PENDAHULUAN. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang sangat penting bagi kelangsungan hidup

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanah dan air merupakan sumberdaya yang paling fundamental yang

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya pemahaman dari masyarakat dalam pengolahan lahan merupakan

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

BAB I PENDAHULUAN. hewan atau manusia, seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

I. PENDAHULUAN. dibutuhkan secara berkesinambungan, karena merupakan bahan pangan yang

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki

STAF LAB. ILMU TANAMAN

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan bahan pangan yang mudah rusak (perishable) dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. manusia tidak bisa mempertahankan eksistensinya atau hidupnya. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah, dengan

PENDAHULUAN Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. tanaman kedelai secara signifikan. Perbaikan sistem budidaya kedelai di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi cukup, nilai ekonomis tinggi serta banyak digunakan baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. (Wibowo, 2009). Umbi bawang merah terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan

PRODUKSI CABAI BESAR DAN CABAI RAWIT TAHUN 2014

IRIGASI dan DRAINASI URAIAN TUGAS TERSTRUKSTUR. Minggu ke-2 : Hubungan Tanah-Air-Tanaman (1) Semester Genap 2011/2012

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

PRODUKSI CABAI BESAR DAN CABAI RAWIT

TINJAUAN PUSTAKA Botani

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

1. PENDAHULUAN. banyak mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia, oleh karena itu

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang mempunyai nama ilmiah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol atau dikenal dengan nama Podsolik Merah Kuning (PMK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, JERUK, DAN PISANG JAWA TENGAH TAHUN 2014

TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai bobot isi antara 1, sampai 1,3 gr/cm 3, sedangkan yang bertekstur

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan dan sumber protein

I. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor

BAB I PENDAHULUAN. yang menduduki urutan kedua setelah kedelai (Marzuki, 2007), Kebutuhan kacang tanah di Indonesia mencapai

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

TINJAUAN PUSTAKA. disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi tinggi. Tanaman cabai dapat tumbuh di berbagai tipe tanah dan tanah yang

HUBUNGAN TANAH - AIR - TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman hortikultura, yang sangat cocok

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah, mengandung unsur-unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Akan

PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN JEMBRANA

PENDAHULUAN. Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas. berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian dari bentang alam ( Landscape) yang mencakup pengertian lingkungan

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tebu

I. PENDAHULUAN. Indonesia, namun sampai saat ini perhatian masyarakat petani kepada kacang

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Air merupakan unsur yang sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup. Tanpa air makhluk hidup tidak akan dapat melangsungkan hidupnya dalam waktu yang lama. Persediaan air bagi makhluk hidup harus terpenuhi. Tanpa pengembangan sumber daya air makhluk hidup tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengelolaan sumber daya air sebaik mungkin. Persediaan air yang diperlukan untuk makhluk hidup baik manusia, hewan, dan tanaman harus dapat terpenuhi. Manusia masih mungkin dapat bertahan selama beberapa minggu tanpa makanan, akan tetapi tanpa air ia akan hanya bertahan hidup paling lama 10 hari, demikian halnya dengan tanaman selain dipengaruhi oleh faktor cuaca dan kandungan unsur hara dalam tanah, tanaman hanya akan dapat hidup dengan subur apabila ia mendapat cukup air. Pemberian air yang mencukupi merupakan faktor penting bagi pertumbuhan tanaman. Setiap tanaman akan mencoba menyerap air secukupnya dari tanah tempatnya tumbuh. Untuk menjamin pertumbuhannya maka perlu dilakukan pengairan buatan yang sesuai dengan kebutuhan (Santika, 1999). Menurut Sumarna (1998) pemberian air pada tanaman berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman, umur dan fase pertumbuhan, waktu tanam dan pola tanam, serta jenis tanah. Tekstur dan struktur tanah mempengaruhi penyebaran pori-pori tanah yang pada gilirannya dapat mempengaruhi infiltrasi, 1

2 kemampuan tanah dalam menampung air (kelembaban tanah) pertumbuhan tanaman, dan proses-proses biologis dan hidrologis lainnya. Untuk mencapai ketersediaan air maksimal perlu dilakukan pemberian air yang cukup. Tanah dengan tekstur kasar membutuhkan air lebih banyak dibandingkan dengan tanah bertekstur halus. Pada tanah dengan tekstur kasar lebih mudah kehilangan air melalui perkolasi maupun evaporasi, sedangkan tanah dengan tekstur halus kurang mampu dalam menyerap air dengan baik. Selain itu, tanah bertekstur halus memiliki laju infiltrasi yang rendah sehingga air yang jatuh ke permukaan tanah banyak mengalir sebagai aliran permukaan. Hal ini dapat mengakibatkan pemakaian air oleh tanaman tidak efisien (Sumarna, 1988). Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman akan memberi pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, tergantung pada sifat fisika, kimia, biologi, dan bahan jenis tanahnya. Keadaan tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi kemampuan tanah menyerap dan menahan air serta distribusi air pada tanah tersebut. Berbeda jenis tanahnya akan berbeda pula respon tanaman terhadap kesediaan air tanah, terutama bagi tanaman semusim. Di Indonesia, tanaman semusim seperti tanaman pangan dan hortikultura banyak ditanam pada tanah latosol, andosol, inseptisol, dan aluvial. Tanah andosol di Sumatera Utara meliputi 1.875.000 ha yang tersebar di dataran tinggi Karo yang berasal dari Gunung Sibayak dan Sinabung. Berbagai jenis tanaman yang dibudidayakan pada tanah Andosol diantaranya adalah tanaman cabai rawit. Cabai rawit merupakan jenis hortikultura yang banyak diminati konsumen di Indonesia. Tingkat konsumsi cabai rawit cukup tinggi dan cenderung meningkat setiap tahun. Selain permintaan konsumen rumah tangga, peningkatan konsumsi cabai rawit juga

3 terlihat signifikan pada industri cabai olahan, seperti saus, cabai giling, dan bumbu kering. Namun, tingginya kebutuhan cabai segar dan cabai untuk industri ini belum mampu diimbangi oleh ketersediaan produksi cabai dalam negeri oleh petani. Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan impor cabai dari negara lain (Rostini, 2011). Produksi cabai rawit segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 0,800 juta ton. Dibandingkan tahun 2013, terjadi kenaikan produksi sebesar 86,98 ribu ton (12,19 persen). Kenaikan ini disebabkan oleh kenaikan produktivitas sebesar 0,23 ton per hektar (4,04 persen) dan peningkatan luas panen sebesar 9,76 ribu hektar (7,80 persen) dibandingkan tahun 2013 (Badan Pusat Statistik, 2014). Cabai merupakan tanaman yang sensitif terhadap kelebihan dan kekurangan air. Tanaman cabai memerlukan air sekitar 200 mm/hari untuk fase vegetatif dan 200 mm/hari untuk fase generatif. Jika kadar air dalam tanah tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut maka tanaman akan kurang mengabsorbsi air sehingga tanaman menjadi layu dan mati. Pada tanah yang banyak mengandung air akan menyebabkan aerasi tanah menjadi buruk dan tidak menguntungkan bagi pertumbuhan akar, akibatnya pertumbuhan tanaman akan kurus dan kerdil. (Sumarna, 1998). Tanaman cabai menyukai tanah yang memiliki unsur hara yang tinggi agar produktivitasnya juga tinggi. Begitu pula strukturnya. Tanah yang baik harus memiliki kemampuan menyimpan air, drainase, dan aerasi yang baik. Jika tidak demikian, maka akan mengurangi tingkat pertumbuhan dan produksi tanaman tersebut. Tanah andosol merupakan salah satu media yang cocok untuk bertanam cabai. Tanah ini merupakan tanah ringan dan mempunyai pori-pori yang besar

4 sehingga memudahkan akar untuk tumbuh dan menyerap air sehingga dapat mensuplai kebutuhan air untuk tanaman cabai. Cabai termasuk tanaman yang tidak tahan kekeringan, tetapi juga tidak tahan terhadap genangan air. Air tanah dalam keadaan kapasitas lapang (lembab tetapi tidak becek) sangat mendukung pertumbuhan. Masa kritis tanaman ini adalah saat pembentukan bunga dan buah. Kelembaban tanah yang ideal untuk pertumbuhan dan produksi cabai berkisar antara 60%-80% kapasitas lapang (Sumarna, 1998). Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas cabai adalah dengan pemenuhan kebutuhan air tanaman cabai. Karena kebutuhan air pada tanaman berbeda-beda dan tanaman cabai dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal pada kondisi kadar air tanah tertentu maka perlu dilakukan pengkajian distribusi air pada tanah Andosol dengan pemberian jumlah air yang berbeda, serta pengaruhnya terhadap produksi tanaman cabai rawit. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji distribusi air pada tanah Andosol menggunakan tanaman cabai rawit dengan jumlah pemberian air yang berbeda dan menentukan produksi tanaman cabai rawit. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian.

5 2. Bagi mahasiswa, sebagai referensi untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan distribusi air pada tanah Andosol dengan pemberian kadar air yang berbeda dan pengaruhnya terhadap produktifitas tanaman.