BAB I PENDAHULUAN. menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Pemulung diidentikkan dengan sampah, dimana ada sampah disana ada

BAB I PENDAHULUAN. dengan topik Sektor Informal Yogyakarta, pada hari Selasa 7 Maret 2005, diakses pada tanggal 9 Oktober 2009

I. PENDAHULUAN. hingga bulan Maret 2014 mencapai 28,29 juta orang, atau bertambah sekitar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan kota-kota besar di Indonesia memacu pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak manusia lahir ke dunia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan diperkotaan merupakan masalah sosial yang masih belum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan dalam bidang ketenagakerjaan merupakan bagian dari usaha

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian penduduknya hidup dari hasil bercocok tanam/bertani, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat melakukan pemba

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan daerah Lampung memiliki luas daratan ,80 km², kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wanita dari masyarakat dan pengusaha pun semakin tinggi. Di Amerika Serikat,

BAB I PENDAHULUAN. masih memandang mereka sebagai subordinat laki-laki. Salah satu bentuk

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa faktor penyebab pertumbuhannya adalah memiliki fasilitas kota

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu. kemampuan kognitif, afektif, psikomotor, bahasa, sosial emosional dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh negara lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa antara lain ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan di dalam negeri maupun di luar negeri. Tentunya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan perusahaan yang tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini telah ditandai adanya proses Globalisasi. kemudian berkembang menjadi teknologi dan informasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga merupakan bagian yang peranannya sangat penting di. masyarakat untuk menumbuh kembangkan proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis yang penting dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Urbanisasi merupakan salah satu gejala yang banyak menarik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang terjadi pada negara berkembang sangatkompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut SISDIKNAS Tahun 2001 dalam M. Jumali dkk (2004: 21) menjelaskan:

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan anak untuk optimalisasi bagi perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna

BAB I PENDAHULUAN. hasil berupa suatu karya yang berupa ide maupun tenaga (jasa). Menurut Dinas. kualitas kerja yang baik dan mampu memajukan negara.

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Globalisasi dan kemajuan teknologi adalah hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu di antara sejumlah daftar negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. mengenai faktor-faktor yang tidak hanya berasal dari faktor demografi saja

I. PENDAHULUAN. orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, dan papan.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seutuhnya sudah tentu tidak lepas dari tujuan agar kehidupan manusia itu terdapat

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjalani hidupnya. Hal ini terlihat dalam Undang-Undang No.20

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap manusia harus memenuhi kebutuhannya, guna kelangsungan hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah adalah ayah, namun seiring dengan berkembangnya zaman, tidak

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua kegiatan manusia pada awalnya adalah untuk memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu Tujuan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat yang banyak. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan bimbingan

PENDAHULUAN Latar belakang Dampak dari krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997 adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun drastis.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fenomena yang tidak asing lagi di dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. penduduk tersebutlah yang menjadi salah satu masalah bagi suatu kota besar.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu masalah pokok yang dihadapi Pemerintah Indonesia sebagai negara

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam pembangunan sektor ekonomi, yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dan berlangsung dengan berbarengan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional dalam pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pada era globalisasi dan arus informasi serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sempat pesat, seperti saat ini yang penuh tantangan dan persaingan. Masyarakat menyadari kebutuhan akan pendidikan, Realitas lainnya adalah makin dibutuhkan berbagai macam keahlian dalam menyongsong kehidupan yang semakin kompleks dan penuh tuntutan, maka wajar masyarakat menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program keahlian. Berdasarkan data BPS Tahun 2011 Angka pengangguran dan kemiskinan tercatat 6,56% dan lebih spektakuler lagi data dari Bank Dunia 1

2 (World Bank) menyebutkan 12,36% dari jumlah penduduk Indonesia adalah miskin. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang tidak mudah untuk diatasi dan seringkali menjadi penghambat dan sumber masalah dalam pencapaian pendidikan secara layak. Pendapatan perkapita rakyat indonesia masih di bawah standart penduduk dunia saat ini, angka kemiskinan mencapai 12 persen dari jumlah penduduk indonesia. Hal ini dibuktikan Badan Pusat Statistika (BPS) pendapatan rata-rata penduduk indonesia mencapai Rp. 41,8 juta pertahun. Pendapatan rata-rata orang Indonesia menunjukan kenaikan sejak 2012. Pendapatan perkapita tahun 2012 sekitar Rp. 35,11 juta per tahun, lalu naik menjadi Rp. 38,28 juta per tahun pada tahun 2013. Indonesia adalah negara yang besar dengan jumlah populasi yang tinggi, namun sayangnya tidak semua masyarakatnya hidup makmur dan damai. Banyak masyarakat yang mapan di Indonesia, namun tidak sedikit pula masyarakat menengah ke bawah yang hidup bersusah payah demi mencari uang. Mengumpulakan sebanyak-banyaknya uang adalah tujuan mereka hidup demi berjalanya kehidupan damai yang mereka impikan. Sudah tidak aneh lagi kalau kita sering menemukan atau memergoki anak-anak kecil membawa tempat seperti tas yang dia kenakan di punggungnya yang terbuat dari kayu yang ia anyam untuk menampung sampah-sampah. Sangat diwajarkan apabila hal tersebut dilakukan oleh orang-orang dewasa, namun itu sangat disayangkan apabila anak-anak kecil yang justru melakakukanya. Sudah banyak anak di bawah umur membantu para orang tuanya untuk mencari nafkah dengan cara memulung. Walaupun hal seperti ini tidak diharamkan, tetapi itu sangat menyedihkan. Di usianya yang sangat belia

3 mereka seharusnya bersenang-senang menikmati kehidupan seperti anak-anak kecil lainnya. Faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan dapat disebabkan faktor internal (Ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari, ketidakmampuan dalam menampilkan peranan sosial dan ketidakmampuan dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang dihadapinya) dan faktor eksternal (kebijakan publik yang belum berpihak kepada penduduk miskin, tidak tersedianya pelayanan sosial dasar, tidak dilindunginya hak atas kepemilikan tanah serta terbatasnya lapangan pekerjaan). Ekonomi menjadi faktor utama mereka untuk memulung. Demi membantu kedua orang tuanya mereka para pemulung kecil tidak menghiraukan panasnya matahari, malunya mereka apabila terlihat teman-temannya yang lain, dan waktu yang berharga yang mereka bisa habiskan untuk bermain. Sangat disayangkan, mereka melaksanakan kehidupan sehari-hari yang sama dengan anak-anak kecil lainnya yang hidup dari keluarga menengah ke atas, namun yang menyedihkannya, mereka harus memulung sewaktu pulang sekolah. Terkadang mereka masih menggunakan celana sekolah mereka yang berwarna merah dengan kaos yang sudah tidak layak pakai, memikul tas sampah dengan tongkat besi yang mereka bawa untuk mencari sampah yang masih bisa didaur ulang. (http://www.kompasiana.com/khairunisyamanza/kehidupan-pemulungkecil_55286bcff17e6167488b45e6) Hal seperti ini juga terjadi di masyarakat Kelurahan Damar Sari Kota Tebing Tinggi. Keberadaan ekonomi yang sulit, membuat para orang tua

4 mengharuskan anak-anak mereka untuk bekerja mencari uang guna untuk mencukupi kebutuhan hidup, membantu perekonomian keluarga dan kelangsungkan pendidikan anak-anak mereka. Banyak anak-anak yang taraf perekonomiannya yang rendah mengandalkan penghasilan dari mengutip barangbarang bekas (memulung) karena di anggap lebih mudah dan lebih cepat mendapatkan uang. Kelurahan Damar Sari Kota Tebing Tinggi terdiri dari 5 Lingkungan, dimana Lingkungan I terdiri dari 186 Kepala keluarga, Lingkungan II terdiri dari 248 Kepala keluarga, Lingkungan III terdiri dari 251 Kepala keluarga, Lingkungan IV terdiri dari 230 Kepala keluarga dan Lingkungan V terdiri dari 170 Kepala keluarga. Menurut data Badan Pusat Statistika (BPS) Kelurahan Damar Sari Kota Tebing tinggi, komposisi mata pencaharian penduduk di Kelurahan Damar Sari Lingkungan II Kota Tebing Tinggi tahun 2016 yaitu : Jenis Pencaharian 1. Pegawai negeri 2. Pegawai Swasta 3. Petani 4. Nelayan 5. Pedagang 6. Pensiunan 7. Pemulung 8. Lainnya Jumlah Jumlah 65 KK 15 KK 37 KK 0 KK 23 KK 18 KK 40 KK 49 KK 248 KK

5 Para pekerja pemulung sebagian besar merupakan kaum miskin di kota besar (marjinalitas). Kaum miskin kota (marjinalitas) yang menjelaskan tentang pemukiman kumuh, dilihat sebagai penduduk yang secara sosial, ekonomi, budaya, dan politik tidak berintegrasi dengan kehidupan masyarakat kota. Komunitas pemulung di Kelurahan Damar Sari didominasi kaum ibu. Kalaupun ada kaum laki-lak itu paling anak-anak dan suami pemulung perempuan yang tidak punya pilihan pekerjaan lain. Saat ini jumlah pemulung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan Damar Sari Kota Tebing Tinggi ada 40 Kepala keluarga dan didominasi oleh para ibu-ibu rumah tangga dan juga anakanak yang ikut memulung untuk membantu pekerjaan ibu mereka. Hal ini menjadi daya tarik penulis untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar anak pemulung yang membantu orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Motivasi belajar anak merupakan landasan awal untuk mendorong anak belajar, sehingga dapat tumbuh, berkembang dan mencapai prestasi belajar yang baik. Menurut Slameto, 2010 mengatakan bahwa motivasi belajar anak dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti faktor jasmaniah, faktor psikolgis dan faktor kelelahan. Dan yang termasuk faktor eksternal meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Selain motivasi dari dalam diri untuk prestasi belajar di sekolah, peran keluarga juga sangat memengaruhi perkembangan anak. Lingkungan keluarga menjadi media pertama dan utama yang mempengaruhi terhadap prilaku perkembangan anak terutama pada pendidikan dan prestasi belajar anak disekolah.

6 Keluarga adalah kunci dalam keharmonisan juga terhadap pola pikir anak sendiri, dimana anak tergantung kendali orang tua. Anak akan tumbuh dengan sifat dan sikap yang di tanamkan oleh orang tua. Bila sifat dan sikap yang ditanamkan baik maka anak tumbuh dan berkembang sangat baik begitu pula sebaliknya. Keberadaan anak-anak di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kelurahan Damar Sari Kota Tebing Tinggi, membuat waktu mereka banyak tersita mencari uang sehingga kurang mendapat perhatian dari keluarga. Motivasi belajar anak juga berkurang, mereka lebih memilih memulung dibandingkan bersekolah dan mengakibatkan malasnya anak untuk mengerjakan tugas-tugas dari sekolah dikarenakan kelelahan memulung. Selain itu menyebabkan anak mengalami berbagai permasalahan dalam hidupnya, mulai dari psikologinya, kelelahan fisik, pola hidup yang tidak teratur dan pembagian waktu belajar yang sulit untuk dilakukan. Selain itu, apabila keadaan rumah nyaman akan membuat anak mudah berkonsentrasi untuk belajar, tetapi jika keadaan rumah tidak nyaman apalagi seperti lingkungan TPA akan menghilangkan konsentrasi belajar anak dan berkurangnya motivasi belajar pada anak sehingga berpengaruh terhadap prestai anak di sekolah. Permasalahan yang terjadi di TPA menjadi daya tarik penulis untuk meneliti kelurahan Damar Sari. Permasalahan yang terjadi di TPA salah satunya mengenai permasalahan ekonomi, masalah ekonomi yang dialami oleh masyarakat yang tinggal di lingkungan kumuh disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari faktor lapangan pekerjaan yang terbatas, penghasilan yang minim,

7 kurangnya keahlian atau keterampilan yang dimiliki, kepadatan penduduk, kebutuhan yang terus bertambah, serta keterbatasan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi itu sendiri. Dari beberapa faktor tersebut, lapangan yang terbatas dan penghasilan minim yang perharinya hanya memperoleh penghasilan 15 sampai 20 ribu per hari mengakibatkan anak-anak untuk ikut serta membantu orang tua memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Misalnya saja, sepulang sekolah mereka harus mencari barang-barang bekas (memulung) untuk dijual. Hal ini mereka lakukan setiap hari dari pukul 14.00-18.30 wib. Hal inilah yang mengakibatkan motivasi belajar anak terganggu. Dari uraian di atas maka penulis sangat tertarik untuk meneliti dan mengetahui tentang Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Anak Pemulung di Kelurahan Damar Sari Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara. 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Rendahnya penghasilan orang tua untuk membiayai kebutuhan seharihari dan kebutuhan pendidikan anak 2. Faktor ekonomi keluarga yang sulit, memaksa anak untuk bekerja dan membantu orang tua setiap harinya 3. Keterbatasan waktu orang tua dalam membantu anak belajar di rumah 4. Kondisi lingkungan tempat tinggal yang semerawut, sempit dan ribut

8 5. Keadaan fisik yang lelah bekerja mengakibatkan motivasi anak untuk bersekolah berkurang 6. Anak lebih memilih bekerja daripada bersekolah 1.3 BATASAN MASALAH Agar memudahkan penelitian dan untuk menghindari kekeliruan dalam penulisan dan pengkajian, penulis membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Anak Pemulung di Kelurahan Damar Sari Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara. 1.4 PERUMUSAN MASALAH Dari batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah ada Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Anak Pemulung di Kelurahan Damar Sari Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara? 1.5 TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan Motivasi Belajar Anak Pemulung di Kelurahan Damar Sari Kota Tebing Tinggi Sumatera Utara

9 1.6 MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Manfaat praktis Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan penulis dan wawasan dalam pelayanan pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu, mengetahui motivasi belajar anak-anak pemulung. 2. Manfaat Teoritis a. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan baik pemerintah maupun swadaya masyarakat b. Sebagai bahan masukan bagi orang tua untuk mengasuh dan membimbing anaknya dalam mengikuti pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah c. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya.