BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 Agustus 2016 di Mateseh,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian pengaruh penyimpanan dan jenis bahan pengemas terhadap

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Agustus 2016 di

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penambahan bentonit pada proses Pelleting

UJI MIKROBIOLOGIS FESES KELINCI PERIODE PERTUMBUHAN YANG DIBERI PAKAN PELLET DENGAN PENAMBAHAN LIMBAH KUBIS FERMENTASI SKRIPSI.

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Pengaruh Penambahan Pollard Fermentasi Dalam

BAB III MATERI DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh PenambahanProbiotik Rhizopus oryzae

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. MATERI DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. November 2015 di Kandang Ayam Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III MATERI DAN METODE. pollard) terhadap respon fisiologi kelinci NZW betina dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas

UJI BIOLOGIS PELET YANG MENGANDUNG LIMBAH KUBIS TERFERMENTASI TERHADAP PROFIL DARAH KELINCI NEW ZEALAND WHITE PERIODE PERTUMBUHAN SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Rangkaian penelitian kualitas selai alpukat ( Persea americana Mill)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian,

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE Lokasi dan Waktu Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Tumbuhan Jurusan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. kentang varietas Granola Kembang yang diambil dari Desa Sumberbrantas,

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

BAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Penggunaan Tepung Daun Mengkudu (Morinda

Pengumpulan daun apu-apu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Kapang R. Oryzae atau C.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian dilakukan selama

bengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter

MATERI DAN METODE. Gambar 4. Kelinci Peranakan New Zealand White Jantan Sumber : Dokumentasi penelitian (2011)

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi

III. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Kampung Super dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2016 dikandang

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Penyakit Tanaman Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

III. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kadar air, total mikroba dan kesukaan telur

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alat yang Digunakan dalam Penelitian.

III. METODOLOGIPENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Aktivitas Air, Total Bakteri Dan Drip Loss

III. BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan vermicomposting dilakukan di rumah plastik FP Unila. Perhitungan

BAB III MATERI DAN METODE

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

II. METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

II. METODELOGI PENELITIAN

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. agar, arang, NaOH, HCl dan akuades. spirtus, timbangan analitik, beker gelas, LAF vertikal.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

Transkripsi:

13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai pengaruh penambahan limbah kubis fermentasi dalam pellet terhadap populasi total bakteri dan keberadaan bakteri gram pada feses kelinci periode pertumbuhan dilaksanakan pada bulan April-Agustus 2016, di Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang. Analisis populasi total bakteri dilaksanakan di Balai Laboratorium Kesehatan Semarang dan analisis pewarnaan gram dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Semarang. 3.1. Materi Materi yang digunakan penelitian meliputibahan dan peralatan. Bahan yang digunakan yaitu limbah kubis, garam, gula pasir, akuades, ransum yang terdiri dari jagung kuning, pollard, dedak halus, bungkil kedelai, wheat bran, dedak kasar dan molasesserta 16 ekor kelinci New Zealand White periode pertumbuhan dengan umur rata-rata 3 bulan. Bahan yang digunakan untuk menghitung populasi total bakteri dan pewarnaan gram terdiri dari mediumnutrient agar (NA), pewarna violet kristal, larutan lugol, air, alkohol 95%, larutan safranin dan minyak imersi. Peralatan yang digunakan meliputi nampan, timbangan analitik, pisau, plastik steril, isolasi, mesin pembuat pellet (extruder), kompor dan panci pengukus, termometer, blender, grinder, gelas obyek, mikroskop, lemari pengering untuk mengeringkan pellet, autoklaf, inkubator, oven, cawan petri, gelas beker, tabung

14 erlenmeyer, pipet ukur, gelas ukur, alumunium foil, electric stirer dan quebec colony counter. 3.2. Metode Penelitian Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan pola rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri dari 4 ulangan. Perlakuan dilakukan dengan taraf penambahan limbah kubis fermentasi yang berbeda, yaitu : T 0 : 100% ransum pakan kelinci + 0% limbah kubis fermentasi(w/w) T 1 : 100% ransum pakan kelinci+ 2% limbah kubis fermentasi (w/w) T 2 : 100% ransum pakan kelinci+ 4% limbah kubis fermentasi (w/w) T 3 : 100% ransum pakan kelinci+ 6% limbah kubis fermentasi (w/w) Penelitian dibagi dalam 3 tahap meliputi : 1) tahap persiapan; 2) tahap pelaksanaandan 3) tahap pengujian. 3.2.1. Tahap persiapan Tahap pertama penelitian yaitu tahap persiapan meliputi penelitian pendahuluan, analisis kandungan nutrisi bahan pakan penyusun ransum (Lampiran 1), penyusunan formulasi ransum untuk pembuatan pellet pakan kelinci dan persiapan alat dan bahan yang akan digunakan. Formulasi ransumdisesuaikan berdasarkan kebutuhan kelinci periode pertumbuhan menurut NRC (1977) yaitu dengan disgestible energy (DE) 2.500 kkal/kg, serat kasar 10-12%, protein kasar 16% dan lemak 2% (Tabel 2).

15 Tabel 2. Komposisi dan Zat Gizi Ransum Pakan Kelinci BahanPakan Komposisi --------------------- (%) ------------------- Jagung kuning 15,00 Pollard 15,00 Dedak halus 25,00 Bungkilkedelai 20,50 Wheat bran 11,50 Molases* 1,00 Zat gizi ransum - Protein Kasar (%) - Serat Kasar (%) - Lemak Kasar (%) - DE (kkal/kg) *molases 1% (v/w) 2.500,81 15,00 10,03 2,59 3.2.2. Tahap pelaksanaan Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan penelitian yang meliputi pembuatan limbah kubis fermentasi, pembuatan pellet dengan penambahan hasil fermentasi limbah kubis, pemberian produk pellet untuk kelinci periode pertumbuhan dan pengambilan data pengamatan berupa sampel feses kelinci. 3.2.2.1. Pembuatan limbah kubis fermentasi. Prosedur pembuatan limbah kubis fermentasi diawali dengan mempersiapkan limbah kubis, garam, gula dan akuades. Limbah kubis yang sudah dibersihkan dipotong kecil-kecil, diblender hingga teksturnya seperti bubur, ditambahkan garam 6% dan gula 6,4% berdasarkan berat dari limbah kubis, kemudian dikemas dengan plastik steril dan ditutup rapat untuk memperoleh suasana anaerob. Masing-masing perlakuan diperam selama 6 hari (Putri, 2015). Penambahan garam dan gula digunakan 6% dan 6,4% dilakukan berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

16 Sholikhah (2015) karena di dalamnya terkandung total bakteri asam laktat paling banyak pada perlakuan yaitu 1,1 x 10 8 cfu/g. Langkah-langkah membuat limbah kubis fermentasi dapat dilihat pada Ilustrasi 1. Limbah kubis yang sudah dibersihkan Dipotong kecil-kecil Dihaluskan dengan blender Penambahan garam 6% dan gula 6,4% Pemeraman selama 6 hari (anaerob fakultatif) Limbah kubis fermentasi Ilustrasi 1. Diagram Alir Pembuatan Limbah Kubis Fermentasi 3.2.2.2. Pembuatan pellet pakan kelinci periode pertumbuhan. Prosedur pembuatan pellet pakan kelinci yaitu diawali dengan menggiling semua bahan pakan penyusun ransum pakan kelinci hingga halus. Bahan pakan kemudian ditimbang sesuai dengan komposisi (Tabel 2). Bahan pakan yang telah ditimbang, kemudian dicampur dengan bahan pakan lainnya hingga homogen. Ransum yang telah homogen ditambahkan molases 1% (v/w) sebagai binder yang diencerkan dalam akuades sebanyak 50% dari total akuades yang diberikan (60% dari berat ransum), kemudian dilakukan conditioning dengan suhu 80ºC menggunakan panci pengukus dan kompor, kemudian diangin-anginkan hingga suhunya turun menjadi 33º-36ºC. Kukusan ransum yang telah turun suhunya ditambahkan dengan hasil

17 limbah kubis fermentasi sesuai dengan perlakuan yang diberikan (0% ; 2% ; 4% atau 6%) yang dicampurkan ke dalam sisa akuades, kemudian dicetak pada mesin extruder dengan lubang berdiameter 2-3 mm dan panjang 1-1,5 cm. Pengeringan pellet dilakukan selama 2-3 hari dengan suhu 35-39ºC menggunakan inkubator/lemari pengering yang dilengkapi blower in dan blower out. Prosedur pembuatan pellet dapat dilihat pada Ilustrasi 2. Penimbangan bahan pakan sesuai komposisi Pencampuran semua bahan pakan hingga homogen Penambahan molases 1% yang diencerkan dalam akuades Conditioning (80ºC) ; diangin-anginkan Suhu ransum turun (33-36ºC) ; Tambahkan limbah kubis fermentasi sesuai perlakuan (0%, 2%, 4% atau 6%) Pencetakan Pengeringan dengan suhu 35-39ºC) Ilustrasi 2. Diagram Alir Pembuatan Pellet 3.2.2.3.Pemberian pellet pada kelinci periode pertumbuhan. Enam belas ekor kelinci New Zealand White periode pertumbuhan dibagi menjadi empat kelompok pemberian pellet perlakuan yaitu T 0 (pellet tanpa penambahan limbah kubis fermentasi); T 1 (pellet dengan penambahan limbah kubis fermentasi 2%); T 2 (pellet dengan penambahan limbah kubis fermentasi 4%) dan T 3 (pellet dengan

18 penambahan limbah kubis fermentasi 6%). Kelinci di dalam kandang individu diberi pakan pellet dengan perlakuan selama 28 hari. Dua minggu pertama sebelum memulai perlakuan sebagai masa adaptasi pakan (preliminary). Adaptasi pakan dilakukan hingga kelinci mampu mengkonsumsi pellet yang akan diuji biologis hingga 100% (tidak ada sisa pellet). Pemberian pellet dilakukan pada pagi dan sore hari, dengan jumlah pemberian 100 g/ekor/hari. Selama pemberian pellet perlakuan dilakukan penimbangan berat badan setiap seminggu sekali (Lampiran 11). 3.2.3. Tahappengujian 3.2.3.1. Pemeriksaan total bakteri. Metode perhitungan populasi total bakteri atau metode hitungan cawan merupakan metode yang digunakan untuk menghitung jumlah populasi mikrobia dalam bahan karena hanya sel yang hidup yang dapat dihitung (Fardiaz, 1989). Cara kerja untuk mengetahui populasi bakteri yaitu feses kelinci dilakukan pengenceran dengan menimbang 1 g sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dilarutkan dalam 9 ml NaCl fisiologis untuk pengenceran pertama, kemudian 1 ml pengenceran pertama dilarutkan pada tabung reaksi kedua dalam 9 ml NaCl fisiologis untuk pengenceran kedua. Pengenceran dilakukan hingga mencapai pengenceran ke 10, selanjutnya sampel hasil pengenceran diambil 1 ml untuk ditanam pada media NA. Penanaman bakteri pada media, selanjutnya diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37ºC. Perhitungan bakteri menggunakan metode standart plate count (SPC) dengan quebec colony counter menurut Fardiaz (1989) dengan ketentuan : 1) Perhitungan

19 dilakukan pada cawan dengan jumlah koloni 30-300; 2) koloni besar diragukan dihitung sebagai satu koloni; 3) koloni yang terlihat satu deret dihitung sebagai satu koloni. Perhitungan populasi bakteri dilakukan dengan rumus : Populasi bakteri = jumlah koloni x 1 faktor pengencer 3.2.3.2. Pemeriksaan pewarnaan gram. Cara kerja untuk pewarnaan bakteri gram yaitu suspensi sampel yang telah jadi diambil 1 hingga 2 ml dan dibiarkan dalam medium NA, kemudian diinkubasikan pada suhu 37ºC selama 24 jam. Satu ose kultur cair dioleskan pada kaca objek dengan diameter kira-kira 1 hingga 1,5 cm, dikeringanginkan kemudian difiksasi dengan bunsen. Pewarna violet kristal diteteskan pada gelas objek dibiarkan selama 1 menit, kemudian dibilas dengan aquadest dan ditetesi larutan yodium gram atau lugol. Gelas objek dicuci dengan alkohol 95% untuk menghilangkan violet kristal, selanjutnya dibilas dengan akuades dan dikeringkan. Gelas objek diwarnai dengan larutan safranin, dibilas dengan akuades dan dikeringkan dengan kertas serap. Pengamatan bakteri gram dilakukan dengan mikroskop yang sebelumnya ditetesi minyak imersi, kemudian bentuk dan jenis bakteri dicatat. Bakteri gram positif berwarna ungu dan bakteri gram negatif berwarna merah muda (Fardiaz, 1989). Hasil identifikasi pewarnaan gram diskoring menurut Spiegel (1999) dengan ketentuan sebagai berikut : - Skor 7, jika terdapat 5 jenis bakteri gram positif dan 0 jenis bakteri gram negatif. - Skor 6, jika terdapat 4 jenis bakteri gram positif dan 0 jenis bakteri gram negatif. - Skor 5, jika terdapat 3 jenis bakteri gram positif dan 0 jenis bakteri gram negatif. - Skor 4, jika terdapat 2 jenis bakteri gram positif dan 0 jenis bakteri gram negatif.

20 - Skor 3, jika terdapat 1 jenis bakteri gram positif dan 0 jenis bakteri gram negatif. - Skor 2, jika terdapat 5/4/3/2/1 jenis bakteri gram positif dan 1 jenis bakteri gram negatif. - Skor 1, jika terdapat 5/4/3/2/1 jenis bakteri gram positif dan 2/3/4/5 jenis bakteri gram negatif. 3.3. Parameter Penelitian Parameter yang diamati meliputi total bakteri, keberadaan bakteri gram positif danbakteri gram negatif pada feses kelinci periode pertumbuhan yang diberipakan pellet dengan penambahan limbah kubis fermentasi pada level yang berbeda.pengambilan sampel feses dilakukan pada minggu akhir penelitian. Feses kelinci diambil dengan cara menampung feses bersih atau feses yang baru keluar dari anus kelinci dengan menggunakan penampung steril. Sampel feses masingmasing perlakuan dimasukkan dalam plastik steril kemudian dilakukan pemeriksaantotal bakteri dan keberadaan bakteri gram positif dan gram negatif yang ada pada feses. 3.4. Analisis Data Data hasil penelitian yang diperoleh dengan parameter total bakteri feses dan keberadaan bakteri gram pada feses dianalisis menggunakan analisis ragam. Parameter total bakteri feses, data yang diperoleh ditranformasi menggunakan log. Parameter bakteri gram, data yang diperoleh diberikan skor sesuai ketentuan, kemudian ditransformasi menggunakan transformasi ( x + 10 ). Data hasil

21 transformasi dianalisis menggunakan analysis of varians (anova) dan jika ada pengaruh nyata (P>0,05) maka dilakukan uji lanjut dengan uji wilayah ganda Duncan (Srigandono, 1987). Model linier yang digunakan berdasarkan rancangan acak lengkap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Keterangan : Y ij = µ+τ i + ε ij Y ij = Total bakteri dan bakteri gram pada feses ke-j yang memperoleh perlakuan pemberian pellet dengan penambahan limbah kubis ke-i. µ = Nilaitengahumum (rata-rata) total bakteri dan keberadaan bakteri gram feses. τ i = Pengaruhpenambahan limbah kubisfermentasi dalam pellet dengan ε ij penambahan ke-i. = Pengaruhgalatpercobaan pada total bakteri dan keberadaan bakteri gram feses ke-j akibat pengaruh pemberian pellet dengan penambahan limbah kubis fermentasi level ke-i. i = Perlakuan (T 1, T 2, T 3, T 4 ). j = Ulangan (U 1, U 2, U 3, U 4 ). Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H 0 =τ 1 = τ 2 = τ 3 = τ 4 = 0 (Tidak ada pengaruh pemberian pakan pellet dengan penambahan limbah kubis fermentasi berbagai level terhadap total bakteri dan keberadaan bakteri gram pada feses kelinci periode pertumbuhan). H 1 = minimal adasatuτ i 0 (i : 1,2,3,4) (Minimal ada satu perlakuan pemberian pakan pellet dengan penambahan limbah kubis fermentasi berbagai level yang mempengaruhi jumlahtotal bakteri dan keberadaan bakteri gram pada feses kelinci periode pertumbuhan). Kriteria pengujian : a. Bila F. hitung > F. tabel, maka pengaruh perlakuan dikatakan sangat nyata (1%) dengan memberi tanda dua bintang (**), dikatakan nyata (5%) bila F.

22 hitung > F. tabel, tetapi lebih kecil dari tingkat signifikansi 1%, ditandai dengan satu bintang (*). b. Bila F. hitung < F. tabel pada tingkat signifikansi 5%, maka dikatakan pengaruh perlakuan tidak nyata. Hasilnya ditandai dengan memberi tanda ( ns ) pada nilai F analisis varians.