BAB I PENDAHULUAN. tahapan dalam siklus sel. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surat an Nuh :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. milyaran sel-sel neuron yang berorganisasi dengan berbagai macam jaringan. proses proliferasi pada sel saraf otak (Sloane, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tubuh karena akan mengalami proses detoksifikasi di dalam organ tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. memicu timbulnya penyakit degeneratif termasuk kanker. Kandungan terbesar dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan integritas membran sel, sehingga kondisi sel tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Kultur jaringan hewan merupakan metode untuk memelihara sel hidup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. primer sel otak fetus hamster ini merupakan penelitian eksperimental yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap proliferasi sel ginjal fetus hamster yang dikultur primer merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kongenital. Diperkirakan ada kasus baru pada setiap

dari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

Fetus Hamster. Ginjal Fetus Hamster FBS

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk yang disertai dengan meningkatnya kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. yang baik pun meningkat. Salah satu sumber gizi yang paling penting adalah protein

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan masyarakat akan pemenuhan gizi pada masa kini. semakin tinggi seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh Vitamin E (α-tokoferol) terhadap persentase

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) Terhadap Kerusakan,

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, terutama usia dewasa. Insidensi dan prevalensinya meningkat

Pengertian Mitokondria

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Statistik 2013 jumlah penduduk Indonesia mencapai jiwa yang akan bertambah sebesar 1,49% setiap tahunnya

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

PEMBAHASAN. Pengaruh Perlakuan Borax Terhadap Performa Fisik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Vitamin E (α-tocoferol) terhadap Kerusakan Kultur Primer Sel Paru-Paru Fetus Hamster yang Dipapar Etanol

infeksi parasit, serta paparan karsinogen (Endrini dkk, 2009).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

Mengganggu transport elektron pada Mitokondria

MEKANISME TRANSPOR PADA MEMBRAN SEL

BAB 5 HASIL PENELITIAN

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersifat lemak, yaitu : 4 tocopherol dan 4- tocotrienol. Diantara delapan macam

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran kortikosteroid mulai dikenal sekitar tahun 1950, dan preparat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan pertumbuhan cendawan M. anisopliae pada ketiga. media uji disajikan pada gambar berikut ini.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mikroalga dikenal sebagai organisme mikroskopik yang hidup dari nutrien

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berbagai macam jaringan. Sebagian besar neuron ini berlokasi dalam otak (brain

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tuak merupakan hasil sadapan yang diambil dari mayang enau atau aren

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan salah satu penyumbang devisa negara terbesar dibidang perkebunan

JADUAL KULIAH BIOKIMIA KELAS I (KODE MAK 144, 3 (2-1) SKS)

III. NUTRISI DAN MEDIUM KULTUR MIKROBA

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

MEMBRAN BIOLOGIS DAN MEKANISME ABSORPSINYA. Tim Teaching MK Biofarmasetika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

I. PENDAHULUAN. dilakukan sejak tahun 1995, meliputi pengolahan dan tingkat penggunaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang uji sitotoksisitas rebusan daun sirsak (Annona muricata L)

2. TINJAUAN PUSTAKA. berflagel. Selnya berbentuk bola berukuran kecil dengan diameter 4-6 µm.

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTUMBUHAN JASAD RENIK

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

Seed Coating untuk Meningkatkan Daya Simpan Benih Kakao. Sulistyani Pancaningtyas 1)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelimpahan Nannochloropsis sp. pada penelitian pendahuluan pada kultivasi

I. PENDAHULUAN. sangat besar untuk memenuhi kebutuhan daging di tingkat nasional. Kenyataan

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh

Topik 4 DNA Sebagai Bahan Genetik

PENGANTAR BIOKIMIA OLEH : Cerika Rismayanthi, M.Or

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri Asam Laktat adalah kelompok bakteri yang mampu mengubah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

HASIL DAN PEMBAHASAN Tipe-tipe Sel yang Tumbuh dan Berkembang dalam Kultur

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

METABOLISME MIKROBIAL OLEH: FIRMAN JAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang yang lebih banyak sehingga ciri-ciri kambing ini lebih menyerupai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pakan. Biaya untuk memenuhi pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

BAB I PENDAHULUAN. proses di berbagai Negara. Saat ini penggunaan terapi stem cell menjadi

Tugas Kelompok. Bentuk tersedia bagi tumbuhan Fungsi Gejala Kahat. Kelompok: N, P, K, Ca, Mg, S, B, Cu, Cl, Fe, Mn, Mo, Zn

Transkripsi:

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu ciri kehidupan sel ditandai dengan terjadinya proliferasi. Proliferasi merupakan pertumbuhan yang disebabkan oleh pembelahan sel yang aktif dan bukan disebabkan karena pertambahan ukuran sel, diantaranya sel otak fetus hamster. Pembelahan sel otak fetus hamster akan berlangsung melalui tahapan dalam siklus sel. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surat an Nuh : 14-15. ". Dan sesungguhnya Dia telah menciptakan kamu dalam beberapa tahapan kejadian 14. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkattingkat?15" (Qs. An-Nuh : 14-15). Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah Swt menciptakan segala sesuatu melalui beberapa tahapan termasuk sel otak fetus hamster dalam melakukan proliferasi selama rentang kehidupan kultur primer. Selama proliferasi berlangsung membutuhkan ATP, ribose, purin pirimidin, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, hormon, dan enzim. Faktor lain yang dibutuhkan selama proses pembelahan diantaranya ion anorganik (Na +, Cl -, K -, CA +, HCO 3 -, PO 4 ) suhu, gas (CO 2 dan O 2 ), dan ph (Kimball, 1983 dan Yatim 1994). Jika faktor tersebut terpenuhi sesuai kebutuhan maka, proliferasi dapat berlangsung secara maksimum.

14 Proliferasi kultur primer sel otak fetus hamster dapat berlangsung dengan baik apabila kebutuhan akan ion organik dan nutrisi sel tersebut terpenuhi sesuai akan kebutuhannya. Sebagaimana Allah Swt berfirman dalam surat al- Qomar : 49. ''Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran'' (al Qomar : 49). Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah Swt menciptakan segala sesuatu dengan ukurannya. Begitu pula dengan kebutuhan sel otak akan nutrisi dan kondisi lingkungan yang sesuai in vivo selama kultur primer berlangsung. Otak terdiri dari jaringan yang dibangun oleh banyak sel, yaitu sel neuron dan neuroglia. Sel saraf berfungsi untuk menghantarkan impuls dari sel saraf ke sel saraf lainnya dan sel neuroglia adalah sel penunjang tambahan pada sistem saraf pusat (SSP) yang berfungsi melindungi dan memberi nutrisi kepada neuron. Sel otak yang memiliki kemampuan untuk berproliferasi adalah sel neuroglia. Sel ini mampu mengalami mitosis selama rentang kehidupannya. Sel neuron pada sistem saraf dalam keadaan dewasa tidak mampu membelah diri (mitosis), sehingga proliferasi dan pergantian sel-sel tua menjadi tidak terjadi (Kahle dan Frotscher, 2003). Pertumbuhan sel otak secara in vitro dapat mengalami kerusakan yang dapat diakibatkan oleh faktor eksogen dan endogen. Faktor endogen yaitu faktor yang disebabkan oleh pengaruh dari dalam sel itu sendiri. Salah satunya autodoksi, yaitu terbentuknya produk sampingan sebagai hasil metabolisme

15 aerobik. Faktor eksogen yang bisa menyebabkan kerusakan pada sel diantaranya adalah pengaruh dari luar seperti ph, suhu, O 2, CO 2, infeksi bakteri, jamur dan virus (Arif, 2007). Beberapa faktor tersebut salah satu yang mempengaruhi proliferasi sel in vitro adalah medium dan lingkungan yang diusahakan menyerupai kondisi in vivo (Molole, 1990). Pemberian vitamin E dalam medium kultur diharapakan mampu mendukung kehidupan sel otak fetus hamster in vitro, dengan adanya vitamin E dalam medium kultur juga diharapkan dapat meminimalisir kerusakan sel otak fetus hamster. Menurut Saidel (2000), Vitamin E merupakan molekul alami yang digunakan untuk profilaksis perlindungan sel mamalia dan antioksidan yang dapat larut dalam lipid untuk melindungi membran sel. Vitamin E akan mampu menjaga integritas rantai panjang asam lemak tak jenuh ganda pada membran sel, meningkatkan proliferasi sel dan dapat melindungi sel dari kerusakan eksogen. Vitamin E mampu mengurangi abnormalita sel yang dapat diakibatkan oleh adanya radikal bebas (Cuppin, 2001). Hasil penelitian saidel (200) pemberian vitamin E berpengaruh positif terhadap perkembangan proliferasi sel embrio sapi. Penelitian lainnya melaporkan bahwa pemberian vitamin E mampu meningkatkan proliferasi sel dentate gyrus pada tikus dewasa (Cuppin, 2001). Hasil penelitian Then (2009), dilaporkan bahwa vitamin E mampu meningkatkan viabilitas dan mengurangi apoptosis sebesar 40% pada sel kultur primer neuron tikus yang dipengaruhi H 2 O 2 (Hidrogen peroksida).

16 Berdasarkan hal tersebut maka penelitian tentang pengaruh pemberian vitamin E perlu dilakukan, untuk melihat apakah ada pengaruh pemberian vitamin E terhadap proliferasi kultur primer sel otak fetus hamster, yang dapat diketahui dari konfluenitas, viabilitas dan abnormalitas sel. Diharapkan dengan penambahan vitamin E tersebut dapat meningkatkan proliferasi sel yaitu mempercepat konfluenitas, meningkatkan viabilitas dan mengurangi abnormalitas sel otak fetus hamster. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pemberian vitamin E (alpha tokoferol) terhadap proliferasi sel otak fetus hamster pada kultur primer? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian vitamin E (alpha tokoferol) terhadap proliferasi sel otak fetus hamster pada kultur primer. 1.4 Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian vitamin E (alpha tokoferol) terhadap proliferasi sel otak fetus hamster pada kultur primer. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah :

17 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh pemberian vitamin E (alpha tokoferol) terhadap proliferasi sel otak fetus hamster pada kultur primer. 2. Menambah pengetahuan baru dalam pengembangan metode kultur sel, khususnya sel otak fetus hamster. 1.6 Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah : 1. Hewan coba yang digunakan adalah fetus hamster umur 2 hari. 2. Bagian organ yang digunakan dalam penelitian ini adalah otak secara keseluruhan dari fetus hamster. 3. Vitamin E Nacalai (150233) dengan konsentrasi 25 µm, 50 µm, 75 µm, 100 µm, dan 125 µm. 4. Media kultur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dulbecco s Modified Eagle s Medium (DMEM, Gibco, Burlington, ON 12800-017) dengan suplementasi 10% serum FBS (Fetal Bovine Serum) GIBCO. 5. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah konfluenitas, abnormalitas dan viabilitas sel otak fetus Hamster.