SIMULASI PSIKOLOGIS NOVEL HANYA NESTAPA. Ni Wayan Ita Lestari. Jurusan Sastra Indonesia FS Unud. Abstract:

dokumen-dokumen yang mirip
Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

KONFLIK BATIN TOKOH-TOKOH NOVEL LELAKI YANG SETIA MENCUMBUI SENJA KARYA ANDI ZULFIKAR

NOVEL BUNGA-BUNGA KERTAS KARYA KHUSNUL KHOTIMAH ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA. Ketut Endria Wiguna Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Unud

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANTARA ELING DAN RAGU: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL DEWI KAWI

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL GELOMBANG LAUTAN JIWA KARYA ANTA SAMSARA

Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel Perempuan Di Titik Nol Karya El-Saadewi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL KATARSIS KARYA ANASTASIA AEMILIA. Abstract

PERUBAHAN PERILAKU AKIBAT DELUSI PADA TOKOH- TOKOH DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA)

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB V KESIMPULAN. masalah, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,

ANALISIS PSIKOLOGI KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA NOVEL TEATRIKAL HATI KARYA RANTAU ANGGUN DAN BINTA ALMAMBA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

Abstract. Keywords : Psychology literature, figures, plot and setting.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan sebagai karya kreatif, sastra mampu melahirkan suatu kreasi yang indah.

CERPEN BEGAL DAN OGOH-OGOH DALAM PUPULAN CERPEN BEGAL: ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. adalah hal-hal yang terkandung dalam tulisan tersebut. Keindahan dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

ANALISIS WATAK TOKOH UTAMA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI. Oleh. 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Amalia (2010) dengan penelitian yang berjudul Analisis Perilaku Tokoh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Konflik Psikis pada Tokoh-Tokoh Wanita dalam Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha Karangan Suparto Brata (tinjauan psikologi sastra)

ASPEK PSIKOLOGIS DAN TRANSAKSI PSIKOLOGIS DUA TOKOH BERSAHABAT NOVEL SOBAT KARYA PUTU WIJAYA

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

MAKNA DUA CINTA: ANTARA KELUARGA DAN TANAH AIR. Irmina H. Tameon Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Unud. Abstract

PSIKOLOGI TOKOH AKU DALAM NOVEL SURAT PANJANG TENTANG JARAK KITA YANG JUTAAN TAHUN CAHAYA KARYA DEWI KHARISMA MICHELLIA ARTIKEL ILMIAH

PENYIMPANGAN PERILAKU TOKOH UTAMA DALAM NOVEL THE SWEET SINS KARYA RANGGAWIRIANTO PUTRA KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

ANALISIS PSIKOLOGI UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMANOVEL MERPATI BIRU KARYA ACHMAD MUNIF DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ditemukan tujuh novel yang menghadirkan citra guru dan memiliki tokoh guru, baik

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat di suatu negara. Novel berperan sebagai aspirasi

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian Konflik Dalam Naskah Drama Bapak Karya. Bambang Soelarto dapat disimpulkan sebagai berikut:

Keywords: Anxiety, Character, Short Story

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. 2002), hlm.122.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:588), konsep

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia adalah kecemasan neurotik. yang sudah beroperasi sebelum bayi berhubungan dengan dunia luar.

KAJIAN UNSUR BAWAH SADAR TOKOH UTAMA NOVEL SEBELAS PATRIOT KARYA ANDREA HIRATA DENGAN PSIKOANALISIS DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS X

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL AMBA KARYA LAKSMI PAMUNTJAK ARTIKEL ILMIAH RIANTO NPM

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 5. Ringkasan. Dalam skripsi ini penulis menganalisis sebuah cerita pendek Kappa karya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. definisi serta perbedaan karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. Konflik merupakan bagian dari sebuah cerita yang bersumber pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Kesusastraan Menurut Nurgiyantoro dan Putu Wijaya

LIKA-LIKU KEHIDUPAN PAK SEP DALAM NOVEL TARIAN OMBAK KARYA GERSON POYK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PSIKOLOGIS TOKOH UTAMA PADA NOVEL MUSYAHID CINTA KARYA AGUK IRAWAN MN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

Bab 4. Simpulan dan Saran. Dalam skripsi ini saya menganalisis mengenai masalah psikologis yang terdapat

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA PADA NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DENGAN NOVEL JANGIR BALI KARYA NUR ST. ISKANDAR.

KAJIAN PSIKOLOGIS TENTANG PERJUANGAN DAN KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN NOVEL PADANG BULAN KARYA ANDREA HIRATA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

IDENTIFIKASI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL LAMPAU KARYA SANDI FIRLY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS VIII SMP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Upacara Kematian dalam Tradisi suku Toraja dalam Novel Puya ke Puya Karya Faisal Oddang: Kajian Sosiologi Sastra

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL MENITI LANGKAH KARYA SUTRI YANINGSIH MANIK DAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

MASALAH KEJIWAAN TOKOH JALESWARI DALAM NOVEL BATAS KARYA AKMAL NASERY BASRAL (TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA) Oleh: Melya Deviona Iswan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

ANALISIS KONFLIK BATIN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DD: ELEGI SEORANG PENYANYI DANGDUT KARYA RONIERAYS. Dewi Savitri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kriteria Penilaian Skrip CVC

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL THE DEVIL S WHISPER DAN KONSEP PSIKOANALISA SIGMUND FREUD

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. sastra dalam bentuk novel yang terpenting adalah pendekatannya yaitu pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra seringkali digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan suatu

NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. mamak atau pulang ka bako (Navis,1984: ). Dengan kata lain dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam ekspresi ungkapan pengalaman pribadi, pemikiran,

Transkripsi:

1 SIMULASI PSIKOLOGIS NOVEL HANYA NESTAPA Ni Wayan Ita Lestari Jurusan Sastra Indonesia FS Unud Abstract: Freud proposed that the human s psychological takes place mostly in the level of unconsciousness and dream is the form of the realization of a desire. In this study, the novel of Hanya Nestapa was analyzed since it revealed the psychological of the characters in the story when they experienced bom Bali. There are two problems discussed in this study such as the structural and the psychological in the novel. The related theory used in this study are the theory of psychoanalysis and the theory of dream interpretation which are further used to find out the aims of the study. Keyword: novel, structure, psychology (1) Latar Belakang Pada 12 Oktober 2002, terjadi ledakan bom di Kuta yakni di Paddy s Pub dan Sari Club. Tercatat 202 korban jiwa dan 209 orang luka-luka. Korban kebanyakan wisatawan asing yang sedang berkunjung ke lokasi yang merupakan tempat hiburan. Tragedi pengeboman kembali terjadi di Jimbaran 1 Oktober 2005. Dalam insiden itu, 23 orang tewas dan 151 lainnya luka-luka. Tampaknya tragedi bom Bali yang terjadi di Kuta menyentuh perasaan pengarang dan menjadikan tema cerita Hanya Nestapa dan mensimulasikan psikologi para korban bom Bali kemudian menuliskannya ke dalam sebuah cerita. Artikel ini menganalisis mengenai struktur dan simulasi psikologis tokoh dalam novel Hanya Nestapa. Pengarang memilih tema tentang dampak psikologis tragedi bom Bali, baik bagi masyarakat Bali, yang diwakili tokoh utama kisah Hanya Nestapa. Pengarang tersebut adalah Sunaryono Basuki Koesnosoebroto, dilahirkan 9 Oktober 1941 di Kepanjen, Malang. Beliau telah menulis banyak karya dan meraih penghargaan antara lain: penghargaan Anugerah Seni Widya Kusuma dalam bidang Sastra Indonesia Modern oleh Pemda Buleleng tahun 1987,

2 Anugerah Widya Pataka oleh Gubernur Bali tahun 2008, dan Anugerah Tantular oleh Balai Bahasa tahun 2009. Hanya Nestapa dipilih sebagai objek penelitian karena ceritanya mengungkapkan masalah psikologis tokoh ketika menghadapi tragedi bom Bali. Tokoh Budi yang menjadi korban dalam tragedi bom mengalami shock setelah kehilangan calon istri. Tokoh Budi ketika ia tidak sadarkan diri selama tiga hari di rumah sakit, ia bermimpi melihat Komang menggunakan pakaian pengantin dan bermimpi melihat kakeknya diupacarai dengan diiringi doa-doa kematian. Dalam kepercayaan Hindu, apabila roh yang telah meninggal belum dilakukan upacara pembakaran, maka roh tersebut masih berada di alam manusia. Budi bangkit dari kegelapan dan bertemu dengan seorang gadis bernama Dian yang mempunyai kemiripan sifat dengan Komang. Budi mengajak Dian ke Jimbaran untuk makan malam, tidak disangka terjadi kembali tragedi bom. Tidak ada cinta lagi untuk Budiawan. Hanya nestapa. (2) Pokok Permasalahan Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini antara lain: bagaimanakah unsur penokohan, alur, dan latar novel Hanya Nestapa serta bagaimanakah simulasi psikologis tokoh utama kisah Hanya Nestapa dalam interaksinya dengan tokoh-tokoh lainnya. (3) Tujuan Penelitian Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam menganalisis novel Hanya Nestapa adalah untuk menambah khazanah penelitian sastra. Analisis psikologi sastra terhadap novel Hanya Nestapa dapat memberikan pemahaman kepada pembaca yang ingin memahami aspek-aspek psikologi sastra, khususnya psikologi dalam novel. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memahami unsur penokohan, alur, dan latar novel Hanya Nestapa serta untuk memahami simulasi psikologis tokoh utama kisah Hanya Nestapa dalam interaksinya dengan tokoh-tokoh lain.

3 (4) Metode Penelitian Metode penelitian ini terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahapan pengumpulan data, tahapan analisis data, dan tahapan penyajian hasil analisis data. Metode yang diterapkan dalam tahapan pengumpulan data adalah metode studi kepustakaan yang dilakukan dengan membaca objek penelitian dan dilakukan teknik catat dan tulis. Metode analisis data digunakan metode kualitatif untuk menelusuri hal yang tersembunyi di balik data yang terkumpul. Selain itu, digunakan metode deskriptif analisis yang dilakukan dengan cara mendeskripsikan kemudian disusul dengan analisis. Terakhir metode penyajian analisis data, data yang telah dikumpulkan, dianalisis dan disajikan dalam format skripsi dengan menggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah. (5) Kerangka Teori Novel ini dianalisis dengan pendekatan psikologi sastra. Psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam suatu karya (Ratna, 2009:342). Fokus analisis pada penggambaran karakter tokoh dengan menggunakan konsep simulasi. Simulasi adalah penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan berupa model statistik atau pemeranan (KBBI, 2008:1310). Penemuan psikoanalisis adalah adanya kehidupan tidak sadar pada manusia atau suatu pandangan baru tentang manusia, di mana ketidaksadaran memainkan peranan sentral. Mimpi merupakan jalan utama yang menghantar kita ke ketidaksadaran. Mimpi adalah bentuk perealisasian suatu keinginan. Dalam tafsir mimpi Freud, mimpi berhubungan erat dengan tiga instansi psikis manusia, yaitu id, ego, dan superego (Freud, 1979:xxi). Id adalah sistem kepribadian yang ada sejak lahir sebagai jembatan antara segi biologis dan psikis manusia. Id bekerja berdasarkan prinsip kesenangan yang selalu mengejar kesenangan dan menghindar dari ketegangan. Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas artinya dapat menunda pemuasan diri atau mencari bentuk pemuasan lain yang lebih sesuai dengan batasan lingkungan maupun sosial dan hati nurani. Superego merupakan perwakilan dari berbagai

4 nilai dan norma yang ada dalam masyarakat di mana individu itu hidup (Moesono, 2003:4). (6) Hasil dan Pembahasan Tokoh utama adalah tokoh yang paling banyak melakukan kontak dengan tokoh lain dan paling banyak memerlukan waktu penceritaan. Tokoh utama dalam novel Hanya Nestapa adalah Made Budi. Tokoh tambahan adalah tokoh Komang dan Dian. Tokoh pelengkap adalah Ayah Komang, Bu Dewi, Briant Smith, dan Susan Watson. Aristoteles (Nurgiyantoro, 2010:146), mengungkapkan bahwa sebuah plot harus terdiri atas tahapan awal, tahapan tengah, dan tahapan akhir. Tahapan awal sebuah cerita biasanya disebut tahap perkenalan. Tahapan awal sering dipergunakan untuk pengenalan tokoh-tokoh cerita berwujud deskripsi fisik bahkan juga telah disinggung perwatakannya. Tahapan tengah disebut sebagai tahap pertikaian menampilkan pertentangan atau konflik yang sudah mulai dimunculkan. Tahapan akhir disebut juga sebagai tahap pelaraian yang menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks (Nurgiyantoro, 2010:146). Tahap awal cerita novel Hanya Nestapa dilukiskan tentang pekerjaan tokoh utama Budi, pemilik perusahaan biro perjalanan wisatawan di daerah Kuta, berasal dari Singaraja, menganut agama Hindu, bersaudara lima, pekerjaan ayah sebagai pegawai negeri, ibu sebagai guru SD, perkenalan tokoh budi dan komang dimulai saat komang melamar pekerjaan hingga akhirnya Budi dan Komang menjalin hubungan spesial. Pada tahap tengah ini pengarang melukiskan tentang hubungan Budi dengan Komang. Budi mengajak Komang jalan-jalan pergi ke Pantai Kuta dan membahas acara pernikahan. Budi dan Komang menjadi korban tragedi bom. Budi tidak sadarkan diri selama tiga hari di rumah sakit dan melihat sosok Komang menggunakan pakaian pengantin. Budi tidak bisa menerima keadaan setelah peristiwa bom. Budi memohon maaf kepada ayah Komang dan berinisiatif membiayai semua upacara pembakaran Komang walaupun mereka belum

5 menikah. Pada tahap akhir tragedi bom kembali terjadi di Jimbaran saat tokoh Dian dan Budi makan malam di restaurant di Jimbaran. Latar disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwaperistiwa yang diceritakan (Abrams dalam Nurgiyantoro, 2010:216). Latar tempat novel Hanya Nestapa banyak ditempatkan di Kuta dan Jimbaran. Latar waktu dalam novel Hanya Nestapa dimulai pada tahun 2002 sampai tahun 2005. Latar sosial kepercayaan agama Hindu dan kebiasaan orang beragama Hindu dalam bersembahyang sesuai dengan adat agama Hindu. Kondisi psikologis masyarakat Bali, yang diwakili para saksi peristiwa bom, digambarkan oleh pengarang ada yang mengalami rasa ketakutan, panik, kebingungan karena peristiwa bom itu mengerikan. Al Qaeda dituduh sebagai dalang peristiwa bom yang terjadi di Kuta. Masyarakat Bali menjadi curiga terhadap penduduk pendatang yang datang ke Bali. Banyak orang dari Jawa Tengah ditangkap polisi dan dituduh terlibat bom Bali (hlm.90). Dengan rasa marah dan jengkel akibat perbuatan yang dibuat oleh pihak Amrozi, masyarakat mengutuk terorisme. Kondisi psikologis tokoh Budi yang merasa bersalah terhadap Ayah Komang karena telah meninggalkan Komang saat terjadi tragedi bom Bali. Sebaliknya, tokoh Ayah Komang menganggap Komang tewas dalam tragedi bom tersebut karena merupakan takdir Tuhan ia berpendapat, kepergian Komang sebaiknya diikhlaskan dan tidak perlu disesalkan. Bukan karena salah Budi. Simulasi dan Mimpi Tokoh-Tokoh Cerita Dengan menggunakan deskripsi dan narasi yang rinci dan indah, pengarang mampu mensimulasikan para tokoh pada situasi yang sedemikian mengharukan seolah-olah tokoh Budi, tokoh Komang, tokoh Dian, tokoh Ayah Komang, dan tokoh Bu Dewi berada pada situasi yang sesungguhnya yaitu tragedi bom Bali yang terjadi di Kuta. Budi bermimpi bertemu Komang dua kali. Mimpi pertama, Budi melihat Komang tersenyum manis dengan

6 pakaian pengantin. Budi menangis karena bahagia telah menikah secara resmi dan menjadi suami istri. Mimpi kedua, Budi melihat kakeknya diupacarai di tengah kerumunan keluarga yang sedang berduka dengan diiringi doa-doa yang dilagukan. Secara psikoanalisis, mimpi didefinisikan sebagai aktivitas psikis seseorang ketika ia berada dalam kondisi tidak sadar atau sedang tidur. Mimpi yang dialami Budi melihat Komang menggunakan pakaian pengantin, lalu mereka menikah dan menjadi suami istri merupakan mimpi yang menggambarkan masa depan, yaitu mimpi sebagai gambaran yang menjadi harapan pemimpi yang ditekan dalam ketidaksadaran, tetapi mimpi yang dialami Budi itu hanyalah khayalan yang ingin menikah dengan Komang tidak pernah terwujudkan dalam kenyataan. Mimpi yang dialami Budi ketika melihat kakeknya yang masih hidup tetapi meninggal merupakan mimpi yang juga menggambarkan masa depan, yaitu mimpi yang sebagai gambaran menjadi harapan pemimpi yang ditekan dalam ketidaksadaran. Di bagian mimpi Budi yang melihat kakeknya meninggal merupakan mimpi yang sebenarnya tidak terjadi pada kakek Budi. Namun, setelah Budi tersadar dari mimpi tersebut, ternyata sang kakek masih hidup. Dalam pembahasan ini, Id tokoh Budi yang merasakan dirinya senang telah menikah dengan tokoh Komang menjadi suami istri walaupun itu sesungguhnya hanya dalam mimpi tokoh Budi saat ia tidak sadarkan diri selama tiga hari di rumah sakit. Dalam mimpi ego tokoh Budi yang tidak bisa menerima kenyataan tewasnya tokoh Komang yang merupakan calon istrinya tetap bersikukuh untuk mencari tokoh Komang saat tragedi bom. Tidak disadari ego tokoh Budi muncul saat ia pingsan di rumah sakit. Pembahasan mengenai superego tokoh Budi yang menganggap tokoh Komang tidak tahu norma yang berlaku, tokoh Komang berdiri di dekat jenazah kakek Budi dengan menggunakan pakaian pengantin.

7 (7) Simpulan Berdasarkan dengan analisis psikologis sastra dapat disimpulkan bahwa psikologis korban bom Bali, pengarang mampu menggambarkan kejiwaan tokoh-tokoh dengan secara mendalam. Mereka disimulasikan dalam kondisi terkejut, sedih, marah kebingungan, panik, dan ketakutan. Dari analisis teori mimpi, kondisi seperti itu dapat diartikan sebagai keinginan tidak sadar yang muncul dalam kesadaran. Mimpi adalah bentuk perealisasian suatu keinginan. Digambarkan oleh tokoh Budi yang dalam keadaan pingsan bermimpi bertemu orang yang dicari. Ditinjau dari teori psikoanalisis dan teori mimpi Sigmund Freud, yaitu ketidaksadaran itu terdiri atas tiga instansi, id, ego, dan superego. Id digambarkan oleh tokoh Budi yang dirinya merasa senang karena telah menikah dengan tokoh Komang walaupun hanya mimpi. Ego digambarkan tokoh Budi yang bersikukuh mengatakan dirinya tidak pingsan dan bertemu dengan tokoh Komang yang mengenakan pakaian pengantin. Superego digambarkan oleh tokoh Budi yang menganggap tokoh Komang tidak tahu norma berpakaian. Tokoh Komang berdiri di samping jenazah kakek Budi menggunakan pakaian pengantin. Daftar Pustaka Basuki, Sunaryono. 2008. Hanya Nestapa. Badan Perpustakaan Provinsi Bali: Arti Foundation. Freud. Sigmund. 1979. Memperkenalkan Psikoanalisis, Lima Ceramah (terjemahan dan pendahuluan oleh K.Bertens). Jakarta: PT Gramedia. Moesono, Anggadewi. 2003. Psikoanalisis dan Sastra. Depok: Pustaka Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya. Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugono, Dendy. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (edisi ke-4). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.