BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. September Volume V - No.

dokumen-dokumen yang mirip
BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Agustus Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Oktober Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Mei Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Juni Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Juli Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. November Volume V - No.

I. PENGERTIAN A. SIFAT HUJAN

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Januari Volume VI - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Desember Volume V - No.

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Februari Volume VI - No.

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MALI - ALOR

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MALI - ALOR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS CUACA KEJADIAN BANJIR TANGGAL 26 OKTOBER 2017 DI BANDARA PONGTIKU KABUPATEN TANA TORAJA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN METEOROLOGI TANJUNGPANDAN

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS EKSTRIM DI KECAMATAN ASAKOTA ( TANGGAL 4 dan 5 DESEMBER 2016 )

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI NABIRE

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS CUACA KEJADIAN BANJIR DAN TANAH LONGSOR TANGGAL 7 MARET 2018 DI LEMBANG TUMBANG DATU SANGALLA UTARA KABUPATEN TANA TORAJA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

ANALISIS KLIMATOLOGI HUJAN EKSTRIM BULAN JUNI DI NEGARA-BALI (Studi Khasus 26 Juni 2017)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN

ANALISIS KLIMATOLOGI BANJIR BANDANG BULAN NOVEMBER DI KAB. LANGKAT, SUMATERA UTARA (Studi Kasus 26 November 2017) (Sumber : Waspada.co.

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN FEBRUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI MALIKUSSALEH-ACEH UTARA. Oleh Febryanto Simanjuntak S.Tr

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

LAPORAN POTENSI HUJAN AKHIR JANUARI HINGGA AWAL FEBRUARI 2016 DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Buletin Meteorologi Penerbangan Edisi XXVII, Maret 2017 I. PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Oktober 2012 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Ir. PURWANTO NIP Buletin Edisi Oktober 2012

ANALISIS KEJADIAN HUJAN SANGAT LEBAT DISERTAI ANGIN KENCANG DI WILAYAH RASAU JAYA, KAB. KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT TANGGAL 10 SEPTEMBER 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS KEJADIAN BANJIR TANGGAL 10 SEPTEMBER 2017 DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI, PROVINSI SUMATERA UTARA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

ANALISIS CUACA KEJADIAN KELEMBABAN SANGAT RENDAH TANGGAL 31 JANUARI 2018

PROSPEK IKLIM DASARIAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Update: 01 Februari 2016

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS KLIMATOLOGI TERKAIT BANJIR DI KAB. SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA (Studi Kasus 16 dan 18 September 2017)

ANALISIS TERKAIT HUJAN SANGAT LEBAT (128,1 mm) di BALIKPAPAN

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT & PROSPEK CUACA WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR DESEMBER 2016 JANUARI 2017 FORECASTER BMKG EL TARI KUPANG

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

ANALISIS KEJADIAN ANGIN KENCANG DAN HUJAN LEBAT DI KAB. MEMPAWAH KALIMANTAN BARAT TANGGAL 09 AGUSTUS 2017

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

ANALISIS KEJADIAN KABUPATEN SEKADAU, KALIMANTAN BARAT TANGGAL 19 FEBRUARI 2017

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

KEKERINGAN TAHUN 2014: NORMAL ATAUKAH EKSTRIM?

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

STASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA

Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

STASIUN METEOROLOGI NABIRE

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM TERKAIT HUJAN LEBAT, BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI KOTA BALIKPAPAN DAN PENAJAM PASIR UTARA (PPU) TANGGAL 17 MARET 2018

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

ANALISIS CUACA EKSTREM LOMBOK NTB HUJAN LEBAT (CH mm) DI LOMBOK TENGAH 15 SEPTEMBER 2016

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

ANALISIS ANGIN KENCANG DI ABDYA, ACEH BARAT DAN ACEH SELATAN 05 AGUSTUS 2015

ANALISIS CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI WILAYAH KAB. SUMBAWA TANGGAL 11 FEBRUARI 2017

ANALISIS CUACA TERKAIT BANJIR DI KELURAHAN WOLOMARANG, KECAMATAN ALOK, WILAYAH KABUPATEN SIKKA, NTT (7 JANUARI 2017)

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT. ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATE DASARIAN I MARET 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KEJADIAN HUJAN SANGAT LEBAT TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI KAB. KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT TANGGAL 11 NOVEMBER 2017

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KABUPATEN LOMBOK BARAT DAN KOTA MATARAM TANGGAL 9-14 DESEMBER 2016

ANALISIS CUACA TERKAIT BANJIR DI KECAMATAN ALOK WILAYAH KABUPATEN SIKKA, NTT (16 DESEMBER 2016)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II FEBRUARI 2017

UPDATE DASARIAN III MARET 2018

Transkripsi:

BULETIN METEOROLOGI September 2017 Volume V - No. 9 BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarbaru - Kalimantan Selatan 70724 Telp (0511) 4705198, Faks (0511) 4705098 email : met_bjm@yahoo.com website : http://stametsyamsudinnoor.com/

DAFTAR ISI PENGANTAR I. PENGERTIAN. 2 II. RINGKASAN.. 3 III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN SEPTEMBER 2017...... 4 A. Gambaran Kondisi Cuaca Global Dan Regional.. 4 1. El Nino La Nina... 4 2. Dipole Mode... 5 3. Madden Julian Oscillation (MJO).. 5 4. Suhu Muka Laut.. 7 5. Monsun 9 6. Gradien Angin Lapisan Atas... 11 7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM.. 14 B. Gambaran Kondisi Cuaca Lokal... 15 1. Angin... 15 2. Kelembaban Udara. 15 3. Suhu Udara. 17 4. Jarak Pandang Mendatar 18 5. Curah Hujan 19 6. Keadaan Cuaca... 21 7. Kalender Cuaca... 21 III. KEJADIAN CUACA EKSTREM. 22 IV. PRAKIRAAN. 23 A. PRAKIRAAN HUJAN. 23 1. Prakiraan Sifat Hujan September 2017.. 23 2. Prakiraan Curah Hujan September 2017 24 B. Informasi Kelautan.. 25 1. Gelombang..... 25 2. Pasang Surut. 26 Lampiran....... 28

2 A. SIFAT HUJAN I. PENGERTIAN Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat. B. NORMAL CURAH HUJAN Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara berkala. C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masingmasing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari Januari 1981 s/d Januari 2010, Februari 1981 s/d Februari 2010, Maret 1981 s/d Maret 2010, dan seterusnya. D. INTENSITAS CURAH HUJAN KRITERIA CH CH/hari CH/Jam Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm Lebat 50-100 mm 10-20 mm Sedang 20-50 mm 5-10 mm Ringan 5-20 mm 1-5 mm E. CUACA EKSTRIM Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain adalah: a. Angin kencang diatas 25 knots b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih dari 34,8 knots c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan Cumulunimbus e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter f. Suhu Udara Ekstrim yang mencapai 3 0 C atau lebih di atas nilai normalnya.

3 II. RINGKASAN Secara umum, kondisi fenomena cuaca secara global pada September 2017 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah Indonesia nilainya 28 0 C. Suhu muka laut di Samudera Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara -0.1 0 C s.d 0.35 0 C yang menunjukkan kondisi normalnya. Indeks SOI pada bulan September 2017 sebesar 3 7 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) berada pada kondisi netral. Nilai OLR rata-rata bulan September 2017 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 200 W/m 2. Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 180 240 W/m 2. Hal ini menunjukan tutupan awan di wilayah Kalimantan Selatan pada bulan September masih cukup banyak. Posisi gerak semu matahari pada bulan September berada di Ekuator menuju Bumi bagian Selatan. Daerah bertekanan tinggi terdapat di belahan bumi selatan sedangkan daerah bertekanan rendah berada di belahan bumi utara. Akan tetapi masih terdapat daerah tekanan rendah dan daerah pertemuan angin di sekitar ekuator, yang berdampak pada masih terjadinya hujan di sebagian wilayah Indonesia termasuk sebagian Kalimantan Selatan. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah hujan pada bulan September 2017 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 0 250 mm. Hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Banjarmasin selama bulan September 2017 arah angin dominan bertiup dari arah Selatan (157.5 202.5 ), kecepatan angin terbanyak adalah 4 7 knot dengan kecepatan angin maksimum mencapai 17 knot. Kelembaban maksimum harian berkisar antara 90-98% dan kelembaban udara minimum harian berkisar antara 44-76%. Suhu udara maksimum harian berkisar antara 28.8 36.4 0 C dan suhu udara minimum harian berkisar antara 21.2 25.4 0 C. Jarak pandang mendatar rata-rata perjam pada umumnya > 9 km. Selama bulan September 2017 terdapat kejadian jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrim sebesar 400 meter akibat hujan. Hasil pengukuran curah hujan kumulatif bulan September 2017 adalah sebesar 146.7 mm bersifat Atas Normal dengan hari hujan sebanyak 9 hari. Kondisi cuaca didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 9 kali, petir sebanyak 3 kali, asap sebanyak 7 kali, jarak pandang ekstrim <1000 meter sebanyak 6 kali kejadian dan suhu udara ekstrim sebanyak 1 kali kejadian.

4 III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN SEPTEMBER 2017 A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL 1. Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4 dan Southern Oscillation Index (SOI) Pada bulan September 2017 anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Equator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara -0.1 0 C s.d -0.35 0 C yang menunjukkan masih dalam kondisi normalnya, sedangkan nilai suhu muka laut di akhir bulan September sebesar -0.1. Indeks SOI pada bulan September 2017 sebesar 3 7 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) berada pada kondisi netral. Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4 (Sumber: http://www.bom.gov.au) Gambar 2. Grafik Indeks SOI (South Oscillation Index) (Sumber: http://www.bom.gov.au)

5 2. Dipole Mode Index (DMI) Nilai DMI bulan September 2017 yang ditunjukkan oleh rincian tabel 1 di bawah. Pada dasarian I (0.32 s/d 0.33), dasarian II (0.07 s/d 0.02), dan pada dasarian III (0.02 s/d 0.03). Pada bulan September 2017 dominan bernilai positif yang menunjukan arah pergerakan uap air dari Samudera Hindia bagian Timur menuju Samudera Hindia bagian Barat. Kondisi ini berpotensi mengurangi intensitas hujan di wilayah Indonesia bagian Timur dan Selatan. Tabel 1. Nilai DMI Bulan September 2017 No. Tanggal DMI 1 1-3 September 0.32 2 4-10 September 0.33 3 11-17 September 0.07 4 18-24 September 0.02 5 25-30 September 0.03 Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks (Sumber: http://www.bom.gov.au) 3. Madden Julian Oscillation (MJO) a. Outgoing Longwave Radiation (OLR) Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan salah satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai OLR

6 yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut, sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan. Gambar 4. Rata-rata nilai OLR September 2017 (Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=cloudiness) Nilai OLR rata-rata bulan September 2017 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 280 W/m 2. Nilai rata-rata OLR terendah 180-200 W/m 2 terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat. Nilai rata-rata OLR tertinggi 260-280 W/m 2 terdapat di wilayah Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Dapat dikatakan bahwa secara umum tutupan awan di wilayah Indonesia relatif banyak terutama di Indonesia bagian Timur dan sedikit di wilayah Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, dan Lampung. Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 220 240 W/m 2. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat tutupan awan yang masih cukup banyak selama bulan September 2017.

7 b. Fase Madden Julian Oscillation (MJO) Pada awal bulan September 2017 fase MJO aktif di fase 3 dan fase 4 (Indian Ocean - Maritime Continent). Pada dasarian ke I fase MJO tidak aktif. Pada pertengahan dasarian II MJO aktif di antara fase 3 dan 4 (Indian Ocean - Maritime Continent) yaitu pada tanggal 13 16 september 2017, kemudian hingga akhir dasarian III MJO berada pada fase tidak aktif. Selama bulan September 2017 pada umumnya MJO tidak mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia. Gambar 5.Fase MJO September 2017 (Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.last40days.gif) 4. Suhu Muka Laut Secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan September 2017 di perairan Indonesia dengan nilai 28 0 C dengan suhu muka laut tertinggi di wilayah Indonesia berada di Samudra Hindia barat Bengkulu, Laut Sulawesi dan Samudra Pasifik utara Papua. Suhu muka laut yang hangat menunjukkan banyaknya kandungan uap air atau berpotensi menghasilkan penguapan yang tinggi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut merupakan sumber utama bagi pembentukan awan-awan hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan suhu muka laut yang sangat tinggi.

8 Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut September 2017 (Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png) Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut September 2017 (Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png) Anomali suhu muka laut bulan September 2017 di sebagian besar wilayah perairan Indonesia berkisar antara 0 s/d 1.5 0 C. Secara umum anomali suhu muka laut di wilayah Indonesia bernilai positif atau lebih tinggi dari normalnya. Daerah perairan Samudra Hindia barat Bengkulu, Laut Flores, Laut Flores, Laut Banda, Perairan Maluku dan Samudra Pasifik utara Papua umumnya bernilai positif. Anomali suhu muka laut bernilai positif atau

9 di atas normal memberikan dampak terhadap bertambahnya uap air di wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah tersebut. 5. Monsun Posisi gerak semu matahari pada bulan September berada di Ekuator menuju Bumi bagian Selatan. Daerah bertekanan tinggi terdapat di belahan bumi selatan sedangkan daerah bertekanan rendah berada di belahan bumi utara. Kondisi ini mengakibatkan masa udara dari belahan bumi selatan bergerak menuju ke belahan bumi utara akan tetapi daerah ekuator masih menjadi daerah pertemuan massa udara sehingga masih terjadinya hujan di sebagian wilayah Indonesia termasuk sebagian Kalimantan Selatan. Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut September 2017 (Sumber: ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif) Nilai rata-rata tekanan permukaan laut bulan September 2017 dapat dilihat pada Gambar 8. Daerah tekanan tinggi berada di Samudera Hindia (Barat Australia) (1023.3 hpa). Daerah tekanan rendah berada di Asia (1005.0 hpa). Di wilayah Indonesia rata-rata tekanan permukaan laut berkisar antara 1010.0 hingga 1012.5 hpa. Berdasarkan Gambar 9 rata-rata angin lapisan 3000ft pada bulan September di wilayah Indonesia bagian selatan angin bertiup dari arah Tenggara. Sedangkan di Indonesia bagian utara angin dominan bertiup dari arah Selatan hingga Barat. Terdapat wilayah pertemuan angin atau konvergensi di Riau, Kalimantan Utara, dan Papua. Belokan angin atau shearline terjadi di Laut Natuna, dan Kalimantan Barat. Daerah Netral terdapat di

10 Timur Sumatera Utara. Berdasarkan kondisi normal angin bulan September, daerah pertemuan angin (konvergensi) umumnya berada di wilayah Samudera Pasifik Barat Filipina dan daerah belokan angin di wilayah Riau, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua. Pola angin berupa pertemuan angin atau konvergensi serta belokan angin atau shearline dapat memicu pengangkatan masa udara yang berpotensi membentuk awan hujan di wilayah tersebut. Gambar 9. Normal Angin Lapisan 3000 ft dan Rata-rata angin 3000ft September 2017 (Sumber: http://www.esrl.noaa.gov/ dan BMKG)

11 6. Gradien Angin Lapisan Atas a. Dasarian Pertama Pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan September 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar utara equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 2 s/d 6 sel tekanan rendah yaitu di India, Teluk Benggala, Asia, Utara dan Timur Filiphina, dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 2 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 2 siklon tropis yang aktif di Laut China Timur dan bagian Utara Filiphina yakni siklon tropis Mawar dan Guchol. Siklon tropis Mawar aktif mulai dari 01 s/d 04 September 2017 dengan tekanan minimum 990 mb dan kecepatan maksimum 50 knot, siklon ini aktif di Laut China Timur dan bergerak ke Barat Laut, dan punah di Benua Asia. Siklon tropis Guchol aktif selama 1 hari yaitu pada tanggal 06 September 2017 dengan tekanan minimum 1000 mb dan kecepatan maksimum 35 knot, siklon ini aktif di bagian Utara Filiphina dan bergerak ke Barat Laut, dan punah di Laut China Timur. Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I September 2017 Pola angin di wilayah Indonesia sebelah utara ekuator pada umumnya bertiup dari arah Timur Barat Daya dengan kecepatan berkisar antara 0 45 knot, sedangkan di sebelah selatan ekuator dari arah Tenggara Selatan dengan kecepatan berkisar antara 0 45 knot. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Filiphina, Laut Natuna Utara, bagian Barat Sumatera Barat, Sumatera Barat, Laut Jawa, Laut Flores, bagian Selatan Nusa Tenggara Barat, bagian Utara Kalimantan, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, bagian Utara Maluku, bagian Utara Papua, dan Laut Arafuru. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya masa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Laut Natuna Utara, Sumatera Utara, Aceh, Kepulauan Riau, Sumatera Barat,

12 Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Laut Sulawesi, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Maluku, dan Biak. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 1 hari hujan dengan intensitas ringan. b. Dasarian Kedua Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan September 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar utara equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 2 s/d 5 sel tekanan rendah yaitu di India, Teluk Benggala, Asia, Filiphina, dan Samudera Pasifik. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 2 siklon tropis yang aktif di Samudera Pasifik dan bagian Barat Filiphina yakni siklon tropis Talim dan Doksuri. Siklon tropis Talim aktif mulai dari 09 s/d 18 September 2017 dengan tekanan minimum 935 mb dan kecepatan maksimum 95 knot, siklon ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke Barat Laut hingga Timur Laut, dan punah di Jepang. Siklon tropis Doksuri aktif mulai dari 12 s/d 16 September 2017 dengan tekanan minimum 955 mb dan kecepatan maksimum 80 knot, siklon ini aktif di bagian Barat Filiphina dan bergerak ke Barat, dan punah di Benua Asia. Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II September 2017 Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara ekuator pada umumnya bertiup dari arah Timur Barat, dengan kecepatan angin 0 45 knot, sedangkan di bagian selatan ekuator angin bertiup dari arah Timur Selatan dengan kecepatan 0 45 knot. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Filiphina, bagian Selatan Filiphina, Laut China Selatan, Laut Natuna Utara, bagian Barat Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Bangka Belitung, bagian Utara Kalimantan, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Laut Sulawesi, bagian Utara Maluku, dan bagian Utara Papua. Daerah

13 konvergensi menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan lebat di wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Laut Natuna Utara, Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Selat Makassar, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 1 hari hujan dengan intensitas ringan dan 1 hari hujan dengan intensitas sedang. c. Dasarian Ketiga Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan September 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar utara equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 2 s/d 5 sel tekanan rendah yaitu di India, Teluk Benggala, Asia, Laut China Selatan, Filiphina, dan Samudera Pasifik. Di wilayah equator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy). Gambar 12. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III September 2017 Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya bertiup dari arah Timur Laut Barat dengan kecepatan angin 0 30 knot, sedangkan di bagian selatan angin bertiup dari arah Timur Selatan dengan kecepatan 0 45 knot. Daerah pertemuan angin atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Timur, Laut Sulawesi, Sulawesi Utara, agian Utara Maluku, Maluku Utara, Papua dan bagian Utara Papua. Daerah konvergensi menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan sedang hingga lebat di wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terjadi di wilayah Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan

14 Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Laut Sulawesi, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 2 hari hujan dengan intensitas ringan dan 4 hari hujan dengan intensitas sedang. 7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) Satelit TRMM merupakan salah satu satelit yang mengamati curah hujan di wilayah tropis secara realtime. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah hujan pada bulan September 2017 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 0 250 mm. Akumulasi curah hujan 100 mm terjadi di wilayah Kab. Barito Kuala, Kota Banjarmasin, sebagian Kab. Banjar, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Hulu Sungai Utara, Kab. Balangan, dan Kab. Tabalong. Sedangkan akumulasi curah hujan 100 s/d 250 mm terjadi di sebagian Kab. Banjar, Kota Banjarbaru, Kab. Tapin, Hulu Sungai Tengah, Tanah Laut, Kotabaru,dan Tanah Bumbu. Dan akumulasi curah hujan > 250 mm terjadi di wilayah Kab. Tanah Laut dan Kab. Kotabaru bagian utara. Akumulasi curah hujan bulan September 2017 berdasarkan citra satelit TRMM dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Akumulasi Curah hujan Bulan September 2017 (Sumber: http://disc2.nascom.nasa.gov/giovanni/tovas/realtime.3b42rt.shtml)

15 B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL 1. Angin Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan September 2017 arah angin dominan bertiup dari arah Selatan (157.5 202.5 ) dengan persentase sebesar 17.7 %. Kecepatan angin terbanyak adalah 4 7 knot dengan persentase 26.2% sedangkan kecepatan angin maksimum mencapai 17 knot. Distribusi angin pada bulan September 2017 berdasarkan arah dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Grafik Arah dan Kecepatan angin dominan September 2017 2. Kelembaban Udara Profil kelembaban udara rata-rata harian bulan September 2017 berkisar antara 70-93%, kelembaban maksimum harian berkisar antara 90-98%, dan kelembaban udara minimum harian berkisar antara 44-76%. Kelembaban minimum terjadi pada tanggal 21 sebesar 44% dan kelembaban maksimum terjadi pada tanggal 22 dan 23 sebesar 98%. Profil kelembaban harian bulan September 2017 dapat dilihat pada Gambar 15.

16 Gambar 15.Grafik Profil Kelembaban Udara Harian September 2017 Gambar 16.Grafik Profil Kelembaban Udara Rata-rata Perjam September 2017 Profil kelembaban udara rata-rata per-jam mencapai nilai maksimum terjadi antara jam 06.00 08.00 WITA dengan nilai berkisar antara 97 98 %, sedangkan kelembaban udara minimum terjadi antara jam 12.00-16.00 WITA dengan nilai berkisar antara 44-45%. Detail profil kelembaban rata-rata per jam bulan September 2017 dapat dilihat pada Gambar 16.

17 3. Suhu Udara Profil suhu udara rata-rata harian bulan September 2017 berkisar antara 25.0 29.6 0 C, suhu udara maksimum harian berkisar antara 28.8 36.4 0 C, dan suhu udara minimum harian berkisar antara 21.2 25.4 0 C. Suhu udara maksimum adalah sebesar 36.4 0 C terjadi pada tanggal 26. Sedangkan suhu minimum 21.2 0 C terjadi pada tanggal 18. Profil suhu udara harian bulan September 2017 dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Harian September 2017 Profil suhu udara rata - rata perjam bulan September 2017 dapat dilihat pada Gambar 18. Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 08.00 WITA. Rata-rata suhu udara maksimum berkisar antara 34.8 36.4 0 C terjadi antara pukul 13.00-15.00 WITA. Rata-rata suhu udara minimum terjadi antara jam 05.00 07.00 WITA dengan suhu berkisar 21.2 22.0 0 C.

18 Gambar 18. Grafik Profil Suhu Udara Rata-rat Perjam Bulan September 2017 4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility) Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata perjam di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin bulan September 2017 umumnya > 9 km. Jarak pandang maksimum ( > 9 km) terjadi pada pagi hingga malam hari antara pukul 09.00 03.00 WITA. Visibility mulai menurun (< 9 km) antara pukul 04.00-08.00 WITA. Kondisi ini dikarenakan asap (smoke). Profil Jarak Pandang Mendatar (visibility) rata - rata harian bulan September 2017 dapat dilihat pada Gambar 19. Gambar 19. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) September 2017

19 Gambar 20. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan September 2017 Selama bulan September 2017, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrim (< 1000 m) terjadi sebanyak 6 kali dimana jarak pandang mendatar mencapai 400 meter pada tanggal 28. Kondisi ini terjadi akibat adanya hujan di wilayah Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan September 2017 dapat dilihat pada Gambar 20. 5. Curah Hujan Berdasarkan hasil pengukuran, curah hujan kumulatif bulan September 2017 adalah sebesar 146.7 mm dengan hari hujan sebanyak 9 hari. Pada dasarian I jumlah curah hujan kumulatif sebesar 6.4 mm dengan 1 hari hujan, dasarian II jumlah curah hujan sebesar 26.9 mm dengan 2 hari hujan dan dasarian III jumlah curah hujan adalah 113.4 mm dengan 6 hari hujan. Curah hujan harian tertinggi sebesar 35.4 mm terjadi pada tanggal 28 September 2017. Curah hujan normal (rata-rata 30 tahun) bulan September sebesar 85.0 mm. Dibandingkan dengan normalnya, curah hujan bulan September 2017 bersifat Atas Normal. Grafik curah hujan harian bulan September 2017 dapat dilihat pada Gambar 21.

20 Gambar 21. Grafik Curah Hujan Harian September 2017 Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor selama bulan September 2017 menyatakan bahwa total curah hujan maksimum perjam sebesar 50.0 mm terjadi antara pukul 15.00 16.00 WITA dan curah hujan maksimum mutlak yakni sebesar 35.4 mm yang terjadi pada tanggal 28 September 2017. Grafik kejadian hujan harian bulan September 2017 dapat dilihat pada Gambar 22. Gambar 22. Grafik Profil Curah Hujan Setiap Jam Bulan September 2017

21 6. Keadaan Cuaca Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan September 2017 di Stasiun Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 9 kali, petir sebanyak 3 kali, asap sebanyak 7 kali, jarak pandang ekstrim < 1000 meter sebanyak 6 kali kejadian dan suhu udara ekstrim sebanyak 1 kali kejadian. 7. Kalender Cuaca Gambar 23. Grafik Cuaca Signifikan Bulan September 2017 Gambar 24. Kalender Cuaca Bulan September 2017

22 IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM DASARIAN I a. Hujan Lebat Sangat Lebat NIHIL b. Angin Kencang NIHIL c. Suhu Ekstrim NIHIL d. Jarak Pandang Mendatar NIHIL DASARIAN II a. Hujan Lebat Sangat Lebat NIHIL b. Angin Kencang NIHIL c. Suhu Ekstrim NIHIL d. Jarak Pandang Mendatar. Pada tanggal 12, 13 dan 18 dengan jarak pandang mendatar minimum mencapai 650, 1000 dan 900 m yang dikarenakan asap dan hujan dengan intensitas ringan. DASARIAN III a. Hujan Lebat Sangat Lebat NIHIL b. Angin Kencang NIHIL c. Suhu Ekstrim Pada tanggal 26 dengan suhu maksimum mencapai 36.4 ºC. d. Jarak Pandang Mendatar. Pada tanggal 27, 28 dan 30 dengan jarak pandang mendatar minimum mencapai 1000, 400 dan 1000 m dikarenakan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.

23 V. PRAKIRAAN A. PRAKIRAAN HUJAN 1. Prakiraan Sifat Hujan Oktober 2017 Prakiraan sifat hujan Oktober 2017 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan data Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi bawah normal hingga atas normal. Sifat hujan normal (85 115%) diperkirakan di sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan. Sifat hujan bawah normal (51 85%) diperkirakan di Kabupaten Kotabaru bagian utara, sebagian Kabupaten Banjar, sebagian Kabupaten Tanah Laut (Satui dan Kintap), Kabupaten Tapin dan Kecamatan Juai dan Upau. Sifat hujan di atas normal (116-150%) diperkirakan di Tanah Laut yaitu Kecamatan Jorong. Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin diprakirakan sifat hujan dalam kondisi normal. Prakiraan sifat hujan bulan Oktober 2017 dapat dilihat pada Gambar 25. Gambar 25. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan Oktober 2017 Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru

24 2. Prakiraan Curah Hujan Oktober 2017 Prakiraan akumulasi curah hujan Oktober 2017 di wilayah Kalimantan Selatan secara keseluruhan termasuk dalam kategori rendah hingga menengah antara 50-200 mm. Prakiraan curah hujan sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan dalam kategori menengah antara 100-150 mm. Untuk curah hujan < 100 mm diprakirakan di Kabupaten Kotabaru bagian utara, sebagian Kabupaten Tapin serta Kecamatan Juai dan Upau. Sedangkan curah hujan dengan kategori menengah antara 100-200 mm diprakirakan sebagian Kabupaten Tanah Laut (Jorong, Takisung dan Batuampar), Kecamatan Mandastana, Jejangkit, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan Kabupaten Balangan. Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Landasan Ulin curah hujan diprakirakan antara 100-150 mm. Prakiraan curah hujan bulan Oktober 2017 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 26. Gambar 26. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan Oktober 2017 Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru

25 B. INFORMASI KELAUTAN 1. Tinggi Gelombang Signifikan Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Oktober Rata-rata tinggi gelombang signifikan pada bulan Oktober di wilayah perairan Kalimantan Selatan berkisar antara 0.2 hingga 0.8 meter. Rata-rata gelombang signifikan tertinggi berada di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah Tenggara. Sedangkan untuk rata- rata maksimum tinggi gelombang signifikan pada bulan September antara 0.4 hingga 1.8 meter dari arah Tenggara dengan gelombang tertinggi di wilayah perairan Laut Jawa. Gambar 28. Rata-rata Maksimum Tinggi Gelombang Signifikan Bulan Oktober

26 2. Pasang Surut Informasi prakiraan pasang surut bulan Oktober 2017 dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito, Sungai Tabanio dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang, Kampung Baru, Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.

27 TIM REDAKSI Pelindung Penanggungjawab Anggota Tim : Irman Sonjaya, M. Si Kepala Stasiun Meteorologi Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin : Riza Arian Noor, S.Si, M.Ling Kepala Seksi Observasi Dan Informasi : 1. Purwo Aji Setiawan 2. Rianita Sekar Utami 3. Uli Mahanani 4. Herin Hutri Istyarini 5. Rezky Yunita 6. Rizqi Nur Fitriani 7. Utari Randiana 8. Bayu Kencana Putra

28 Lampiran 1 Pasang Surut Air Laut Bulan Oktober 2017

29

30

31

32

33

34 Lampiran 2 Alamat Website Informasi Meteorologi - BMKG www.bmkg.go.id - BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor http://stametsyamsudinnoor.com - Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan - Informasi Meteorologi Penerbangan http://aviation.bmkg.go.id - Informasi Meteorologi Kelautan http://maritim.bmkg.go.id - Informasi Titik Panas (hotspot) http://satelit.bmkg.go.id/bmkg/index.php?pilih=31 - Informasi Potensi Kebakaran Lahan http://web.meteo.bmkg.go.id/id/peringatan/kebakaran-hutan

BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BANJARMASIN 2017