JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

dokumen-dokumen yang mirip
JOBSHEET PRAKTIKUM 3 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 2 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 1 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN LISTRIK SATU FASA SATU GRUP

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

MEMASANG INSTALASI PENERANGAN SATU PASA

BAB VII PEMERIKSAAN & PENGUJIAN INSTALASI PEMANFAATAN TEGANGAN RENDAH

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK SESUAI PUIL 2000

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

Commercial Wiring / Electrical Installation. LKS SMK Tingkat Provinsi Bali. Tahun 2012 KISI-KISI SOAL BIDANG LOMBA : Tingkat Provinsi Bali

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

MATERIAL / PERALATAN INSTALASI DOMESTIK & NON DOMESTIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

LAPORAN PRAKTIKUM INSTALASI PENERANGAN

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI LEMBAR TUGAS PRAKTIK

Komponen instalasi tenaga listrik

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kelistrikan

DAFTAR PUSTAKA. [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember Peraturan Umum Instalasi

BAB II SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI RUMAH TANGGA. Instalasi listrik merupakan susunan perlengkapan-perlengkapan listrik yang

Percobaan 5 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan

BENGKEL LISTRIK SEMESTER III INSTALASI PENERANGAN 3 FASA

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya

KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA

KETENTUAN PEMASANGAN INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

DAFTAR ISI BAB I (Pendahuluan) BAB II (Landasan Teori) Rizky Maulana S, 2014 Perencanaan Instalasi Listrik Hotel Prima Cirebon

PRAKTIKUM I N S T A L A S I L I S T R I K

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2015 KELOMPOK TEKNOLOGI

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE

PERAWATAN DAN PERBAIKAN PERLENGKAPAN INSTALASI LISTRIK

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah)

PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI INSTALASI LISTRIK. Lembar Informasi

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SOAL DAN PEMBAHASAN. : SMK Negeri Nusawungu. KELAS / SEMESTER : XI /3 KOMP. KEAHLIAN : Teknik Instalasi Tenaga Listrik : Siswanta, S.

DESAIN DAN INSTALASI TENAGA LISTRIK

BAB I RANGKA PEMBAGI UTAMA

JOBSHEET PRAKTEK INSTALASI LISTRIK RESIDENTIAL

Percobaan 8 Kendali 1 Motor 3 Fasa Bekerja 2 Arah Putar dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROPINSI JAWA TIMUR SEPTEMBER 2014 KELOMPOK TEKNOLOGI

MERANGKAI INSTALASI LISTRIK PENERANGAN SEDERHANA F.20.07

Percobaan 6 Kendali 3 Motor 3 Fasa Bekerja Secara Berurutan dengan Menggunakan Timer Delay Relay (TDR)

PANDUAN PELAKSANAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BIDANG LOMBA : COMMERCIAL WIRING [LKS SMK TINGKAT PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA] FT UNY 2014

MANAGEMENT PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN PHBTR

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN INSTALASI PENERANGAN

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti perkembangannya.dalam kehidupan sehari hari kita tidak pernah lepas

LAPORAN AKHIR PEMELIHARAAN KABEL TANAH TERHADAP GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

DASAR INSTALASI LISTRIK. Hasbullah, MT Electrical Engineering Dept. FPTK UPI com Mobile :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Tim Penyusun. Tim Penyusun :

BAB II LANDASAN TEORI

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu :

ANALISA SISTEM INSTALASI LISTRIK DAN PEMBAGIAN DAYA 900 WATT PADA RUMAH 2 TINGKAT

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

LATIHAN 1 MENGERJAKAN BERBAGAI MACAM SAMBUNGAN KABEL

Antiremed Kelas 08 Fisika

ASPEK KESELAMATAN DALAM LINGKUNGAN KERJA LISTRIK

BIDANG KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO SMKN 2 WONOSARI

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Umum

SOAL PRAKTIK KEJURUAN

SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG RUANG BELAJAR POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN TUDUNG HISAP (EXHAUST HOOD) DOMO

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

LAPORAN AKHIR PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT MANDIRI PELATIHAN INSTALASI LISTRIK PENERANGAN PADA RUMAH TINGGAL

PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI

MODUL PEMBELAJARAN PANEL KENDALI PROGRAM STUDI KEAHLIAN KOMPETENSI KEAHLIAN. : XII (Duabelas) Penyusun : SISWANTA, S.Pd NIP

FUNGSI DAN JENIS GAMBAR DALAM PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI

Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan

Studi Kelayakan Instalasi Penerangan Rumah Di Atas Umur 15 Tahun Terhadap Puil 2000 Di Desa Pancur Kecamatan Pancur Kabupaten Rembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENTANAHAN JARING TEGANGAN RENDAH PLN DAN PENTANAHAN INSTALASI 3 SPLN 12 : 1978

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

Tujuan pembelajaran ini mengacu pada kompetensi dasar yang dijabarkan dari stkalianr kompetensinya. Tujuan pembelajaran tersebut sebagai berikut.

TM - 2 LISTRIK. Pengertian Listrik

INJ 24 x 3 Three Core Heatshrinkable Cable Joint

Saklar Manual dalam Pengendalian Mesin

PENYELESAIAN MASALAH CHEST FREEZER AQUA

LANGKAH LANGKAH MERANCANG INSTALASI. Langkah langkah dalam merancang instalasi yaitu sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

A. SKEMA RANGKAIAN DAN INSTALASI. A.1. Blok Diagram Alarm - 3 -

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK. Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

BAB III PEMBAHASAN. Setelah melakukan penelitian terhadap permasalahan yang ada di PT.

STANDAR KONSTRUKSI GARDU DISTRIBUSI DAN KUBIKEL TM 20 KV

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

Transkripsi:

JOBSHEET PRAKTIKUM 4 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

I. Tujuan 1. Mahasiswa terampil membuat perencanaan instalasi penerangan rumah bertingkat. 2. Mahasiswa terampil melakukan pemasangan instalasi penerangan. II. Dasar Teori 1. PUIL 2000 4.1.2 Ketentuan rancangan instalasi listrik 4.1.2.1 Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar rancangan dan uraian teknik, yang digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik. 4.1.2.2 Rancangan instalasi listrik harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan dipahami oleh para teknisi listrik. Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar yang berlaku. 4.1.2.3 Rancangan instalasi listrik terdiri dari : a) Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan tempat instalasi tersebut akan dipasang dan rancangan penyambungannya dengan sumber tenaga listrik. b) Gambar instalasi yang meliputi: Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar,motor listrik, PHB dan lain-lain. Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendalinya seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan gawai pengatur kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir. Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir b) dan PHB yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai hubungan tersebut. Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik. c) Diagram garis tunggal, yang meliputi : 1) Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran pengenal komponennya; 2) Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang terpasang dan pembagiannya; 3) Sistem pembumian dengan mengacu kepada 3.18; 4) Ukuran dan jenis penghantar yang dipakai. d) Gambar rinci yang meliputi :

1) Perkiraan ukuran fisik PHB; 2) Cara pemasangan perlengkapan listrik; 3) Cara pemasangan kabel; 4) Cara kerja instalasi kendali. CATATAN Gambar rinci dapat juga diganti dan atau dilengkapi dengan keterangan atau uraian. e) Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi antara lain : 1) Susut tegangan; 2) Perbaikan faktor daya; 3) Beban terpasang dan kebutuhan maksimum; 4) Arus hubung pendek dan daya hubung pendek; 5) Tingkat penerangan. f) Tabel bahan instalasi, yang meliputi : 1) Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan perlengkapan; 2) Jumlah dan jenis perlengkapan bantu; 3) Jumlah dan jenis PHB; 4) Jumlah dan jenis luminer lampu. g) Uraian teknis, yang meliputi : 1) Ketentuan tentang sistem proteksi dengan mengacu kepada 3.17; 2) Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya; 3) Cara pengujian; 4) Jadwal waktu pelaksanaan. h) Perkiraan biaya 2. Stop Kontak Stop kontak adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai muara penghubung antara peralatan listrik dan aliran listrik juga bisa disebut kotak sumber tegangan listrik yang siap pakai. Berdasarkan tempat pemasangannya, stop kontak terbagi menjadi : a) Stop kontak in box Stop kontak yang dipasang dalam tembok. b) Stop kontak out box Stop kontak yang dipasang diluar tembok atau hanya diletakkan dipermukaan tembok jika berfungsi sebagai stop kontak portable. Berdasarkan bentuknya, terdapat beberapa macam stop kontak yaitu b) Stop kontak dengan hubungan tanah c) Stop kontak tahan air (tetesan air)

kable untuk stop kontak ada tiga jenis, satu kabel merah atau kable bermuatan arus phasa, kedua biru atau kabel yang bermuatan arus netral dan yang terakhir kuning strip hijau yang menuju ke grounding atau arde atau pembumian. lantas bagaimana cara pemasangannya. lihat gambar diatas : untuk kabel merah untuk muatan arus phasa diapasang disebelah kanan dari depan. kabel biru untuk muatan arus netral dipasang disebelah kiri dari depan. kabel kuning strip hijau untuk muatan arus ground atau pembumian dipasang ditengah dari depan. Saklar Tukar Saklar tukar adalah sebuah rangkaian instalasi listrik dengan prinsip "Kontrol satu atau beberapa lampu oleh dua saklar", Maksudnya adalah kita dapat menghidupkan dan mematikan lampu dengan dua buah saklar secara berbeda, misalnya kita memasang sebuah lampu di sebuah daerah tangga, lalu kita memasang dua buah saklar untuk lampu itu dengan posisi satu saklar diletakkan di bawah tangga sedangkan satu saklar lagi diletakkan di atas tangga, saat kita sedang berada di bawah lalu menyalakan lampu dengan saklar yang berada di bawah kemudian kita berjalan naik ke atas tangga maka untuk mematikannya tidak perlu turun ke bawah tangga lagi tetapi cukup mematikannya dengan menggunakan saklar yang berada di atas tangga.

Cara pemasangan pada saklar tukar : 1. Sambungkan kabel pada terminal utama saklar1 kemudian disambungkan ke terminal utama saklar2. 2. sambungkan salah satu terminal pada saklar1 ke salah satu terminal saklar2 kemudian hubungkan ke kabel bermuatan arus phasa pada jalur utama instalasi listrik di rumah. 3. Pasang kabel pada Terminal saklar1 yang lainnya lalu disambungkan ke terminal saklar 2 yang lain kemudian hubungkan ke salah satu terminal pada fitting lampu.. 4. sambungkan terminal fitting lampu yang lain ke kabel bermuaatan arus negative pada jalur utama instalasi listrik di rumah. 3. Saklar Seri Sakalar seri adalah sebuah saklar yang dapat menghubungkan dan memutuskan dua lampu, atau dua golongan lampu baik secara bergatian maupun bersama sama. Saklar ini sering disebut juga saklar deret. cara pemasangan saklar seri : Warna Hitam muatan arus positif masuk ke terminal satu langsung juga ke terminal dua biasa dikatakan oleh beberapa teknik listrik dikople. Warna Biru muatan arus netral langsung menuju ke bola lampu. Warna Merah muatan arus phasa dimana bisa teraliri jika tombol ditekan. 4. Saklar Tunggal Sakelar tunggal adalah sakelar yang berfungsi untuk mengontrol atau mengendalikan satu buah lampu atau satu kelompok lampu dari satu tempat. cara pemasangan saklar tunggal :

Warna Hitam adalah muatan arus phasa menuju pada terminal satu (bisa dipasang dipinggir atau ditengah) Warna Biru adalah muatan arus netral yang langsung menuju pada bola lampu. Warna Merahmuatan arus phasa dimana bisa teraliri jika tombol ditekan. 5. Kabel Listrik Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik.sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor.isolator adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari karet atau plastik, sedangkan konduktor terbuat dari serabut tembaga atau tembaga pejal. Kemampuan hantar sebuah kabel listrik ditentukan oleh KHA (kemampuan hantar arus) yang dimilikinya dalam satuan Ampere.Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampang konduktor yang berada dalam kabel listrik. a) Kabel NYA Biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga. Dalam instalasi rumah digunakan ukuran 1,5 mm2 dan 2,5 mm2. Berinti tunggal, berlapis bahan isolasi PVC, dan seringnya untuk instalasi kabel udara.kode warna isolasi ada warna merah, kuning,

biru, hitam, dan kuning strip hijau.lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air dan mudah digigit tikus. Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup.sehingga tidak mudah menjadi sasaran gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang. b) Kabel NYM Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan sistem tenaga.kabel NYM berinti lebih dari 1, memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-abu), ada yang berinti 2, 3 atau 4.Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA).Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam. c) Kabel NYY Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4.Kabel NYY dipergunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM).Kabel NYY memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.pada kondisi nirmal kedalaman pemasangan dibawah tanah adalah 0.8 meter. 6. Ketentuan Warna Kabel 7.2 Identifikasi penghantar dengan warna 7.2.1 Ketentuan umum 7.2.1.1 Peraturan warna selubung penghantar dan warna isolasi inti penghantar yang tercantum dalam pasal ini berlaku untuk semua instalasi tetap atau sementara, termasuk instalasi dalam perlengkapan listrik.

Hal tersebut di atas diperlukan untuk mendapatkan kesatuan pengertian mengenai penggunaan sesuatu warna atau warna loreng yang digunakan untuk mengenal penghantar, guna keseragaman dan mempertinggi keamanan. 7.2.2 Penggunaan warna loreng hijau-kuning 7.2.2.1 Warna loreng hijau-kuning hanya boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian, penghantar pengaman, dan penghantar yang menghubungkan ikatan penyama potensial ke bumi. 7.2.3 Penggunaan warna biru 7.2.3.1 Warna biru digunakan untuk menandai penghantar netral atau kawat tengah, pada instalasi listrik dengan penghantar netral. Untuk menghindarkan kesalahan, warna biru tersebut tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar lainnya. Warna biru hanya dapat digunakan untuk maksud lain, jika pada instalasi listrik tersebut tidak terdapat penghantar netral atau kawat tengah. Warna biru tidak boleh digunakan untuk menandai penghantar pembumian. 7.2.4 Penggunaan warna untuk pengawatan dengan kabel berinti tunggal 7.2.4.1 Untuk pengawatan di dalam perlengkapan listrik disarankan agar hanya digunakan satu warna, khususnya warna hitam, selama tidak bertentangan dengan 7.2.2.1 dan 7.2.3.1. Bila dalam pembuatan dan pemeliharaan perlengkapan tersebut, dianggap perlu menggunakan lebih dari satu warna, maka penggunaan warna lain dan warna loreng lain tidak dilarang. Jika diperlukan satu warna tambahan lagi untuk mengidentifikasi bagian pengawatan secara terpisah, dianjurkan mendahulukan pemakaian warna coklat. 7.2.5 Pengenal untuk inti atau rel 7.2.5.1 Sebagai pengenal untuk inti atau rel digunakan warna, lambang, atau huruf seperti tersebut dalam Tabel 7.2-1. Untuk kabel berisolasi polyethylene selanjutnya disingkat PE, polyvinyl chloride selanjutnya disingkat PVC, dan cross linked polyethylene selanjutnya disingkat XLPE yang bertegangan pengenal lebih dari 1000 V, pengenal tersebut di atas tidak diharuskan. 7.2.6 Warna untuk kabel berselubung berinti tunggal 7.2.6.1 Kabel berselubung berinti tunggal boleh digunakan untuk fase, netral, kawat tengah, atau penghantar pembumian asalkan isolasi kedua ujung kabel yang terlihat (bagian yang dikupas selubungnya) dibalut dengan pembalut berwarna yang dibuat khusus untuk itu, atau dengan cara lain yang memenuhi Tabel 7.2-1.

7.2.7 Warna selubung kabel Warna selubung kabel berselubung untuk instalasi tetap ditentukan dalam Tabel 7.2-2. Tabel 7.2-1 Pengenal inti atau rel Tabel 7.2-2 Warna selubung kabel berselubung PVC dan PE untuk instalasi magun (pasangan tetap) 7. Ketentuan Pipa Instalasi 7.8.5 Memasang pipa instalasi

7.8.5.1 Umum Pemasangan pipa instalasi harus demikian rupa sehingga penghantar dapat ditarik dengan mudah setelah pipa dan lengkapannya dipasang, serta penghantar dapat diganti dengan mudah tanpa membongkar sistem pipa. Ketetapan ini tidak berlaku bagi penghantar dengan penampang tembaga 10 mm2 atau lebih, asalkan pipa tersebut dipasang di tempat yang terlihat jelas dan mudah dicapai. 7.8.5.2 Pipa instalasi tidak boleh merupakan bagian dari sirkit listrik. 7.8.5.3 Pipa instalasi yang terbuat dari logam dan terbuka yang terdapat dalam jarak jangkauan tangan harus dibumikan dengan baik sesuai 3.8.1.1.1a), kecuali bila pipa instalasi logam tersebut digunakan untuk menyelubungi kabel yang mempunyai isolasi-ganda atau digunakan hanya untuk menyelubungi kawat pembumian. Contoh kabel berisolasi ganda yaitu kabel NYM. 7.8.5.4 Pipa instalasi harus dipasang tegak lurus atau mendatar. 7.8.5.5 Pipa dan lengkapannya yang tidak dimaksudkan untuk bersifat kedap gas, harus mempunyai ventilasi serta jalan ke luar pengeringan pada tempat dimana ada kemungkinan cairan embun akan berkumpul. Lubang pengeringan atau ventilasi yang dimaksud di atas tidak boleh dibuat pada pipa itu sendiri. 7.8.5.6 Lengkapan seperti kotak periksa, kotak tarik, siku bengkok, siku siku, dan siku T harus dipasang demikian rupa sehingga penarikan kembali penghantar atau pemasangan penghantar tambahan tetap dimungkinkan. Di antara dua kotak tarik tidak boleh ada dua dua siku bengkok atau 20 m pipa lurus. Siku S yang tumpul dianggap satu siku bengkok. 7.8.5.7 Pemakaian siku T seperti yang dimaksud dalam ayat di atas, harus dibatasi pada tempat-tempat sebagai berikut: a) Pada ujung pipa tepat di belakang armatur penerangan, kotakkontak atau kotak penghubung. b) Pada jalur pipa antara 2 kotak tarik yang panjangnya tidak lebih dari 10 m, dimana dapat dipasang 1 siku pada kedudukan tidak lebih dari 0,5 m dari kotak tarik yang mudah dicapai, asalkan semua bengkokan yang lain pada jalur pipa tersebut tidak lebih dari 90 derajat. 7.8.5.8 Khusus dalam pemakaian pipa instalasi dengan kampuh terbuka terlipat harus diperhatikan hal berikut: a) Tidak boleh dibengkokan.

b) Alur kampuh harus berada di bawah pada pemasangan mendatar dan menghadap dinding pada pemasangan tegak lurus. 7.8.5.9 Pipa instalasi yang tidak tertanam dengan sempurna harus dipasang secara baik dengan menggunakan alat penopang dan klem yang cocok atau dengan alat yang sekurangkurangnya sederajat. Jarak antara tempat pemasangan alat penopang atau klem tidak dibolehkan lebih dari 1 meter. 7.8.5.10 Khusus dalam pemakaian pipa bukan logam (misalnya pipa PVC) harus diperhatikan hal berikut: a) Dengan mengingat 7.8.3.3, pipa bukan logam hanya boleh digunakan pada suhu keliling yang tinggi bilamana dapat dijamin suhu kerjanya tidak melampaui batas yang diijinkan. CATATAN Pipa PVC dan siku bantunya mungkin tidak sesuai untuk tempat dengan suhu kerja normal pipa yang melebihi 60 C. b) Dengan mengingat 7.8.5.9. cara penopangan pipa PVC kaku yang tidak ditanam dengan sempurna, harus memungkinkan pemuaian panjang dan pengerutan pipa tersebut, yang mungkin terjadi dengan adanya perubahan suhu pada keadaan kerja normal. c) Pipa logam yang dilapisi keseluruhannya (dalamnya, luarnya, ujungnya) dengan bahan isolasi dianggap sebagai pipa bukan logam: dalam pemasangannya harus diambil tindakan pencegahan yang tepat agar bagian logam pipa tersebut tidak berhubungan dengan bagian logam lain yang ada. III. IV. Alat dan Bahan 1. Alat Tang kombinasi = 3 buah Tang cucut = 3 buah Tang potong = 3 buah Obeng (+) dan (-) = @ 3 buah Palu = 1 buah Cutter = @ 3 buah 2. Bahan Pipa T-dos = 9 biji = 6 meter Cros-dos = 9 biji Fitting Lampu = 14 biji Langakah Kerja = 9 biji Saklar seri = 6 biji Kabel Saklar tunggal = 3 biji 1) Siapkan gambar = 8 meter diagram instalasi Stop dan kontak rekapitulasi = daya 5 biji Benang Saklar Tukar = 2 biji = 1 buah MCB = 5 biji Lasdop

2) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 3) Pasang pipa instalasi 4) Masukkan kabel instalasi kedalam pipa 5) Pasang skakelar,stop kontak, fitting dang kotak skring 6) Lakukan penyambungan kabel pada skakelar, stop kontak, fitting dan kotak sekring 7) Lakukan penyambungan kabel pada T-Doos dan Cros-Doos 8) Lakukan pengukuran tahanan isolasi antar kabel (posisi skakelar harus ON, semua lampu belum dipasang) 9) Laporkan kepada instruktur bahwa instalasi siap diber tegangan 10) Setelah yakin instalasi terpasang sempurna, hubungkan ke sumber tegangan 11) Lakukan uji coba menyalakan-mematikan lampu, dan ukur tegangan pada stop kontak 12) Setelah dijinkan oleh instruktur, bongkar instalasi dan kembalikan alat dan bahan 13) Bersihkan ruangan praktikum, kembalikan kursi kuliah seperti sedia kala 14) Susun laporan di rumah, diserahkan sebelum melakukan tugas praktikum selanjutnya. V. Gambar Praktek Denah rumah bertingkat.