TINDAK TUTUR DAN WUJUD PRAGMATIK IMPERATIF DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DANOVAR SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

Seloka: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM WACANA NOVEL TRILOGI KARYA AGUSTINUS WIBOWO

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

FUNGSI TINDAK TUTUR ILOKUSI EKSPRESIF PADA TUTURAN TOKOH DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2 KARYA ASMA NADIA

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

diperoleh mempunyai dialek masing-masing yang dapat membedakannya

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI. Naskah Publikasi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM BAHASA SIDANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN PRAGMATIK TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMK NEGERI 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif

ANALISIS WUJUD PRAGMATIK IMPERATIF PADA TUTURAN CERAMAH USTADZ WIJAYANTO DI YOUTUBE BULAN FEBRUARI 2017 SKRIPSI

REPRESENTASI KERAGAMAN DIREKTIF DALAM WACANA PERKULIAHAN PADA PROGRAM MAGISTER BAHASA INDONESIA PASCASARJANA BUMI TADULAKO PALU

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

WUJUD MAKNA PRAGMATIK TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM FILM KELUARGA CEMARA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

ANALISIS KALIMAT IMPERATIF KUMPULAN DRAMA DOMBA-DOMBA REVOLUSI KARYA B. SOELARTO ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan seseorang. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan tindak tutur (speech act) dalam wacana pertuturan telah banyak

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

KESANTUNAN BERTUTUR DIALOG TOKOH DALAM FILM SANG PENCERAH KARYA HANUNG BRAMANTYO. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi

Transkripsi:

TINDAK TUTUR DAN WUJUD PRAGMATIK IMPERATIF DALAM NOVEL SURAT KECIL UNTUK TUHAN KARYA AGNES DANOVAR SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Disusun oleh: Yosephin Linda Ika Pascalisa 091224059 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016

ii

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus atas berkat, rahmat, dan anugerah-nya untuk setiap saat kehidupan saya. Kedua orang tua saya Bapak Ignasius Jumeno dan Ibu Maria Magdalena Dwi Tiwi Rustanti Adikku tercinta Bernadetha Mutiara Widyasari Segenap sahabat Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan 2009 Skripsi ini saya persembahkan sebagai tanda terima kasih yang mendalam atas segala dukungan dan kasih yang diberikan selama ini. *** iv

HALAMAN MOTTO Kegagalan bukan jurang pemutus keberhasilan (Yosephin Linda Ika Pascalisa) v

vi

vii

ABSTRAK Linda Ika Pascalisa, Yosephin. 2016. Tindak Tutur dan Wujud Pragmatik Imperatif dalam Novel Surat Kecil untuk Tuhan Karya Agnes Danovar. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD. Penelitian ini berusaha menemukan jawaban terhadap dua persoalan atau masalah utama dari jenis tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar, yakni (1) jenis tindak tutur yang dominan muncul pada novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar dan (2) wujud pragmatik imperatif yang sering muncul dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar. Subjek penelitian ini adalah novel karya Agnes Danovar. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pragmatik. Objek dalam penelitian ini adalah jenis tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif yang digunakan antartokoh novel Surat Kecil untuk Tuhan. Metode yang digunakan penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka dengan teknik membaca novel kemudian mencatat sesuai dengan rumusan masalah. Penulis berusaha menemukan jawaban dari rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas menggunakan metode dan teknik dalam penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah, ada dua hal yang merupakan hasil dari penelitian ini. Pertama, setelah menganalisis dengan membaca dan mencatat percakapan atau dialog dari novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar dapat ditarik kesimpulan untuk analisis tindak tutur yang dominan muncul pada novel. Sesuai dengan rumusan masalah yang sudah ditemukan, ada dua hal yang merupakan hasil dari penelitian ini. Pertama, jenis tindak tutur yang terdapat pada novel Surat Kecil untuk Tuhan adalah 1) tindak tutur langsung; 2) tindak tutur tidak langsung; 3) tindak tutur literal; 4) tindak tutur tidak literal; 5) tindak tutur langsung literal; 6) tindak tutur langsung tidak literal; 7) tindak tutur tidak langsung literal; dan 8) tindak tutur tidak langsung tidak literal. Kedua, wujud tindak tutur yang terdapat dalam novel adalah 1) imperatif perintah; 2) imperatif suruhan; 3) imperatif ajakan; 4) imperatif bujukan; 5) imperatif imbauan; 6) imperatif desakan; 7) imperatif mengizinkan; 8) imperatif memberikan ucapan selamat; 9) imperatif ngelulu ; 10) imperatif umpatan; 11) imperatif permintaan; 12) imperatif permohonan; 13) imperatif persilaan; 14) imperatif permintaan izin; 15) imperatif larangan; 16) imperatif harapan; dan 17) imperatif anjuran. viii

ABSTRACT Linda Ika Pascalisa, Yosephin. 2016. Follow-Said and Being Pragmatic Imperative In the novel "Small Letters to God" by Agnes Danovar. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD. This study seeks to find answers to two issues or major problems of this type of speech act and a form of pragmatic imperative in the novel "Small Letter to God" by Agnes Danovar, namely (1) the type of speech acts predominantly appears on the novel Small Letter to the Lord's work Agnes Danovar and (2) the nature of pragmatic imperatives that often appear in the novel Small Letter to the Lord's work Danovar Agnes. Subjects of this study is a novel by Agnes Davonar. The approach used is a pragmatic approach. The object of this research is a form of speech acts and pragmatic imperatives are used inter-character in the novel Small Letters to God. The method used is a qualitative descriptive study. Data collection methods used in this study is a literature study with the technique of reading the novel then recorded in accordance with the formulation of the problem. The author tried to find the answer to the problem formulation that has been described above using methods and techniques in research. In accordance with the formulation of the problem, there are two things that are the result of this research. First, after analyzing the reading and record the conversation or dialogue from the novel Small Letter to the Lord's work Danovar Agnes conclusions can be drawn for analysis of the dominant speech acts appear in the novel. In accordance with the formulation of the problem is found, there are two things that are the result of this research. First, the kind of speech acts contained in the novel Small Letters to God are 1) direct speech acts; 2) indirect speech acts; 3) The literal speech acts; 4) The speech acts are not literal; 5) direct speech acts literal; 6) direct speech acts are not literal; 7) indirect speech acts literal; and 8) the indirect speech acts are not literal. Second, a form of speech acts contained in the novel are 1) the imperative command; 2) imperative errand; 3) the imperative solicitation; 4) imperative persuasion; 5) the imperative appeal; 6) the imperative insistence; 7) imperative permit; 8) imperative congratulated; 9) imperative "ngelulu"; 10) imperative expletives; 11) the imperative demand; 12) imperatives of the request; 13) persilaan imperative; 14) the imperative request permission; 15) the imperative ban; 16) the imperative of hope; and 17) the imperative suggestion. ix

KATA PENGANTAR Bahasa merupakan hal penting dalam kehidupan, karena peran dan fungsinya yang utama yaitu sebagai alat komunikasi. Dalam sebuah bahasa (tuturan) seseorang dapat mengerti dengan baik apa maksud dan tujuan dari tuturan yang diucapkan tersebut. Banyak hal yang bisa tersampaikan melalui suatu bahasa, asalkan ada kerjasama yang baik antara pembicara (penutur) dan pendengar (mitra tutur). Bagaimana tuturan tersebut dapat menarik orang lain untuk mendengarnya, tentu hal yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah konteks. Konteks tutruran harus menjadi sesuatu yang dipelajari supaya percakapan bisa berjalan dengan baik. Di dalam ilmu pragmatik, ada empat bidang utama yaitu praanggapan, implikatur, tindak tutur dan deiksis. Tulisan ini hanya membahas salah satu dari keempat bidang di atas, yakni tindak tutur. Tindak tutur (speech act) adalah perwujudan konkret fungsi-fungsi bahasa, yang merupakan pijakan analisis pragmatik (Rahardi, 2005). Tindak tutur masih sangat luas dan dapat lebih diringkas lagi menjadi sub-sub bab. Dalam hal ini, penulis akan membahas analisis tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif dalam sebuah novel. Sekilas mengenai imperatif, imperatif bersifat memerintah atau meminta agar mitra tutur melakukan suatu sebagaimana diinginkan penutur (Rahardi, 2005: 79). Kalimat imperatif juga terbagi menjadi dua wujud, yaitu wujud formal dan wujud pragmatik imperatif. Penulis ingin menganalisis mengenai sebuah sisi pragmatik ditilik dari analisis jenis tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif. Tulisan ini, secara beruntutan mencoba untuk mengungkapkan gagasan-gagasan berdasarkan hasil penelitian terhadap tuturan dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar. Penulis sadar bahwa penelitian ini dapat berjalan lancar karena adanya rahmat dan penyertaan Tuhan mulai dari awal, proses hingga akhir penelitian ini kepada penulis. Selain itu, ada pihak lain yang tentunya dengan caranya masing-masing telah memberikan sumbangan kepada penulis dalam upaya menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., yang bersedia membimbing dan mengarahkan penulis menyelesaikan skripsi ini; 2. Para dosen Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, yang dengan caranya masing-masing telah membekali penulis dengan berbagai ilmu dan pengetahuan yang dibutuhkan; x

3. Robertus Marsidiq (sekeretariat PBSI), yang sudah membantu dan melayani penulis dalam mengurusi berbagai hal yang sifatnya administratif; 4. Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan 2009, secara khusus kelas B, yang telah memberikan dukungan serta memberikan banyak masukan serta semangat sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini; dan 5. Pihak Universitas Sanata Dharma, yang telah menciptakan kondisi serta menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung penulis dalam studi dan penyelesaian skripsi ini. Dengan berbagai fasilitas, Universitas Sanata Dharma telah membantu dan mendukung penulis dalam keseluruhan proses pendidikan. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada seluruh pihak Universitas Sanata Dharma khususnya prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia penulis mengucapkan banyak terimakasih. Penulis juga menyadari bahwa tulisan ini tidaklah seideal yang dipikirkan oleh pembaca, masih banyak kekurangan. Dengan kenyataan itu, segala bentuk saran, sumbang pikiran, dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan tulisan ini sangatlah diharapkan dan diterima dengan lapang dada. Yogyakarta, 5 Januari 2016 Penulis xi

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.... ii HALAMAN PENGESAHAN..... iii HALAMAN PERSEMBAHAN..... iv HALAMAN MOTTO........ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.. vii ABSTRAK... viii ABSTRACT..... ix KATA PENGANTAR.... x DAFTAR ISI... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah.... 3 1.3 Tujuan Penelitian.. 4 1.4 Manfaat Penelitian.... 4 1.5 Batasan Istilah.. 5 1.6 Ruang Lingkup Penelitian.... 7 1.7 Sistematika Penyajian 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA.. 9 2.1 Penelitian yang Relevan.. 9 2.2 Landasan Teori 11 2.2.1 Teori Tindak Tutur 11 2.2.1.1 Tuturan.. 11 2.2.1.2 Tindak Tutur.. 14 2.2.1.3 Wujud Tindak Tutur Imperatif..... 17 xii

2.3 Sinopsis Novel... 22 2.4 Kerangka Berpikir. 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.. 25 3.1 Jenis Penelitian.. 25 3.2 Sumber Data dan Data Penelitian..... 26 3.3 Teknik Pengumpulan Data. 27 3.4 Teknik Analisis Data. 28 3.5 Instrumen Penelitian. 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 31 4.1 Deskripsi Data... 31 4.2 Hasil Analisis Data 31 4.3 Pembahasan.. 32 4.3.1 Jenis Tindak Tutur Dominan Muncul... 32 4.3.1.1 Tindak Tutur Langsung 32 4.3.1.2 Tindak Tutur Tidak Langsung. 35 4.3.1.3 Tindak Tutur Literal 38 4.3.1.4 Tindak Tutur Tidak Literal.. 41 4.3.1.5 Tindak Tutur Langsung Literal 44 4.3.1.6 Tindak Tutur Langsung Tidak Literal. 47 4.3.1.7 Tindak Tutur Tidak Langsung Literal. 49 4.3.1.8 Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal.. 52 4.3.2 Wujud Pragmatik Imperatif yang Dominan Muncul dalam Novel Surat Kecil untuk Tuhan.. 55 4.3.2.1 Wujud Pragmatik Imperatif. 57 4.3.2.1.1 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Perintah.. 58 4.3.2.1.2 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Suruhan.. 59 4.3.2.1.3 Tuturan yang Mengandung Maknda Pragmatik Imperatif Permintaan. 61 4.3.2.1.4 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Permohonan 62 xiii

4.3.2.1.5 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Desakan.. 63 4.3.2.1.6 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Bujukan... 65 4.3.2.1.7 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Imbauan.. 66 4.3.2.1.8 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Permintaan Izin.. 67 4.3.2.1.9 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Mengizinkan 67 4.3.2.1.10 Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Pemerian Ucapan Selamat.. 68 BAB V PENUTUP... 70 2.3 Kesimpulan.. 70 2.4 Saran... 71 DAFTAR PUSTAKA.. 73 LAMPIRAN..... 75 xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa mempunyai bentuk dan makna. Bentuk dan makna bahasa disesuaikan dengan konteks dan situasi atau keadaan. Situasi dan kondisi pada waktu komunikasi maupun berdialog. Pada saat situasi dan kondisi ingin menyampaikan suatu pesan atau maksud, penutur akan menyampaikan maksudnya memberikan informasi pada mitra tutur. Dalam memberikan informasi pastilah terdapat bahasa yang digunakan oleh penutur. Keragaman bahasa ditentukan oleh faktor yang berakar dari konteks komunikasi. Konteks komunikasi merupakan penyampaian pesan dari seorang penutur kepada mitra tutur. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, berpendapat, mengubah sikap atau perilaku baik secara langsung ataupun tidak langsung. Komunikasi yang baik sering dikaitkan dengan ilmu bahasa yang membicarakannya. Ilmu bahasa yang membicarakan tata cara berkomunikasi dengan baik adalah pragmatik. Adapun pragmatik, sebagai cabang dari linguistik yang mempelajari dan mendalami apa saja yang termasuk di dalam struktur bahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi antara si penutur dengan mitra tutur, serta sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa yang sifatnya ekstralinguistik atau luar biasa (Verhaar via Kunjana Rahardi, 2003: 10). Di dalam pragmatik mengkaji beberapa bab, yaitu praanggapan, implikatur, deiksis, dan tindak tutur. Penelitian mengenai tindak tutur dapat direalisasikan dalam sebuah percakapan antartokoh dalam novel maupun komunikasi sehari-hari. 1

2 Penelitian skripsi ini menganalisis tindak tutur yang terdapat dalam sebuah novel. Tindak tutur dibagi menjadi tiga macam tindakan yang berbeda, yaitu tindak lokusioner, ilokusioner, dan perlokusioner. Yang dimaksud dengan tindak lokusioner adalah tindak tutur yang semata-mata menyatakan sesuatu, biasanya dipandang kurang penting dalam kajian tindak tutur. Tindak ilokusioner adalah apa yang ingin dicapai oleh penuturnya pada waktu menuturkan sesuatu dan dapat merupakan tindakan menyatakan, berjanji, meminta, memerintah, dan lain sebagainya. Tindak perlokusioner mempengaruhi lawan bicara (mitra tutur) seperti memalukan, mengintimidasi, membujuk, dan lain-lain (Searle via F.X. Nadar, 2009: 14). Novel karya Agnes Danovar Surat Kecil untuk Tuhan misalnya, sebuah cerita yang mengisahkan tentang seorang anak yang mengidap penyakit kanker dan tragisnya divonis dokter bahwa umurnya tidak lama lagi. Didalamya juga terdapat beberapa percakapan yang secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat konteks tuturan yang mengiterpretasi tindak tutur oleh penutur maupun mitra tutur. Dialog antartokoh yang terdapat dalam novel juga mempengaruhi penelitian, sebab analisis dari dialog antartokoh merupakan sumber data analisis yang konkret. Novel yang bergenre fiktif ini mempunyai daya tarik tersendiri untuk diteliti karena penelitian yang diharapkan dapat memberikan sebuah realisasi melalui analisis tindak tutur didalamnya. Penyampaian penutur kepada mitra tutur sudah jelas dan mitra tutur dapat menangkap maksud penutur tanpa penutur berbicara secara lebih mendetail. Hal tersebut yang menjadi daya tarik saya dalam memperdalam pengetahuan mengenai tindak tutur. Tidak hanya itu saja, percakapan juga membutuhkan suatu dorongan dalam diri penutur agar

3 maksud dan pikiran penutur dapat diterima dengan baik oleh mitra tutur. Sebuah tuturan yang diucapkan oleh penutur, contohnya: Penutur : Jangan lupa yaa, besok masih ada hal yang harus diselesaikan. Mitra tutur : Baiklah. Saya akan hadir tepat waktu. Seperti contoh di atas menggambarkan percakapan antara penutur dan mitra tutur yang akan melangsungkan pertemuan keesokan harinya untuk membahas sesuatu hal yang belum selesai pada hari itu. Inilah sebuah percakapan yang hanya diketahui antara dua pelaku, penutur tanpa berbicara lebih mendetail, mitra tutur sudah memahami dan memberikan suatu jawaban yang dimaksudkan penutur. Oleh karena itu, percakapan yang tanpa memberikan suatu penjelasan lebih detail inilah yang membuat saya tertarik untuk menganalisis sebuah novel pengalaman hidup seseorang, didalamnya terdapat percakapan atau dialog tanpa memberikan suatu penjelasan lebih mendetail. 1.2 Rumusan Masalah Dari penjelasan di atas penelitian ini akan menganalisis dua rumusan masalah yang akan dibahas, yakni: 1.2.1 Apa jenis tindak tutur yang dominan muncul pada novel Surat Kecil untuk Tuhan? 1.2.2 Apa wujud pragmatik imperatif yang dominan muncul pada novel Surat Kecil untuk Tuhan? Dua rumusan masalah di atas nantinya akan membahas mengenai analisis data dari novel yang akan diteliti serta mencakup contoh-contoh kalimatnya untuk memperkuat sebuah data yang telah diteliti.

4 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian mengenai rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian yaitu: 1) Menganalisis jenis tindak tutur yang dominan muncul pada novel Surat Kecil untuk Tuhan. 2) Menganalisis wujud pragmatik imperatif yang dominan muncul pada novel Surat Kecil untuk Tuhan. Tujuan penelitian dapat memberikan arahan yang baik dalam pembahasan penelitian, supaya penelitian ini nantinya tidak meluas atau melenceng dari topik pembahasan. 1.4 Manfaat Penelitian Jika penelitian berhasil, diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis: 1.4.1 Manfaat Praktis Dari penelitian yang diangkat ini diharapkan dapat berguna bagi pebelajar bahasa Indonesia yang mengkaji atau menganalisis sebuah buku maupun artikel yang mengarah kepada ilmu bahasa pragmatik pada umumnya dan teori tindak tutur pada khususnya. 1.4.2 Manfaat Teoritis Semoga penelitian ini memberikan pandangan pengetahuan yang luas mengenai analisis sebuah ilmu pragmatik pada umumnya dan teori

5 tindak tutur pada khususnya. Pengetahuan juga dapat berupa referensireferensi yang nantinya akan berguna bagi pembaca, supaya mudah mendapatkan rujukan pengetahuan bahasa. 1.5 Batasan Istilah Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini perlu diberikan batasannya agar tidak terjadi salah pengertian. Beberapa istilah pokok diberi batasan istilah supaya penelitian ini berjalan secara terarah dalam hubungannya dengan topik atau tema besar penelitian. Dengan adanya batasan istilah peneliti dapat membatasi istilah-istilah yang akan dijadikan sebuah sumber data. Batasan istilah ini setidaknya memberikan gambaran kemana arah penelitian dan memudahkan penelitian dalam menganalisis permasalahan yang sedang diteliti. Berikut ini akan disajikan istilah atau konsep untuk menghindarkan kesalahpahaman, yaitu (1) Pragmatik, (2) Tindak Tutur, (3) Wujud Pragmatik Imperatif, dan (4) Novel. (1) Pragmatik a. Levinson (1983) mengungkapkan pragmatik merupakan suatu istilah yang mengesankan bahwa sesuatu yang sangat khusus dan teknis sedang menjadi objek pembicaraan, padahal istilah tersebut tidak mempunyai arti yang jelas (dalam F.X. Nadar, 1990: 5). b. Charles Morris mengemukakan pragmatik didefinisikan sebagai telah mengenai hubungan di antara lambing dan penafsirannya, sebab pragmatik menelaah makna tuturan. Pragmatik yang

6 disajikan sebagai bahan pengajaran bahasa, lazim pula disebut fungsi komunikatif (via Bambang, 1990: 15). c. Gazdar (1979: 2) dalam F.X. Nadar (2009: 5) mengemukakan pragmatik adalah kajian antara lain mengenai deiksis, implikatur, presuposisi, tindak tutur dan aspek-aspek struktur wacana. d. Parker (1986) dalam F.X Nadar (2009: 4) pragmatik merupakan kajian tentang bagaimana bahasa digunakan untuk berkomunikasi. (2) Tindak Tutur a. Austin (1962) dalam F.X Nadar (2009: 11) tindak tutur pada dasarnya pada saat seseorang mengatakan sesuatu, dia juga melakukan sesuatu. b. Tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan (Yule, 2006: 82). c. Austin (dalam Rani, 2010: 160-163) terdapat tindak tutur yang beragam sebagai berikut ini: (a) tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi (illocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act). (3) Wujud Pragmatik Imperatif a. Wujud pragmatik imperatif adalah realisasi maksud imperatif menurut makna pragmatiknya (Rahardi, 2005: 87). Wujud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia tidak selalu berupa

7 konstruksi imperatif dapat pula berupa konstruksi nonimperatif. Makna pragmatik imperatif yang demikian sangat ditentukan konteksnya. Konteks yang dimaksud dapat bersifat ekstralinguistik dan dapat pula bersifat intralinguistik. (4) Novel Karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku (KBBI). 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya menyangkut tuturan yang ada dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar. Dalam hal ini yang ditelaah adalah jenis tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif pada novel. Penelitian ini nantinya akan membahas mengenai analisis dialog antartokoh dalam novel. 1.7 Sistematika Penyajian Skripsi ini disusun menjadi lima bab. Bab I berisi pendahuluan, yang mencakup (1) latar belakang, (2) rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) batasan istilah, (6) ruang lingkup penelitian, dan (7) sistematika penyajian. Bab II berisi kajian pustaka. Bab ini berisi seputar tinjauan terhadap penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang saat ini sedang

8 dilakukan oleh peneliti. Kerangka teoritis yaitu teori-teori yang mendasari penulis dalam melakukan penelitian. Bab III berisi metodologi penelitian, yang mencakup (1) jenis penelitian, (2) sumber data dan data penelitian, (3) metode dan teknik pengumpulan data, (4) analisis data, dan (5) instrumen penelitian. Bab IV berisi pembahasan dan kesimpulan (1) deskripsi data, (2) hasi; analisis data, dan (3) pembahasan. Dalam bab ini peneliti mendeskripsikan data penelitian, cara menganalisis data, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V berisi penutup (1) kesimpulan, (2) implikasi, dan (3) saran. Selain itu, peneliti juga menyajikan daftar pustaka yang dipergunakan untuk referensi yang menunjang penelitian. Terdapat juga lampiran-lampiran yang mendukung penelitian.

9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Penelitian mengenai tindak tutur dalam ilmu bahasa pragmatik cukup banyak berkembang. Ada dua penelitian yang menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan peneliti sekarang ini masih relevan untuk dilaksanakan, yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Devid Kristiantoro pada tahun 2012 yang berjudul Analisis Tindak Tutur Berdasarkan Modus dan Maksud Kalimat dalam Novel Orang Miskin Dilarang Sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mendekripsikan jenis tindak tutur dalam novel Orang Miskin Dilarang Sekolah. Analisis penelitian Surat Kecil untuk Tuhan mengangkat suatu percakapan yang didalamnya mengandung jenis tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif (perintah). Peneliti berusaha mengembangkan analisis memakai acuan relevansi yang dapat dijadikan gambaran maupun pijakan sebuah ide dan gagasan. Oleh karena itu, relevansi sangat dibutuhkan dalam pembuatan analisis sebuah novel Surat Kecil untuk Tuhan. Peneliti mendapatkan gambaran yang baru dan fresh setelah membaca serta mendalami penelitian terdahulu dilakukan oleh para peneliti sebelumnya dengan tema dan analisis yang berbeda tentunya. Inilah sebuah relevan yang memberikan peneliti untuk menganalisis sebuah novel dengan diteliti menggunakan segi tindak tutur dalam pragmatik. Devid Kristiantoro mengungkapkan analisis tindak tutur dilihat dari dua bagian, yakni langsung tidak langsung dan literal tidak literal. Penjabaran dari dua bagian tersebut adalah tindak tutur langsung, tindak tutur tidak langsung,

10 tindak tutur literal, tindak tutur tidak literal, tindak tutur langsung literal, tindak tutur langsung tidak literal, tindak tutur tidak langsung literal, dan tindak tutur tidak langsung tidak literal. Relevansi penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh Devid Kristiantoro terletak pada analisis jenis-jenis tindak tutur. Yang membedakan adalah data analisis dari penelitian Devid Kristiantoro adalah novel Orang Miskin Dilarang Sekolah, sedangkan data analisis dari penelitian ini adalah novel Surat Kecil untuk Tuhan. Penelitian yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Priska Roselina Pratiwi pada tahun 2013 adalah penelitian yang berjudul Tindak Tutur dalam Wacana Iklan Mobil di Harian Kompas Bulan Desember 2010. Penelitian ini berusaha menemukan jawaban terhadap persoalan atau masalah utama, yaitu bagaimana tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi pada Tindak Tutur Wacana Iklan Mobil di Harian Kompas Edisi Desember 2010? Di dalam penelitian Priska Roselina Pratiwi ditemukan ada tiga jenis tindak tutur yang terdapat di dalam iklan mobil harian kompas edisi Desember 2010. Ketiga jenis tindak tutur tersebut adalah tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi. Dari segi tindak lokusi, iklan mobil menginformasikan mengenai fasilitas dan keunggulan secara lengkap untuk meyakinkan pembaca. Dari segi tindak ilokusi, setidaknya ada dua jenis tindak ilokusi yang terkandung dalam bahasa iklan mobil yang ada. Kedua jenis tindak ilokusi tersebut meliputi asertif fan komisif. Selain itu, dari segi tindak perlokusi secara umum dibahas bahasa dalam iklan-iklan mobil dimaksudkan agar pembaca terpengaruh dan melaksanakan apa yang disarankan oleh penutur (iklan mobil). Letak relevansi penelitian ini dengan penelitian Surat Kecil untuk Tuhan adalah

11 sama-sama meneliti jenis tindak tutur langsung tidak langsung dan tindak tutur literal tidak literal dengan menganalisis dari segi percakapan antartokoh yang membahas lokusi, ilokusi, dan perlokusi. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Tindak Tutur 2.2.1.1 Tuturan Peranan dan fungsi bahasa tergantung kepada situasi dan kondisi pemakaian serta konteksnya. Hal inilah yang menyebabkan Deese (1984) mengatakan: In language, context is everything (dalam Tarigan, 1987: 6). Tuturan merupakan sesuatu yang dituturkan, diucapkan, diujarkan (KBBI, 2005: 1231). Pertuturan adalah seluruh komponen bahasa dan nonbahasa yang meliputi perbuatan bahasa yang utuh, yang menyangkut peserta di dalam percakapan bentuk penyampaian amanat, topik, dan konteks itu sendiri (Kushartanti, 2005: 109). Gagasan Leech (dalam Wijana, 1996) dengan tegas menyatakan bahwa konteks yang semacam itu dapat juga konteks situasi pertuturan (speech situational context). Konteks situasi pertuturan dapat mencakup aspek-aspek luar kebahasaan seperti berikut, yaitu: (1) Penutur dan Lawan Tutur

12 Di dalam Searle (1983), lazim penutur dan lawan tutur atau mitra tutur itu dilambangkan huruf capital S (speaker) yang berarti sebagai pembicara atau penutur dan huruf capital H (hearer) yang berarti pendengar atau mitra tutur. Aspek-aspek yang mesti dicermati pada diri penutur maupun mitra tutur diantaranya adalah jenis kelamin, umur, daerah asal, latar belakang keluarga, serta latar belakang sosial budaya lainnya yang memungkinkan menjadi penemu hadirnya makna sebuah pertuturan. (2) Konteks Tuturan Konteks tuturan dapat mencakup aspek-aspek tuturan yang relevan, baik secara fisik maupun nonfisik. Konteks tuturan dapat pula diartikan sebagai semua latar belakang pengetahuan yang diasumsikan sama-sama dimiliki penutur dan mitra tutur atas apa yang dimaksudkan penutur itu di dalam proses bertutur. Maka, berkenaan dengan hal itu Leech (1983) telah menyatakan pandangannya I shall consider context to be any background knowledge assumed to be shared by S and H and which contributes to H s interpretation of what S means by a given utterance. (3) Tujuan Tuturan

13 Tujuan tutur berkaitan sangat erat dengan bentuk-bentuk tuturan yang digunakan seseorang. Dikatakan demikian karena pada dasarnya tuturan itu terwujud karena dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan tutur yang jelas dan tertentu sifatnya. Secara pragmatik, satu bentuk tuturan akan memungkinkan memiliki maksud dan tujuan yang bermacam-macam. Demikian sebaliknya, satu maksud atau tujuan tutur akan dapat diwujudkan dengan bentuk tuturan yang berbeda-beda. Berkenaan dengan istilah ini, Leech (1983) memiliki preferensi untuk menggunakan istilah tujuan tutur, bukan istilah maksud tutur. Di dalam pemikirannya, tujuan tutur itu lebih netral dan lebih umum sifatnya. Tidak berkaitan dengan kemauan atau motivasi tertentu yang seringkali dicuatkan secara sadar oleh penuturnya. (4) Tuturan Tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas merupakan bidang yang ditangani pragmatik. Karena pragmatik mempelajari tindak verbal yang terdapat dalam situasi tutur tertentu, dapat dikatakan bahwa yang dibicarakan dalam pragmatik itu bersifat konkret karena jelas keberadaan siapa peserta tuturnya, dimana tempat tuturnya, kapan waktu tuturnya, dan seperti apa konteks situasi tuturnya secara keseluruhan.

14 (5) Tuturan sebagai Produk Tindak Verbal Tuturan dapat dipandang sebagai produk dari tindak verbal di dalam aktivitas bertutur sapa. Sebenarnya tuturan atau ujaran itu tidak dapat dipersamakan begitu saja dengan sosok kalimat. Sosok kalimat pada hakikatnya adala entitas produk struktural atau produk gramatikal, sedangkan tuturan atau ujaran itu merupakan hasil atau produk dari tindakan verbal yang hadir dari dalam sebuah proses pertuturan. Dengan kata lain, sebuah tuturan sebenarnya dapat mengandung dua macam perwujudan, pertama adalah sebagai wujud dari tindak tutur, yang kedua adalah wujud dari sebuah produk tindak tutur itu sendiri. Perwujudan yang disebutkan kedua itulah yang banyak dikaji di dalam ilmu bahasa pragmatik. 2.2.1.2 Tindak Tutur Pragmatik adalah ilmu yang mengkaji makna tuturan. Pragmatik mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi ujar (Leech, 1993: 21). Tindak tutur merupakan bagian sentral dalam pragmatik. Pragmatik adalah kajian tentang kemampuan pemakai bahasa mengkaitkan kelimatkalimat itu (Nababan, 1987: 2). Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas tentang apa yang termasuk struktur bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar, serta sebagai pengacuan tanda-tanda bahasa pada hal-hal ekstralingual yang dibicarakan (Verhaar, 1988: 14).

15 Tindak tutur merupakan analisis pragmatik, yaitu cabang ilmu bahasa yang mengkaji bahasa dari aspek pemakaian aktualnya. Leech (1983: 5-6) menyatakan bahwa pragmatik mempelajari maksud ujaran (yaitu untuk apa ujaran itu dilakukan) menanyakan apa yang seorang maksudkan dengan suatu tindak tutur dan mengkaitkan makna dengan siapa berbicara kepada siapa, di mana, bilamana, bagaimana. Searle (dalam Wijana, 1996: 18) mengemukakan bahwa yang dapat diwujudkan oleh seorang penutur yakni tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi. Searle (dalam Nadar, 2009: 14) mengemukakan pendapatnya dalam membagi tindak tutur menjadi tiga macam tindakan yang berbeda, yaitu tindak lokusioner, tindak ilokusioner, dan tindak perlokusioner. Yang dimaksud dengan tindak lokusioner adalah tindak tutur yang semata-mata menyatakan sesuatu, biasanya dipandang kurang penting dalam kajian tindak tutur. Tindak ilokusioner adalah apa yang ingin dicapai oleh penutur pada waktu menuturkan sesuatu kepada mitra tutur dan dapat merupakan tindakan menyatakan, berjanji, meminta, memerintah, dan lain sebagainya. Tindak perlokusioner mempengaruhi lawan bicara (mitra tutur) seperti memalukan, mengintimidasi, membujuk, dan lain-lain. (1) Tindak Tutur Langsung Tindak tutur langsung, dapat ditengarai dari wujud formal sintatiknya (Nadar, 2009: 18). (2) Tindak Tutur Tidak Langsung

16 Tindak tutur tidak langsung adalah tuturan yang berbeda dengan modus kalimatnya, maka maksud dari tindak tutur tidak langsung dapat beragam dan tergantung pada konteksnya (Nadar, 2009: 19). (3) Tindak Tutur Literal Tindak tutur literal (literal speech act) adalah tindakan tutur yang dimaksudnya sama dengan makna kata-kata yang menyusunnya (Nadar, 2009: 19). (4) Tindak Tutur Tidak Literal Tindak tutur tidak literal (nonliteral speech act) adalah tindak tutur yang dimaksudnya tidak sama dengan atau berlawanan dengan kata-kata yang menyusunnya (Nadar, 2009: 19). (5) Tindak Tutur Langsung Literal Di mana tindak tutur literal adalah makna kata-kata yang menyusunnya sama. Sedangkan, tindak tutur langsung adalah menggunakan kalimat yang dapat mempengaruhi mitra tutur, misalnya menyuruh, meminta, dan mengajak. (6) Tindak Tutur Langsung Tidak Literal Tindak tutur tidak literal adalah makna dan kata-kata penyusunnya tidak sama atau bisa dikatakan berbeda makna dan kata-kata yang menyusun kalimat penutur. Sedangkan, tindak tutur langsung adalah menggunakan kalimat yang dapat mempengaruhi mitra tutur, misalnya memberikan informasi. (7) Tindak Tutur Tidak Langsung Literal

17 Dimana tindak tutur literal adalah makna dan kata-kata yang menyusunnya sama. Ada hubungan tidak langsung antara struktur dengan fungsi kalimat. (8) Tindak Tutur Tidak Langsung Tidak Literal Tindak tutur tidak literal adalah makna dan kata-kata penyusunnya tidak sama atau bisa dikatakan berbeda makna dan kata-kata yang menyusun kalimat penutur. Ada hubungan tidak langsung antara struktur dengan fungsi kalimat. 2.2.1.3 Wujud Pragmatik Imperatif Dalam perwujudan sebuah dialog mengenai tindak tutur imperatif merupakan salah satu cara untuk menganalisis sebuah novel yang dilihat dari wujud tindak tutur imperatif. Adapaun wujud pragmatik imperatif merupakan realisasi sebuah dialog dalam novel yang dianalisis membahas mengenai kalimat yang didalamnya mengandung perintah. Dengan perkataan lain, wujud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia tersebut dapat berupa tuturan yang bermacam-macam, dapat berupa konstruksi imperatif dan dapat pula berupa konstruksi nonimperatif (Rahardi, 2005: 93). Dari penelitian yang terdahulu ditemukan sedikitnya tujuh belas macam makna wujud pragmatik imperatif di dalam bahasa Indonesia (Rahardi, 2005: 93). Dalam penelitian novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar hanya ditemukan sepuluh wujud pragmatik

18 imperatif untuk menganalisis keseluruhan dialog antartokoh. Peneliti telah menganalisis sesuai dengan dialog antartokoh yang masuk dalam wujud pragmatik imperatif dan dominan munculnya dialog sesuai dengan penjabaran atau teori serta jenisnya wujud pragmatik imperatif. Ke tujuh belas wujud pragmatik imperatif tersebut telah peneliti analisis dan telah diberikan contoh yang memperkuat atas gagasannya. Berikut ini ke tujuh belas wujud pragmatik imperatif beserta penjelasannya. a) Tuturan yang mengandung makna tindak tutur imperatif perintah Tuturan yang diujarkan penutur mengandung makna perintah. Tuturan pada bentuk ini bisa disampaikan dengan tuturan yang nonimperatif. Bentuk demikian disebut imperatif tidak langsung dengan memperhatikan konteks yang melingkupinya. b) Tuturan yang mengandung makna tindak tutur imperatif suruhan Dalam tuturan ini, ada kata penanda yang menunjukkan bahwa tuturan tersebut merupakan suruhan yaitu kata coba. Tuturan ini dapat diungkapkan dengan tuturan deklaratif dan interogatif. c) Tuturan yang mengandung makna tindak tutur imperatif permintaan Bentuk permintaan yang disampaikan penutur biasanya menggunakan kata tolong atau frase lain yang bermakna minta. Selain itu, kata mohon juga menandakan makna imperatif suruhan untuk bentuk penyampaian yang lebih halus. Tuturan ini dapat diungkapkan dengan tuturan deklaratif dan interogatif.

19 d) Tuturan yang mengandung makna tindak tutur imperatif permohonan Seperti makna sebelumnya, pada makna tindak tutur imperatif permohonan menggunakan kata mohon penekanan dalam tuturannya. Selain itu digunakan partikel lah sebagai penghalus kadar tuturan imperatif dalam tuturan. Berdasarkan konteks, tuturan ini dapat disampaikan dengan tuturan nonimperatif. e) Tuturan yang mengandung makna tindak tutur imperatif desakan Bentuk ini biasanya menggunakan kata ayo atau mari sebagai wujud desakan. Apabila dimaksudkan ada penekanan dalam sebuah tuturan imperatif tersebut, maka penggunaan kata harap atau harus dapat digunakan. Selain itu, tuturan bukan imperatif juga dapat digunakan dalam penyampaian makna tindak tutur imperatif desakan ini f) Tuturan yang mengandung makna tindak tutur imperatif bujukan Tuturan yang diujarkan biasanya menggunakan kata ayo atau mari. Selain itu kata lain yang digunakan untuk memperhalus tuturan adalah tolong. Tuturan deklaratif dan interogatif dapat digunakan untuk mengungkapkan makna pragmatik imperatif bujukan. g) Tuturan yang mengandung makna tindak tutur imperatif imbauan Partikel lah lazim digunakan dalam tuturan makna pragmatik imperatif imbauan. Kata yang sering digunakan adalah harap atau mohon. Tuturan nonimperatif pun turut mendukung pengujaran yang bermakna tindak tutur imperatif imbauan.

20 h) Tuturan yang mengandung makna tindak tutur imperatif permintaan izin Tuturan ini biasanya menggunakan kata mari atau boleh untuk makna meminta izin. Secara pragmatik imperatif permintaan izin disampaikan dengan tuturan nonimperatif. i) Tuturan yang mengandung makna tindak tutur imperatif mengizinkan Kata silakan lazim digunakan dalam tuturan ini. Dalam kehidupan sehari-hari ditemukan tuturan nonimperatif untuk menyatakan makna ini. j) Tuturan yang mengandung makna tindak tutur imperatif pemberian ucapan selamat Ucapan selamat dalam tuturan bahasa Indonesia bagian dari tuturan bermakna tindak tutur imperatif. Tuturan ini ditemukan dalam komunikasi sehari-hari bahasa Indonesia. Tuturan ini pun dapat diujarkan dengan tuturan nonimperatif. k) Tuturan yang mengandung makna tindak tutur imperatif persilaan Imperatif persilaan dalam bahasa Indonesia, lazimnya, digunakan dengan penanda kesantunan silakan. Seringkali digunakan pula bentuk pasif dipersilakan untuk menyatakan maksud pragmatik imperatif persilaan itu. Bentuk yang kedua cenderung lebih digunakan pada acara-acara formal yang sifatnya protokoler. l) Tuturan yang mengandung makna tindak tutur imperatif ajakan

21 Imperatif dengan makna ajakan, biasanya, ditandai dengan pemakaian penanda kesantunan mari atau ayo. Kedua macam penanda kesantunan itu masing-masing memiliki makna ajakan. m) Tuturan yang mengandung makna tindak tutur imperatif larangan Imperatif dengan makna larangan dalam bahasa Indonesia, biasanya, ditandai oleh pemakaian kata jangan. Imperatif yang bermakna larangan dapat diwujudkan secara pragmatik dalam bahasa Indonesia keseharian. Wujud pragmatik itu, ternyata, dapat berupa tuturan yang bermacam-macam dan tidak selalu berbentuk tuturan imperatif. n) Tuturan yang mengandung tindak tutur imperatif harapan Imperatif yang menyatakan makna harapan, biasanya, ditunjukkan dengan penanda kesantunan harap dan semoga. Kedua macam penanda kesantunan itu di dalamnya mengandung makna harapan. Imperatif yang mengandung maksud harapan banyak ditemukan dalam komunikasi keseharian. Maksud harapan itu, ternyata, banyak yang diwujudkan di dalam tuturan non-imperatif. o) Tuturan yang mengandung tindak tutur imperatif umpatan Imperatif jenis ini relatif banyak ditemukan dalam pemakaian bahasa Indonesia pada komunikasi keseharian. Imperatif yang mengandung makna pragmatik umpatan dapat juga ditemukan dalam komunikasi keseharian. p) Tuturan yang mengandung tindak tutur imperatif anjuran

22 Secara struktural, imperatif yang mengandung makna anjuran, biasanya, ditandai dengan penggunaan kata hendaknya dan sebaiknya. Imperatif yang bermakna pragmatik anjuran itu mudah ditemukan di dalam komunikasi keseharian. Tuturan-tuturannya dapat juga diungkapkan dalam tuturan non-imperatif q) Tuturan yang mengandung tindak tutur imperatif ngelulu Kata ngelulu berasal dari bahasa Jawa, yang berarti seperti menyuruh mitra tutur melakukan sesuatu namun sebenarnya makna yang dimaksudkan adalah melarang melakukan sesuatu. Imperatif ngelulu lazimnya diungkapkan dengan penanda kesantunan jangan. Imperatif yang bermakna ngelulu di dalam bahasa Indonesia lazimya tidak diungkapkan dengan penanda kesantunan itu melainkan berbentuk tuturan imperatif biasa. 2.3 Sinopsis Novel Surat Kecil untuk Tuhan Karya Agnes Danovar Buku ini mengisahkan ulang cerita pilu seorang anak gadis bernama Keke atau Gita Sesa Wanda Cantika (true story). Ia terkena penyakit yang terbilang langka bernama Rabdomiosarkoma atau yang dalam bahasa awam dikenal dengan nama kanker jaringan lunak. Keke sendiri merupakan pasien pertama di Indonesia yang terdeteksi penyakit tersebut. Hal ini yang menjadikan kisahnya sangat menggugah utuk dibaca. Keke divonis terjangkit penyakit tersebut usia 13 tahun dan hanya dalam jangka waktu lima hari saja. Kanker jaringan lunak tersebut perlahan mengubah wajah belia Keke. Ia menjadi sesorang

23 yang tak dapat dikenali lagi sebab wajahnya menjadi sesuatu yang tak elok dipandang mata. Bagi anak-anak, mungkin wajah Keke dipanggil rupa monster. Perjuangan Keke sempat berbuah manis, sebab tim dokter berhasil mengangkat dan menyembuhkan penyakitnya. Hal ini menjadi prestasi tersendiri bagi dunia kedokteran di Indonesia pada saat itu dan menjadi buah bibir di Negara lain. Banyak yang bertanya bagaimana bisa penyakit ganas tersebut ditaklukkan. Polemik tersebut akhirnya mendapat jawaban, sebab Keke hanya sembuh sementara. Beberapa saat setelah ia menjalani pengobatan, kanker ganas itu kembali menyerang tubuh dan semangatnya. Keke pun menyadari, waktunya hidup tak lama lagi dengan bantuan obat dan alat rumah sakit lainnya. Benar saja, ia meninggal pada tanggal 26 Desember 2006. Sebelum meninggal, Keke sempat menulis sebuah surat kecil. Surat tersebut yang mengilhami penulis novel Agnes Danovar memilih judul Surat Kecil untuk Tuhan. Berikut ini petikan surat yang ditulis Keke. Tuhan Andai aku bisa kembali Aku tak ingin ada tangisan di dunia ini Tuhan Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku Terjadi pada orang lain Tuhan Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-mu? Tuhan Bolehkah aku memohon satu hal kecil pada-mu? Tuhan

24 Biarkanlah aku bisa melihat dengan mataku Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya 2.4 Kerangka Berpikir Setelah mengkaji berbagai teori dan hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menyusun kerangka berpikir sebagai dasar untuk menganalisis masalah penelitian. Berikut ini skema kerangka berpikir dalam penelitian yang sedang dilakukan. Tindak tutur dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar Teori tindak tutur menurut ahli Jenis tindak tutur Wujud pragmatik imperatif

25 BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ada dua, yaitu pendekatan teoretis dan pendekatan metodologis. Pendekatan secara teoretis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatis. Pendekatan pragmatis adalah pendekatan penelitian dalam ilmu bahasa yang mengkaji makna ujaran dalam situasi-situasi tertentu. Pendekatan penelitian yang kedua yaitu pendekatan secara metodologis yang terbagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan deskriptif. Penelitian kepustakaan mempunyai rangkaian mengumpulkan sumber data (sumber primer dan sumber sekunder); teknik pengumpulan data (studi kepustakaan); dan teknik analisis data. Data studi pustaka mengutamakan penafsiran-penafsiran obyektif, yaitu berupa telaah mendalam atas suatu masalah. Data penelitian diuraikan dengan analisis sumber data yang nantinya akan ditemukan pada novel. Analisis inilah yang nantinya akan memperkuat sebuah penelitian yang mempunyai relevansi dengan metode penelitian yang digunakan. Penelitian ini bertujuan menganalisis dan mendeskripsikan tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif yang terdapat dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang berkaitan dengan data yang tidak berupa angka tetapi berupa kualitas bentuk-bentuk verbal yang berwujud tuturan sehingga data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan tentang sifatsifat individu, keadaan, gejala, dari kelompok tertentu yang diamati (Muhadjir,

26 2000: 44). Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif karena data penelitian berupa bentuk-bentuk verbal bahasa yaitu berupa tuturan yang dilakukan oleh para tokoh yang terdapat dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar. 3.2 Sumber Data dan Data Penelitian Subjek atau sumber data dalam penelitian ini adalah novel Surat Kecil untuk Tuhan, novel ini merupakan salah satu novel Agnes Danovar yang mengisahkan nasib kehidupan seorang anak gadis belia yang sedang beranjak remaja dia bernama Keke (Gita Sesa Wanda Cantika) divonis mengidap kanker ganas Rabdomiosarkoma (kanker jaringan lunak) kemudian setelah dia mencoba bertahan dengan sekuat tenaga dan hati Tuhan mempunyai kehendak lain, kemudian dia meninggal dengan tenang dan meninggalkan sepucuk surat kecil berisi suatu permohonan kepada Tuhan. Objek atau data penelitian dalam penelitian ini adalah tindak tutur percakapan antartokoh dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan. Seperti halnya novel-novel yang lain, kalimat-kalimat dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan pun berupa kalimat-kalimat naratif dan tuturan dialogdialog para pelaku. Namun demikian, penelitian ini akan membahas semua kalimat tuturan, tetapi hanya yang menjadi topik pada rumusan masalah yaitu jenis tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif yang dominan muncul pada novel. Dengan demikian, dapat dianggap telah mewakili semua tindak tutur yang ada dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan. Oleh karena itu dapat dikatakan

27 bahwa penelitian ini berfokus penelitian pada tindak tutur yang pada prinsipnya melibatkan seluruh tokoh dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan demi untuk menemukan analisis mengenai jenis tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif yang dominan muncul. 3.3 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik baca dan catat. Disebut teknik baca atau membaca karena memang berupa membaca: dilakukan dengan baca, yaitu membaca penggunaan bahasa dan dialog antartokoh pada novel. Ini dapat disejajarkan dengan metode pengamatan atau observasi dalam ilmu sosial (Sudaryanto, 1993: 133). Setelah dilakukan teknik baca, kemudian dilanjutkan dengan teknik catat. Disebut teknik catat karena cara pengumpulan data dilakukan dengan mencatat pada kartu data. Teknik catat dilakukan dengan menandai munculnya tuturan antartokoh pada novel Surat Kecil untuk Tuhan. Langkah yang dilakukan adalah membaca dengan teliti setiap percakapan yang terjadi antartokoh pada novel, menandai, dan mencatat tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif yang terdapat dalam novel, mengelompokkan tindak tutur dan wujud imperatif yang ditemukan berdasarkan lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Data dikumpulkan menggunakan teknik baca dan teknik catat. Pada penelitian ini peneliti mengamati tuturan-tuturan yang berada dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar dijadikan sebagai data dalam penelitian ini. Peneliti kemudian mencatat tuturan-tuturan yang terdapat pada novel dan

28 dikelompokkan sesuai yang akan dianalisis yaitu jenis tindak tutur dan wujud pragmatik imperatifnya. 3.4 Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisis pragmatis yaitu analisis bahasa berdasarkan pada sudut pandang pragmatik (Rustono, 1999: 18). Analisis ini untuk menemukan maksud penutur baik di eskpresi secara tersurat maupun yang diungkapkan secara tersirat dibalik tuturan. Teknik yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik unsur penentu (PUP). Adapun alatnya adalah daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh penelitinya (Sudaryanto, 1993: 20). Sesuai dengan jenis penentu akan dipisah-pisahkan atau dibagi menjadi berbagai unsur itu maka daya pilah itu dapat disebut daya pilah pragmatis. Dari penjelasan di atas, peneliti menggunakan beberapa tahap untuk mengumpulkan data supaya lebih akurat, yaitu mengumpulkan sumber-sumber kepustakaan, mengidentifikasi data, klasifikasi data, menginterpretasikan dan mendeskripsikan hasil penelitian. Penelitian analisis data bertujuan menganalisis jenis tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif yang terdapat dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan. Berikut ini penjabaran dari tahap pengumpulan data menurut peneliti. 1) Mengumpulkan sumber-sumber kepustakaan Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan sumber data dan data yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti. Data yang dikumpulkan

29 berupa wacana tuturan yang mengandung tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar. 2) Mengidentifikasi data Data yang sudah diperoleh, diidentifikasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan tindak lokusi, tindak ilokusi, dan tindak perlokusi. Apabila terdapat data yang tidak sesuai secara otomatis data tersebut tidak dipergunakan dalam penelitian ini. 3) Klasifikasi data Proses pengklasifikasian dilakukan untuk mengelompokkan data berdasarkan jenis tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif yang didalamnya terdapat tiga tindak tutur yang mendasari yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Pengelompokkan dilakukan berdasarkan dari jenis tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif. 4) Menginterpretasikan data Interpretasi dilakukan penulis untuk menemukan makna wacana tuturan berdasarkan jenis-jenis tindak tutur yang terdapat dalam Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar. 5) Mendeskripsikan hasil penelitian Tahapan deskripsi hasil penelitian, peneliti melaporkan hasil dari analisis data mengenai jenis tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif. Beserta tujuan peneliti memilih tindak tutur yang dominan muncul maupun wujud pragmatik imperatif dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan. Berdasarkan deskripsi hasil analisis dibuat rangkuman yang kemudian akan disimpulkan peneliti.

30 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen berupa pengetahuan peneliti human knowledge yang didasarkan pada teori tentang tindak bahasa atau tutur yang dikembangkan oleh Searle yang menyatakan bahwa kalimat-kalimat tidak hanya digunakan untuk mengatakan sesuatu, tetapi juga digunakan untuk melakukan sesuatu secara aktif. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga mudah diolah (Arikunto, 2006: 160). Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri berbekal penelitian ini terbagi menjadi tiga, yakni 1) menemukan tuturan yang mengandung jenis tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif; 2) mencatat tuturan yang telah ditemukan; dan 3) menjelaskan jenis tindak tutur dan wujud pragmatik imperatif yang terdapat dalam novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Danovar.