LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

dokumen-dokumen yang mirip
Sterilisasi Alat dan Bahan untuk Pengujian Kesehatan Benih

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR ISOLASI MIKROORGANISME. Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal ( ) Biologi 3 B Kelompok 6

JURNAL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PERTANIAN. PENGENALAN ALAT Dan STERILISASI ALAT : MHD FADLI NST NIM : : AGROEKOTEKNOLOGI

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

4. Bagian-bagian autoklaf

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nova Nurfauziawati

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL

BAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang

Sterilisasi dan Pembuatan Medium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan data dianalisis secara kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. dan tingkat kerusakan dinding sel pada jamur Candida albicans merupakan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. dan dilanjutkan dengan identifikasi jenis bakteri Escherichia coli, Salmonella sp,

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tentang pemanfaatan kunyit putih (Curcuma mangga Val.) pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Disusun Oleh : Drs. Ali Kusrijadi, M.Si.

tekanan tinggi. Akibatnya, dibutuhkan temperatur yang lebih tinggi C atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama ± 2 bulan (Mei - Juni) bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI STERILISASI DAN MEDIA PERTUMBUHAN. Oleh: TRI OKTOVIANA LABAGAI Dosen pembimbing: DR.DANIEL LANTANG,M.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Bahan Penelitian

b. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol beretutup ulir, maka tutup harus dikendorkan.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

LAPORAN PRAKTIKUM PEWARNAAN SPORA BAKTERI. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang diampu oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.

PENGUJIAN DAYA MORTALITAS FUNGISIDA PADA ARSIP KERTAS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis percobaan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimental,

2. Prosedur Isolasi ke Media Padat

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PEMBUATAN MEDIA AGAR MIRING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Prinsip peralatan sterilisasi: Pengepakan, autoclave, boiling, radiasi, UV,oven. By : Seprianto, S.Pi, M.Si

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2011

Jurnal Mikrobiologi Vol.1 No.1 Maret 2016

Lampiran 1. Lokasi pengambilan sampel tanah diperakaran Cabai merah (Capsicum annum) di Desa Kebanggan, Sumbang, Banyumas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji

IV. KULTIVASI MIKROBA

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN

No Nama Alat Merk/Tipe Kegunaan Tempat 1. Beaker glass Pyrex Tempat membuat media PDA

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

BAB III METODE PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kultur In vitro Fakultas

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN

Uji Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan (Uji Rambut)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

MODUL 1 PENGENALAN ALAT LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

in. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Fisiologi dan Kultur Jaringan

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN

MATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.

LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIFITAS FUNGISIDA PADA JAMUR YANG MERUSAK ARSIP KERTAS

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan metode Experimental dengan meneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5 PEMUAIAN. Pemuaian. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEWARNAAN SPORA BAKTERI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan Jurusan

MENGENAL ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI INTRODUCING TOOLS IN THE MICROBIOLOGY PRACTICAL

MODUL X FOTOSINTESIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium terpadu Kultur jaringan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan RAL (Rancangan acak lengkap) dengan 1 media pembanding

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. B.

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 JUDUL PERCOBAAN Persiapan Pekerjaan Mikrobiologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitaian ini di lakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tumbuhan

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal (1211702067) Biologi 3 B Kelompok 6 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2012

I. Judul Praktikum : Sterilisasi II. Waktu Pelaksanaan Praktikum ini dilakukan pada tanggal 05 Oktober 2012, tempat di Laboratorium Biologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. III. IV. Tujuan Praktikum Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini ialah praktikan dapat mengetahui sterilisasi dengan autoklaf, filtrasi, dan tyndalisasi, juga diharapkan praktikan dapat melakukan kerja aseptis. Dasar Teori Sterilisasi dalam mikrobiologi ialah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda atau daerah. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptic, sesungguhnya hal itu telah lama menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif. (Anonym, 2012). Cara-cara sterilisasi dan desinfeksi yaitu pembersihan, sinar matahari, sinar ultraviolet, sinar-x, sinar-gamma, pendinginan, dan pemanasan. Macam-macam cara sterilisasi dengan pemanasan yaitu pemanasan dalam nyala api, pemanasan dengan udara panas (dry heat oven), merendam dalam air mendidih (menggodog), pemanasan dengan uap air yang mengalir, dengan uap air bertekanan (autoklaf), dan cara sterilisasi benda-benda yang tidak tahan suhu tinggi, misalnya pasteurisasi, tyndalisasi, dengan pengeringan, dengan penyaringan (filtrasi), dan dengan menggunakan zat kimia (desinfektan). (Indan, 2003). Pematian mikroorganisme mendasari metode kerja mikrobiologi dan pengawetan bahan makanan. Pembebasan suatu bahan dari mikroorganisme hidup atau dalam stadium istirahatnya disebut sterilisasi. Jika suatu larutan tidak steril atau yang sudah ditanami kuman, tanpa dikehendaki dicemari oleh

mikroorganisme, peristiwa ini disebut dengan kontaminasi atau pencemaran. (Hans, 1994). Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa : a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas digunakan alat bejana/ ruang panas (oven dengan temperatur 170 C - 180 C dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas. b. Sterilisai secara kimia (misalnya dengan menggunakan desinfektan, larutan alkohol, dan larutan formalin.). c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan msalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba). (Suriawira, 2005). d. Sterilisasi dengan panas lembab Sterilisasi dengan panas lembab biasanya dilakukan dalam suatu bejana logam yang disebut autoklaf. Sterilisasi ini dilakukan dengan uap air jenuh bertekanan 15 lb/in 2 (15 Psi/ Pound square inch) selama + 15 menit pada suhu 121 C. Suhu tersebut merupakan suhu sterilisasi terbaik untuk bahan-bahan yang akan disimpan dalam waktu yang cukup lama. Hubungan antara tekanan dan suhu tersebut hanya berlaku bagi tempat-tempat pada permukaan laut. Untuk tempattempat diatas permukaan laut diperlukan tekanan yang lebih tinggi untuk mencapai suhu yang sama. Autoklaf pada umumnya digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan yang dapat ditembus oleh kelembapan (tidak menolak air) tanpa merusaknya. Contoh bahan yang dapat disterilkan dengan autoklaf adalah media biakan, larutan, kapas, sumbar karet, dan peralatan laboratorium. Kontak langsung antara uap air dan benda yang akan disterilkan amat penting bagi keberhasilan sterilisasi. Penataan muatan didalam autoklaf harus agak longgar sehingga memungkinkan tekanan uap air menembus ke seluruh bahan-bahan yang disterilkan tersebut.

Pengaruh panas lembab di dalam proses sterilisasi ialah mengkoagulasikan protein-protein mikroba dan mengaktifkannya secara searah tak terkebalikan. Proses sterilisasi dapat berjalan dengan baik jika di dalam autoklaf hanya terdiri atas uap air saja tanpa ada udara. Oleh karena itu, udara yang ada di dalam autoklaf harus dikeluarkan dahulu. Setelah di dalam autoklaf tidak ada udara lagi, uap air dibiarkan mengisi ruangan sampai suhu mencapai 121 C. Setelah suhu tersebut tercapai masih diperlukan waktu antara 11-12 menit untuk mematikan endospora bakteri yang tahan panas. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam sterilisasi antara lain kepadatan muatan, volume cairan, dan ukuran wadah yang dipakai. Umumnya bahan yang memakan tempat dan mendekati kedap air memerlukan pemanasan yang lebih lama. Volume media di dalam botol atau labu jangan sampai melebihi dua pertiga dari tinggi wadah. Wadah sterilisasi yang berukuran kecil semakin baik digunakan. Sebagai contoh jika ingin mensterilkan lima liter media lebih baik menggunakan lima labu yang masing-masing berisi satu liter media daripada menggunakan satu labu berisi lima liter media. Volume yang lebih kecil memerlukan waktu sterilisasi yang lebih pendek. Jadi, lamanya siklus sterilisasi harus disesuaikan dengan ukuran dan jumlah wadah. Hal yang harus diperhatikan pula yaitu botol tidak boleh disumbat terlalu ketat sehingga kedap udara. Untuk menyumbat dapat digunakan kapas yang kemudian dilindungi dengan kertas atau alumumium foil supaya kapas tidak terkena tetesan air sewaktu sterilisasi. Apabila perlu, dapat juga digunakan sumbat karet, tutup sekrup, atau tutup plastik. Laju pendinginan dan pembebasan tekanan harus dilakukan dengan perlahan-lahan untuk mencegah pecahnya perangkat kaca pada waktu siklus sterilisasi telah selesai. Untuk itu, suhu di dalam autoklaf harus dibiarkan turun kembali seperti suhu kamar sebelum tutup autoklaf dibuka. (Suriawira, 2005).

V. Alat dan Bahan Alat Bahan Cawan petri Gelas ukur Aquadest Kertas koran Jarum inokulum Gelas kimia Alkohol 70% Autoklaf Oven Spirtus Tabung reaksi Pinset Kapas Labu erlenmeyer Pipet ukur Alumunium foil Bunsen burner Korek api VI. Prosedur Kerja A. Sterilisasi dengan cara pembakaran Bunsen Burner Dinyalakan dan diatur besar api nya Jarum Inokulum (ose) Dibakar hingga menyala dari ujung hingga pangkalnya Jarum ose yang telah dipanaskan Didiamkan hingga dingin Jarum ose siap digunakan untuk inokulasi mikroba

B. Persiapan alat sebelum sterilisasi dengan Autoklaf a. Tabung Reaksi Tabung Reaksi Lubang tabung reaksi di tutup (disumbat) dengan kapas sekuat mungkin Tabung yang sudah disumbat b. Cawan Petri Cawan Petri Dibungkus rapi dengan kertas koran Cawan yang sudah dibungkus dengan kertas koran

C. Sterilisasi dengan Autoklaf Alat-alat yang akan disterilisasi yang telah disiapkan Dimasukkan kedalam autoklaf Autoklaf Sumber panas (Kompor) dinyalakan lalu simpan autoklaf diatasnya. Tunggu hingga semua udara keluar (hanya uap yang memenuhi ruangan autoklaf Autoklaf Setelah keluar uap air, dan suhu mencapai 121 C dan tekanan 15 Psi hitung timer selama 15 menit Autoklaf Setelah 15 menit Dimatikan sumber panasnya (kompor) dan tunggu hingga tekanan dalam autoklaf sama dengan tekanan udara di lingkungan ( diluar ) Alat-alat Setelah tekanan rendah alat-alat dikeluarkan dari autoklaf Alat-alat siap digunakan

VII. Hasil Pengamatan A. Persiapan alat sebelum di sterilisasi dengan autoklaf Tabung Reaksi Cawan Petri Sebelum tabung rekasi di tutup dengan kapas siapkan kapas yang telah digulung. Cawan Petri disimpan diatas koran Kapas dimasukkan kelubang tabung reaksi (disumbatkan) sepadat mungkin, tapi kapas masih dapat ditarik keluar. Kertas koran dilipat menutupi cawan petri Kertas koran menutupi seluruh permukaan cawan Tabung rekasi siap untuk di sterilisasi dengan autoklaf Cawan Petri siap untuk di sterilisasi dengan autoklaf

B. Sterilisasu pada autoklaf Gambar ketika proses sterilisasi dengan Autoklaf keterangan Gambar ketika proses pemanasan Autoklaf di atas kompor sebagai sumber panas. Pada proses ini dibutuhkan waktu selama 15 menit (dihitung sejak suhu mencapai 121 C dan tekanan mencapai 15 Psi. Dan tutup uap keluar dibuka sekali-kali untuk mendapatkan suhu dan tekanan yang tetap yaitu 121 C dan tekanan 15 Psi. Gambar pada saat Autoklaf selesai mensterilisasi benda-benda di dalam nya. Autoklaf boleh dibuka pada saat tekanan dan suhu mencapai angka nol pada alat pengukur suhu dan tekanan yang terdapat pada Autoklaf ini.

VIII. Pembahasan Sterilisasi adalah suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat atau bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan atau alat bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak, baik dalam bentuk vegetatif ataupun bentuk non-vegetatif (spora). Sebelum melakukan percobaan atau praktikum mikrobiologi khususnya pada praktikum penanaman (inokulasi) mikroba, atau pada penelitian-penelitian lainnya mengenai mikroba, alat yang digunakan harus disterilisasi terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi dari maikroba atau zat-zat lain yang menempel pada bahan atau alat yang akan digunakan. Adapun metode sterilisasi yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu sterilisasi pemanasan basah, yaitu dengan menggunakan autoklaf. Adapun pembahasan pada praktikum kali ini adalah : 1. Persiapan alat yang akan di sterilisasi dengan autoklaf, yaitu pertama perlakuan pada tabung reaksi yaitu dengan menyumbat lubang tabung reaksi dengan menggunakan kapas sepadat mungkin tetapi masih dapat dibuka (kapasnya, tidak menyumbat selamanya). Lalu kedua perlakuan pada cawan petri yang akan di sterilisasi juga menggunkan autoklaf yaitu dengan membungkusnya menggunakan kertas koran pada seluruh permukaan cawan petri dengan rapi. Lalu alat-alat tersebut pun siap untuk di sterilisasi dengan autoklaf. 2. Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf. Prinsip kerja autoklaf adalah menggunakan uap air bertekanan untuk mensterilisasikan suatu benda dengan mengkoagulasikan protein pada bakteri sehingga bakteri akan mati. Sterilisasi menggunakan autoklaf ini termasuk kedalam sterilisasi panas basah karena menggunakan uap air bertekanan dalam proses men-steril-kan benda nya. Sterilisasi basah ini dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu

yang berkisar antara 110 C dan 121 C. Bahan-bahan yang biasa disterilkan dengan cara ini antara lain medium biakan yang umum, air suling, peralatan laboratorium, biakan yang akan dibuang, medium tercemar, dan bahan-bahan dari karet. (Anonym, 2012) Ada 4 hal utama yang harus diingat bila melakukan sterilisasi basah, yaitu : a. Sterilisasi bergantung pada uap, karena itu udara harus dikosongkan betul-betul dari ruang autoklaf (sterilisator). b. Semua bagian bahan yang disterilkan harus terkenai uap,karena itu tabung dan labu kosong harus diletakan dalam posisi tidur agar udara tidak terperangkap di dasarnya. c. Bahan-bahan yang berpori atau berbentuk cairan harus permeabel terhadap uap. d. Suhu sebagaimana yang terukur oleh termometer harus mencapai 121 C dan dipertahankan setinggi itu selama 15 menit. (Anonym, 2012). XI. Kesimpulan Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum mikrobiologi harus dalam keadaan steril atau bebas dari mikroorganisme baik yang patogen atau pun yang tidak. Baik yang vegetatif maupun yang non-vegetatif (spora). 2. Metode sterilisasi antara lain secara fisik, kimia, dan mekamik. 3. Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf termasuk kedalam sterilisasi fisik yang menggunakan pemanasan basah ( menggunakan uap air bertekanan) yang dilakukan pada suhu 121 C dan tekanan 15 Psi selama 15 menit. 4. Alat dan bahan yang disterilisasi dengan autoklaf ini harus dapat ditembus dengan uap air (bukan alat atau benda yang menolak uap air/hidrofobik).

Daftar Pustaka/ Daftar Acuan Anonym. 2012. Jurnal Pengenalan Alat dan Sterilisasi. http://www.farmasiq.blogspot.com/feeds/comment.default. [04 Oktober 2012]. Anonym. 2012. Sterilisasi secara kimia. http://www.blogcatalog.com/directory/educationnad_training/se condary. [04 Oktober 2012]. Indan. 2003. Mikrobiologi dan Parasitologi. PT. Citra Aditya Bakti; Bandung. Suriawira. 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum. Angkasa. Bandung. Yusriani, dr. 2008. Kumpulan Diktat Kuliah Mikrobiologi.UIT; Makassar.