BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakikatnya akan hidup sebagai kelompok, hal tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Halaman Pengesahan.. Ii. Daftar Isi... Iii. Daftar Tabel. V. Daftar Gambar. Ringkasan... Viii BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang..

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai luhur bangsa dalam rangka lebih memperkokoh persatuan dan kesatuan

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan sebuah minat berkunjung yang terdiri dari pengenalan akan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup dalam melangsungkan kehidupannya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. didasari oleh kebutuhan masyarakat Manding untuk hidup layak. Adanya

DAFTAR ISI Halaman Halaman Pengesahan. ii

DAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai hal di dunia ini tidak ada yang sempurna namun kita dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian kepada masyarakat. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan. salah satu persyaratan dan kelulusan mahasiswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah. Efektivitas kerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi,

2014 PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT.

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan perbaikan manajemen pendidikan. Tidak ada lembaga sekolah yang baik

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri. Berpikir kritis berarti melihat secara skeptikal terhadap apa yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

KAMPUNG NAGA MASYARAKAT ADAT YANG MENJAGA PELESTARIAN LINGKUNGAN oleh : redaksi butaru *

I. PENDAHULUAN. demokrasi pada negara yang menganut paham demokrasi seperti Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah

TRIANI WIDYANTI, 2014 PELESTARIAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM MENJAGA KETAHANAN PANGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

BAB VI PENGARUH PEMIMPIN LOKAL DALAM PROGRAM PNPM MANDIRI PERDESAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya, ras, agama, dan bahasa. Keragaman yang ada inilah yang menjadikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa pendapat yang mengartikan pendapatan yaitu, Sukirno (2006)

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas penyatuan minat dari negara anggota ASEAN untuk

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengenai hak dan kewajiban setiap warga negara yaitu : Tiap warga negara

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia % dari jumlah penduduk. Hal ini dapat dipastikan bahwa desa memiliki

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2016 DAMPAK KEBIJAKAN SUMEDANG PUSEUR BUDAYA SUNDA TERHADAP PENANAMAN NILAI-NILAI KESUNDAAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju suatu Negara maka semakin dirasakan pentingnnya dunia

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak memperlihatkan unsur persamaannya, salah satunya adalah suku

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia

BAB I PENDAHULUAN. luasnya pergaulan internasional atau antar negara adalah adanya praktek

BAB I PENDAHULAN. untuk mempromosikan Kampoeng Bebek dan Telur Asin desa Kebonsari. Maka,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN tentang desa, desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya terbagi atas daerah-daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bagian ini, dalam studi lapangan untuk mengkaji makna simbolik

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kegiatan wisata bukan lagi menjadi sesuatu yang tergolong barang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Ratna Shabarwati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kepribadian seseorang. Tidak hanya pakaian sehari-hari saja

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi

BAB V KESIMPULAN & REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia selalu dituntut untuk mempertahankan hidup dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pada tanggal 24 juli tahun Kecamatan Tasik Putri Puyu berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk yang. terdiri dari ribuan pulau-pulau dimana masing-masing penduduk dan suku

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakikatnya akan hidup sebagai kelompok, hal tersebut dikarenakan manusia adalah makhluk sosial. Kelompok-kelompok tersebut akan tergabung pada suatu lingkungan masyarakat yang hidup bersama dalam rangka menuju tujuan yang sama. Seperti yang diungkapkan oleh Soerjono bahwa masyarakat (Community): Istilah Community dapat diterjemahkan sebagai masyarakat setempat yang merujuk pada suatu warga sebuah desa, kota, suku atau bangsa. Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik kelompok itu besar atau kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup yang utama, kelompok kecil disebut dengan masyarakat setempat. (Soerjono, 1982: 132) Sesuai dengan pendapat Soerjono tersebut memang sudah dapat dikatakan bahwa masyarakat setempat merupakan suatu kelompok yang hidup bersama dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya. Di Negara Kesatuan Republik Indonesia ada banyak masyarakat yang termasuk ke dalam berbagai macam suku, adat, kebudayaan dan bangsa. Kemajemukan dari bangsa ini tersebar di setiap wilayah yang kemudian dikenal dengan masyarakat adat. Kehidupan kelompok masyarakat ini memiliki ciri khas dan karakteristik yang berbeda pada dinamika kehidupan masyarakat, mulai dari budaya, agama, adat istiadat, kepemimpinan, bahasa dan nilai-nilai dasar kehidupan. Salah satu masyarakat adat yang ada di Negara Indonesia adalah Masyarakat Adat Kampung Naga. Masyarakat adat atau komunitas adat ini hidup di wilayah pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya, tepatnya di Kampung Naga

2 Rt.01 Rw.01 Desa Neglasari, Kecamatan Salawu. Komunitas masyarakat ini sudah sangat terkenal, baik di dalam negeri sendiri maupun luar negeri. Hal ini dikarenakan masyarakat Kampung Naga memiliki kehidupan kebudayaan yang sangat khas dengan nilai-nilai berbeda dari masyarakat mayoritas lainnya. Senada dengan apa yang telah diungkapkan oleh Soerjono mengenai pengertian masyarakat setempat, masyarakat Kampung Naga juga merupakan kelompok masyarakat yang hidup bersama dengan beragam kebudayaan, nilainilai dasar, adat istiadat, kepemimpinan dan falsafah hidup lainnya. Komponenkomponen yang ada pada kehidupan tersebut merupakan komponen yang memiliki tujuan untuk menjaga kehidupan masyarakat dan memenuhi kebutuhan hidupnya secara bersama. Menjaga komponen kehidupan masyarakat Kampung Naga seperti budaya, peribadatan, adat istiadat, ritual, usaha-usaha dan hal lainnya di masyarakat dikontrol oleh seorang pemimpin. Pemimpin ini dikenal dengan istilah Sesepuh Adat. Sesepuh Adat memiliki peranan yang penting pada dinamika kehidupan Masyarakat Kampung Naga. Segala bentuk kehidupan yang ada di masyarakat tersebut akan senanatiasa dikendalikan oleh Sesepuh Adat sebagai pemimpin mutlak. Tipe kepemimpinan Sesepuh Adat di setiap masyarakat adat relatif sama yaitu sebagai penguasa mutlak dalam pengendalian kehidupan masyarakat. Kepemimpinan yang mutlak pada Sesepuh Adat disebabkan adanya kekuasaan yang ia miliki di dalam masyarakat, seperti yang diungkapkan oleh Soerjono bahwa :

3 Kekuasaan memiliki memiliki peranan yang dapat menentukan nasib berjuta-juta manusia. Oleh karena itu, kekuasaan sangat menarik perhatian para ahli ilmu pengetahuan kemasyarakatan dalam melihat dinamika kehidupan masyarakat adat. (Soerjono, 1983 : 227) Setiap aktivitas kehidupan dari masyarakat Kampung Naga, ditentukan oleh kekuasaan Sesepuh Adat. Aktivitas tersebut seperti dari segi agama, adat istiadat, melahirkan, kematian, dan ritual-ritual kehidupan masyarakat, juga mengenai aspek kehidupan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dasar seperti beternak, bertani, bahkan berwirausaha. Seperti melaksanakan ritual upacara hajat sasih, pelaksanaan sholat lima waktu yang dilakukan hanya pada hari Jum at, ngukusan pare artinya memberikan sesajen dan do a-do a pada waktu akan menanam dan memanen padi dan hal-hal lainnya. Oleh karena itu, seorang Sesepuh Adat menjadi komponen penting yang harus diteliti bila kita akan melihat suatu dinamika kehidupan masyarakat adat atau komunitas adat. Permasalahan berikutnya ada pada kondisi masyarakat Kampung Naga pada aspek pemenuhan kebutuhan hidup, khususnya bidang ekonomi. Pada aspek ini masyarakat Kampung Naga mulai beralih dari kegiatan yang semula hanya bertani dan beternak sekarang telah menuju pada kegiatan wirausaha. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan pembangunan fasilitas wirausaha seperti Jongko-jongko dan fasilitas penunjang lainnya untuk mendukung perkembangan ekonomi masyarakat Kampung Naga. Hal tersebut muncul atas inisiatif dari Sesepuh Adat yang mulai berupaya untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dasar, inisiatif tersebut muncul karena daerah kampung Naga telah dijadikan sebagai daerah pariwisata kampung Adat oleh Dinas Pariwisata, dan hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi Sesepuh Adat

4 untuk mulai mengalihkan mata pencaharian masyarakat Kampung Naga yang selama bertahun-tahun telah dijalankan diantaranya beternak dan bertani dialihkan pada kegiatan wirausaha. Sehingga hal ini akan memunculkan tantangan bagi Sesepuh Adat supaya mampu meningkatkan kepedulian Masyarakat Kampung Naga agar menggunakan dan memanfaatkan fasilitas wirausaha yang telah dibangun dan kesempatan yang juga telah diberikan oleh Sesepuh Adat tersebut. Demi menciptakan Masyarakat Kampung Naga yang memiliki motivasi untuk melakukan aktivitas wirausaha, kunci keberhasilan tersebut ada pada Sesepuh Adat, hal ini didasarkan pada peran Sesepuh Adat yang bersifat mutlak pada setiap perintah yang diberikan kepada masyarakat. Sehingga ketika Sesepuh Adat memiliki upaya dalam menciptakan kondisi Masyarakat Kampung Naga yang memiliki motivasi berwirausaha, harus muncul dari perintah sebagai bentuk motivasi eksternal yaitu motivasi atau dorongan yang muncul pada seseorang akibat adanya intervensi dari luar dirinya. Dari apa yang telah dipaparkan di atas, maka perlu dikaji lebih lanjut bagaimana sebenarnya peranan sesepuh adat dalam meningkatkan motivasi berwirausaha masyarakat kampung Naga, dengan demikian masalah di atas memerlukan suatu kajian mendalam (penelitian) yang akan mendekatkan kepada pemecahan masalah yang lebih objektif. Maka dari itu penulis mengangkat judul penelitian mengenai Peran Sesepuh Adat dalam meningkatkan motivasi berwirausaha Masyarakat Kampung Naga.

5 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Dalam sebuah penelitian perlu adanya identifikasi yang dimaksudkan agar permasalahan (fakta-fakta) dilapangan bisa diuraikan dan nantinya akan memudahkan peneliti dalam penelitian selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut maka masalah yang telah identifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Masyarakat Kampung Naga sebagai masyarakat adat mempunyai seorang pemimpin yang disebut dengan Sesepuh Adat. Sesepuh Adat akan menentukan segala bentuk aktivitas masyarakat baik dari segi adat istiadat, melahirkan, kematian, dan ritual-ritual kehidupan masyarakat, juga mengenai aspek kehidupan masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dasar seperti beternak, bertani, bahkan berwirausaha. 2. Sebagai masyarakat yang sangat menghormati keberadaan Sesepuh Adat, Masyarakat Kampung Naga akan senantiasa mengikuti perintah yang keluar dari Sesepuh Adat. 3. Masyarakat Kampung Naga mulai beralih dari kegiatan bertani dan beternak menuju kegiatan wirausaha. Berdasarkan pada hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, hal tersebut terjadi karena daerah kampung Naga telah dijadikan sebagai daerah pariwisata kampung Adat oleh Dinas Pariwisata, dan hal tersebut dijadikan kesempatan bagi masyarakat kampung Naga untuk mulai mengalihkan mata pencaharian mereka yang selama bertahun-tahun dijalankan diantaranya beternak dan bertani dialihkan pada kegiatan wirausaha. Kegiatan wirausaha yang dilakukan masyarakat Kampung Naga beragam dan dilakukan tidak hanya oleh orang tua saja seperti berdagang dan

6 membuat kerajinan tangan, akan tetapi ada juga dari para pemuda setempat yang menjadi tour guide. 4. Sesepuh Adat memiliki peran dalam meningkatkan motivasi berwirausaha di Masyarakat Kampung Naga. Hal ini dapat dilihat pada perkembangan pembangunan fasilitas wirausaha baik yang bersifat fisik ataupun non-fisik seperti jongko-jongko, upaya-upaya pemberdayaan terhadap calon tour guide dengan mengadakan kursus Bahasa Inggris dikarenakan tamu yang berkunjung ke kampung Naga tidak hanya berasal dari dalam negeri saja akan tetapi banyak yang berasal dari luar negeri, para pengrajin diberikan keterampilan membuat souvenir khas setempat dan fasilitas penunjang lainnya. 5. Fakta lain beralihnya pola pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat kampung Naga dari bertani dan beternak menjadi wirausaha adalah terbentuknya koperasi Sauyunan sebagai wadah bagi masyarakat kampung Naga baik yang melakukan wirausaha ataupun belum melakukannya, adanya tarif parkir bagi pengunjung yang berkunjung ke kampung Naga untuk menambah kemakmuran dan pengembangan daerah kampung Naga. Dari Identifikasi masalah tersebut maka peneliti merumuskan masalah penelitian tersebut ke dalam bentuk pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana motivasi masyarakat Kampung Naga dalam berwirausaha? 2. Bagaimana faktor pendukung dan penghambat motivasi masyarakat Kampung Naga dalam berwirausaha?

7 3. Bagaimana peran Sesepuh Adat dalam meningkatkan motivasi wirausaha Masyarakat Kampung Naga? 4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk memperoleh gambaran tentang motivasi masyarakat Kampung Naga dalam berwirausaha. 2. Untuk mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat masyarakat kampung naga dalam berwirausaha. 3. Untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana peran Sesepuh Adat dalam kegiatan wirausaha Masyarakat Kampung Naga. 4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai pendidikan luar sekolah. 2. Manfaat Praktis (Operasional) a. Bagi Peneliti Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan dan pengembangan pola pikir peneliti khususnya bidang pemberdayaan masyarakat dalam Pendidikan Luar Sekolah (PLS). b. Bagi Pihak Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi masyarakat khususnya masyarakat Kampung Naga serta pemimpin

8 masyarakatnya untuk terus meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat melalui bidang ekonomi sebagai salah satu aspeknya. c. Bagi Dunia Pendidikan Pada Umumnya Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan sumber inspirasi untuk lebih memperdalam permasalahan yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu kajian dari pendidikan luar sekolah. 5. Struktur Organisasi Skripsi Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka berikut ini adalah rencana peneliti membagi pokok-pokok pembahasan yang terdiri dari : BAB I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan Struktur Organisasi Skripsi. BAB II Kajian Pustaka terdiri dari konsep Kepemimpinan, Konsep Motivasi, Konsep Wirausaha. BAB III Metode Penelitian terdiri atas Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Penelitian, dan Analisis Data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri atas Gambaran Lokasi Penelitian, Identitas Responden Penelitian, Deskripsi Hasil Penelitian, Pembahasan Hasil Penelitian. BAB V Kesimpulan dan Saran terdiri dari hasil simpulan yang didapat dari penelitian dan saran yang dapat digunakan oleh para peneliti lain.