Analisa Pengaruh Sambaran Petir pada Jaringan Distribusi 13,8 kv di BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada Menggunakan Software ATP-EMTP

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh: Dedy Setiawan IGN SatriyadiI H., ST., MT. 2. Dr. Eng. I Made Yulistya N., ST., M.Sc

Studi Pengaruh Konfigurasi Peralatan pada Saluran Distribusi 20 kv Terhadap Performa Perlindungan Petir Menggunakan Simulasi ATP/EMTP

STUDI PENGARUH STRAY CAPACITANCE TERHADAP KINERJA ARRESTER TEGANGAN TINGGI 150 KV DENGAN FINITE ELEMENT METHODS (FEM)

PROTEKSI PETIR PADA TRANSISI SALURAN UDARA DAN BAWAH TANAH TEGANGAN MENENGAH 20 kv

ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV

ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV

Studi Penempatan Titik Pentanahan Kawat Tanah pada Penyulang Serangan

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

Studi Pengaman Tegangan Lebih pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150kV yang Dilindungi oleh Arester Surja

I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda, ST. MT Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST. M.Sc

STUDI PENGARUH KONFIGURASI 1 PERALATAN PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV TERHADAP PERFORMA PERLINDUNGAN PETIR MENGGUNAKAN SIMULASI ATP/EMTP

SISTEM PROTEKSI TERHADAP TEGANGAN LEBIH PADA GARDU TRAFO TIANG 20 kv

STUDI TEGANGAN LEBIH IMPULS AKIBAT PENGGUNAAN KONFIGURASI MIXED LINES (HIGH VOLTAGE OVERHEAD-CABLE LINES) 150 KV

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi setiap orang. Ketergantungan masyarakat terhadap listrik

Analisis Perbandingan Shielding Gardu Induk Menggunakan Model Electrogeometric

BAB III PROTEKSI SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) TERHADAP SAMBARAN PETIR

OPTIMASI PENEMPATAN ARRESTER TERHADAP TEGANGAN LEBIH TRANSIEN PADA TRANSFORMATOR DAYA DENGAN METODE ALGORITMA GENETIKA

Dasman 1), Rudy Harman 2)

STUDY ON SURGE ARRESTER PERFORMANCE DUE TO LIGHTNING STROKE IN 20 KV DISTRIBUTION LINES. Agung Warsito, Abdul Syakur, Liliyana NS *)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENGARUH VARIASI PARAMETER SAMBARAN PETIR TERHADAP TEGANGAN INDUKSI PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv (Studi Kasus Feeder 3 GI Bumi Semarang Baru)

PENGGUNAAN ATP DRAW 3.8 UNTUK MENENTUKAN JUMLAH GANGGUAN PADA SALURAN TRANSMISI 150 kv AKIBAT BACKFLASHOVER

ANALISIS DISAIN SISTEM PROTEKSI PETIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

KINERJA ARRESTER AKIBAT INDUKSI SAMBARAN PETIR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv

ANALISIS PENGARUH RESISTANSI PENTANAHAN MENARA TERHADAP BACK FLASHOVER PADA SALURAN TRANSMISI 500 KV

STUDI PENGARUH VARIASI PARAMETER SAMBARAN PETIR TERHADAP TEGANGAN INDUKSI PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv (Studi Kasus Feeder 3 GI Bumi Semarang Baru)

PEMODELAN PERLINDUNGAN GARDU INDUK DARI SAMBARAN PETIR LANGSUNG DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK 150 KV NGIMBANG-LAMONGAN

Analisa Sambaran Petir Terhadap Kinerja Arrester pada Transformator Daya 150 kv Menggunakan Program ATP

SIMULASI INDUKSI SAMBARAN PETIR DAN KINERJA ARESTER PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH

1BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Petir adalah fenomena alam yang tidak dapat dihindari, tidak dapat

SIMULASI PENENTUAN NILAI TAHANAN PENTANAHAN MENARA TRANSMISI 150 KV TERHADAP BACKFLASHOVER AKIBAT SAMBARAN PETIR LANGSUNG

TUGAS PAPER MATA KULIAH SISTEM PROTEKSI MENENTUKAN JARAK PEMASANGAN ARRESTER SEBAGAI PENGAMAN TRAFO TERHADAP SAMBARAN PETIR

BAB II GANGGUAN TEGANGAN LEBIH PADA SISTEM TENAGA LISTRIK

Hendri Kijoyo Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Insttut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. gelombang berjalan juga dapat ditimbulkan dari proses switching atau proses

Kata Kunci Proteksi, Arrester, Bonding Ekipotensial, LPZ.

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA MENGGUNAKAN ATP-EMTP

Simulasi Tegangan Lebih Akibat Sambaran Petir terhadap Penentuan Jarak Maksimum untuk Perlindungan Peralatan pada Gardu Induk

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

STUDI KARAKTERISTIK TRANSIEN LIGHTNING ARRESTER PADA TEGANGAN MENENGAH BERBASIS PENGUJIAN DAN SIMULASI

STUDI PERENCANAAN SISTEM PERLINDUNGAN PETIR EKSTERNAL DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN ARRESTER GARDU INDUK 150 KV UNGARAN PT. PLN (PERSERO) APP SEMARANG

Model Arrester SiC Menggunakan Model Arrester ZnO IEEE WG

Studi Pengaruh Lokasi Pemasangan Surge Arrester pada Saluran Udara 150 Kv terhadap Tegangan Lebih Switching

ANALISIS SETTING DAN KOORDINASI RELE JARAK PADA GI 150 KV PANDEAN LAMPER ARAH SRONDOL. Abstrak

Studi Analisis Gangguan Petir Terhadap Kinerja Arrester Pada Sistem Distribusi Tegangan Menengah 20 KV Menggunakan Alternative Transient Program (ATP)

STUDI ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN PEMODELAN ATP/EMTP PADA JARINGAN TRANSMISI 150 KV DI SULAWESI SELATAN

BAB III PELINDUNG SALURAN TRANSMISI. keamanan sistem tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat

SIMULASI SAMBARAN PETIR LANGSUNG PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV TERHADAP KAWAT FASA DENGAN VARIASI TAHANAN PENTANAHAN

Analisa Pengaruh Perilaku Petir pada Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kv Menggunakan Metode Burgsdorf

Koordinasi Rele Pada Jaringan Transmisi 150 kv

OPTIMASI JARAK MAKSIMUM PENEMPATAN LIGHTNING ARRESTER SEBAGAI PROTEKSI TRANSFORMATOR PADA GARDU INDUK. Oleh : Togar Timoteus Gultom, S.

PERHITUNGAN KERAPATAN SAMBARAN PETIR PADA SUTM 20 KV BERDASARKAN JENIS TIANG (Aplikasi Feeder-1 GH Pangkalan Kabupaten Limapuluh Kota)

EVALUASI ARRESTER UNTUK PROTEKSI GI 150 KV JAJAR DARI SURJA PETIR MENGGUNAKAN SOFTWARE PSCAD

Analisis Pengaruh Resistansi Pentanahan Menara Terhadap Terjadinya Back Flashover

OPTIMASI PELETAKKAN ARESTER PADA SALURAN DISTRIBUSI KABEL CABANG TUNGGAL AKIBAT SURJA PETIR GELOMBANG PENUH

PEMELIHARAAN DAN PERTIMBANGAN PENEMPATAN ARRESTER PADA GARDU INDUK 150 KV PT. PLN (PERSERO) P3B JB REGION JAWA TENGAH DAN DIY UPT SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Desain isolasi untuk tegangan tinggi (HV) dimaksudkan untuk

Deteksi Lokasi Untuk Gangguan Multi Point Pada Jaring Tiang Distribusi 20 KV Dengan Menggunakan Metode Perambatan Gelombang Sinyal Arus Balik

ANALISIS SAMBARAN PETIR PADA TIANG TRANSMISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATTICE

ANALISIS PERLINDUNGAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI YANG EFEKTIF TERHADAP SURJA PETIR. Lory M. Parera *, Ari Permana ** Abstract

STUDI ANALISA SISTEM KOORDINASI ISOLASI PERALATAN DI GARDU INDUK 150 KV NEW-TUREN

Sela Batang Sela batang merupakan alat pelindung surja yang paling sederhana tetapi paling kuat dan kokoh. Sela batang ini jarang digunakan pad

ANALISIS GANGGUAN PETIR AKIBAT SAMBARAN LANGSUNG PADA SALURAN TRANSMISI TEGANGAN EKSTRA TINGGI 500 kv

III. METODE PENELITIAN

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TRANSIEN PEMBUMIAN GRID

ANALISIS RANGKAIAN GENERATOR IMPULS UNTUK MEMBANGKITKAN TEGANGAN IMPULS PETIR MENURUT BERBAGAI STANDAR

ARESTER SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TEGANGAN LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20KV. Tri Cahyaningsih, Hamzah Berahim, Subiyanto ABSTRAK

PERBANDINGAN WATAK PERLINDUNGAN ARESTER ZnO DAN SiC PADA PERALATAN LISTRIK MENURUT LOKASI PENEMPATANNYA

ANALISA PEMASANGAN INSULATOR PADA GSW/KAWAT TANAH TOWER TRANSMISI 150 KV DI PT PLN (PERSERO) P3B SUMATERA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KOORDINASI ISOLASI. By : HASBULLAH, S.Pd., MT ELECTRICAL ENGINEERING DEPT. FPTK UPI 2009

TINJAUAN PUSTAKA. shielding tiang penangkal dan kawat pada gardu induk. Adapun tujuan dari sistem

Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perbandingan Tegangan Residu Arester SiC dan ZnO Terhadap Variasi Front Time

Abstrak. 1.2 Tujuan Mengetahui pemakaian dan pemeliharaan arrester yang terdapat di Gardu Induk 150 kv Srondol.

Vol.3 No1. Januari

SIMULASI DISTRIBUSI TEGANGAN PETIR DI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PENYULANG KENTUNGAN 2 YOGYAKARTA

TEGANGAN TRANSIEN K U A L I T A S D A Y A S I S T E M T E N A G A L I S T R I K S E N I N, 1 8 N O V

ANALISA PROTEKSI PETIR PADA GARDU DISTRIBUSI 20 KV PT PLN (PERSERO) RAYON INDERALAYA

Proteksi Terhadap Petir. Distribusi Daya Dian Retno Sawitri

Analisa Rating Lightning Arrester Pada Jaringan Transmisi 70 kv Tomohon-Teling

PENENTUAN LETAK OPTIMUM ARRESTER PADA GARDU INDUK (GI) 150 kv SIANTAN MENGGUNAKAN METODE OPTIMASI

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas dan kehandalan yang tinggi. Akan tetapi pada kenyataanya terdapat

ANALISA JATUH TEGANGAN DAN PENANGANAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV RAYON PALUR PT. PLN (PERSERO) MENGGUNAKAN ETAP 12.6

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LIGHTNING ARRESTER

METODE PENELITIAN. Pengukuran Besaran Elektrik Laboratorium Teknik Elektro Terpadu Jurusan

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH MENGGUNAKAN MODEL EMTP

Peningkatan Kualitas Jaringan Distribusi Tegangan Menengah Dengan Optimasi Konfigurasi

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN 20 KV PADA FEEDER PANDEAN LAMPER 5 RAYON SEMARANG TIMUR

STUDI PERFORMANSI PERLINDUNGAN SAMBARAN PETIR PADA SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI (SUTT) 150 KV UNTUK BERAGAM KARAKTERISTIK SAMBARAN

MITIGASI GANGGUAN TRANSMISI AKIBAT PETIR PADA PT. PLN (PERSERO) P3B SUMATERA UPT TANJUNG KARANG

BAB II DASAR TEORI. hari. Jumlah hari guruh yang terjadi pada suatu daerah dalam satu tahun disebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa. Oleh karena itu Indonesia

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Analisa Pengaruh Sambaran Petir pada Jaringan Distribusi 13,8 kv di BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada Menggunakan Software ATP-EMTP Rahmad Wahyudi Syaifulloh*, Eddy Hamdani** *Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau Kampus Binawidya Km 1,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 893 Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau E-mail: rahmadwahyudisyaifulloh@yahoo.co.id ABSTRACT The purpose of this paper is to analize the effect of indirect lightning strikes on the 13.8 kv distribution network at BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada by using ATP-EMTP. Maximum induced voltage of indirect lightning is computed by using Rusck theory, then indirect lightning strikes are simulated by using ATP-EMTP. In this paper, five conditions are simulated. The first condition is the distribution line without the indirect lightning strikes with 15 kv lightning arresters and the ground wire is installed, the second condition is the indirect lightning strikes without the 15 kv lightning arresters and ground wire, the third condition is indirect lightning strikes with the ground wire is installed and without the 15 kv lightning arrester, the fourth condition is the indirect lightning strikes with 15 kv lightning arresters are installed and without the ground wire, and the fifth condition is the indirect lightning strikes with the 15 kv lightning arresters and ground wire is installed. The simulation results show that the ground wire is able to reduce the effect of the induced voltage from the indirect lightning strikes, the 15 kv lightning arresters are able to reduce the effect of the induced voltage from the indirect lightning strikes, and the best results are obtained when the ground wire and the 15 kv lightning arresters are installed on the distribution line. Keyword : Indirect lightning strikes, Rusck theory, lightning arresters, ground wire, medium voltage distribution line. I. PENDAHULUAN BOB PT. BSP-Pertamina Hulu Bandar Pedada merupakan salah satu perusahaan daerah Kabupaten Siak, yang terletak di Provinsi Riau yang bergerak dalam bidang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, yang memiliki pembangkit listrik sendiri untuk menyuplay kebutuhan energi kelistrikan perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan listrik, pada setiap sistem jaringan diperlukan sistem proteksi terhadap tegangan lebih yang mungkin terjadi. Salah satunya adalah proteksi terhadap sambaran petir, baik itu sambaran petir langsung maupun sambaran petir tidak langsung (induksi). Sambaran petir pada jaringan menyebabkan tegangan lebih yang mengakibatkan terjadinya kegagalan sistem di jaringan listrik BOB PT. BSP - Pertamina Hulu Bandar Pedada. Terjadinya gangguan sangat berpengaruh besar terhadap kelangsungan operasi perusahaan secara keseluruhan. Terutama pada sumur-sumur produksi minyak yang dikelola BOB PT. BSP- Pertamina Hulu Bandar Pedada, karena jaringan listrik tersebut langsung terhubung ke beban berupa motormotor pompa minyak di sumur-sumur produksi. Berdasarkan permasalahan diatas maka sangatlah diperlukan proteksi terkait sambaran petir pada jaringan distribusi 13,8 kv diperusahaan tersebut. Sebuah analisa akan dilakukan pada parameter-parameter sambaran petir di lokasi, yaitu arus puncak, tegangan puncak, tegangan induksi pada jaringan distribusi. Induksi pada Saluran Akibat Sambaran Tidak Langsung (Induksi) Sambaran induksi adalah sambaran kilat yang menyambar ke tanah di dekat saluran. Pada saluran udara menengah, sambaran tidak langsung atau induksi tidak boleh diabaikan. Pada saluran udara tegangan menengah, jumlah sambaran induksi lebih banyak dibandingkan dengan jumlah sambaran langsung. Saat terjadi sambaran kilat ke tanah Jom FTEKNIK Volume 4 NO. Oktober 17 1

di dekat saluran, maka akan terjadi fenomena transien yang diakibatkan oleh medan elektromagnetis dari kanal kilat. Akibat peristiwa ini, timbul tegangan lebih dan gelombang berjalan yang merambat pada kedua sisi kawat ditempat sambaran berlangsung. Besarnya tegangan maksimum dapat dihitung dengan menggunakan persamaan yang diturunkan oleh Rusck dengan bantuan dari persamaan Maxwell. Menurut Rusck, jumlah gelombang tegangan induksi akibat sambaran kilat tidak langsung adalah (Hutauruk, 1991) : V V V 1 V (1) y c ot x c c c t x 1 ZoIohw c co o o l x1 dengan : x c co cot xl c c c t 1 c c o o x y () V V 1 x l (3) 1 3 4 Z (4) dimana : V : jumlah gelombang tegangan induksi akibat sambaran kilat tidak langsung h w c o c t x l y : Tinggi kawat di atas tanah (m) : Kecepatan merambat cahaya 3 1 8 m/s : Kecepatan merambat sambaran balik petir (m/s) : Waktu (s) : Jarak sambaran petir sepanjang saluran udara (m), x= berarti sambaran tepat pada ujung saluran udara : Jarak sambaran petir yang tegak lurus terhadap saluran udara (m), y= berarti sambaran petir tepat pada saluran udara V i : induksi maksimum Pada titik x=, terjadi tegangan induksi maksimum (Hutauruk, 1991) : o l Z I h 1 c 1 V 1 (5) Nilai c =,1 sampai,5, sehingga : o o w omax.. y co 1 11 c co Jom FTEKNIK Volume 4 NO. Oktober 17 co Z oi ohw VoMax 1,7 1,38 (6) y Dari persamaan 5 dapat dilihat bahwa tegangan induksi tidak begitu tergantung pada kecepatan merambat sambaran balik petir. Pada tegangan induksi pada saluran di titik yang jauh dari sambaran, bila x disubstitusikan ke persamaan 3, maka tegangan induksi maksimum pada titik terjauh adalah (Hutauruk, 1991) : Z oi ohw 3I ohw Vi v Max (7) y y Arrester Arrester atau penangkap petir adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik terhadap surja petir. Arrester berlaku sebagai jalan pintas (by-pass) sekitar isolasi. Arrester membentuk jalan yang mudah dilalui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan. Pengaruh Terhadap Induksi Kawat tanah adalah kawat untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Adanya kawat tanah pada saluran dapat mempengaruhi jumlah gangguan petir secara langsung ataupun tidak langsung (induksi). = kawat tanah 1 = kawat fasa R Gambar 1 Representasi Saluran dengan Kawat (Hutauruk, 1991) Bila saluran dilengkapi dengan kawat tanah, maka besar tegangan induksi pada kawat fasa adalah (Hutauruk, 1991) : Z1 h V1 ' 1 V1 R Z h 1 (8) h1 h

II. METODOLOGI PENELITIAN Objek yang dijadikan objek penelitian adalah jaringan distribusi 13,8 kv di BOB PT. BSP-Pertamina Hulu Bandar Pedada. Penelitian ini meneliti tentang pengaruh induksi tegangan yang berasal dari sambaran tidak langsung terhadap saluran serta meneliti tentang kinerja lightning arrester 15 kawat tanah yang terpasang pada saluran tersebut. Jaringan distribusi 13,8 kv di BOB PT. BSP- Pertamina Hulu Bandar Pedada dimodelkan dengan menggunakan ATP-EMTP. Pada saluran tersebut, terdapat 7 tiang distribusi yang akan dimodelkan dengan panjang total panjang saluran dari ketujuh tiang tersebut adalah sejauh 85 m. Pada saluran tersebut, dipasang 5 buah lightning arrester 15 saluran tersebut dilengkapi dengan kawat tanah. Besar tegangan induksi dihitung dengan menggunakan teori Rusck. Arus puncak yang digunakan adalah 63 ka, 199 ka, dan 53 ka dengan waktu muka dan ekor adalah sebesar 1,/5 µs dengan durasi sambaran selama,1 detik. Jarak sambar dari saluran adalah 4 m, 3 m, m. SAMBARAN TIDAK LANGSUNG tegangan induksi yang digunakan pada simulasi dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Besar Induksi Maksimum Induksi Maksimum Jarak pada Saluran Sambaran yang (m) Menggunakan Arus Puncak (ka) Induksi Maksimum pada Saluran yang Tidak Menggunakan 63 4 56,167 66,483 199 3 36,5553 79,139 53 451,119 53,894 Gambar 3 merupakan gelombang tegangan induksi maksimum yang akan digunakan sebagai sumber tegangan induksi untuk simulasi sambaran tidak langsung menggunakan ATP-EMTP pada jaringan distribusi 13,8 kv di BOB PT. BSP-Pertamina Hulu Bandar Pedada yang dilengkapi dengan kawat tanah. (V) x 1 5 4.5 4 3.5 3.5 Induksi Maksimum Nilai Arus Puncak 63 ka 199 ka 53 ka 1.5 13,8 kv KAWAT TANAH KAWAT FASA LIGHTNING ARRESTER (15 kv) 1.5 TIANG 1 (POLE A) 1 m 1 m 1 m 1 m 15 m 15 m TIANG TIANG 3 TIANG 4 TIANG 5 TIANG 6 (POLE B) (POLE A) (POLE A) (POLE A) (POLE A) JARAK TITIK SAMBAR KE SALURAN (m) TITIK SAMBARAN PETIR Gambar Ilustrasi Pemodelan Sambaran Tidak Langsung yang Terjadi Didekat Saluran Distribusi Menengah BOB PT. BSP-Pertamina Hulu Bandar Pedada Induksi Maksimum Nilai arus puncak yang digunakan untuk simulasi sebesar 63 ka, 199 ka, dan 53 ka dengan jarak antara sambaran petir dan saluran adalah 4 m, 3 m dan m dengan karakteristik waktu muka dan ekor sebesar 1,/5 µs dengan durasi sambaran selama,1 detik. Besar nilai tegangan induksi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Rusck. Sehingga besar sumber TIANG 7 (POLE A) 5 5.5 5.1 5.15 5. 5.5 5.3 5.35 5.4 5.45 Waktu (s) x 1-3 Gambar 3 Gelombang Induksi Maksimum pada Saluran yang Menggunakan Gambar 4 merupakan gelombang tegangan induksi maksimum yang akan digunakan sebagai sumber tegangan induksi untuk simulasi sambaran tidak langsung menggunakan ATP-EMTP pada jaringan distribusi 13,8 kv di BOB PT. BSP-Pertamina Hulu Bandar Pedada yang tidak di lengkapi dengan kawat tanah. Jom FTEKNIK Volume 4 NO. Oktober 17 3

(V) x 1 5 5 4.5 4 3.5 3.5 1.5 1 Induksi Maksimum Nilai Arus Puncak 63 ka 199 ka 53 ka Tanpa Gangguan Sambaran Tidak Langsung 1 8 4-4 -8.5 5 5.1 5. 5.3 5.4 5.5 5.6 Waktu (s) x 1-3 Gambar 4 Gelombang Induksi Maksimum pada Saluran yang Tidak Menggunakan Pemodelan Arrester Karakteristik arrester dimodelkan dengan menggunakan datasheet lightning arrester 15 kv yang ada pada jaringan distribusi 13,8 kv BOB PT. BSP-Pertamina Hulu Bandar Pedada. Tabel adalah nilai karakteristik V-I lightning arrester untuk pemodelan lightning arrester pada ATP-EMTP. Tabel Nilai Karakteristik V-I ka kv 1,5 39,5,5 4,5 3,5 41, 5 43,4 1 47,9 54,7 III. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam simulasi ini, nilai arus puncak adalah sebesar 199 ka, jarak sambaran dari titik sambar ke saluran adalah sejauh 3 m, dan besar tegangan induksi maksimum yang diinjeksikan pada saluran yang menggunakan kawat tanah adalah sebesar 79,139 kv, sedangkan saluran yang tidak menggunakan kawat tanah adalah sebesar 36,5553 kv. -1 5 1 15 5 [ms] 3 (file tanpa.pl4; x-var t) v:x1b v:x3b Gambar 5 Bentuk Gelombang pada Tanpa Gangguan Sambaran Tidak Langsung Keterangan Gambar 5 : X1B : di sisi kirim X3B : disisi terima Pada gambar 5, dapat dilihat bahwa nilai tegangan di sisi kirim dam sisi terima pada saat tidak ada gangguan adalah cenderung stabil. Pada sisi kirim, nilai tegangan maksimum adalah sebesar 11,677 kv, dan pada sisi terima sebesar 11,677 kv. Tanpa Tanpa 6 4 - -4 5 1 15 5 [ms] 3 (file newtanpaproteksi199.pl4; x-var t) v:x16b v:x11b Gambar 6 Bentuk Gelombang pada Gangguan Sambaran Tidak Langsung (Tanpa Tanpa ) Keterangan Gambar 6 : X11B : di sisi kirim X16B : disisi terima Pada gambar 6 dapat dilihat bahwa nilai tegangan di sisi kirim dam sisi terima saat terkena sambaran tidak langsung adalah cenderung meningkat drastis akibat adanya induksi tegangan. Induksi tegangan tersebut mengakibatkan kenaikan tegangan di sisi kirim menjadi 63,846 di sisi terima menjadi 54,5965 kv. Jom FTEKNIK Volume 4 NO. Oktober 17 4

dengan dan tanpa Kv 9 7 5 3 1-1 -3 Pada gambar 8 dapat dilihat bahwa saluran yang dipasang lightning arrester mampu mereduksi tegangan induksi yang disebabkan oleh sambaran tidak langsung. Induksi tegangan yang disebabkan oleh sambaran tidak langsung dapat di reduksi. Akibat adanya pengaruh lightning arrester, tegangan di sisi kirim menjadi 39,6777 kv dan di sisi terima menjadi 47,75 kv. -5-7 5 1 15 5 [ms] 3 (file kawattanahtanpaarrester199.pl4; x-var t) v:x31b v:xb Gambar 7 Bentuk Gelombang pada Gangguan Sambaran Tidak Langsung (dengan dan Tanpa kv) dengan 15 1 5-5 Keterangan Gambar 7 : XB : di sisi kirim X31B : disisi terima Pada gambar 7 dapat dilihat bahwa nilai kenaikan tegangan di sisi kirim dan sisi terima yang terkena sambaran tidak langsung lebih rendah dari nilai kenaikan tegangan pada saluran yang tidak diproteksi oleh kawat tanah dan lightning arrester 15 kv. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kawat tanah mampu mereduksi tegangan yang disebabkan oleh induksi tegangan akibat sambaran tidak langsung. Akibat adanya pengaruh kawat tanah, tegangan di sisi kirim menjadi 57,7815 di sisi terima menjadi 8,373 kv. dengan tanpa 5 4 3 1-1 - 5 1 15 5 [ms] 3 (file arrestertanpakawattanah199.pl4; x-var t) v:xb v:x17b Gambar 8 Bentuk Gelombang pada Jaringan Distribusi13,8 kv di BOB PT. BSP- Gangguan Sambaran Tidak Langsung (dengan Tanpa ) -1-15 - -5 5 1 15 5 [ms] 3 (file SKRIPSI_YUDI3_OK.pl4; x-var t) v:x1b v:x31b Gambar 9 Bentuk Gelombang pada Gangguan Sambaran Tidak Langsung (dengan ) Keterangan Gambar 9 : X1B X31B : di sisi kirim : disisi terima Pada gambar 9 dapat dilihat bahwa saluran yang dipasang lightning arrester dan kawat tanah mampu mereduksi tegangan induksi yang disebabkan oleh sambaran tidak langsung. Induksi tegangan yang disebabkan oleh sambaran tidak langsung yang terjadi dapat di reduksi. Akibat adanya pengaruh lightning arrester dan kawat tanah, tegangan di sisi kirim menjadi 11,677 di sisi terima menjadi 11,677 kv. Simulasi sambaran tidak langsung juga di simulasikan dengan nilai arus puncak dan jarak sambaran yang bervariasi untuk melihat pengaruh sistem proteksi yang telah dipasang di BOB PT. BSP-Pertamina Hulu Bandar Pedada. Tabel 3 merupakan hasil simulasi sambaran tidak langsung dengan variasi nilai arus puncak dan jarak sambaran. Keterangan Gambar 8 : XC : di sisi kirim X17C : disisi terima Jom FTEKNIK Volume 4 NO. Oktober 17 5

Tabel 3 Hasil Simulasi Sambaran Tidak Langsung dengan Variasi Nilai Arus Puncak dan Jarak Sambaran pada Saluran Udara Menengah BOB PT. BSP-Pertamina Hulu Bandar Pedada Kondisi Saluran Tidak Ada Gangguan (Terpasang Kawat Tanah) Tanpa Tanpa Kawat Tanah Terpasang dan Tanpa kv Terpasang Tanpa Kawat Tanah Terpasang Arus Puncak (ka) Jarak Sambaran (m) Induksi Maksimum - - - - - - - - - ( V puncak ) di Sisi Kirim ( V puncak ) di Sisi Terima 11,677 11,677 63 4 56,167 6,8883 18,646 199 3 36,5553 63,846 54,5965 53 451,119 55,73 975,8484 63 4 66,483,398 8,1358 199 3 79,139 57,7815 8,373 53 53,894 99,9734 146,8798 63 4 56,167 1,6617 8,374 199 3 36,5553 39,6777 47,75 53 451,119 4,7941 5,65 63 4 66,483 11,677 11,677 199 3 79,139 11,677 11,677 53 53,894 11,677 11,777 Dari Tabel 3 dapat kita lihat bahwa adanya induksi tegangan yang disebabkan oleh sambaran tidak langsung dapat menyebabkan kenaikan tegangan pada jaringan distribusi 13,8 kv BOB PT. BSP- Pertamina Hulu Bandar Pedada. Semakin tinggi kawat penghantar pada saluran, semakin tinggi nilai tegangan induksinya. Semakin dekat lokasi sambaran petir dengan saluran, semakin tinggi nilai tegangan induksinya. Semakin tinggi tegangan induksi, semakin tinggi kenaikan tegangan yang dirasakan pada saluran. Saluran yang dipasang lightning arrester 15 kawat tanah adalah paling baik dalam mereduksi induksi tegangan yang disebabkan oleh sambaran tidak langsung KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil simulasi menunjukkan bahwa saluran yang dipasang lightning arrester 15 kawat tanah lebih baik dalam mereduksi induksi tegangan yang disebabkan oleh sambaran tidak langsung dan mampu menjaga nilai tegangan saluran seperti pada saat kondisi tidak ada gangguan. Pada saat tegangan induksi sebesar 56,167 kv, saluran yang dipasang lightning memotong tegangan sebesar 49,66 kv pada sisi kirim, yaitu dari 6,8883 menjadi 11,677 kv. Sedangkan pada sisi terima, lightning memotong tegangan sebesar 97,3783 kv, yaitu dari 18,646 kv menjadi 11,677 kv. Pada saat tegangan induksi sebesar 36,5553 kv, saluran yang dipasang lightning memotong tegangan sebesar 5,5785 kv pada sisi kirim, yaitu dari 63,846 kv menjadi 11,677 kv. Sedangkan pada sisi terima, lightning arrester 15 kawat tanah dapat memotong tegangan sebesar 493,388 kv, yaitu dari 54,5965 kv menjadi 11,677 kv. Pada saat tegangan induksi sebesar 451,119 kv, saluran yang dipasang lightning memotong tegangan sebesar 494,4346 kv pada sisi kirim, yaitu dari 55,73 kv menjadi 11,677 kv. Sedangkan pada sisi terima, lightning arrester 15 kawat tanah dapat memotong tegangan sebesar 964,147 kv, yaitu dari 975,8484 kv menjadi 11,777 kv. Saran Untuk penelitian selanjutnya, agar dapat melakukan simulasi dengan saluran yang lebih panjang dan agar dapat menganalisa pengaruh penempatan lightning arrester 15 kv pada jaringan distribusi 13,8 kv di BOB PT. BSP-Pertamina Hulu Bandar Pedada. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, bapak Eddy Hamdani ST., MT selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing penulis selama penelitian ini. Terima kasih kepada orang tua dan keluarga yang telah memberikan Jom FTEKNIK Volume 4 NO. Oktober 17 6

dukungan dan motivasi selama ini. Terima kasih kepada teman-teman, rekan-rekan Teknik Elektro yang telah banyak membantu penulis dalam penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Affandi, M. Yusron. (9). Studi Pengaruh Lebih Akibat Induksi Petir pada Saluran Transmisi Tinggi Menggunakan Coupling Model. Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Indonesia. Cabral, J. Roberto dkk. (1). Evaluation of thewire-guard Arrangements in Overhead Distribution Feeders Against. International Conference on Renewable Energies and Power Quality (ICREPQ 1) Vol.1, No.1, 1474-1477. Cabral, Roberto J., dkk. (1). Analysis of Distribution Lines Performance Against Using ATP-EMTP. IEEE. Hutauruk, T.S. (1988). Perhitungan Gangguan Kilat pada Saluran Udara Menengah. Proceedings ITB Vol. 1, No. 1. Hutauruk, T.S. (1991). Gelombang Berjalan dan Proteksi Surja. Jakarta : Penerbit Erlangga. IEEE Standard Asotiation. (11). IEEE Guide for Improving the Performance of Electric Power Overhead Distribution Lines, Newyork. Leonard L. Grigsby. (6). Electric Power Engineering Handbook Second Edition. CRC Press. Murdiya, Fri. (1). Analisis Disain Sistem Proteksi Petir pada Pembangkit Listrik Tenaga Angin. Seminar Nasional Fakultas Teknik-UR, Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia. Omidiora, Michael A & Lehtonen, Matti. (8). Performance Of Shield Wire In Surge-Protected Distribution Lines. XVIII-th International Conference on Electromagnetic Distribution-EMD 8, 181-186. Parhuship, Ira Debora, dkk. (13). Studi Pengaruh Variasi Parameter Sambaran Petir Terhadap Induksi Pada Jaringan Distribusi kv (Studi Kasus Feeder 3 Gi Bumi Semarang Baru). Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia. Prikler, László., & Høidalen, Hans Kristian. (). Users' Manual ATPDRAW version 3.5 for Windows 9x/NT//XP. Suswanto, Daman. (9). Sistem Distribusi Tenaga Listrik untuk Mahasiswa Teknik Elektro. Padang. Zoro, R., Pakpahan, P., Hidayat, S., dkk. (), Studi Sistem Pengaman Terhadap Sambaran Petir di PT Caltex Pacific Indonesia, LAPI ITB, Bandung. Zoro R, Ryan M. (4), Evaluation and Improvement of Protection on Transmission and Distribution Lines Using Detection Network, Pro. 7th ICLP, Avignon. Jom FTEKNIK Volume 4 NO. Oktober 17 7