BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidakstabilan ekonomi yang juga akan berimbas pada ketidakstabilan dibidang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

BAB I PENDAHULUAN. masalah ketenagakerjaan hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi angka

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB VI PENUTUP. hasil analisis yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan membangunan ekonomi setiap negara adalah tercapainya. pembangunan ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi adalah

BAB I PENDAHULUAN. serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan yang merata

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

BAB I PENDAHULUAN. saat ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan proses multidimensial

BAB I PENDAHULUAN. ketertinggalan dibandingkan dengan negara maju dalam pembangunan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan ekonomi suatu negara akan mengalami kemajuan jika diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi memiliki

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

I. PENDAHULUAN. berkembang tidak terkecuali di Indonesia. Pengangguran di Indonesia. merupakan pengangguran dalam skala yang wajar. Dalam negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KEBERADAAN TRADEOFF INFLASI DAN PENGANGGURAN (KURVA PHILLIPS) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sukirno (2000) dalam analisis

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah bertujuan dalam peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

BAB I PENDAHULUAN. (Groos Domestic Product) dan GNP (Gross National Product) tanpa

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja. Biasanya semakain tinggi pertumbuhan ekonomi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyedihkan dalam kehidupan seseorang. Banyak orang mengandalkan

BAB I PENDAHULUAN. PDRB berperan sebagai pengukur tingkat pendapatan bruto yang berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

PENDAHULUAN. perubahan struktur sosial, sikap hidup masyarakat, dan perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mengelola sumber daya daerah tersebut. menentukan kebijakan untuk masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk menyelesaikan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu yang dapat menjadi acuan dalam mengukur keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses perubahan sistem yang direncanakan

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk piramida penduduk Indonesia yang expansif menyebabkan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perubahan-perubahan mendasar dalam struktur sosial, tingkah laku sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh

BAB II LANDASAN TEORI. (PDRB) di Kota Salatiga tahun Adapun teori-teori yang ditulis

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi suatu negara adalah dilihat dari kesempatan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Hubungan keduanya dijelaskan dalam Hukum Okun yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Terbesar di Dunia. Setelah China, India, dan Amerika Serikat. Di tambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Todaro dan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional. Pembangunan ekonomi memiliki tiga tujuan inti antara lain peningkatan, ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang kebutuhan hidup, peningkatan standar hidup (pendapatan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan) dan perluasan pilihan-pilihan ekonomi dan sosial (Todaro, 2006). Sumber daya manusia merupakan pelaku utama dalam kegiatan pembangunan. Kualitas sumber daya manusia akan menentukan apakah dapat meningkatkan pembangunan atau tidak. Kualitas sumber daya manusia ini terdiri dari dua aspek yang pertama aspek fisik (kualitas fisik) dan yang kedua aspek non fisik (kualitas non fisik) menyangkut kemampuan bekerja, berfikir dan keterampilanketerampilan lain. Masalah ketenagakerjaan merupakan persoalan klasik yang dihadapi setiap negara terutama negara berkembang. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk harus diiringi oleh banyaknya lapangan kerja baru yang mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran. Jumlah penduduk yang banyak menjadi beban bagi suatu negara apabila tidak mampu menggali dan menggunakan potensi yang ada pada sumber daya manusianya. 1

Perluasan penyerapan tenaga kerja sangat diperlukan untuk mengimbangi laju pertumbuhan penduduk usia muda yang masuk ke pasar tenaga kerja. Ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan lapangan kerja akan menyebabkan tingginya angka pengangguran. Meningkatnya angka pengangguran akan mengakibatkan pemborosan sumber daya dan potensi angkatan kerja yang ada. Hal tersebut dapat menjadi sumber utama kemiskinan dan mendorong terjadinya peningkatan keresahan sosial, serta manghambat pembangunan ekonomi dalam jangka panjang (Depnakertrans, 2004). Sumber daya manusia yang berkualitas mempunyai modal utama untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Sedangkan sumber daya yang tidak mampu bersaing akan tersingkir dan menjadi pengangguran. Namun sebagian dari orangorang yang tidak mampu bersaing di dunia kerja akan memilih untuk memasuki sektor informal dari pada menganggur karena tuntutan kehidupan. Sektor informal menjadi sektor yang dituju pencari kerja yang tidak tertampung di sektor formal. Dalam kondisi ini, sektor informal merupakan alternative bagi tenaga kerja agar tetap memiliki pendapatan. Pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan oleh laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (Groos Domestic Product) diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Namun tambahan tenaga kerja yang terserap masih sangat kecil dan angka pengangguran pun masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh adanya serikat pekerja dan intervensi pemerintah berupa penetapan upah minimum. Disamping itu 2

adanya ketidaksesuaian antara pendidikan dan keterampilan yang dimiliki pencari kerja dengan yang dibutuhkan pasar kerja. Secara teori PDB riil (Dalam konteks daerah adalah PDRB rill) harus tumbuh secepat PDB potensial untuk menjaga agar tingkat pengangguran tidak meningkat. PDB harus tetap melaju untuk menjaga tingkat pengangguran stabil. Jika pengangguran ingin diturunkan, PDB sebenarnya harus tumbuh lebih cepat dari PDB potensial. Dengan kata lain, dengan meningkatnya PDB atau PDRB maka akan meningkatkan jumlah tenaga kerja (Mankiw 2007). Peran besar yang diharapkan dari pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan tenaga kerja adalah ketika pertumbuhan ekonomi mampu mempengaruhi pertumbuhan tenaga kerja dalam hal pengadaaan lapangan kerja baru yang mampu menyerap banyak tenaga kerja. Berdasarkan data yang diperoleh dari World Development Indicator, pertumbuhan ekonomi Indonesia dari tahun 2001-2014 mengalami fluktuasi. Tingkat pertumbuhan yang paling tinggi pada tahun 2007 mencapai 6.34 persen. Sedangkan tingkat pengangguran juga mengalami peningkatan dari tahun 2001-2005 yang mencapai 11.19 persen. Pada tahun 2006-2014 tingkat pengangguran mengalami penurunan mencapai 6.2 persen. Meskipun mengalami penurunan namun angka tersebut masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah yang berkisar 5 sampai 5.8 persen. Disamping itu peran investasi juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yang nantinya juga akan berdampak kepada penyerapan tenaga kerja. Pertumbuhan investasi di Indonesia yang tertinggi pada tahun 2008 yaitu sebesar 11.9 persen kemudian mengalami penurunan sebesar 3.3 persen pada tahun 2009 dan kembali 3

meningkat pada tahun 2010 sebesar 8.5 persen. Meskipun mengalami peningkatan pertumbuhan investasi tersebut masih relative rendah dibandingkan kemampuannya membuka lapangan kerja baru yang dapat menyerap banyak tenaga kerja. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi swasta yang terdiri Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan investasi yang sangat berperan dalam penyeraapan tenaga kerja. Investasi asing merupakan investasi dengan tingkat penyerapan tenaga kerja terbanyak apabila dibandingkan dengan investasi dalam negeri. Hal tersebut dikarenakan investasi asing lebih berorientasi padat karya dibandingkan padat modal. Adanya serikat pekerja dan intervensi pemerintah berupa penetapan upah minimum juga mempengaruhi penyerapan tenaga kerja. Menurut teori permintaan tenaga kerja, kuantitas tenaga kerja yang diminta akan menurun sebagai akibat dari kenaikkan upah. Apabila tingkat upah naik, sedangkan input lainnya tetap, berarti harga tenaga kerja relatif lebih mahal dari pada input lain. Situasi ini mendorong pengusaha untuk mengurangi penggunaan tenaga kerja yang harganya relatif mahal dengan input-input lain yang harga relatifnya lebih murah guna mempertahankan keuntungan yang maksimum Namun, berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik bahwa tingkat upah minimum meningkat dari tahun 2001-2013 sedangkan jumlah tenaga kerja juga mengalami peningkatan dari tahun 2008-2013. Tenaga kerja pada sektor formal selalu mengalami peningkatan namun tingkat penyerapan tenaga kerja masih didominasi oleh sektor informal. Hal ini bertentangan dengan teori permintaan tenaga 4

kerja diatas yang menyatakan bahwa peningkatan upah akan mengurangi penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia mampu meningkatkan pendapatan nasional yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Namun apabila dilihat dari dampak pertumbuhan ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja akan menunjukkan hasil yang berbeda. Fenomena sekarang yang terjadi di Indonesia adalah tingginya laju pertumbuhan ekonomi tidak diikuti oleh tingginya jumlah penyerapan tenaga kerja. Hal ini terjadi karena pertumbuhan ekonomi lebih banyak di dorong oleh konsumsi masyarakat yang besar dan bukan dari investasi. Hal ini dapat dilihat dari publikasi BPS yang menyatakan bahwa pada tahun 2013, jumlah PDB Indonesia berdasarkan penggunaanya menunjukkan bahwa jumlah konsumsi rumah tangga 55.42%. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan pembentukan modal tetap yang kontribusinya hanya mencapai 24.23% dari total PDB. Pada tahun 2007 tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6.35 persen. Kemudian mengalami penurunan yang tajam pada tahun 2009 menjadi 4.63 persen. Kemudian meningkat lagi pada tahun 2011 sebesar 6.46 persen. Keadaan pertumbuhan ekonomi ini direspon oleh pertumbuhan jumlah penduduk usia 15 tahun 5

keatas yang bekerja secara positif. Penurunan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi juga direspon oleh penurunan dan peningkatan jumlah penduduk yang bekerja. Namun, penurunan dalam jumlah yang kecil pada pertumbuhan ekonomi akan mengakibatkan penurunan yang sangat tajam pada jumlah penduduk yang bekerja. Sedangkan peningkatan yang besar pada pertumbuhan ekonomi hanya menambah sedikit jumlah penduduk yang bekerja. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang hampir sama pada tahun 2007 dan 2011 diikuti oleh penyerapan tenaga kerja baru yang lebih rendah yaitu 1.35 persen dibanding tahun 2007 sebesar 4.69 persen pada tahun 2011. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang selalu meningkat ternyata tidak mampu menjawab berbagai permasalahan tenaga kerja yang ada. Berdasarkan hal diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana trend perkembangan penyerapan tenaga kerja di Indonesia? 2. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Bruto Regional (PDRB), Tingkat Upah, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia? 3. Implikasi kebijakan apa yang diperlukan dari faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan trend perkembangan penyerapan tenaga kerja di Indonesia. 6

2. Menganalisis pengaruh Produk Domestik Bruto Regional (PDRB), Tingkat Upah, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia. 3. Merumuskan implikasi kebijakan dari faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari serta bagaimana penerapan teori-teori ilmu ekonomi ketenagakerjaan sebagai tambahan informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan hasil penelitian ini. 2. Bagi kalangan akademisi untuk rujukan atau sebagai bahan kajian dalam mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang kesempatan kerja. 3. Bagi pemerintah sebagai masukan dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Agar lebih terarahnya pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi aspek-aspek yang sesuai dengan judul yaitu penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh PDRB, tingkat Upah, investasi PMDN dan PMA terhadap penyerapan tenaga kerja di Indonesia menggunakan data 10 provinsi dengan tingkat penyerapan tenaga kerja tertinggi di Indonesia dari tahun 2002-2014. Jumlah penduduk yang bekerja dalam penelitian ini adalah sebagai variabel dependen. 7

Sedangkan PDRB, tingkat upah riil, investasi PMDN dan PMA sebagai variabel independen. 1.6 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Merupakan uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II Tinjauan Pustaka Menyajikan tentang teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III Metode Penelitian Merupakan uraian tentang metode analisis yang digunakan dalam penelitian, definisi operasional variabel, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data. BAB IV Gambaran Umum Merupakan uraian tentang gambaran, keadaan dan kondisi variabel yang akan diteliti. 8

BAB V Hasil dan Pembahasan Terdiri dari deskripsi obyek penelitian, analisis data, dan pembahasan masalah penelitian. BAB VI Penutup Terdiri dari kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini dan saransaran bagi pihak-pihak terkait dalam rangka meningkatkan penyerapan tenaga kerja. 9