Termasuk mengisi arsip kartu angsuran serta menyetempel LUNAS. Setelah selesai teller memberikan slip angsuran terakhir berstempel lunas dan kartu angsuran berstempel lunas kepada nasabah. Sebelum menyerahkan barang jaminan, terlebih dahulu nasabah menandatangani pengambilan jaminan pada kolom yang mengambil. Kemudian petugas (pihak BMT) menandatangani pada kolom yang menyerahkan. Petugas memberikan barang jaminan ke nasabah. B. Kelebihan dan Kekurangan Prosedur Pembiayaan BMT Amanah Usaha Mulia dalam menjalankan kegiatannya mengalami pasang surut jumlah nasabahnya. Keadaan ini disebabkan karena kondisi ekonomi nasabah yang berlainan dan kegunaan pembiayaan yang berlainan pula bagi nasabah. Pada Tahun 2010 BMT Amanah Usaha Mulia mengalami lonjakan jumlah nasabah bila dibandingkan Tahun 2009. Fluktuatif tersebut disebabkan karena BMT memiliki kelebihan dan kelemahan bila dibandingkan dengan lembaga keuangan konvensional. Berikut ini kami sampaikan kelebihan dan kelemahan BMT Amanah Usaha Mulia 2 a. Kelebihan - Syarat mudah dan proses cepat. 2 Hasil Wawancara Dengan Ibu Indah Selaku Admin KSPPS Amanah Usaha Mulia Magelang Kamis 14 April 2017 Pukul 12:00

52 - Terdapat layanan jemput bola untuk nasabah membayar angsuran tidak harus langsung ke BMT. b. Kekurangan - Biaya administrasi menggunakan prosentase (1,5% dari pencairan) - Tidak terdapat cadangan resiko dalam pembiayaan - Sertifikat tidak melibatkan notaris (jika jumlah pinjaman lebih dari Rp 50.000.000,00 maka baru melibatkan notaris) C. Perkembangan Nasabah Pembiayaan BMT Amanah Usaha Mulia dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang baik di mata masyarakat. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah nasabah yang melakukan pembiayaan dari tahun 2011, 2012, 2013, 2014, 2015,dan 2016. Jumlah nasabah realisasi pembiayaan di BMT Amanah Usaha Mulia pada tahuntahun tersebut tercatat dalam data sebagai berikut 3 : Tebel :2.2 Jumlah anggota yang terealisasi pembiayaan tahun Jumlah Anggota 2011 821 orang 2012 1,022 orang 2013 1,285 orang 2014 1,500 orang 2015 1,565 orang 2016 1,911 orang Sumber : Laporan Pembukuan jumlah anggota 3 Hasil Wawancara Bapak Dwi selaku Manjer Oprasional BMT Amanah Usaha Mulia Magelang

53 Dari tabel diatas membuktikan bahwa dari tahun 2011 hingga 2016 jumlah anggota di BMT Amanah Usaha Mulia Magelang bahwa mengalami kenaikan jumlah anggota yang cukup baik. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan empat anggota pembiayaan di KJKS BMT Amanah Usaha Mulia menyatakan bahwa proses pembiayaan di AULIA sangat mudah, persyaratan pengajuan pembiayaan jesal dan mudah serta proses pencairan pembiayaan yang cepat. Pelayanan yang diberikan pada anggota dinilai sangat baik, ramah dan sopan. Sehingga memberi kenyamanan bagi anggota dalam menjalankan proses pembiayaan serta dengan adanya sistem jemput bola dapat memudahkan anggota dalam menggunakan fasilitas produk-produk KJKS BMT Amanah Usaha Mulia terutama dalam hal pembiayaan. Sistem pelayanan jemput bola ini sangat menguntungkan anggota karena dalam menjalankan prosedur pembiayaan mulai dari kekuatan dokumen persyaratan, pencairan pembiayaan titpan pengembalian anggota, serta adanya penyampean informasi mengenai tanggal jatuh tempo setoran pengembalian pembiayaan yangan diberitaukan anggota pembiayaan sebelum jadwal tanggal jatuh tempo sehingga dapat memberi kemudahan bagi anggota pembiayaan untuk berjaga-jaga dalam melakukan setoran pengembalian pembiayaan. Dan hal ini dapat mengantisipasi terjadinya tunggakan pembiayaan. Adanya pelayanan yang baik serta sistem jemput bola yang diterapkan dapat menjadi keunggulan tersendiri bagi KJKS BMT AULIA dalam kegiatan operasional fasilitas produk-produk yang tersedia. Sehingga hal tersebut dapat menarik lebih banyak peminat seseorangan untuk menjadi anggota KJKS BMT Amanah Usaha Mulia Magelang dan menggunakan fasilitas produk yang ada. Dimana hal ini akan berdampak pada perkembanggan asset KJKS BMT Amanah Usaha Mulia Magelang. Produk faslitas pembiayaan tertentu tidak lepas dari adanya penentuan bagi hasil. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa anggota pembiayaan menyatakan bahwa perhitungan bagi hasil sudah ditentukan oleh KJKS BMT

54 Amanah Usaha Mulia Magelang. Namun hal ini bukan berarti bahwa perhitungan bagi hasil ditentukan sepihal. Penentuan bagi hasil ditentukakjks BMT Amanah Usaha Mulia berdasarkan perhitungan dari perolehan hasil usaha yang sudah berjalan sebelumnya dari hal itu dihitung dengan menggunakan kentunggan usaha terendah yang didapat dalam usaha saat pembiayaan berjalan dan berdasarkan perhitungan tersebut sudah melalui kesepakatan atau negosiasi dengan anggota pembiayaan pada saat proses surveidilakukan. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan dengan Account Officer KJKS BMT Amanah Usaha Mulia yang menyatakan bahwa penentuan nisbahbagi hasil sudah diperhitungkan dan disepakati oleh anggota bersamaan dengan proses survei yang dilakukan. Memang terdapat kelemahan dari keputusan penentuan bagi hasil tersebut yang dinyatakan bahwa penentuan bagi hasil ditentukan oleh KJKS Amanah Usaha Mulia, pernyataan tersebut dikarenakan anggota pengguna fasilitas pembiayaan bukan hanya orang yang mengerti tentang perhitungan nisbah bagi hasil saja akan tetapi juga digunakan oleh anggota yang berasal dari kaum alam yang kurang mengerti tentang perhitungan yang kompetitor terhadap nisbah bagi hasil yang ditentukan, apabila dalam melakukan perhitungan bagi hasil harus melalui negosiasi yang lebih detail maka akan memperpanjang waktu keputusan realisai pembiayaan hingga sampai pada pencairan. Keputusan penentuan nisbahbagi hasil pembiayaan tidak akan terjadi kesalahan abpabila pembiayaan yang dihadapi adalah anggota pembiayaan yang memiliki pengentahuan terhadap bagimana perhitungan bagi hasil yang kompetitif. Seperti berdasarkan hasil wawancara dengan salah atu anggota pembiayaan KJKS BMT Amnah Usaha Mulia yang menyatakan bahwa, prosedur pemerapan pembiayaan di KJKS BMT Amnah Usaha Mulia sudah sangat baik, mulai dari proses pengajuan pembiayaan yang mudah. Prosedur survei yang detail, pencairan pembiayaan yang cepat layanan yang memuaskan serta bagi hasil yang kompititf, karena penetapan bagi hasil memang diperhitungkan berdasarkan perolehan hasil pendapatan dan perkiraan keuntungan yang didapatkan dan perhitungan yang adil serta sesuai dengan prensip syariah dan terdapat

55 keunggulan lain yaitu adanya toleransi tanggungan pengembalian pembiayaan dan tidak dikenakan denda selama tunggakan pengambilan masih dalam jangka waktu yang wajar. Serta adanya kebijakan terhentinya bagi hasil bersamaan dengan terdapat sisa jangka waktu pembiayaan. Berdasarkan hasil wawancara tersebut karena anggota pembiayaan cukup memiliki pengetahuan tenetang hukum lembaga keuangan syariah, bliau juga menyatakan bahwa menggunakan fasilitas produk pembiayaan di KJKS BMT Amanah Usaha Mulia dapat menghidari adanya riba dan kegiatan operasional dijamin baik dan halal. Serta penerapan sistim pembiayaan dalam memberikan bagi hasil yang jelas dan adil serta menguntungkan karena perhitungan bagi hasil yang sudah berjalan tetap mengikuti perhitungan kesepakatan awal, ada apabila terjadi penurunan pendapatan ayau mengalami kerugian dalam anggota pembiayan dapat memberikan bukti yang akurat kepada KJKS BMT Amnah Usaha Mulia akan diberikan toleransi pengembalian pembiayaan yanh lebih ringan. Hingga toleransi untuk ditarik sejumlah pokok pembiayaan yang tersisa saja.