ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, Penerapan, Pupuk organik, Tanaman Padi. iii

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

PERILAKU ANGGOTA SUBAK DALAM PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK PADA BUDIDAYA TANAMAN PADI SAWAH SKRIPSI

Pengembangan pertanian organik (kasus penerapan pupuk organik pada padi sawah di kecamatan arga makmur; Kabupaten Bengkulu Utara, Propinsi Bengkulu)

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN ACEH UTARA TESIS. Oleh ZURIANI

dwijenagro Vol. 4 No. 1 ISSN :

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI MELON DI KABUPATEN NGAWI

Perilaku Petani terhadap Program Gerbang Pangan Serasi (Kasus di Subak Tajen, Desa Tajen, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan)

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai )

dwijenagro Vol. 4 No. 2 ISSN :

Perilaku Petani Terhadap Program Pemberdayaan dan Pengembangan Usaha Agribisnis Peternakan

MOTIVASI PETANI DALAM MEMBUDIDAYAKAN TANAMAN PACAR AIR (Impatiens balsamina L)

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PETANI TERHADAP PUPUK ORGANIK PADA USAHATANI PADI SAWAH

II. TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI... Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... ii ABSTRACT... ABSTRAK... RINGKASAN... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR...

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI TERHADAP

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2012

ANALISIS PRODUKSI DAN KELAYAKAN USAHATANI KAKAO DI KABUPATEN MADIUN

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

BUPATI MADIUN SALINANAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

Oleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**, Ir. Supanggyo, MP** ABSTRACT. This research aims to study the farmers social-economic

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian selalu dikaitkan dengan kondisi kehidupan

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

WALIKOTA PROBOLINGGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN. produksi pertanian baik secara kuantitas maupun kualitas. Pada tahun 1984

I. PENDAHULUAN. substitusinya sebagaimana bahan bakar minyak. Selain itu, kekhawatiran global

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

WALIKOTA PROBOLINGGO

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PEMBINAAN KELOMPOKTANI MELALUI PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN KOMPOS JERAMI PADA TANAMAN PADI SAWAH

BAB I PENDAHULUAN. padi sawah merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun.

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 072 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK DI KABUPATEN JEMBRANA

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

PERANAN KELOMPOK TANI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI DESA MARGAMULYA KECAMATAN BUNGKU BARAT KABUPATEN MOROWALI

PERSEPSI DAN TINGKAT ADOPSI PETANI PADI TERHADAP PENERAPAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI KABUPATEN SELUMA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

dwijenagro Vol. 5 No. 2 ISSN :

Kata kunci : Kesesuaian lahan, Padi gogo, Lahan kering.

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. melaksanakan usaha-usaha yang paling baik untuk menghasilkan pangan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Kebutuhan akan

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

ANALISIS SUSTAINABILITAS USAHATANI PADI PADA LAHAN GAMBUT DI KABUPATEN KAPUAS ANALYSIS OF PADDY FARMING SUSTAINABILITY ON PEATLAND IN KAPUAS DISTRICT

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK

I. PENDAHULUAN. revolusi hijau. Hasilnya pada tahun 1984 Indonesia dapat mencapai swasembada

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM MENERAPKAN USAHA TANI PADI ORGANIK

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT

I. PENDAHULUAN. nasional yang memiliki tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PADA USAHATANI PADI SAWAH SYSTEM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI PADI ORGANIK DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan)

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI BALI

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertanian telah menetapkan 4 sukses Pembangunan

SALINAN NOMOR 5/E, 2010

EFEKTIVITAS PROGRAM SRI

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

21111`211``1 PERKEMBANGAN DAN KONTRIBUSI TEMBAKAU BESUKI NA-OOGST TERHADAP PRODUKSI TEMBAKAU DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

PARTISIPASI KELOMPOK TANI MITRA REHABILITASI DI DESA CURAHNONGKO RESORT ANDONGREJO DALAM PROGRAM REHABILITASI TAMAN NASIONAL MERU BETIRI

Tingkat Adopsi Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 Di Kelompok Tani Mina Sri Jaya Desa Sepanjang Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Karakter Demografi Petani Kedelai. mencakup jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan.

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

PENGARUH PUPUK SLOW RELEASE UREA- ZEOLIT- ASAM HUMAT (UZA) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI VAR. CIHERANG

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2011

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Transkripsi:

ABSTRAK I Wayan Budi Artawan. Nim. 1205315093. Judul Tingkat Pengetahuan Petani dalam Penggunaan Pupuk Organik dan Penerapannya pada Budidaya Tanaman Padi Sawah (Kasus di Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung). Pembimbing I : Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti MP. Pembimbing II : Ir. Wayan Sudarta, MS. Perhatian masyarakat terhadap masalah pertanian dan lingkungan beberapa tahun terakhir ini meningkat. Keadaan ini disebabkan penggunaan pupuk kimia yang semakin dirasakan dampak negatif bagi lingkungan, dibandingkan dengan dampak positifnya bagi peningkatan produktivitas tanaman pertanian. Hal ini mendorong diberbagai daerah untuk menerapkan pertanian organik. Pertanian organik merupakan pertanian alami yang dalam pelaksanaannya berusaha menghindarkan penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat pengetahuan petani tentang pupuk organik; dan (2) penerapan petani dalam penggunaan pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah. Penelitian dilaksanakan di Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Populasi dari penelitian ini anggota aktif Subak Penarungan, berjumlah 167 Orang. Ukuran responden ditentukan menggunakan rumus Slovin, sehingga jumlah responden adalah 63 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan petani tentang pupuk organik termasuk dalam kategori tinggi dengan pencapaian skor 3,41. Namun, penerapan petani terhadap pupuk organik termasuk dalam kategori sedang dengan pencapaian skor 3,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disarankan petani sebagai pelaku seharusnya lebih giat melakukan penyiangan dan mau mengoptimalkan penggunaan pupuk organik sesuai anjuran oleh penyuluh. Karena penggunaan pupuk organik yang berkelanjutan untuk kedepannya akan memberikan pengaruh yang besar dalam kesuburan tanah, kualitas dan tidak merusak lingkungan. Kata Kunci : Pengetahuan, Penerapan, Pupuk organik, Tanaman Padi. iii

ABSTRACT I Wayan Budi Artawan. Registration 1205315093. Title Level of Knowledge of Farmers in the Use of Organic and Application Fertilizer on Rice Paddy Cultivation (Case in Subak Penarungan, Sub-District of Mengwi, Badung Regency). First Supervisor : Dr. Ir. Ni Wayan Sri Astiti MP. Second Supervisor : Ir. Wayan Sudarta, MS. Public attention to the issue of agriculture and the environment in recent years have increased as a result of a big negative impact on the environment, compared with its positive impact on increasing the productivity of agricultural crops. This encourages several regions to hold organic farming. Organic farming is a natural farming which in practice trying to avoid the use of chemicals and fertilizers that are poisoning the environment with the aim to obtain a healthy environmental condition. This study aims to determine (1) the level of farmers' knowledge on organic fertilizer; and (3) the application of organic fertilizers by the farmers in the cultivation of lowland rice. The research was conducted at the Subak of Penarungan, Mengwi Sub-District of Badung Regency. The choice of research location was conducted by purposive sampling. The population of the research was the active members of Subak of Penarungan totaling of 167 people. The respondents size was determined by using the formula of Slovin, so that the number of respondents was 63 people. This research use method analysaize descriptive qualitative. The results showed that farmers' knowledge about organic fertilizers can be categorized in the high category with achieving a score of 3.41. However, the application of organic fertilizer by the farmers is classified in the medium category by achieving a score of 3.05. Based on the research results, it is suggested to farmers that they should try technologies in agriculture given by the extension, because the farmers will get a new experience to be applied to farming in the future. Keywords: Knowledge, Application, Organic fertilizer, Paddy iv

DAFTAR ISI Halaman COVER... i LEMBAR PENGESAHAN... iii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... iix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 5 1.4.1 Manfaat praktis... 5 1.4.2 Manfaat teoritis... 5 1.5 Ruang Lingkup Penelitian... 6 II. TINJAUAN PUSTAKA... 8 2.1 Konsep Pengetahuan (Kognitif)... 8 2.1.1 Pengertian pengetahuan... 8 2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan... 10 2.2 Konsep Penerapan (Psikomotorik)... 11 2.2.1 Pengertian penerapan... 11 2.2.2 Cara penilaian penerapan... 13 2.3 Pupuk Organik... 14 2.3.1 Pengertian pupuk organik... 14 2.3.2 Jenis-jenis pupuk organik... 15 2.3.3 Manfaat pupuk organik... 18 2.3.4 Kelebihan dan kekurangan pupuk organik... 19 2.3.5 Penggunaan pupuk organik... 22 2.4 Budidaya Padi Sawah... 24 2.5 Kerangka Pemikiran... 26 III. METODE PENELITIAN... 29 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian... 29 v

3.2 Sumber Dan Jenis Data... 30 3.2.1 Sumber data... 30 3.2.2 Jenis data... 31 3.3 Pengumpulan Data... 31 3.4 Penentuan Populasi Dan Responden... 32 3.5 Konsep, Indikator, Variabel dan Skala Pengukuran... 34 3.6 Batasan Oprasional... 35 3.7 Instrumen Penelitian... 37 3.8 Metode Analisis Data... 40 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN... 43 4.1 Desa Penarungan... 43 4.1.1 Letak geografis dan topografi... 43 4.1.2 Luas wilayah dan tata guna lahan... 44 4.1.3 Komposisi penduduk... 45 4.2 Deskripsi Subak Penarungan... 48 4.2.1 Letak dan luas wilayah... 49 4.2.2 Keadaan anggota, struktur orginisasi, dan pembagian tugas... 49 4.2.3 Keadaam Pertanian... 52 V. HASIL DAN PEMBAHASAN... 54 5.1 Karakteristik Responden... 54 5.1.1 Umur... 54 5.1.2 Tingkat pendidikan formal... 55 5.1.3 Jenis pekerjaan... 57 5.1.4 Jumlah anggota rumah tangga... 58 5.1.5 Pemilikan dan penguasaan lahan... 59 5.2 Pengetahuan Petani Tentang Pupuk Organik... 61 5.3 Penerapan Pupuk Organik Oleh Petani... 67 DAFTAR PUSTAKA... 75 LAMPIRAN... 78 vi

DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 3.1 Konsep, Indikator, Variabel dan Skala Pengukuran Tingkat Pengetahuan Dan Penerapan Petani Dalam Penggunaan Pupuk Organik Pada Budidaya Tanaman Padi Sawah.... 33 3.2 Uji Reliabilitas Tahun 2016 38 3.3 Katagori Tingkat Pengetahuan dan Penerapan Petani Dalam Penggunaan Pupuk Organik Pada Budidaya Tanaman Padi Sawah di Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung 41 4.1 Tata Guna Lahan di Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi.. 44 4.2 Distribusi penduduk menurut kelompok umur di Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Tahun 2016 45 4.3 Distribusi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan di Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Tahun 2016.. 46 4.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Tahun 2016... 47 5.1 Distribusi Responden menurut Kelompok Umur di Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Tahun 2016... 54 5.2 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan di Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Tahun 2016... 55 5.3 Distribusi Jenis Pekerjaan Responden Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Tahun 2016... 56 5.4 Distribusi Jumlah Anggota Rumah Tangga Responden di Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Tahun 2016... 57 5.5 Distribusi Responden bedasarkan Rata-rata Status Pemilikan dan Sakapan Lahan di Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Tahun 2016 59 5.6 Pengetahuan Petani dalam Penggunaan Pupuk Oganik di Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Tahun 2016... 61 5.7 Distribusi Petani menurut kategori Pengetahuan dalam Penggunaan Pupuk Oganik di Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Tahun 2016... 65 5.8 Penerapan Petani dalam Penggunaan Pupuk Oganik di Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Tahun 2016... 68 5.9 Distribusi Petani menurut kategori Penerapan dalam Penggunaan Pupuk Organik di Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung Tahun 2016 72 vii

DAFTAR GAMBAR Nomor Teks Halaman 2.1 Kerangka Pemikiran Tentang Tingkat Pengetahuan Petani Dalam Penggunaan Pupuk Organik dan Penerapannya pada Budidaya Tanaman Padi Sawah di Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung 27 4.1 Struktur Organisasi Subak Penarungan, Tahun 2016 49 viii

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Teks Halaman 1. Kuisioner.. 80 2. Hasil Uji Reliability dan Validitas... 88 3. Karakteristik Responden.. 91 4. Hasil Rekapitulasi Data... 95 5. Dokumentasi Penelitian... 99 ix

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian pangan khususnya beras, dalam struktur perekonomian di Indonesia memegang peranan peting sebagai makanan pokok penduduk dan sumber pendapatan sebagaian besar masyarakat Indonesia. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan ketahanan pangan nasional, demikian juga ketergantungan pada impor untuk memenuhi pangan khususnya beras dalam negeri akan melemahkan kondisi ketahanan nasional. Pencapaian dalam pelestarian swasembada pangan (beras) merupakan cita-cita perjuangna kemerdekaan hingga saat ini dan untuk masa yang akan datang IPB,1998 (dalam Wuryaningsih, 2001). Kebutuhan dan ketahanan pangan nasional yang dinamis dapat dipenuhi dengan tetap mempertimbangkan kelestarian dan kesehatan lingkungan, ditempuh melalui program intensifikasi, ekstensifikasi, rehabilitasi, dan diversifikasi pertanian. Keberhasilan dan kebijaksanaan yang ditempuh telah mampu membawa Indonesia mencapai swasembada pangan dengan menggunakan pendekatan teknologi kimia. Penggunaan pupuk kimia merupakan salah satu bukti upaya pemerintah dalam meningkatkan kebutuhan pangan, produktivitas padi, dan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani (Anonim, 2010). Keberhasilan peningkatan produksi pertanian dengan pendekatan teknologi kimia ternyata tidak dapat berlangsung lama. Hal ini dikarenakan pendekatan teknologi ini tidak diimbangi dengan faktor kelestarian sumberdaya dan lingkungan. Peningkatan produksi pertanian dengan menggunakan pupuk kimia 1

2 terus dilakukan dengan menambahkan dosis dan frekuensi aplikasi. Penggunaan pupuk kimia yang terus menerus dengan dosis yang tidak berimbang menyebabkan kerusakan fisik tanah dan lingkungan didalam tanah. Dampak lain dari pendekatan teknologi kimia adalah penggunaan pestisida kimia dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Berdasarkan pengalaman masa lampau, di lapangan menunjukakan bahwa penggunaan pestisida sering merupakan pilihan utama dan paling umum digunakan karena memberikan hasil seperti yang diharapkan dalam pengendalian OPT. Adanya kepercayaan yang berlebihan baik mengenai dosis maupun waktu interval dan banyaknya aplikasi adalah suatu tindakan yang tidak bijaksanan. Di samping itu kecendrungan sebagai konsumen menginginkan produk pertanian bebas cacat dari bekas serangan OPT mendorong petani menggunakan pestisida lebih banyak lagi (IPB,2010). Melihat keadaan tersebut, perhatian masyarakat terhadap masalah pertanian dan lingkungan beberapa tahun terakhir ini menjadi meningkat. Keadaan ini disebabkan penggunaan pupuk kimia dirasakan menimbulkan dampak negatif yang besar bagi lingkungannya, bila dibandingkan dengan dampak positifnya bagi peningkatan produktifitas tanaman pertanian. Hal ini mendorong diberbagai daerah untuk mengadakan pertanian organik. Pertanian organik merupakan bagian dari pertanian alami yang dalam pelaksanaannya berusaha menghindarkan penggunaan bahan kimia dan pupuk yang bersifat meracuni lingkungan dengan tujuan untuk memperoleh kondisi lingkungan yang sehat (Anonim,2005).

3 Peningkatan pertanian menuju kearah organik, ditetapkan oleh pemerintah (Departemen Pertanian) melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 28 /Permentaan/SR.130/5/2009 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenahan tanah. Berlandaskan kebijakan di atas, pemerintah telah memprakarsai pengembangan penggunaan bahan organik dari sisa tanaman atau jerami untuk diolah menjadi kompos atau pupuk organik melalui pemamfaatan limbah insitu (Peraturan Menteri Pertanian,2009). Pertanian organik mempunyai konsep yang berbeda dengan pertanian konvensional dalam hal kesuburan tanah, penggunaan bibit, pengelolaan hama dan penyakit tanaman, kualitas produk dan kestabilan produksi. Penggunaan bibit yang adaptif terhadap masukan pupuk organik memberikan efek yang baik terhadap sistem perakaran tanaman, menguntungkan aktivitas mikroorganisme dalam tanah dan perbaikan kesuburan tanah, kualitas produk lebih baik dan stabilitas produksi jangka panjang. Pada awal dalam memenuhi kebutuhan usahataninya menggunakan pupuk yang direproduksi oleh pabrik, yaitu pupuk kimia seperti UREA,TSP, dan KCL. Penggunaan pupuk anorganik tersebut petani menerapkan sesuai anjuran PPL daerah setempat, yaitu Urea 150 kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCL 50 kg/ha. Namun seiring waktu kebutuhan akan pupuk anorganik semakin meningkat setiap tahunnya bahkan penggunaanya melebihi anjuran PPL daerah setempat. Peralihan pengunaan pupuk kimia menuju pupuk organik juga pernah dirasakan oleh petani Subak Penarungan yang terletak di Desa Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Sampai sekarang Subak Penarungan beranggota 167 orang dan mempunyai lahan seluas 105 hektar. Setelah kurang

4 lebih 30 tahun mengunakan pupuk anorganik, maka petani mulai beralih mengunakan pupuk organik sejak tahun 2007. Tujuan penggunaan pupuk organik ini tidak lain untuk menjaga keseimbangan alam dan ekosistem di dalamnya, serta turut menjaga kesuburan tanah tersebut. Pada 9 Oktober 2007 Subak Penarungan mendapat penyuluhan tentang pemanfaatan pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah dan mendapat bantuan subsidi pupuk dari pemerintah berupa pupuk organik jenis petroganik yang berbentuk padat dengan butiran kecil (granul) untuk mempermudah dalam penebaran. Melihat kondisi Subak Penarungan yang mendapatkan subsidi pupuk organik sudah sejak lama. Maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai tingkat pengetahuan petani dalam penggunaan pupuk organik dan penerapannya pada budidaya tanaman padi sawah di Subak Penarungan. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka akan dirumuskan permasalahan. 1. Bagaimana tingkat pengetahuan petani dalam penggunaan pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah? 2. Bagaimana tingkat penerapan petani dalam penggunaan pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah? 1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini untuk.

5 1. Mengetahui pengetahuan petani dalam penggunaan pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah. 2. Mengetahui penerapan petani dalam penggunaan pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat praktis Adapun manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut. 1. Sebagai bahan masukan bagi petani Subak Penarungan, dalam subak sekabupaten Badung, dalam program pertanian organik di Subak. 2. Sebagai masukan bagi instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Badung didalam merumuskan kebijakan pembangunan pertanian melalui pertanian organik. 3. Sebagai masukan bagi penyuluh pertanian (baik penyuluh pemerintah, swadaya, atau swasta), dalam penyuluh pertanian sekabupaten Badung dalam bimbingan teknis kepada petani di lapangan. 1.4.2 Manfaat teoritis Manfaat teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi peneliti, untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat selama mengikuti perkuliahan dengan apa yang peneliti lihat dan alami pada kehidupan yang senyatanya.

6 2. Sebagai informasi dan masukan bagi peneliti yang ingin mengadakan penelitian lanjutan mengenai pengetahuan dan penerapan petani dalam penggunaan pupuk organik. 3. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup dua konsep, yaitu tingkat pengetahuan petani dalam penggunaan pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah, dan penerapan petani dalam penggunaan pupuk organik pada budidaya tanaman padi sawah di Subak Penarungan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.