BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ciri khas merupakan tuntutan dalam derasnya persaingan industri media massa yang ditinjau berdasarkan tujuannya sebagai sarana untuk mempersuasi masyarakat. Sebagaimana yang teridentifikasi pada tampilan desain sampul majalah pria sebagai salah satu media massa. Dimana tidak hanya mengandung unsur dekoratif atau menonjolkan nilai keindahan semata, melainkan juga sebagai usaha untuk menanamkan citra majalah tersebut di benak konsumen. Citra majalah tersebut secara umum terwakili oleh citraan figur perempuan yang diyakini sebagai strategi untuk menghadirkan daya tarik bagi khalayak sasarannya. Pemahaman tersebut dilandasi oleh gagasan yang dikemukakan Prayanto (2009), perihal tujuan produsen iklan atau majalah menerapkan gambar di antaranya berupa foto dan ilustrasi adalah untuk menghadirkan daya tarik, daya kejut, juga sebagai daya henti khususnya bagi pengamat. Daya tarik dalam tampilan desain sampul majalah pria diyakini terletak pada fungsi kenikmatan dan keindahan bentuk kecantikan figur perempuan yang direpresentasi melalui medium fotografi. Sebagai perluasan dari seni rupa, fotografi juga dianggap sebagai ungkapan ekspresi artistik, mengikuti hakikat manusia seperti yang disimpulkan oleh Sumardjo (2000) sebagai makhluk yang memiliki kesenangan untuk menciptakan objek rupa yang indah. Dengan demikian, kecantikan perempuan yang tersaji dalam tampilan desain sampul majalah pria dapat dipandang merupakan manifestasi kreatifitas dan kecakapan akan nilai keindahan tertentu yang disematkan pada perempuan. Dimana citra perempuan diyakini oleh Virginia Woolf seperti dikutip Thornham (2010), merupakan cermin yang memiliki kekuatan magis yang menyenangkan serta dapat mewujudkan sejumlah ide. Hal itu teridentifikasi dalam tampilan desain sampul majalah pria yang dipasarkan 1
2 di Indonesia, di antaranya yaitu; majalah Popular, FHM Indonesia serta majalah Maxim Indonesia yang juga mengindikasikan adanya standarisasi kecantikan perempuan yang diidealkan. Standarisasi kecantikan perempuan yang diidealkan tersebut, salah satunya teridentifikasi pada tampilan desain sampul majalah Maxim Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan ditemukan adanya kecenderungan majalah tersebut menampilkan figur perempuan populer serta berprestasi khususnya di industri hiburan dari berbagai Negara, dengan ciri-ciri fisik diantaranya yang berkulit putih, berambut panjang, serta memiliki bentuk tubuh yang dianggap proposional yang meliputi; postur tubuh tinggi dan langsing. Hal itu juga diyakini sebagai pelegitimasi realitas kecantikan serta keseksian dan keindahan yang disematkan pada perempuan. Fenomena tersebut dapat ditelusuri juga dalam lukisan maupun berbagai bentuk karya seni lainnya, yang memiliki kecenderungan menjadikan perempuan sebagai objeknya. Akan tetapi, hal itu jutru menjadi perdebatan di masyarakat yang tidak terselesaikan. Dengan kata lain, representasi kecantikan perempuan dalam tampilan desain sampul majalah tersebut, oleh sebagian masyarakat dianggap sebagai bentuk penyalahgunaan tubuh perempuan yang dapat merugikan kaum perempuan. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa perempuan dengan segala entitas yang melekat pada dirinya dieksploitasi oleh produsen majalah Maxim Indonesia yang dianggap bertentangan dengan kondisi sosial dan budaya di Indonesia. Hal tersebut teridentifikasi melalui unsur-unsur representasi kecantikan di antaranya seperti pose dan busana yang minim sehingga menimbulkan kesan sensualitas dan erotis yang sengaja dipertontonkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Marwah Ibrahim (1990) dalam mengkritisi penampilan perempuan Indonesia yang berani menyibakan gaunnya di depan kamera, sekedar menampilkan kulit tubuhnya dengan berbagai pose hanya untuk hiasan sampul majalah. Mendukung pernyataan tersebut, Laura Mulvey (1973) menyimpulkan gagasannya perihal citra-citra perempuan yang ditampilkan dalam sosok yang menakjubkan sebagai objek seni, yang menurutnya merupakan objek
3 yang diciptakan sekaligus diperuntukkan kepada laki-laki sehingga citracitra perempuan tersebut mampu wewujudkan pelbagai fantasi serta obsesi laki-laki. Menarik untuk disimak berkenaaan dengan uraian yang dikemukakan tersebut, sebagaimana dapat dipahami juga dari hasil pernyataan yang ditegaskan oleh Koordinator tata artistik majalah Maxim Indonesia, bahwa figur perempuan sebagai salah satu atribut yang digunakan cenderung merepresentasikan citra majalah Maxim Indonesia sebagai majalah pria yang seksi, elegan dan mewah di mata laki-laki sebagai target audience. Hal ini dapat dipahami bahwa figur perempuan dalam tampilan desain sampul majalah tersebut, dikonstruksi sedemikian rupa untuk mengkomunikasikan gagasan tentang keseksian, keeleganan, serta kemewahan majalah Maxim Indonesia, tanpa bermaksud merendahkan martabat perempuan. Akan tetapi, pesan-pesan tersebut cenderung menggunakan berbagai kode-kode bahasa rupa yang saling tumpang tindih, sehingga sering menimbulkan kekacauan pemahaman. Sebagaimana dikemukakan oleh Piliang (2003) perihal dampak transformasi kebudayaan yang terjadi dewasa ini terhadap perubahan pemahaman masyarakat atas makna pesan yang termuat dalam media massa yang juga merupakan objek seni. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa adanya ketimpangan masyarakat dalam menyikapi fenomena teks media dalam hal ini citraan fotografi. Seperti yang dikemukakan oleh Sunardi (2013) mengenai kecenderungan masyarakat dalam memercayai realitas foto sebagaimana realitas itu sendiri. Dengan kata lain, terdapat perbedaan interpretasi pesan yang disampaikan melalui representasi kecantikan perempuan dalam tampilan desain sampul majalah pria yang diyakini memiliki gagasan serta nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu, menyikapi pertentangan pemahaman atas perkembangan era dan kebudayaan tersebut, maka penulis meyakini perlunya peninjauan kembali artikulasi makna sehingga memunculkan sebuah interpretasi lebih lanjut untuk memahami kreativitas tanda dalam
4 kebudayaan media massa, khususnya representasi kecantikan perempuan dalam tampilan desain sampul majalah Maxim Indonesia. 1.2 Rumusan masalah Sebagai media massa, majalah Maxim Indonesia diyakini mengkomunikasikan gagasan serta seperangkat nilai tertentu kepada khalayak sasarannya melalui representasi kecantikan perempuan dari berbagai ras dalam tampilan desain sampulnya. Akan tetapi, tidak semua pengamat mampu menginterpretasikan gagasan serta nilai yang terkandung dalam tampilan desain sampul majalah tersebut serta menghadirkan kembali pengalamannya ataupun mengembangkan subjektivitas imajinatif berdasarkan objek yang diamati. Hal tersebut berkaitan erat dengan penerapan kode-kode bahasa rupa yang saling bersinggungan, dimana antara produsen dan konsumen masing-masing memiliki pemahaman yang berbeda dalam mengkonstruksi makna dalam kode-kode kebudayaan yang terus berkembang. Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini penulis menempatkan perhatian secara khusus terhadap citra fotografi dalam tampilan desain sampul majalah Maxim Indonesia dengan rumusan masalah sebagai berikut : a. Bagaimana bentuk representasi kecantikan perempuan yang diidealkan dalam tampilan desain sampul majalah maxim Indonesia? b. Bagaimana makna representasi kecantikan perempuan yang diidealkan dalam tampilan desain sampul majalah Maxim Indonesia?
5 1.3 Batasan Masalah Sebelum mengurai lebih jauh perihal tersebut, penulis memandang pentingnya menguraikan alasan-alasan yang mendasari majalah Maxim Indonesia dijadikan studi kasus dalam penelitian ini. Secara umum, penulis membatasi pengamatan terhadap besaran frekuensi tampilan figur perempuan Indonesia dalam tampilan desain sampul majalah pria. Hal itu dilakukan sebagai upaya menemukan struktur yang terpolarisasi oleh majalah pria yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yang mengacu pada asumsi tentang standarisasi kecantikan perempuan yang diidealkan. Pengamatan dilakukan terhadap tiga (3) majalah pria sebagai sampel penelitian yang dipasarkan di Indonesia yakni majalah Popular sebagai majalah pria pertama terbitan Indonesia, serta majalah FHM dan Maxim sebagai majalah pria franchise terbitan Inggris yang juga dipasarkan di Indonesia berdasarkan lisensi yang di berikan oleh pihak penerbit. Berkenan dengan dua (2) majalah terakhir yang disebutkan, pihak penerbit memberikan kebebasan untuk memproduksi, memasarkan, serta memuat konten yang sesuai dengan target pasar serta kondisi sosial budaya di Indonesia. Hal tersebut termasuk gaya desain layout majalah serta pemilihan figur perempuan sebagai model sampul menjadi wewenang pihak lokal Indonesia. Hasil pengamatan menunjukan bahwa majalah Maxim Indonesia cenderung menampilkan figur perempuan populer Indonesia yang disandingkan dengan penampilan figur perempuan populer dari berbagai Negara pada setiap periode penerbitan. Sebagaimana teridentifikasi bahwa dalam satu (1) periode terbit, tampilan desain sampul majalah Maxim Indonesia cenderung didominasi oleh figur perempuan Indonesia. Seperti pada periode Tahun 2015 yang penulis jadikan objek penelitian ini, terdapat tujuh ( 7 ) edisi yang menampilkan figur perempuan populer Indonesia yang di sandingkan dengan lima (5) perempuan dari Eropa dan Amerika. Disamping itu, juga terlihat bahwa majalah Maxim Indonesia masih
6 memegang batas-batas budaya masyarakat dengan tidak menonjolkan pose erotis serta busana yang cenderung terbuka sesuai dengan undang-undang anti pornografi mengenai keterbukaan pakaian khususnya untuk figur perempuan Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan statement oleh Koordinator tata artistik yang telah diuraikan mengenai figur perempuan yang merepresentasikan citra majalah Maxim Indonesia yang seksi, elegan dan mewah. Berdasarkan alasan-alasan tersebut, penulis membatasi masalah kajian pada objek penelitian, yaitu mengidentifikasi unsur-unsur yang membentuk kecantikan perempuan yang diidealkan dalam tampilan desain sampul majalah Maxim Indonesia, dan selanjutnya melakukan interpretasi atas unsur-unsur tersebut. Penulis memberi penekanan fokus kajian pada hubungan struktur tanda, konteks tanda-tanda tersebut digunakan, serta menguraikan makna denotasi dan konotasi. Adapun tampilan desain sampul majalah Maxim Indonesia yang dijadikan objek kajian dalam penelitian ini yakni periode 2015 edisi; Januari, Februari, Maret, Juni, September, Oktober, dan Desember.
7 1.4 Tujuan Dan Manfaat 1.4.1 Tujuan a. Menguraikan bentuk representasi kecantikan perempuan yang diidealkan dalam tampilan desain sampul majalah Maxim Indonesia, b. Menjelaskan makna representasi kecantikan perempuan yang diidealkan dalam tampilan desain sampul majalah Maxim Indonesia. 1.4.2 Manfaat a. Audience Memahami maksud penerapan perempuan dalam tampilan desain sampul majalah Maxim Indonesia b. Institusi Menambah wawasan dan informasi bagi mahasiswa mengenai penerapan gambar atau ilustrasi khususnya fotografi pada industri media cetak sebagai khasanah pendidikan Desain Komunikasi Visual c. Mahasiswa /peneliti Memperoleh informasi tentang wacana media dan pengembangan wawasan mengenai seni visual dalam industri media populer khususnya majalah