BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN KHUSUS

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : FERIA ETIKA.A.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

SAINS ARSITEKTUR II Iklim (Tropis Basah) & Problematika Arsitektur

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

BAB V KONSEP DESAIN Konsep desain interior Berdasarkan masalah yang ada, maka perancang menetapkan konsep desain yaitu konsep fungsional efisien.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

berfungsi sebagai tempat pertukaran udara dan masuknya cahaya matahari. 2) Cross Ventilation, yang diterapkan pada kedua studi kasus, merupakan sistem

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia terletak pada 6 08 LU sampai LS sehingga memiliki

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V KONSEP PERENCANAAN

MENDEFINISIKAN KEMBALI ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN CATATAN DOSEN PEMBIMBING HALAMAN PENGANTAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin

SAINS ARSITEKTUR II ARTIKEL ILMIAH TENTANG BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS.

b e r n u a n s a h i jau

APARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

Pengembangan RS Harum

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Latar Belakang Proyek. Dewasa ini tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia terutamanya

PENDEKATAN PEMBENTUKAN IKLIM-MIKRO DAN PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF SEBAGAI USAHA TERCAPAINYA MODEL PENDIDIKAN LINGKUNGAN BINAAN YANG HEMAT ENERGI

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

PENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

Pendekatan Pembentukan Iklim-Mikro dan Pemanfaatan Energi Alternatif Sebagai Usaha Tercapainya Model Desain Rumah Susun Hemat Energi

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1 Tinjauan Tema Tema yang akan penulis akan angkat dalam penyusunan skripsi yang berjudul Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) ini adalah Arsitektur Tropis sebagai pendukung judul sehingga muncul sebuah indentitas yang kuat secara visual, efek secara psikologis yang dapat dirasakan dalam menikmati bangunan secara keseluruhan sehingga dapat diterima oleh pengguna atau masyarakat secara umum sebagai pengamat, sehingga tujuan akhir bangunan ini dapat tercapai dengan baik. 3.2 Pengertian Tema Arsitektur Tropis merupakan salah satu cabang ilmu arsitektur, yang mempelajari tentang arsitektur yang berorientasi pada kondisi iklim dan cuaca, pada lokasi di mana massa bangunan atau kelompok bangunan berada, serta dampak, tautan ataupun pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar yang tropis. Bangunan dengan desain arsitektur tropis, memiliki ciri khas atau karakter menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis, atau memiliki bentuk tropis. Tetapi dengan adanya perkembangan konsep dan teknologi, maka bangunan dengan konsep atau bentuk modern atau hitech, bisa disebut bangunan tropis, hal ini diatasi dengan adanya system sirkulasi udara, ventilasi, bukaan, view dan orientasi bangunan, serta penggunaan material modern/hitech yang tidak merusak lingkungan. Arsitektur Tropis meliputi berbagai macam hal yang menyangkut desain bangunan atau kawasan yang berkarakter bangunan tropis, dengan pengaruh atau dampak terhadap lingkungannya. Desain bangunan dengan karakter tropis, memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut, yaitu : harus memiliki view dan orientasi bangunan yang sesuai dengan standar tropis (building orientation), menggunakan bahan Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 30

atau bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis, seperti; sunshading, sunprotection, sunlouver, memperhatikan standar pengaruh bukaan terhadap lingkungan sekitar (window radiation), serta memiliki karakter atau ciri khas yang mengekpos bangunan sebagai bangunan tropis, dengan penggunaan material ataupun warna-warna yang berbeda.. Arsitektur tropis adalah karya arsitektur yang mencoba memecahkan problematik iklim setempat. Bagaimana problematik iklim tropis tersebut dipecahkan secara desain atau rancangan arsitektur? Jawabannya dapat seribu satu macam. Arsitek dapat menjawab dengan warna pasca-modern, dekonstruksi ataupun High-Tech, sehingga pemahaman tentang arsitektur tropis yang selalu beratap lebar ataupun berteras menjadi tidak mutlak lagi. Yang penting apakah rancangan tersebut sanggup mengatasi problematik iklim tropis hujan deras, terik radiasi matahari, suhu udara yang relatif tinggi, kelembapan yang tinggi (untuk tropis basah) ataupun kecepatan angin yang relatif rendah sehingga manusia yang semula tidak nyaman berada di alam terbuka, menjadi nyaman ketika berada di dalam bangunan tropis itu. Bangunan dengan atap lebar mungkin hanya mampu mencegah air hujan untuk tidak masuk bangunan, namun belum tentu mampu menurunkan suhu udara yang tinggi dalam bangunan tanpa disertai pemecahan rancangan lain yang tepat. Dengan pemahaman semacam ini, kemungkinan bentuk arsitektur tropis, sebagaimana arsitektur sub-tropis, menjadi sangat terbuka. Ia dapat bercorak atau berwarna apa saja sepanjang bangunan tersebut dapat mengubah kondisi iklim luar yang tidak nyaman, menjadi kondisi yang nyaman bagi manusia yang berada di dalam bangunan itu. Dengan pemahaman semacam ini pula, kriteria arsitektur tropis tidak perlu lagi hanya dilihat dari sekedar 'bentuk' atau estetika bangunan beserta elemenelemennya, namun lebih kepada kualitas fisik ruang yang ada di dalamnya: suhu ruang rendah, kelembapan relatif tidak terlalu tinggi, pencahayaan alam cukup, pergerakan udara (angin) memadai, terhindar dari hujan, dan terhindar dari terik matahari. Dalam bangunan yang dirancang menurut Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 31

kriteria seperti ini, pengguna bangunan dapat merasakan kondisi yang lebih nyaman dibanding ketika mereka berada di alam luar. Pembahasan arsitektur tropis harus didekati dari aspek iklim. Mereka yang mendalami persoalan iklim dalam arsitektur, persoalan yang cenderung dipelajari oleh disiplin ilmu sains bangunan (fisika bangunan) akan dapat memberikan jawaban yang lebih tepat dan terukur secara kuantitatif. Dari uraian di atas, perlu ditekankan kembali bahwa pemecahan rancangan arsitektur tropis (basah) pada akhirnya sangatlah terbuka. Arsitektur tropis dapat berbentuk apa saja tidak harus serupa dengan bentukbentuk arsitektur tradisional yang banyak dijumpai di wilayah Indonesia, sepanjang rancangan bangunan tersebut mengarah pada pemecahan persoalan yang ditimbulkan oleh iklim tropis seperti terik matahari, suhu tinggi, hujan dan kelembaban tinggi Untuk mencapai semua itu diperlukan teori-teori pemikiran yang dapat mendukung tema sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam memberikan keterkaitan antara judul dan tema sehingga di hasilkan sebuah rancangan yang optimal baik secara fungsi atau pesan yang akan disampaikan oleh penulis. 3.2.1 Tinjauan Teoritis Tentang Tema Dalam rangka persyaratan kenyamanan, masalah yang harus diperhatikan terutama yang berhubungan dengan ruang dalam. Masalah tersebut mendapat pengaruh besar dari alam dan iklim tropis di lingkungan sekitarnya, yaitu sinar matahari dan orientasi bangunan, angin dan pengudaraan ruangan, suhu dan perlindungan panas, curah hujan tinggi dan kelembabanudara. Sinar matahari dan orientasi bangunan yang ditempatkan tepat diantara lintasan matahari dan angin, dan bentuk denah yang terlindung adalah titik utama dalam peningkatan iklim mikro yang sudah ada. Dalam hal ini tidak hanya sinar matahari yang mengakibatkan panas saja yang diperhatikan melainkan juga arah angin yang memberi kesejukan. Orientasi Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 32

bangunan terhadap sinar matahari yang paling cocok dan menguntungkan terdapat sebagai kompromi antar aletak gedung dari timur ke barat dan ayng terletak tegak lurus terhadap arah angin. Gedung yang berbentuk persegi panjang lebih sejuk daripada bentuk gedung bujur sangkar. Angin dan pengudaraan ruangan secara terus menerus mempersejuk iklim ruangan. Udara yang bergerak menghasilkan penyegaran terbaik karena dengan penyegaran tersebut terjadi proses penguapan yang menurunkan suhu pada kulit manusia sehingga angin juga dapat digunakan untuk mengatur udara dalam ruang. Penyegaran udara dalam ruangan disamping tergantung terhadap pergerakan udara, juga pada pertukaran udara. Suhu dan perlindungan terhadap panas. Pengaruh suhu terhadap ruangan dapat diatur dengan konstyruksi atap yang selain melindungi manusia terhadap cuaca, juga memberi perlindungan terhadap radiasi panas dengan sistem penyejuk udara secara alamiah. Untuk menyejukan udara dalam rumah beratap datar dapat digunakan sistem kolam air (roof pond) yang menerima panasnya sinar matahari dan mengembalikannya pada waktu malam. Sistem yang agak mirip adalah lapisan tanah diatas atap datar yang ditanami rumput atau gelangtanah yang tahan musim kering. Pengaruh dari suhu terhadap ruangan dapat diatur juga dengan memperhatikan letak, bentuk dan lapisan permukaan gedung karena bidang yang kurang panas selalu mau menerima panas dari bidang yang lebih panas. Penukaran panas pada lapisan bidang permukaan luar gedung dapat dipengaruhi juga dengan memperhatikan faktor pantulan dan penyerapan sinar panas. Oleh karena penukaran panas diserap oleh bagian dinding luar, maka akan menghangatkan juga permukaan dinding dalam sesuadh beberapa waktu menurut daya serap panas dan tebalnya dinding. Strategi utama untuk bangunan: Menghalangi radiasi sinar matahari langsung (menggunakan sun shading/penghalang sinar matahari) Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 33

Isolasi radiasi panas dengan ruang udara (pada atap dan pemakaian bahan-bahan bersel dan berpori atau berongga) Jarak bangunan dengan bangunan lain jauh untuk memperlancar aliran udara Kenyamanan Thermis (aliran udara yang mengenai tubuh manusia) Perilaku iklim tropis basah dan bentuk bangunan: 1. Curah hujan tinggi diatasi dengan kemiringan atap curam 2. Kelembaban tinggi, diatasi dengan: Penggunaan dinding porous pada bangunan agar dapat ikut menyerap uap air di dalam ruangan dan meningkatkan kenyamanan. Dinding dikeringkan aliran udara yang melewati celahcelah dinding, mendinginkan permukaan bangunan, Bangunan mempunyai dua jenis jendela, temporal dan tetap. Jendela temporal digunakan pada siang hari. 3. Radiasi sinar langsung, diatasi dengan pemakaian sun shading. Agar panas tidak terakumulasi dipakai bahan yang kapasitas panasnya kecil. Pada malam hari, udara lembab akan mengembun dan jenuh, yang akan menimbulkan rasa panas. Karena itu, bahan yang dipakai harus mempunyai time lag rendah (cepat panas, cepat dingin). Pada siang hari, radiasi tinggi, bahan bangunan harus mempunyai konduktivitas panas rendah dan isolasi panas dengan udara mengalir (membawa udara panas dan uap air di permukaan bahan), mengurangi panas bangunan. Dimensi dan berat kecil agar tidak menyimpan panas. Pagi hari, suhu udara terdingin, bangunan harus membatasi pengeluaran panas dari dalam bangunan. 4. Udara lembab, tanah lembab, radiasi panas balik dari tanah membuat udara jenuh. Keadaan ini ditanggulangi dengan mengangkat lantai bangunan untuk memberi kesempatan udara mengalir di kolong bangunan Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 34

3.2.2 Kaitan Tema dengan proyek Dari beberapa pengertian, falsafah dan cara pandang dari arsitektur tropis dapat di simpulkan bahwa arsitektur tropis memiliki nilai estetika khas bangunan tropis (ramah lingkungan tropis, sesuai kekinian), model bangunan memiliki keabadian baik dari segi desain dan seni, serta benar dari segi fungsi, kebutuhan, iklim, dan lingkungan sekitar. Kemampuan bangunan mengakomodasi keadaan iklim tropis menambah kenyamanan penghuni dan hemat energi. Bangunan tropis hadir sebagai bangunan yang nyaman dihuni, tampilan desain menarik, dan tanggap terhadap iklim tropis. Hidup di daerah tropis mensyaratkan bangunan ramah lingkungan tropis yang panas dan lembab, serta musim hujan dan musim panas bergantian sepanjang tahun. Bangunan dirancang dengan mempertimbangkan dan memanfaatkan secara optimal sumber daya alami cahaya dan udara ke dalam rumah. Kelebihan bangunan tropis yang akomodatif terhadap iklim tropis membuat bangunan terasa lebih hidup dan hangat. Perpaduan kearifan arsitektur (tradisional) tropis, pemenuhan kebutuhan kehidupan modern, serta material modern (beton, baja, kaca, fiberglass) dan material alami (kayu, batu kali, batu bata, terakota). Kepekaan arsitektur tropis mendorong bangunan terbuka terhadap ruang luar sebagai satu kesatuan secara berimbang. Kehadiran taman menambah nilai bangunan. Nilai ekologis sangat kental. Taman modern tropis menekankan pada pemakaian sedikit jenis tanaman (rumput atau tanaman pengalas lain, 1-3 pohon, bambu pembatas), memberi efek hijau yang kuat, hamparan koral dan 2-3 sumur resapan air (memperbesar daya resap air tanah), serta mudah pemeliharaannya. Penyelesaian dinding dan lantai plester semen, beton ekspos, pintu dan jendela ekspos kayu polos dengan atau tanpa kusen, hemat biaya konstruksi, tetapi mampu menampilkan keindahan bangunan. Dinding rumah dirambati tanaman untuk meredam kebisingan, menyerap gas polutan, menahan radiasi matahari, dan menyejukkan suhu ruang dalam. Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 35

Keterbatasan lahan dan konsekuensi atas lahan terbangun mendorong pembangunan atap-atap rumput menggantikan atap bangunan konvensional. Kehadiran pohon berfungsi menyaring sinar matahari yang masuk berlebihan (meredam panas dalam bangunan, mengawetkan cat dinding), menciptakan keteduhan, dan menghasilkan efek bayangan pada dinding dan lantai. 3.3 Studi Banding terhadap tema sejenis 3.3.1 Rumah Susun Surabaya Lokasi : Surabaya Fungsi : Rumah Susun Gbr. 18 Model trimatra dari perencanaan Rumah Susun Urip Sumoharjo mewadahi nilai regionalisme dengan mengadopsi elemen arsitektur jengki Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 36

Konsep umum - Memperbaiki kondisi fisik dan lingkungan lewat perbaikan mutu bangunan dan prasarana lingkungan - Mempertahankan struktur sosial yang sudah terjadi Gbr. 19 Perspektif udara terlihat orientasi utama bangunan ke arah selatan - JL. Keputran Kejambon. Area servis (jemuran dan dapur) menghadap ke ruang terbuka internal, tidak terlihat dari arah jalan Urip Sumoharjo. Gbr. 20 Model trimatra eksterior memperlihatkan barrier jalusi pada teras yang berfungsi melindungi efek glare (silau) bagi penghuni Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 37

Gbr. 21 Elemen arsitektur jengki berupa Gapuro Rumah Susun Urip Sumoharjo, sebagai pintu utama Konsep Bentuk Bangunan (Arsitektur) 1. Untuk memperoleh tingkat kenyamanan yang cukup, maka konsep arsitektur tropis menjadi pilihan utama, dimana arsitektur ini sangat mengutamakan faktor pencahayaan dan penghawaan alami. 2. Pencahayaan dan penghawaan alami dibuat dengan membuat banyak bukaan pada dinding untuk memasukkan unsur cahaya alami dan udara secara silang, sehingga mampu membuang udara panas di dalam bangunan. 3. Banyak membuat canopy yang lebar pada daerah yang perlu dilindungi dari panas matahari Gbr. 22 Contoh penataan ruang dalam rumah susun Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 38

Konsep Penataan Ruang Unit hunian pada rusun yang baru dibuat lebih luas dari yang lama dengan penambahan fasilitas utilitas yang lebih tertata. 1. Luas tiap unit hunian adalah 3x6 m untuk ruang utama, ditambah dengan 2x3 m untuk ruang service, yaitu KM/WC, dapur dan cuci/jemur. 2. Selasar lebar 2 m dibuat berhadapan didepan sehingga orientasi unit ke luar gedung (jalan raya). 3. Tangga dibuat di tengah blok berukuran yang lebar(4 m) dan leluasa sebagai sarana sirkulasi utama vertikal 4. Mengingat luasan lahan yang tersedia, maka jumlah blok yang direncanakan hanya mampu 3 blok (115 unit untuk umum), namun dengan jumlah unit yang lebih banyak, dengan rincian tiap bloknya sebagai berikut : - Lantai 1 terdiri dari 22 unit hunian ditambah dengan 9 unit untuk fasilitas umum. - Lantai 2,3 dan 4 terdiri dari 31 unit hunian. - Fasilitas Penunjang berupa: Dapur Umum, Gudang, TPA/TK (4 unit), Koperasi, Karang Taruna, PKK. 5. Jarak antar blok dibuat sedemikian rupa sehingga cukup nyaman untuk penghuni. Jarak bangunan dengan batas lahan disesuaikan dengan peraturan tentang garis sempadan pada daerah setempat Gbr. 23 Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 39

Konsep Penataan Lingkungan dan Utilitas : 1. Perkerasan pada lahan sekitar untuk sirkulasi, area bermain anak dan ruang sosial. 2. Dilengkapi dengan sarana air bersih dengan meter air tiap unit. Terdapat tandon bawah dan tandon atas yang digerakkan dengan pompa. 3. Dilengkapi dengan meter listrik untuk tiap unit dengan kapasitas daya 450 watt per unitnya. 4. Dilengkapi dengan sistem pencegahan terhadap bahaya kebakaran secara sederhana. 5. Dilengkapi dengan sistem pembuangan sampah dan TPS yang tertata. 6. Dikelilingi saluran drainase yang cukup untuk menyalurkan air hujan. 7. Terdapat sistem penampungan limbah rumah tangga yang representatif dan memenuhi syarat kesehatan lingkungan Gbr. 24 Potongan melintang, memperlihatkan desain khusus untuk jemuran di belakang unit Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 40

Gbr. 25 Model kerangka unit, menampilkan pola struktural untuk pembangunan rusun, berciri khas kantilever di dua sisi. Konsep Struktur dan Bahan Bangunan 1. Memakai sistem struktur utama rangka beton 2. Memakai bahan-bahan yang mudah perawatan dan tahan terhadap iklim tropis lembab 3. Penutup atap dengan bahan genteng untuk keserasian lingkungan. 4. Dibuat tanpa plafon, kecuali untuk lantai 4 Konsep Pengelolaan 1. Perlu fasilitas ruang pengelola untuk keberlangsungan operasional dan pemeliharaan gedung 2. Perlu dibuat aturan-aturan yang mengikat atas kesepakatan bersama untuk operasional dan pemeliharaan. 3. Perlu penggalian sumber dana internal untuk pembiayaan operasional dan pemeliharaan rusun Kesimpulan yang didapat dari sebuah bangunan ini adalah bagaimana bangunan tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan fungsi yang beragam dengan menyikapi kondisi tapak yang ada, dalam hal ini dapat dilihat dari penzoningan ruang dibuat vertikal sesuai dengan fungsi, dan dalam pengolahan ruang dibuat optimal secara view dan fungsi. Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 41

3.3.2 Apartemen Samawi Lokasi : Bintara, Bekasi Fungsi : Apartemen bersubsidi/low Cost Apartment Gbr. 26 Tampak depan bangunan Konsep yang ditawarkan berbeda dari rusunami biasanya karena mengusung konsep sehat dan manusiawi. Apartemen ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menengah ke bawah, tentunya dengan harga yang terjangkau. Pengembang berusaha konsisten dengan konsep yang diusungnya. Hal ini dapat dilihat dari nama Samawi yang merupakan kepanjangan dari kata sehat dan manusiawi. Konsep sehat yang ditawarkan apartemen bersubsidi ini terkait dengan desainnya yang mengandalkan sirkulasi udara dan pencahayaan matahari. Sedangkan konsep manusiawi yang dimaksud lebih ke arah sosiologis penghuninya. Seperti soal pengawasan kepadatan hunian. Ruang tanpa jendela sedini mungkin dihindari. Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 42

Gbr. 27 Site plan Rencananya dua menara siap dikembangkan dengan total 484 unit. Apartemen yang berlokasi tepatnya di wilayah Bekasi Barat ini akan menyelesaikan pembangunan menara pertama pada September 2009 mendatang. Dan secara menyeluruh akan terselesaikan di awal 2010 mendatang. Gbr. 28 Denah unit rusun Type 1 & 2 kamar tidur Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 43

Gbr. 29 koridor terbuka Samawi dibangun berdasarkan kajian untuk membenahi rancangan apartemen bersubsidi yang sehat dan manusiawi. Konsep ini belum banyak dipenuhi apartemen bersubsidi kelas menengah yang sejenis. Apartemen bersubsidi ini berdiri di atas lahan 5.800 meter persegi ini serta memiliki konsep koridor terbuka. Konsep ini dinilai tepat karena udara bisa mengalir dengan lancar. Kesimpulan dari bangunan ini adalah bagaimana memberikan kebutuhan ruang yang beragam menjadi satu kesatuan yang harmonis, dengan alur sirkulasi sesuai dengan kebutuhan serta faktor external untuk mendapatkan cahaya atau view. Untuk mendapatkan tampak yang tidak monoton dilakukan pengolahan bidang garis dan material sehingga tampak terasa dinamis sesuai dengan kebutuhan ruang dalam apakah perlu solid atau transparan. Dengan warnawarna yang tidak mencolok dapat memberikan identitas asalkan warna tersebut masih memiliki warna yang terang dan lembut. Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 44

Kesimpulan dari keselurahan study literatur dengan tema adalah : Konsep pembangunan arsitektur tropis menekankan peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain, pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan itu ke depan. Desain rancang bangunan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan sirkulasi udara dan cahaya alami. Sedikit mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari. Desain bangunan hemat energi, membatasi lahan terbangun, layout sederhana, ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan. Penggunaan material bahan bangunan yang tepat berperan besar dalam menghasilkan bangunan berkualitas yang ramah lingkungan. Bangunan dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang yang secara klimatik tropis berfungsi untuk sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami merata ke seluruh ruangan agar hemat energi. Muhammad 4120411-046/Skripsi Angkatan - 55/2008 45