BAB I PENDAHULUAN. Manusia yang berkualitas. Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif bagi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. panjang, persiapan yang matang, dukungan sumber daya manusia dan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. suatu lembaga pendidikan. Kurikulum menyangkut suatu rencana dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2005 tentang guru dan dosen serta UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kemajuan suatu negara berbeda antara negara yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

siswa, berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, serta pengelolaan atau manajemen sekolah. Di dalam faktor kurikulum yang mempengaruhi prestasi

1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemakmuran bagi suatu bangsa sangat berhubungan dengan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pranata pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Undang Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang

Smart, Innovative, Professional

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

ABSTRAKSI PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan. persaingan di era globalisasi dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan mampu menghasilkan produk-produk yang unggul, maka mutu

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 202 TAHUN : 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan kunci dalam pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Dalam undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, BAB II Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 1 Secara kuantitas, kemajuan pendidikan di Indonesia sudah cukup baik, namun secara kualitas perkembangannya masih belum merata. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sekolah yang belum berorientasi pada mutu. Mutu pendidikan atau mutu sekolah tertuju pada mutu lulusan yang dihasilkan. Pendidikan yang dijalankan oleh suatu sekolah akan menghasilkan lulusan yang bermutu jika melalui proses yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu akan terjadi jika didukung oleh faktorfaktor penunjang proses pendidikan yang bermutu pula. Makna dari mutu itu sendiri merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi 1 Depatemen Agama RI, Undang-Undang RI No.20. 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional Dan Undang-Undang RI No 14, Tentang Guru dan Dosen, Dirjen Pendidikan Islam, 2007. h. 4. 1

2 atau melebihi harapan-harapan 2. Pada bidang pendidikan, mutu pendidikan bersifat menyeluruh, melibatkan seluruh komponen, pelaksana, dan kegiatan yang ada dalam pendidikan dan disebut sebagai Mutu Total atau Total Quality 3. Hasil pendidikan yang bermutu tidak akan tercapai jika hanya dengan satu komponen dan kegiatan yang bermutu, karena kegiatan pendidikan cukup kompleks. Suatu komponen, kegiatan, pelaku, terkait dan membutuhkan dukungan dari kegiatan dan komponen yang lainnya. Konsep mutu yang dikenal dengan manajemen mutu lahir beberapa dasawarsa lalu terutama untuk mengatasi beberapa masalah di bidang bisnis dan industri. Konsep itu telah diterapkan dengan sangat berhasil oleh dunia bisnis dan industri. Namun, saat ini mutu bukan hanya menjadi masalah dalam bidang bisnis dan industri, tetapi juga dalam bidang-bidang lainnya. Salah satunya dalam bidang pendidikan. Dalam dunia pendidikan banyak masalah mutu yang dihadapi, seperti mutu lulusan, mutu pengajaran, bimbingan dan latihan dari guru, serta mutu profesionalisme dan kinerja guru. Pendidikan bermutu pasti terkait dengan mutu manajerial para pimpinan pendidikan, dana, sarana dan parasarana, fasilitas pendidikan, media, sumber belajar, alat dan bahan latihan, iklim sekolah, lingkungan pendidikan serta dukungan dari pihak-pihak yang terkait. Semua kelemahan mutu tersebut berujung pada rendahnya mutu lulusan yang dapat menimbulkan masalah, seperti lulusan tidak dapat 2 Fandy Tjiptono & Anastasia Diana, Total Quality Management (TQM), Ed. IV, (Yogyakarta : ANDI, 2000), ed. IV, h. 4. 3 Nana Syaodih Sukmadinata, dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah (Konsep, Prinsip, dan Instrument), (Bandung : PT. Refika Aditama, 2006), h. 7.

3 melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan studinya pada jenjang yang lebih tinggi, tidak dapat diterima dalam dunia kerja, bekerja namun tidak berprestasi, tidak dapat mengikuti perkembangan masyarakat dan tidak produktif. Departemen Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak mengalami peningkatan yaitu: 1. kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan pendekatan (education production function atau input analysis) yang tidak dilaksanakan secara konsekuen.; 2. penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara birokratik-sentralistik dimana bergantung pada keputusan birokrasi sehingga sekolah tidak dapat mandiri dan tidak dapat mengembangkan dan memajukan lembaganya; 3. kurangnya peran serta dari masyarakat. Dimana pendekatan ini kurang memperhatikan proses pendidikan. Padahal proses pendidikan menentukan output pendidikan. 4 Melihat dari permasalahan mutu pendidikan yang dihadapi sekarang ini, sebenarnya pendidikan Indonesia sudah diatur dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), Bab I Pasal 21 dikemukakan bahwa: Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjamin, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggung jawaban dan penyelenggara pendidikan 5 Oleh karenan itu, dalam memperbaiki kualitas pendidikan harus dimulai dari komitmen untuk melakukan perubahan oleh segenap komponen sekolah, memperbaiki kinerjanya dalam rangka memberikan kepuasan kepada pelanggan 4 Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah, (Jakarta: Depdikbud, 2001), h. 1. 5 Anwar Hanafi dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan (Bandung: Alfabeta 2013), h. 179.

4 utama sekolah. Sekolah dituntut untuk selalu meningkatkan mutu pendidikan secara terus menerus dalam rangka memenuhi keinginan masyarakat. Peningkatan mutu pendidikan di suatu sekolah menuntut partisipasi dan pemberdayaan seluruh komponen pendidikan dan penerapan konsep pendidikan sebagai sebuah sistem. Pendidikan sebagai suatu sistem tidak menghasilkan output dan outcame yang bermutu apabila proses pendidikannya tidak dikelola secara baik. Kata kunci kemajuan dunia industri adalah manajemen. Dalam hal ini menggariskan bahwa suatu manajemen harus dipegang oleh ahlinya, sebagaimana hadis Rasulullah SAW. Artinya: Apabila suatu urusan dipegang selain ahlinya maka tunggulah kehancuran (HR. Baihaqi). Adanya globalisasi menuntut adanya perubahan paradigma dalam dunia pendidikan. Untuk melakukan hal tersebut, peranan manajemen pendidikan sangat signifikan untuk menciptakan sekolah-sekolah yang bermutu. Berhasil atau tidaknya penyelenggara pendidikan bermutu sangat tergantung pada mutu para anggota masyarakat yang mengabdikan dan petugas yang melaksanakannya, mereka itu adalah tenaga kependidikan. 6 Tenaga pendidikan dituntut mampu menjalankan fungsi pendidikan dengan baik. Manajer harus mampu mempengaruhi, mengarahkan, membimbing dan mengendalikan perilaku para tenaga pendidikan agar mereka mau dan mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara lebih profesional 6 Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional dalam Abad 21 (Yokyakarta: Safria Insani Press Bekerjasama dengan Magister Studi Islam UII, 2003), h. 109.

5 sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 7 Dalam meningkatkan mutu pendidikannya. Sehubung dengan hal tersebut, maka penulis tertarik mengkaji tentang Manajemen Mutu Pendidikan di SMA Integral Hidayatullah Kota Kendari. Dimana, SMA Integral Hidayatullah ini berdiri di dalam naungan Pondok Pesantren Hidayatullah sebagai pengemban dakwah dan pendidikan, dalam mejawab kebutuhan masyarakat dan perkembangan IPTEK. Oleh karena itu, SMA Integral Hidayatullah Kendari merupakan sekolah yang siswanya di asramakan, dalam hal ini, para siswa selain mendapatkan pelajaran Agama mereka juga menerima pelajaran-pelajaran umum (IPS, sosologi, Bhs Inggris, Matematika dll), siswa juga mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) bersama di sekolah luar. Kemudian, alumni yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi di luar dari Hidayatullah, wajib mengabdi selama satu tahun, dalam artian dikirim kecabang-cabang Hidayatullah untuk mengajar, akan tetapi, bila melanjutkan keperguruan tinggi Hidayatullah tidak diwajibkan mengabdi. Dalam hal tersebut, membutukan manajemen yang baik dari para stakeholder dalam mengelola lembaga untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMA Integral Hidayullah, sehingga menghasilkan Output berakhlakul karimah, mandiri, adil, kreatif dll, sehingga dapat mengahdapi perkembangan IPTEK. Sebab observasi awal peneliti, melihat bahwa kualitas pendidikan masih terbilang minim. Terlihat dari salah satu penunjang pendidikannya dalam meningkatkan mutu pendidikan/sekolahnya dalam mengembangkan pengetahuan 7 M. Idochi Anwar, Manajenen Pendidikan dan Manajemen Biaya pendidikan (Bandung: Alfabeta. Cet. II, 2004), h. 83.

6 dan bakat peserta didik yakni sarana dan prasarananya ( kurangnya buku-buku dan sempitnya lokasi sekolah dalam mengadakan pembangunan, ruang kelas proses pembelajaran masih kurang sehingga mereka mengunakan juga masjid sebagai sarana proses pembelajaran). Kemudian pemimpin/kepala sekolah yang beberapa kali mengalami pergantian, sehingga ini dapat mengakibatkan tidak terarahnya perencanaan dan strategi pendidikan yang di harapkan. Kemudian dari tenaga pendidikannya masih kurang, ini dapat terlihat dari pendidik yang mengajar SMP ia juga yang mengajar SMA, serta kurangnya tenaga pendidik yang sesuai dengan bidanyanya masing-masing. B. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah, penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan manajemen mutu pendidikan, kebijakan dan strategi, hambatan dan tantangan. C. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus penelitian yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan permasalahan yang lebih spesifik sebagai berikut : a. Bagaimana Pelaksanaan manajemen mutu pendidikan di SMA Integral Hidayatullah? b. Bagaimana kebijakan dan strategi SMA Integral Hidayatullah Kendari dalam meningkatkan mutu pendidikan? c. Apa hambatan dan tantangan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan SMA Integral Hidayatullah Kendari?

7 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Upaya pencapaian target penelitian, penulis menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yakni sebagai berikut. a. Untuk mengetahui bagaimana manajemen mutu pendididkan di SMA Integral Hidayatullah. d. Untuk mengetahui bagaimana kebijakan dan strategi SMA Integral Hidayatullah Kendari dalam meningkatan mutu pendidikan. b. Untuk mengtahui apa hambatan dan tantangan sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan SMA Integral Hidayatullah Kendari. 2. Kegunaan Penelitian Adapun kegunanaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Karya tulis ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan wawasan baru yang berkaitan dengan maanjemen mutu pendidikan di SMA Integral Hidayatullah Kendari b. Penulis sendiri diharapkan dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam mengembangkan ilmu pengetahuannya di bidang Ilmu Manajemen Pendidikan. c. Pihak IAIN dan Mahasiswa sebagai bahan Referensi Ilmiah perpustakaan dan bahan perbandingan untuk studi masalah ini selanjutnya, khususnya pada mahasiswa program studi Manajemen Pendidikan Islam.

8 E. Definisi Operasional Upaya menghindari kekeliruan dan salah interpretasi terhadap istilah yang digunakan, maka perlu dijelaskan maksud variabel judul penelitian sebagai berikut: 1. Manajemen Mutu yang dimaksud ialah suatu cara meningkatkan kinerja manajemen secara terus menerus pada setiap proses pelaksanan, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang telah tersedia dalam rangka meningkatkan kepuasan konsumen. 2. Mutu pendidikan yang dimaksud ialah sacara umum mutu adalah derajat (tingkatan) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang maupun jasa yang memuaskan sehingga dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan. Mutu dalam pendidikan (input, proses, output).