SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM CITRA BMC PADANG No : 019/SK/DIR/IV/2010 Tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. profesi medik disini adalah mencakup Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI),

Panduan Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP )

A. KOMITE MEDIK Susunan Komite Medik terdiri diri dari : a. Ketua, b. Wakil Ketua, c. Sekretaris d. Anggota

GUBERNUR SUMATERA BARAT

RENCANA PROGRAM KERJA KOMITE KEPERAWATAN RSU. C-BMC TAHUN

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO /SK-DIR/RSIA-CI/VIII/2014 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT)

PERATURAN DIREKTUR UTAMA RS. xxx NOMOR : 17/PER/2013 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN MEDIS. DIREKTUR UTAMA RS. xxx

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU HAJI MEDAN TAHUN

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRIMA HUSADA NOMOR : 224/RSPH/I-PER/DIR/VI/2017 TENTANG PEDOMAN REKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PENUTUP. kinerja sumber daya manusia tepatnya pada staf medis fungsional di. Instalasi Gawat Darurat adalah berupa uraian pembagian tugas (job

FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN

PANDUAN EVALUASI PRAKTEK DOKTER BERKESINAMBUNGAN (ON GOING PROFESSIONAL PRACTICE EVALUATION/OPPE) BAB I PENDAHULUAN

1. Apakah ada SPO yang terkait analisa rekam medis pasien rawat jalan. 2. Berapa jumlah keseuruhan staf yang ada di Instalasi Rekam Medis Rumah

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

No. Dokumen : 005/KMD/ADMIN/II/2013. Tanggal terbit : 12 Februari 2013

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

SURAT KEPUTUSAN PEMIMPIN BLUD RSUD PROVINSI KEPULAUAN RIAU TANJUNGPINANG NOMOR : / SK-RSUD PROV / X / 2016 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

PANDUAN PENJELASAN HAK PASIEN DALAM PELAYANAN LOGO RS X

BAB 7 PENUTUP. belum semuanya mengikuti pelatihan kegawatdaruratan. Untuk staf. administrasi IGD, rekam medik dan brankar man belum bertugas 24 jam.

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

PEDOMAN PELAYANAN KEDOKTERAN DAN KEPERAWATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2. STRUKTUR ORGANISASI RSUD INDRASARI RENGAT, KAB.INDRAGIRI HULU

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

RSUD KOTA DUMAI PELAYANAN GAWAT DARURAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011

BUPATI JENEPONTO. Jalan Lanto Dg. Pasewang No. 34 Jeneponto Telp. (0419) Kode Pos 92311

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA NOMOR : SK/KEH/RSPB/I/2014 TENTANG PEMBENTUKAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH SAKIT PRASETYA BUNDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menentukan waktu tanggap di sebuah Rumah Sakit. Faktor-faktor tersebut

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJI MUHAMMAD PARIKESIT

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Pengayoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD HADJI BOEJASIN PELAIHARI NOMOR : 445/724/SK/RSUD-HB 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

PANDUAN TEKNIS PESERTA DIDIK KEDOKTERAN DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengisian lembar resume dokter dalam pemenuhan standar akreditasi

Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN INTERNAL (HOSPITAL BYLAWS) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SINJAI BUPATI SINJAI,

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

panduan praktis Sistem Rujukan Berjenjang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 115 TAHUN 2008 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dokumen tempat mencatat segala transaksi pelayanan medis yang diberikan oleh

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

MAKALAH MANAJEMEN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

NOMOR : 3 TAHUN : 2001 SERI : D NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR 3 TAHUN 1997 T E N T A N G

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit sekarang ini menjadi semakin penting dengan

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

Keputusan Dirjen Pelayanan Medik No. 78 / Yanmed / RS Umdik / YMU / I / 91 Tentang Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BAGAS WARAS KABUPATEN KLATEN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BLAMBANGAN KABUPATEN BANYUWANGI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT KHUSUS BERSALIN SAYANG IBU KELAS B

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan serta peningkatan kesehatan. tingginya kesadaran hukum masyarakat.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DRAF PEDOMAN AUDIT KEPERAWATAN

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM CITRA BMC PADANG No : 019/SK/DIR/IV/2010 Tentang MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN STANDAR PROFESI / PELAYANAN MEDIS Menimbang : a. Bahwa pimpinan rumah sakit berfungsi administrator dengan tugas membuat kebijakan, mengkoordinasikan pelayanan, melaksanakan pengembangan staf medis dan melakukan pengawasan terhadap penerapan standar profesi / standar pelayanan medis termasuk mengani masalah medico legal. b. Bahwa diperlukan monitoring dan Evaluasi penerapan standar profesi / pelayanan medis di masing-masing SMF guna menjaga meningkatkan mutu pelayanan medis di rumah sakit. Dan untuk menunjang kelancaran tugas / fungsii komite medic dan SMF. c. Bahwa sehubungan dengan maksud diatas perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit. Mengingat : 1. Peraturan Mentri Kesehatan No. 159 B/B/MENKES/ Per/IV/1988 tentang rumahsakit 2. Undang-undang No. 23 1992 tentang Pokok-pokok Kesehatan 3. Keputusan Mentri Kesehatan RI No.772/MENKES/SK/VI/2002 tentang pedoman peraturan internal rumah sakit 4. Keputusan Mentri Kesehatan RI No.631/ MENKES/SK/VI/2005 tentang Pedoman Peraturan Internal Staf Medis ( Medikal Staff Bylaws) di rumah sakit. 5. Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit MEMUTUSKAN Menetapkan : 1. Setiap SMF harus melakukan kegiatan yang bertujuan mengawasi, memonitor dan mengevaluasi pelayanan medis. 2. Panduan kegiatan audit medis, pertemuan kasus sulit / kematian dan ronde kelompok SMF diatur dalam standar prosedur operasional yang terlampir. 3. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di : Padang Pada tanggal : 25 April 2010 Dr. Helgawati, MM

Direktur Rumah Sakit SPO MONITORING AUDIT MEDIS NOMOR DOKUMEN : 05.05.03.01 NOMOR REVISI 00 HALAMAN 1/1 TANGGAL TERBIT 10 Maret 2010 DI TETAPKAN OLEH DIREKTUR RSU CITRA BMC Dr. HELGAWATI, MM PENGERTIAN Audit medis adalah proses pembahasan kasus pasien tertentu yang dilaksanakan oleh kelompok medis fungsional di rumah sakit yang dihadiri oleh anggota staf medis. Tujuan KEBIJAKAN Tujuan Umum : Meningkatkan mutu pelayanan RSU Citra BMC Padang Tujuan Khusus : Terselenggaranya evaluasi pelayanan medis di RSU Citra BMC Padang Audit Medis dikerjakan oleh sub komite audit medis yang secara berkala memeriksa apakah penanganan pasien atau suatu kasus yang sudah sesuai dengan SPM / SPO yang diterapkan di RSU Citra BMC Padang PROSEDUR 1. Pimpinan pertemuan membuka acara audit medis UNIT/DOKUMEN TERKAIT 2. Pimpinan pertemuan memberi tahukan tentang kasus yang akan dilaksanakan audit. 3. Pimpinan pertemuan mempersilakan DPJP untuk melaporkan kasus yang dihadapi. 4. DPJP membacakan laporan kasus. 5. Pimpinan pertemuan mempersilakan peserta untuk bertanya, memberi pendapat atau usulan. 6. Pimpinan pertemuan mempersilakan DPJP memberi tanggapan bila perlu. 7. Peserta pertemuan mempersilakan expertise atau spesialis untuk menyampaikan pendapat. 8. Pimpinan pertemuan menyimpulkan hasil audit. 9. Pertemuan ditutup. 10. Peserta pertemuan menanda tangani daftar hadir. Seluruh Staf Medis RSU Citra BMC Padang

PROSEDUR PENGAWASAN, MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN SPM DAN SPO NOMOR DOKUMEN : 05.05.03.02 NOMOR REVISI 00 HALAMAN 1/1 EVALUASI DAN TINDAK LANJUT MONITORING PENERAPAN TANGGAL TERBIT DI TETAPKAN OLEH STANDAR PROFESI 10 Maret 2010 / STANDAR DIREKTUR PELAYANAN RSU CITRA BMC MEDIS RSU CITRA BMC PADANG Dr. HELGAWATI, MM PENGERTIAN - Pengawasan adalah suatu pemantuan terhadap kinerja pelaksanaan audit internal terhadap pelaksaan SPO dan SPM oleh masing-masing SMF. - Monitoring adalah suatu saran / alat pengukuran pelaksanaan SPO dan SPM oleh masing-masing SMF. - Evaluasi adalah suatu hasil kajian terhadap SPO dan SPM oleh masing-masing SMF. Tujuan 1. Untuk mengontrol, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan SPM dan SPO masing-masing SMF 2. Untuk meningkatkan pelayanan medis di RSU.Citra BMC Padang. KEBIJAKAN - Pengawasan dan monitoring pelaksanaan SPO dan SPM dilaksanakan secara berkala melalui kegiatan audit medis, pertemuan kasus sulit / kasus kematian atau ronde besar. - Evaluasi pelaksanaan SPO dan SPM dilakukan setahun sekali. PROSEDUR 1. Pengawasan dan monitoring dilakukan oleh komite medis UNIT/DOKUMEN TERKAIT ( sub komite peningkatan mutu pelayanan ) terhadap masing masing SMF di RSU.Citra BMC Padang pengawasan dan monitoring pelaksanaan SPM pada masing-masing SMF dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan. 2. Evaluasi pelaksanaan SPO dan SPM dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun. 3. Pengawasan mengacu pada kinerja pelaksanaan SPO dan SPM pada masing-masing SMF di RSU.Citra BMC Padang. 1. Ketua Sub Komite Pemingkatan Mutu Pelayanan 2. Komite Medis 3. SMF terkait 4. Komite Pengkatan Mutu Rumah Sakit 5. Komite Keperawatan.

EVALUASI DAN TINDAK LANJUT MONITORING PENERAPAN STANDAR PROFESI / STANDAR PELAYANAN MEDIS RSU CITRA BMC PADANG RUMAH SAKIT UMUM CITRA-BMC JN. PROKLAMASI NO.37 PADANG

I. PENDAHULUAN Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan dibutuhkan bahwa sikap tenaga medis profesi kesehatan harus memberikan pelayanan sesuai dengan standar profesi. Untuk RSU Citra BMC Padang standar yang di pakai oleh para dokter dalam melaksanakan tugas keprofesiannya merujuk pada pelayanan medis yang diterbitkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Selanjutnya juga telah ditetapkan kebijakan RSU Citra BMC Padang tentang pengawasan, Monitoring dan Evaluasi Penerapan Standar Profesi / Standar Pelayanan Medis di RSU Citra BMC Padang. Salah satu poin kebijakan tersebut menyebutkan bahwa untuk menjamin pelayanan medis yang diberikan sesuai dengan standar profesi / standar pelayanan medis maka diperlukan adanya suatu pengawasan dan monitoring penerapan standar profesi / standar pelayanan medis rumah sakit. Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap penerapan standar profesi / standar pelayanan medik di RSU Citra BMC Padang. II. III. TUJUAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan dari penerapan standar profesi / standar pelayanan medis di RSU Citra BMC Padang. 2. Tujuan Khusus Untuk memperoleh hasil kerja pelayanan mesid yang sesuai dengan standar profesi / standar pelayanan medis di RSU Citra BMC Padang BAHAN DAN METODE EVALUASI Monitoring dan evaluasi tehadap penerapan standar profesi / standar pelayanan medis di RSU Citra BMC Padang dilaksanakan dengan cara : 1. Melihat bagaimana pelayanan yang telah diberikan kepada pasien yang dilihat dari catatan medis, dibandingkan dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan. 2. Dilakukan dengan cara survery. A. Bahan Bahan Evaluasi Bahan dan Data yang diperlukan untuk pelaksanaan evaluasi ini adalah : 1. Standar profesi / standar pelayanan medis yang diterbitkan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cetakan pertama tahun 1993. 2. Catatan medis pasien yang diambil dari unit rekam medis RSU Citra BMC Padang. Sehubungan dengan keterbatasan Tenaga ahli yang akan melakukan evaluasi terhadap penerepan standar profesi / standar pelayanan medis ini, maka evaluasi tidak dapat dilaksanakan per-

instalasi. Evaluasi dilakukan secara global dengan mengambil 35 sampel catatan medis instalasi penyakit dalam, instalasi, kebidanan, instalasi bedah, instalasi gawat darurat (IGD). Pemilihan sampel disesuaikan dengan diagnosis yang telah ada standarnya didalam buku standar pelayanan medis dan dipilih kasis yang kira-kira mampu dievalusi dengan mudah di evaluasi dengan tenaga ahli. B. Metode Evaluasi Evaluasi dilakukan dengan standar yang digunakan yaitu standar pelayanan medis. Dalam standar pelayanan medis tersebut terdapat standar untuk berbagai penyakit / diagnose untuk seluruh SMF. Dari setiap diagnosis terdapat 10 standar yang harus dipatuhi, yaitu : 1. Nama Penyakit /Diagnosis 2. Kriteria Diagnosis 3. Diagnosis Diferensial 4. Pemeriksaan Penunjang 5. Konsultasi 6. Perawatan Rumah Sakit 7. Terapi 8. Standar Rumah Sakit 9. Lama Perawatan Masa Pemulihan 10.Out put Dari 10 standar yang harus dipatuhi tersebut karena ketiadaan tenaga ahli, Evaluasi ini hanya dapat dilakukan terhadap pelaksanaan 10 parameter, yaitu : 1. Nama Penyakit /Diagnosis 2. Kriteria Diagnosis 3. Diagnosis Diferensial 4. Pemeriksaan Penunjang 5. Konsultasi 6. Perawatan Rumah Sakit 7. Terapi 8. Lama Perawatan 9. Masa Pemulihan 10.Output Dalam Evaluasi ini dibandingakan antara ketentuan menurut standar dengan pelaksanaan penganan yang dilakukan oleh dilihat dari catatan medis pasien, berupa checklist pelaksanaan penerapan standar sbb : N O Standar Profesi / Pelayanan 1 Nama Penyakit /Diagnosis 2 Kriteria Diagnosis 3 Diagnosis Diferensial 4 Pemeriksaan Penunjang 5 Konsultasi Pelaksanaan Menurut Standar Sesuai Tidak Sesuai Standar Standar

6 Perawatan Rumah Sakit 7 Terapi 8 Lama Perawatan 9 Masa Pemulihan 10 Output Perbandingan ini hanya dapat menyatakan apakah dari 10 standar tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan tidak sesuai denga standar. IV. HASIL EVALUASI Dari hasil checklist yang dilakukan terhadap 35 kasus / diagnosis yang dipilih, maka didapatkan hasil sebagai berikut : N O Standar Profesi / Pelayanan Pelaksanaan Menurut Standar Sesuai Tidak Sesuai Standar Standar 1 Nama Penyakit /Diagnosis 35-2 Kriteria Diagnosis 34 1 3 Diagnosis Diferensial 6 29 4 Pemeriksaan Penunjang 27 8 5 Konsultasi 7 28 6 Perawatan Rumah Sakit 35-7 Terapi 35-8 Lama Perawatan 32 5 9 Masa Pemulihan 32 2 10 Output 28 7 Hasil checklist tersebut menunjukan bahwa dari 10 standar yang dievaluasi dari 35 sampel tersebut terdapat 3 (tiga ) standar yang masih dipakan sepenuhnya, yaitu : 1. Nama Penyakit / Diagnosis 2. Perawatan Rumah Sakit 3. Terapi Penyebab tidak terpenuhinya standar tersebut diatas pada Evaluasi ini tidak dapat ditentukan. Tetapi secara umum dapat disebutkan bahwa pada pengisian status yang menjadi bahan Evaluasi ini, tidak dilakukan secara lengkap benar. Untuk Diagnosis Differensial dari 35 kasus yang dievaluasi, 29 tidak mencantumkan diagnosis differensial sebagaimana yang dicantumkan dalam standar profesi standar pelayanan,medis. Sementara untuk pemeriksaan sebagai mana yang dipertanyakan dalam standar profesi / standar pelayanan medis. Untuk masa pemulihan dan output masing-masing ada satu kasus yang tidak dipatuhi sesuai dengan standar. Dari catatan rekam medis hal ini tidak terpenuhi karena pasien meminta pulang tanpa persetujuan dokter, sehingga output yang dipersyaratkan tidsadk terpenuhi.

Evaluasi yang dilakukan ini belum dapat menyatakan apakah penerapan standar profesi / standar pelayanan medis terlaksana atau belum. Tetapi dapat di simpulkan bahwa dari 35 kasus / diagnosis yang dievaluasi, secara umum telah berpedoman kepada standar profesi / standar pelayanan mesid yang telah diberlakukan dirumah sakit. Meskipun demikian masih perlu diarahkan lagi agar setiap persyaratan standar profesi / standar pelayanan medis dapat tepenuhi dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Sementara itu hasil survey di instalasi, menunjukkan bahwa sosialisasidari standar profesi / standar pelayanan medis tidak memiliki standar profesi / standar pelayanan medis yang telah diberlakukan tersebut, sehingga pelayanan yang diberikan belum memenuhi standar sepenuhnya. V. Dari hasil Evaluasi yang telah dilakukan, beberapa hal yang perlu direkomendasikan adalah sebagai berikut : 1. Perlunya disosialisasikan lagi standar profesi / standar pelayanan medis yang sudah diberlakukan. 2. Disetiap instalasi harus tersedia buku standar profesi / standar pelayanan medis yang telah diberlakukan. 3. Seluruh tenaga medis harus memberikan pelayanan dengan mengacu kepada standar profesi / standar pelayanan medis yang dibuktikan dengan pencatatan lengkap pada catatan medis. Ketua Komite Medis RSU Citra BMC Padang (Dr.Darwin Amir SpS)

TINDAK LANJUT EVALUASI MONITORING 1. Disetiap Instalasi Setiap instalasi sudah memahami dan mengerti tentang pelaksanaan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan medis yang diberlakukan. 2. Dokter Mengenai kasus keluhan pasien pulang tanpa adanya persetujuan dari dokter telah berkurang dan dapat diminimalisir dengan cara : Dokter memberikan pemahaman dan pengertian terhadap pasien mengenai penyakitnya, apakah pasien tersebut diperbolehkan pulang atau masih harus dirawat. 3. Tenaga medis Seluruh tenaga medis telah memberikan pelayanan dengan mengacu kepada standar profesi / standar pelayanan medis yang dibuktikan dengan pencatatan lengkap dan catatan medis. S5P5

EVALUASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN SPO PENGISIAN REKAM MEDIS DI RSU CITRA BMC PADANG I. PENDAHULUAN RSU.Citra BMC Padang merupakan salah satu rumah sakit daerah yang berfungsi memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sebagai sarana pelayanan kesehatan RSU.Citra BMC Padang harus mampu mengembangkan pelayanannya, sehingga kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan dapat terpenuhi. Persetujuan tindakan medis yang dilakukan oleh dokter kepada pasien dibuktikan dengan adanya pasien atau keluarga pasien menandatangani berkas informed consent serta dokter yang akan bertindak juga ikut menanda tangani dan perawat yang menangani pasien juga ikut menandatangani format tersebut sebagai saksi pertama. Pelasanaan program perlu dilakukan Evaluasi, guna perbaikan dimasa yang akan datang. II. PROSES EVALUASI Proses Evaluasi dilakukan dengan menelaah pelaksanaan pengisisan berkas rekam medis sehingga dapat diketahui hasil pelayanan yang akan dikembangkan. III. IV. HASIL EVALUASI Berdasarkan Evaluasi yang dilaksanakan terhadap program, diperoleh hasil sebagai berikut : Kegiatan Sudah dilaksanakan sesuai dengan pengisian berkas rekam medis dan melakukan pelayanan sesuai dengan kebijakan yang dibuat sehingga diperoleh hasil untuk kegiatan pelayanan yang akan dikembangkan. KESIMPULAN Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa pelaksanaan program pengembangan sudah sesuai dengan pengisian berkas yang telah direncanakan. Perlu dilakukan program pengembangan pelayanan ini secara berkesinambungan guna peningkatan pelayanan... Padang, Ketua Rekam Medis (..)