#RainbowProject: ORANGE A Way To Sunset NULIS BUKU CLUB PALEMBANG NULIS BUKU CLUB UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA Lingkup Hak Cipta : Pasal 2. 1. Hak Cipta merupakan eksklusif bagi Pencipta dan Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana : Pasal 72. 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). 2
#RainbowProject: ORANGE A Way To Sunset Copyright 2014 by NBCPalembang & NBCUnsri --- Penerbit: Nulis Buku Club Universitas Sriwijaya http://nbc-unsri.blogspot.com www.twitter.com/nbcunsri --- Editor: Fini Mulyani (@sh1d13) & Zul Fahmi (@zoe_hs) Desain Sampul & Tata Letak: Creative Addiction Territory Putri Kurnia Nurmala http://creative-addiction.blogspot.com www.twitter.com/putrikn Diterbitkan melalui: www.nulisbuku.com 3
Daftar Isi Twilight For You... 5 Jingga Pada Senja... 29 Senja Jingga di Pulau Seribu... 53 Senja Tanpa Jingga... 73 Dongeng Sebelum Senja... 95 160514 Jingga... 119 Firman Dari Tuhan... 153 Perempuan Senja... 173 Tentang Jingga (Pelangi Malam)... 195 4
Twilight For You Dewi Ayu Swastika 5
Biarkan aku menjadi sebuah senja untukmu. Camar berbisik pelan. Dengan suaranya yang khas membumbung tinggi di langit berwarna jingga tua di atas sana. Bulat dari matahari sore yang memancar memberi sebuah kilauan terang di tengah luasnya lautan. Kau berdiri di sana. Mengenakan syal merah maroon dan sebuah cardigan yang melapisi tubuh kurusnya. Sekali lagi, aku bisa melihat kau di sana. Berdiri menghadap langit beralas senja dengan tatapan sendu. Aku tidak menyukainya. Aku tidak menyukai senja, sepenggal kalimat yang membuatku kembali mengingatmu. Aku melihatmu kembali tenggelam dalam balutan syal merah maroon yang membalut lehermu yang jenjang. Menunduk serta mengaduk-ngaduk pasir yang basah di bawah kakimu yang terlihat mungil. 6
Kenapa? Aku menatap heran. Menanyakan hal yang menganggu pikiran ku. Aku baru saja mendengar tenyata ada orang di dunia ini yang tak menyukai senja. Yang ku tau banyak wanita yang sangat terpikat dengan indahnya senja. Senja kadang mengingatkan kita pada sebuah kenangan. Aku bisa melihat saat kau kembali membenamkan wajahmu di sana. Pandanganmu sendu. Kau sendiri. Hanya angin, senja, laut serta camar yang menemani dirinya dengan sisa sore yang ada. Aku akan membawamu ke sebuah tempat di dunia ini untuk melihat senja terbaik yang pernah ada. Bibirmu merah merekah. Bahkan tak menunggu sedetik, kau tertawa mendengar ucapanku yang mungkin terdengar konyol itu. Apa yang salah dari janjiku? Apa kau meragukan bahwa di dunia ini tak ada lagi tempat seperti itu? 7
Oh, maafkan aku maksudku ehm.. kemana? Apa ada tempat terbaik didunia ini untuk melihat senja? balasmu mengukir senyum manis di wajah. Di sini, aku melihatmu. Aku tau kau sekarang tengah bersedih. Membiarkan butiran bening yang diproduksi dari kedua matamu menetes begitu saja tanpa perlu kau cegah. Apa sesakit itu ketika kau harus dihadapkan oleh sebuah kenangan yang membekas? Sesakit itukah saat takdir berkata tidak untuk kisah kita? *** Karena senja hanya akan menyisakan malam yang kosong pada akhirnya. *** Gedung pencakar langit serta gedung bertingkat yang berhimpit satu sama lain seakan tak memberi ruang pada udara kosong yang bergerak acak. Kau di sana. Menghabiskan sisa sore yang berjalan lambat ditemani dengan sebuah senja 8
berwarna jingga di langit yang membentang luas. Dan aku ada di sana. Mempertanyaankan mengapa dirimu tak menyukai senja. Karena senja hanya akan menyisakan malam yang kosong untukku. Pada akhirnya, aku harus melewatinya sendiri. Kau menjelaskan setiap kata yang ada untukku. Menatapku dengan pandangan sedih serta luka yang bisa kubaca dari matamu. Hal yang pertama aku tau darimu adalah kau adalah pembenci senja. Hanya itu? Tak ada jawaban. Hening menusuk disetiap jengkal belakang tubuhku saat menatapmu. Kau diam. Memintaku untuk menebak alasan lain di balik pertanyaanku tadi dalam diam. Aku membuka suara. Tak tahan untuk membandingkan apa perbedaan senja untukmu dan juga untukku. 9
Bagiku senja beralaskan warna jingga adalah sebuah kaset kenangan. Kau berbalik. Tertarik pada pernyataan yang kulontarkan. Alismu bahkan saling bertaut. Meminta penjelasan lebih --rinci-- padaku. Memutar setiap kenangan yang kurindukan saat melihat siluet-siluet warna yang indah di langit sore. Ia mengingatkanku pada ibuku. Ia mengingatkanku pada Tuhan dan ciptaannya. Kau merenung sebentar. Mencermati setiap kata yang terlontar dariku. Aku tau bahwa kau tertarik dengan penjelasan sederhana itu. Aku bisa menggambarkan wajahmu dari balik mataku. Jujur, aku jatuh cinta padamu. 10