KONSEP BEHAVIORAL THERAPY DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA TERISOLIR. Dyesi Kumalasari

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP DASAR. Manusia : mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol/dipengaruhi oleh faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

Psikologi Konseling Gestalt Therapy and Behavior Therapy

BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan B. Rumusan Masalah

Psikologi Konseling Pendekatan Konseling Rasional Emotif (Rational Emotive Therapy)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan Belajar Siswa, (Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011), 2

keberhasilan belajar yang semakin tinggi dan tanggung jawab terhadap perilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa

KONSELING BEHAVIOR DALAM MENGATASI SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR RENDAH (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Suboh Situbondo)

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF MENGGUNAKAN PENDEKATAN BEHAVIORAL DENGAN LATIHAN ASERTIF PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 SALATIGA

KONSELING KELUARGA DENGAN PENDEKATAN BEHAVIORAL: STRATEGI MEWUJUDKAN KEHARMONISAN DALAM KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang. Sekolah merupakan wadah bagi peserta didik dalam menempuh

Behavioristik Therapy ARNOLD LAZARUZ

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna

BAB II KAJIAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. kemandirian, kreativitas, dan produktivitas. Untuk itu diperlukan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proses belajar mengajar, diantaranya siswa, tujuan, dan. antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan institusional yang diemban oleh suatu lembaga.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Membolos merupakan salah satu perilaku siswa di sekolah yang dapat

Volume 1 Nomor 1, Oktober ISSN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB II LANDASAN TEORI. mendasar konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia penuh. membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya.

BAB II LANDASAN TEORI

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan. Dalam hal ini yang diproritaskan adalah pendidikan.

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh tingkat keberhasilan pendidikan.

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia.

Konseling Individual Pendekatan Behavioral Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri Belajar Siswa

BAB II LANDASAN TEORI. dalam mengekspresikan perasaan, sikap, keinginan, hak, pendapat secara langsung,

BAB I PENDAHULUAN. dan memerlukan bantuan guru pembimbing. Gunarsa (2002) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-makhluk ciptaan Tuhan yang lain. Manusia sebagai individu dibekali akal

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan yang diarahkan pada peningkatan intelektual dan emosional anak

PENGARUH KONSELING INDIVIDUAL BEHAVIORISTIK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO

Upaya Meningkatkan Karakter Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Sosiodrama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

ARTIKEL PENERAPAN LAYANAN KONSELING INDIVIDU DENGAN MODEL BEHAVIORAL DALAM MENGURANGI MEMBOLOS SEKOLAH PESERTA DIDIK KELAS VIII SMPN 7 KEDIRI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENERAPAN LATIHAN ASERTIF DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA YANG MEMILIKI ORANG TUA TUNGGAL (SINGLE PARENT)

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi seperti yang sudah dipaparkan peneliti maka peneliti. Anak Berkebutuhan Khusus (Down Syndrom) di SDN ۱ Inklusi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai kebijakan tertentu yang

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP KENAKALAN REMAJA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBER GEMPOL TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

I. PENDAHULUAN. belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar

2. Faktor pendidikan dan sekolah

I. PENDAHULUAN. yang terjadi. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas masalah-masalah berujung pada konflik-konflik dan rintangan

MATERI PENDEKATAN KONSELING PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan nasional tidak terlepas dari proses pembelajaran di

I. PENDAHULUAN. dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, sering

PRA KATA. Agus Supriyanto, M.Pd.

I. PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial kita tidak akan mampu mengenal dan dikenal tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan. meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. Nasional pada Bab II menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih,

JURNAL EFEKTIVITAS KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENANGANI PESERTA DIDIK YANG TERISOLASI DI SMK NEGERI 2 KEDIRI

2016 PENGGUNAAN TEKNIK TEGURAN TERHADAP PERILAKU STEREOTYPE PADA PESERTA DIDIK TOTALLY BLIND DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG

keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku asertif, dalam hal ini teknik yang digunakan adalah dengan Assertif

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun teori-teori yang dijelaskan adalah teori mengenai

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari dan juga membutuhkan bantuan

2014 PENGGUNAAN TEKNIK BEHAVIOR CONTRACT

I. PENDAHULUAN. aktivitas hidupnya dan melanjutkan garis keturunannya. Dalam menjalin

BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL UNTUK SELF-EFFICACY SISWA DAN IMPLIKASINYA PADA BIMBINGAN KONSELING SMK DIPONEGORO DEPOK SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tatang, Ilmu Pendidikan, Pustaka Setia, Bandung, 2012, hlm.13. Ibid., hlm.15.

Psikologi Konseling Psychoanalysis Therapy and Person Center Therapy

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI TEKNIK MODELING DI PAUD CENDEKIA DESA KETAPANG KECAMATAN GENTUMA KABUPATEN GORONTALO UTARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk menuntut ilmu, tetapi juga untuk mencari teman, dari berteman itulah maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk mengembangkan potensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan saat ini adalah pembangunan dibidang pendidikan, menyadari. kalangan pendidikan itu sendiri termasuk para guru.

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Tugas

JURNAL. EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK DENGAN TEHNIK BEHAVIORISTIK UNTUK MENGATASI SISWA TERISOLIR DI MTs. HASANUDDIN PARE

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN MORAL SISWA. DI MTs HASBULLAH KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

TEKNIK MODELING SIMBOLIS DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

II. TINJAUAN PUSTAKA. merupakan sebentuk komunikasi. Sedangkan Rogers bersama Kuncaid

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tujuan hidupnya, prestasi, kesuksesan dan juga penghargaan. Tanpa didukung oleh

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU SOPAN SANTUN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA

BAB I PENDAHULUAN. hanya dilihat dari sejauh mana proses pengajarannya saja, tetapi ada tiga bidang. yang harus diperhatikan, diantaranya 1

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Layanan Konseling Kelompok Dengan Pendekatan Adlerian Terhadap... di Jakarta Timur

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN BEHAVIORISTIK DENGAN TEKNIK REINFORCEMENT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak diantara anak didik kita yang menghadapi masalah dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar adalah suatu rangkaian pengajaran di mana guru sangat

Transkripsi:

Konsep Behavioral Therapy KONSEP BEHAVIORAL THERAPY DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA TERISOLIR Dyesi Kumalasari Dyesi91kumalasari91@gmail.com Abstrak Artikel ini mendiskripsikan tentang konsep behavioral therapy dalam meningkatkan rasa percaya diri pada siswa terisolir. Teori behavioral berasumsi bahwa perilaku konseli adalah hasil kondisi konselor, oleh karena itu, konselor dalam setiap menyelenggarakan konseling harus beranggapan bahwa setiap menyelenggarakan konseling harus beranggapan bahwa setiap reaksi konseli adalah akibat dari situasi (stimulus) yang diberikannya. Tujuan konseling behavioral dalam pengambilan keputusan adalah secara nyata membuat keputusan. Konselor behavioral bersama konseli bersepakat menyusun urutan prosedur pengubahan perilaku yang akan diubah, dan selanjutnya konselor menstimulasi perilaku konseli. Konselor behavioral memiliki peran yang sangat penting dalam membantu konseli mengemukakan peran yang harus dilakukan konselor, yaitu bersikap menerima, mencoba memahami konseli dan apa yang dikemukakan tanpa menilai atau mengkirtiknya.konselor lebih berperan sebagai guru yang membantu klien melakukan teknik-teknik modifikasi perilaku yang sesuai dengan masalah, tujuan yang hendak dicapai. Therapy behavioral ini merupakan terapi diberbagai eksperimen mampu mengatasi masalah-masalah konseli yang mengalami berbagai hambatan. Therapy ini sebagai sanggahan terhadap kritik-kritik yang ditunjukkan kepada pendekatan ini. Dan konseling menegaskan bahwa konseling behavioral tidak hanya mengatasi masalah yang bersifat permukaan saja, tetapi juga mengatasi masalah-masalah yang mendalam, bahkan dapat mengubah perilaku dalam jangka panjang. Adapun Teknik-teknik dalam Konseling Behavioral didasarkan pada penghapusan respon yang telah dipelajari (yang membentuk pola tingkah laku) terhadap perangsang, dengan demikian respon-respon yang baru akan dapat dibentuk. Diantaranya: Latihan Asertif, Desentsitisasi Sistematis, Terapi Implosif dan kontrak perilaku Kata Kunci: behavioral therapy, percaya diri, siswa terisolir A. Pendahuluan Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri serta rasa percaya diri. Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan kita, sebagai faktor utama dalam membentuk pribadi manusia. dimanapun tujuan dari pendidikan adalah HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol. 14, No. 1, Juni 2017 15

Dyesi Kumalasari memanusiakan manusia seutuhnya. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing dan memiliki budi pekerti luhur serta moral yang baik. Setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapan dan dimanapun ia berada, artinya pendidikan dimanapun sangat penting karena tanpa pendidikan manusia sangat sulit berkembang. Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa/murid dibawah pengawasan guru. Sekolah itu merupakan lingkungan yang didalamnya terdapat berbagai macam individu yang memiliki banyak perbedaan karakter. Sekolah sebagai lembaga formal banyak berperan dalam memberi pengetahuan dan keterampilan melalui berbagaai kegiatan baik itu bidang akademik ataupun non akademik. Siswa-siswi disekolah itu memiliki banyak kegiatan seperti mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik dan mengikuti pembelajran sesuai aturan. Disekolah juga merupakan tempat untuk para siswa-siswi untuk bersosialisasi serta saling menghargai dengan lingkungan sekitarnya. Akan tetapi akhir- akhir ini banyak permasalahan yang dihadapi oleh para siswa-siswi disekolah sehingga mereka merasa kurang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut yaitu rasa percaya diri. Masalah kepercayaan diri siswa dapat menimbulkan hambatan besar pada bidang kehidupan sosial, belajar serta karir. Siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah (susah menyesuaiakan diri) dalam kehidupan pribadinya diliputi dengan keraguan untuk menentukkan suatu tindakan atau sering cemas dan suka menyendiri dan menjauh dengan lingkungan. Salah satu cara untuk meningkatkan rasa percaya diri kepada siswa yang terisolir adalah dengan menggunakan behavioral Therapy karena pendekatan ini merupakan hal yang paling penting dalam merubah tingkah laku manusia. Perubahan tingkah laku manusia itu dapat dipelajari dari proses belajar dari lingkungan yang ada. Behavioral Therapy ini juga dikenal sebagai tindakan yang bertujuan untuk mengubah perilaku yang dapat diartikan sebagai tindakan yang bertujuan untuk mengubah perilaku. Pada dasarnya terapi tingkah laku diarahkan pada tujuan perilaku tingkah laku baru, serta penghapusan tingkah laku yang maladatif serta memperkuat dan mempertahankan tingkah laku yang diinginkan. Penggunaan behavioral therapy ini juga menekankan pada perubahan tingkah laku manusia dan agar manusia tersebut bisa menemukan tingkah laku yang baru dan 16 HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol. 14, No. 1, Juni 2017

Konsep Behavioral Therapy menghilangkan perilaku maladatif. Adapun jurnal yang menggunakan pendekatan behavioral yang telah penulis temukan dalam merubah tingkah laku di antaranya yaitu Efektifitas konseling behavioral dengan teknik positive reinforcement untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa. pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Data penelitian dianalisis dengan teknik statistik t-test. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa konseling behavioral teknik positive reinforcement efektif untuk meningkatkan rasa percaya diri. (Suarni, Jurnal: Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2, No : 1, 2014). Penerapan Konseling Behavioral dengan Teknik Shaping untuk meningkatkan disiplin belajar pada siswa kelas X MIA 4 di SMA Negeri 2 Singaraja. hasil penelitian menunjukkan bahwa konseling behavioral dengan teknik shaping disipli belajar, efektifitas itu terlihat dari rata-rata presentase peningkatan sebelum tindakan (Andika, Jurnal: Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2, No: 1, 2014). Penerapan Konseling Behavioral dengan Teknik Penguatan Positif Sebagai Upaya Untuk Meminimalisasi perilaku membolos pada siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Sawan Tahun Ajaran 2013-2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya turun perilaku membolos sesudah diberikan tindakan. Penurunan perilaku membolos siswa dipantau dari perubahan kehadiran di sekolah sangat meningkat yang didukung dari daftar hadir kelas (Anggi, Jurnal: Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha, Vol. 2, No. 1, 2014). Selama ini, pendekatan Behavioral Therapy belum sampai pada aspek inti dari konseli. Behavioral Islami menjawab kekurangan tersebut dengan membantu konseli Dalam situasi kelompok belajar dan menyadari tugas dan tanggung jawab sebagai makhluk Allah yang disebut manusia. Membantu menemukan hakikat diri ini merupakan bagian terpenting dan tidak dapat diabaikan. Oleh karena itu, penting dirumuskan konsep behavioral therapy dalam meingkatkan rasa percaya diri pada siswa teisolir perlu dikaji dan diteliti lebih mendalam. B. Konsep Behavioral Therapy Dalam pandangan behavioral, kepribadian manusia itu pada hakikatnya adalah perilaku. Perilaku dibentuk berdasarkan hasil dari segenap pengalamanya berupa interaksi HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol. 14, No. 1, Juni 2017 17

Dyesi Kumalasari individu dengan lingkungan sekitarnya. Kepribadian seseorang merupakan cerminan dari pengalaman, yaitu situasi atau stimulus yang diterimanya. Untuk itu memahami kepribadian individu tidak lain adalah perilakunya yang tampak (Latipun, 2003: 85). Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa perilaku merupakan bagian dari kepribadian manusia yang terbentuk oleh pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dalam pandangan behaviorisme perilaku bermasalah dimaknai sebagai perilaku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau perilaku yang tidak tepat, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Perilaku yang salah penyesuaian terbentuk melalui proses interaksi dengan lingkunganya. Artinya bahwa perilaku individu itu meskipun secara sosial adalah tidak tepat, dalam beberapa saat memperoleh ganjaran dari pihak tertentu. Dari cara demikian akhrinya perilaku yang tidak diharapkan secara sosial atau perilaku destruktif dikelas (Latipun, 2003: 89). Sedangkan perilaku bermasalah dalam pandangan behaviorisme adalah perilaku yang tidak sesuai dengan yang diharapkan atau tidak sesuai dengan norma yang ada. Perilaku bermasalah ini merupakan kebiasaan-kebiasaan negatif yang juga terbentuk dari hasil interaksi dengan lingkungan. C. Ciri-ciri Pendekatan Behavioral Membahas konsep dasar tentang suatu teori atau pendekatan, tidak akan lepas dari pembahasan tentang ciri-ciri atau karakteristik pendekatan tersebut. Dari beberapa pemikiran para ahli tentang ciri-ciri pendekatan Behavioral, peneliti mengambil teori menurut Singgih, (2007: 194), yang menjelaskan ciri-ciri pendekatan Behavioral sebagai berikut: 1. Kebanyakan perilaku manusia dapat dipelajari dan karena itu dapat dirubah 2. Perubahan khusus terhadap lingkungan individual yang dapat membantu individu atau sekelompok individu dalam merubah perilaku-perilaku yang tidak relevan. Sehingga prosedur-prosedur konseling berusaha membawa perubahan-perubahan yang relevan dalam perilaku konseli dengan merubah lingkungan 3. Prinsip-prinsip belajar sosial, dapat digunakan untuk mengembangkan prosedurprosedur konseling 4. Keefektifan konseling dan hasil konseling dinilai dari perubahan-perubahan dalam perilaku-perilaku khusus konseli diluar dari layanan konseling yang diberikan 18 HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol. 14, No. 1, Juni 2017

Konsep Behavioral Therapy 5. Prosedur-prosedur konseling dapat secara khusus didesain untuk membantu konseli dalam memecahkan masalah khusus. Dari penjelasan tersebut dapat dipahai bahwa perilaku menurut pendekatan Behavioral merupakan keadaan yang terbentuk karena lingkungan. Ketika bentuk perilaku tersebut negatif, maka dapat dirubah menggunakan prosedur-prosedur konseling. D. Tujuan Konseling Behavioral Tujuan konseling behavioral berorientasi pada pengubahan atau modifikasi perilaku konseli, yang di antaranya : 1. Menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar 2. Penghapusan hasil belajar yang tidak adaptif 3. Memberi pengalaman belajar yang adaptif namun belum dipelajari 4. Membantu konseli membuang respon-respon yang lama yang merusak diri atau maladaptif dan mempelajari respon-respon yang baru yang lebih sehat dan sesuai (adjustive) 5. Konseli belajar perilaku baru dan mengeliminasi perilaku yang maladaptive, memperkuat serta mempertahankan perilaku yang diinginkan 6. Penetapan tujuan dan tingkah laku serta upaya pencapaian sasaran dilakukan bersama antara konseli dan konselor. Teori behavioral berasumsi bahwa perilaku konseli adalah hasil kondisi konselor, oleh karena itu, konselor dalam setiap menyelenggarakan konseling harus beranggapan bahwa setiap menyelenggarakan konseling harus beranggapan bahwa setiap reaksi konseli adalah akibat dari situasi (stimulus) yang diberikannya. Tujuan konseling behavioral dalam pengambilan keputusan adalah secara nyata membuat keputusan. Konselor behavioral bersama konseli bersepakat menyusun urutan prosedur pengubahan perilaku yang akan diubah, dan selanjutnya konselor menstimulasi perilaku konseli. Konselor behavioral memiliki peran yang sangat penting dalam membantu konseli. Menurut Wolpe (dalam Sarjilah, 2011: 92), mengemukakan peran yang harus dilakukan konselor, yaitu bersikap menerima, mencoba memahami konseli dan apa yang dikemukakan tanpa menilai atau mengkirtiknya.konselor lebih berperan sebagai guru HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol. 14, No. 1, Juni 2017 19

Dyesi Kumalasari yang membantu konseli melakukan teknik-teknik modifikasi perilaku yang sesuai dengan masalah, tujuan yang hendak dicapai. E. Kepercayaan Diri Kepercayaan diri terdapat dua kata yaitu kepercayaan dan diri. Kepercayaan adalah suatu anggapan suatu anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang diyakini itu benar adanya.sedang kata diri berarti orang atau seorang yang menyatakan tujuannya kepada badan sendiri (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2008: 669). Dari penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa kepercayaan diri merupakan anggapan atau keyakinan akan badan dan kemampuan sendiri. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negative, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Rasa percaya diri adalah sikap positif, baik terhadap dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya (Affianti dan Mulyani, Jurnal Pemikiran dan Penulisan Psikologi UGM, No. 6, Vol. III, 1998: 66). Selain itu, dalam teori tentang belajar sosial, Albert bandura mengemukakan bahwa individu dengan kepercayaan diri akan mampu menghadapi dan memcahkan masalah dengan efektif. Individu ini juga memiliki efikasi diri yang tinggi sehingga mudah dalam menghadapi tantangan karena memiliki kepercayaan penuh akan kemampuan dirinya (Hidayat, 2011: 151). Pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa rasa percaya diri merujuk pada beberapa aspek kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakni, mampu, dan percaya bahwa dia bisa melakukan tugas perkembanganya dan memiliki harapan hidup yang realistik. F. Siswa Terisolir Anak terisolir adalah anak yang tidak mempunyai teman dalam pergaulannya karena ia tidak mempunyai minat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan kelompok sebagai proses bersosial. Siswa seperti ini lebih tertarik untuk melakukan kegiatan seorang diri dan tidak pandai dalam segi pergaulannya antar sesama teman (Gunarsa dan Yulia, 2003: 34). Selain itu, pengertian siswa terisolasi adalah siswa yang terasingkan atau ditolak oleh temantemannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku terisolir siswa adalah 20 HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol. 14, No. 1, Juni 2017

Konsep Behavioral Therapy perilaku siswa yang menarik dirinya dari kehidupan sosial karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan yang ada sehingga diasingkan oleh teman-temannya (Yusuf, 2005: 74). Jadi pemamparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku terisolir siswa adalah suatu sikap individu yang tidak dapat menyerap dan menerima norma-norma ke dalam kepribadiannya dan ia juga tidak mampu untuk berperilaku yang pantas atau menyesuaikan diri menurut tuntutan lingkungan yang ada. Dalam hal ini untuk meningkatkan percaya diri pada siswa terisolir terisolir menggunakan layanan konseling behavioral yang bertujuan agar individu bermasalah mampu merubah tingkah lakunya agar lebih adaptif. G. Hasil dan Pembahasan Adapun Teknik-teknik dalam Konseling Behavioral didasarkan pada penghapusan respon yang telah dipelajari (yang membentuk pola tingkah laku) terhadap perangsang, dengan demikian respon-respon yang baru akan dapat dibentuk, di antaranya yaitu: 1. Latihan Asertif Latihan asertif adalah salah satu dari sekian banyak topik yang tergolong populer dalam terapi perilaku. Berguna untuk menjelaskan perkataan asertif, dapat dilakukan melalui uraian pengertian perilaku asertif. Perilaku asertif adalah perilaku antar perorangan yang melibatkan aspek kejujuran dan keterbukaan pikiran dan perasaan.perilaku asertif ditandai oleh kesesuaian sosial dan sesseorang yang berperilaku asertif mempertimbangkan perasaan dan kesejahteraan orang lain (Gunarsa dan Yulia, 2003: 70). Cara yang digunakan dalam latihan asertif adalah dengan permainan peran dengan bimbingan konselor. Diskusi-diskusi kecil kelompok diterapkan untuk latihan asertif ini (Latipun, 2003: 85). 2. Desentsitisasi Sistematis Desensititasi sistematis merupakan teknik konseling behavioral yang memfokuskan bantuan untuk menenangkan konseli dari ketegangan yang dialami dengan cara mengajarkan konseli untuk rileks. Teknik ini merupakan tekni relaksasi yang digunakan untuk menghapus perilaku yang diperkuat secara negatif biasanya berupa kecemasan, dan HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol. 14, No. 1, Juni 2017 21

Dyesi Kumalasari ia menyertakan respon yang berlawanan dengan perilaku yang akan dihilangkan. Dengan pengkondisian klasik respon-respon yang tidak dikehendaki dapat dihilangkan secara bertahap. Cara yang digunakan dalam keadaan dengan stimulus yang menimbulkan kecemasan dipasangkan dengan stimulus yang menimbulkan keadaan santai. Dipasangkan secara berulang-ulang sehingga stimulus menimbulkan kecemasan hilang secara berangsur-angsur. 3. Terapi Implosif Terapi implosif dikembangkan berdasarkan atas asumsi bahwa seseorang yang secara berulang-ulang dihadapkan pada suatu situasi penghasil kecemasan dan konsekuensi yang menakutkan teryata tidak muncul, maka kecemasan akan menghilang. Dalam situasi konseling secara berulang-ulang membayangkan stimulus sumber kecemasan dan konsekuensi yang diharapkan ternyata tidak muncul, akhirnya stimulus yang mengancam tidak memiliki kekuatan dan neurobotiknya menjadi hilang. 4. Pengkondisian Aversi Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk. Teknik ini dimaksudkan untuk meningkatkan kepekaan konseli agar mengamati respon pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut. Stimulus yang tidak menyenagkan yang disajikan tersebut diberikan secara bersamaan dengan munculnya perilaku yang tidak dikehendaki kemunculanya, pengkondisian ini diharapkan terbentuk asosiasi antara perilaku yang tidak dikehendaki dengan stimulus yang tidak menyenangkan.jadi terapi aversi ini menahan perilaku yang maladatif dan individu berkesempatan untuk memperoleh perilaku alternative yang adatif. 5. Kontrak Perilaku Kontrak perilaku didasarkan atas pandangan bahwa membantu konseli untuk membentuk perilaku tertentu yang diinginkan dan memperoleh ganjaran tertentu sesuai dengan kontrak yang disepakati. Dalam hal ini individu mengantisipasi perubahan perilaku mereka atas dasar persetujuan bahwa beberapa konsekuensi akan muncul. Kontrak perilaku menurut Latipun (2003: 92-95) adalah persetujuan antara dua orang atau lebih untuk mengubah perilaku tertentu pada konseli. Konselor dapat memilih perilaku dimunculkan sesuai dengan kesepakatan, ganjaran dapat diberikan kepada konseli. Dalam 22 HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol. 14, No. 1, Juni 2017

Konsep Behavioral Therapy terapi ini ganjaran positif terhadap perilaku yang dibentuk lebih dipentingkan dari pada pemberian hukuman jika kontrak perilaku tidak berhasil. H. Penutup Therapy behavioral ini merupakan terapi diberbagai eksperimen mampu mengatasi masalah-masalah konseli yang mengalami berbagai hambatan. Therapy ini sebagai sanggahan terhadap kritik-kritik yang ditunjukkan kepada pendekatan ini. Dan konseling menegaskan bahwa konseling behavioral tidak hanya mengatasi masalah yang bersifat permukaan saja, tetapi juga mengatasi masalah-masalah yang mendalam, bahkan dapat mengubah perilaku dalam jangka panjang. H. Daftar Pustaka Affianti, Tina dan Sri Mulyani Martaniah. (1998). Peningkatan percaya diri Remaja Melalui Konseling Kelompok, jurnal Pemikiran dan Penulisan Psikologi, jurusan psikologi UGM, Nomor 6 tahun III 1998. Andika Sari Putra, Wayan. (2014). Penerapan Konseling Behavioral dengan Teknik Shaping untuk meningkatkan disiplin belajar pada siswa kelas X MIA 4 di SMA Negeri 2, (Jurnal: Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha), Vol. 2, No: 1, Tahun: 2014. D. Gunarsa, Singgih dan Yulia Singgih D. Gunarsa. (2003). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: BPK Gunung Mulia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus besar Bahasa. Indayani, Anggi. (2014). Penerapan Konseling Behavioral dengan Teknik Penguatan Positif Sebagai Upaya Untuk Meminimalisasi perilaku membolos pada siswa kelas X.1 SMA Negeri 1 Sawan Tahun Ajaran 2013-2014, (Jurnal: Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha), Vol. 2, No. 1 2014. Ketut Suarni, Ni. (2014). Efektifitas konseling behavioral dengan teknik positive reinforcement untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa, (Jurnal: Bimbingan dan Konseling, Universitas Pendidikan Ganesha), Vol. 2, No : 1 Tahun 2014. Rahmat Hidayat, Dede. (2011). Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian Dalam konseling, Jakarta: Ghalia Indonesia. Sarjilah, (2011). Pengembangan Materi Bimbingan dan Konseling, Yogyakarta: Paramitra. HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol. 14, No. 1, Juni 2017 23

Dyesi Kumalasari Singgih. (2007). Konseling dan Psikoterapi, Jakarta: Diterbitkan oleh Anggota Ikapi. Yusuf L. N, Syamsu. (2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. 24 HISBAH: Jurnal Bimbingan Konseling dan Dakwah Islam Vol. 14, No. 1, Juni 2017