I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama pengelolaan taman nasional adalah sebagai kekuatan pendorong untuk menjamin kelestarian fungsi ekologi kawasan dan sekitarnya serta kemanfaatannya bagi manusia secara adil dan lestari. Grumbine (1994) menyebutkan beberapa tujuan pengelolaan taman nasional, seperti: 1. menjaga populasi viable spesies asli secara in situ 2. menjaga keterwakilan tipe dan variasi ekosistem asli di dalam kawasan yang dilindungi 3. melindungi proses evolusi dan ekologi (seperti: regim kerusakan, proses hidrologi, siklus nutrisi, dll) 4. pengelolaan jangka panjang yang menjamin potensi evolusi dari spesies dan ekosistem 5. mengakomodasi kebutuhan manusia dalam memanfaatkan sumberdaya alam dalam suatu batasan tertentu. Tujuan pengelolaan taman nasional tersebut dapat tercapai jika terjadi hal-hal sebagai berikut (Dephut 2004) : - terjaminnya kemantapan kawasan - terjaminnya fungsi ekosistem kawasan taman nasional - terjaminnya fungsi taman nasional untuk memberi manfaat dengan tetap mempertahankan sistem penyangga kehidupan berbagai spesies dan plasma nutfah asli serta ekosistem unik yang terdapat di dalamnya - terjaminnya fungsi taman nasional untuk keberlangsusngan manfaat sosial budaya sesuai dengan aspirasi, kebutuhan serta tatanan pranata sosial yang diterima dan berlaku dalam kehidupan masyarakat setempat. Saat ini kawasan hutan di Indonesia menghadapi berbagai macam permasalahan yang mengakibatkan tidak berfungsinya kawasan tersebut sebagaimana mestinya. Luas lahan kritis (lahan yang telah sangat rusak karena kehilangan penutupan vegetasinya, sehingga kehilangan atau berkurang fungsinya sebagai penahan air, pengendali erosi, siklus hara, pengatur iklim mikro dan retensi karbon) di Indonesia pada tahun 2008 adalah ± 77.806.881 ha (Dephut
2 2009). Tahun 2000 sampai dengan 2005 rata-rata laju deforestasi sebesar 1.089.560 ha/tahun (Dephut 2009). Kondisi ini merupakan fakta yang dihadapi oleh hampir seluruh kawasan konservasi yang ada di Indonesia termasuk dalam hal ini taman nasional. Kondisi kawasan konservasi di atas menuntut suatu pengelolaan yang terukur. Saat ini Indonesia belum memiliki standar ukuran yang baku untuk menilai pengelolaan taman nasional. Sampai dengan tahun 2007, di dunia tercatat ada 6300 penilaian terhadap keefektifan pengelolaan kawasan konservasi dari 100 negara (Leverington et al. 2008). Pengelolaan yang terukur penting untuk menilai keberhasilan dan capaian dari pengelolaan yang telah dilakukan. Penilaian kinerja diperlukan untuk mengevaluasi dan memperbaiki perencanaan dan pengelolaannya. Selain itu penilaian kinerja merupakan bentuk pertanggung jawaban pengelola kepada publik (akuntabilitas). Salah fungsi terpenting taman nasional adalah tercapainya kelestarian fungsi ekologi. Fungsi ekologi untuk semua tipologi taman nasional menempati tempat tertinggi (dibandingkan dengan fungsi kawasan, ekonomi dan sosial budaya), mengingat pengelolaan taman nasional memang lebih diutamakan untuk mempertahankan fungsi ekologi suatu kawasan (Dephut 2004). Penilaian kinerja pengelolaan taman nasional, khususnya pengelolaan untuk menjamin kelestarian fungsi ekologi, membutuhkan ketersediaan data dan informasi ekologi yang memadai. Data dan informasi ini merupakan sumber penilaian terhadap hasil dan capaian dari pengelolaan taman nasional sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Idealnya setiap taman nasional mampu menyediakan kebutuhan data dan informasi ekologi untuk penilaian kinerja tersebut. Namun pada kenyataannya tidak semua taman nasional di Indonesia mampu menyediakan data dan informasi ekologi yang dapat digunakan untuk menilai kinerja pengelolaan taman nasional. Penelitian ini penting untuk mengetahui kemampuan pengelola taman nasional dalam menyediakan data dan informasi ekologi sebagai bahan penilaian kinerja pengelolaan taman nasional. Penelitian ini juga dapat memberikan gambaran kendala dan tantangan yang dihadapi oleh taman nasional dalam pengelolaan data dan informasi ekologi. Selain itu, melalui penelitian ini dapat
3 membangkitkan kemauan pemerintah untuk lebih memprioritaskan pengelolaan data dan informasi ekologi sebagai bagian penting dalam pengelolaan taman nasional. 1. 2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengevaluasi ketersediaan data dan informasi ekologi untuk penilaian kinerja pengelolaan Taman Nasional Gunung Halimun- Salak. 1. 3. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini berupa masukan bagi pengelola taman nasional untuk perbaikan dalam penyediaan data dan informasi ekologi. Selain itu, diharapkan penelitian dapat menjadi dasar pertimbangan kepada pemerintah untuk lebih memberikan prioritas dalam pengelolaan data dan informasi ekologi. 1. 4. Perumusan Masalah Lemahnya data dan informasi khususnya ekologi merupakan sumber persoalan pengelolaan kawasan konservasi di Indonesia (Lee et al. 2001). Pengelola taman nasional di Indonesia dengan segala keterbatasannya, banyak yang belum mampu menyediakan data dan informasi berkaitan dengan perkembangan kondisi ekologi taman nasional. Data dan informasi tersebut penting untuk menilai kondisi taman nasional dan capaian pengelolaannya. Penelitian ini berusaha mengevaluasi ketersediaan data dan informasi ekologi di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Data dan informasi ekologi yang dievaluasi tersebut dikaitkan dengan kebutuhan untuk penilaian kinerja pengelolaan taman nasional. 1. 5. Kerangka Pemikiran Evaluasi ketersediaan data dan informasi ekologi untuk penilaian kinerja pengelolaan taman nasional dilakukan untuk mengetahui kondisi data dan informasi ekologi di suatu taman nasional. Dengan melihat konstruksi data dan
4 informasi, diharapkan akan memudahkan dalam melihat proses dihasilkannya data dan informasi tersebut mulai dari perencanaan, strategi, dan hasilnya. Evaluasi ketersediaan data dan informasi dilakukan dengan mengidentifikasi kesenjangan antara kebutuhan data untuk penilaian kinerja pengelolaan taman nasional dengan ketersediaan data yang ada di taman nasional. Evaluasi tersebut dikaitkan dengan penilaian kinerja pengelolaan taman nasional (diacu dari Dephut 2004), dan dibatasi hanya kepada prinsip kelestarian fungsi ekologi. Evaluasi ketersediaan data dan informasi ekologi ini dilakukan di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS). TNGHS dipilih sebagai lokasi studi terkait dengan ketersediaan data dan informasi yang relatif lengkap. Lengkapnya data dan informasi di TNGHS, selain statusnya sebagai taman nasional model juga adanya proyek jangka panjang antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang (Japan International Cooperation Agency/JICA) dalam pengelolaan keanekaragaman hayati. Hasil evaluasi ketersediaan data dan informasi ekologi ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan rekomendasi perbaikan terhadap pengelolaan data dan informasi ekologi di taman nasional. Berdasar uraian diatas, bagan kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1 dibawah ini.
5 Standar Kinerja Pengelolaan Taman Nasional (Dephut 2004) Pengelolaan Taman Nasional Indikator-Indikator pada Prinsip Kelestarian Fungsi Ekologi Konstruksi Data dan Informasi TNGHS Kebutuhan Data dan Informasi Ekologi Untuk Penilaian Kinerja Ketersedian Data Aktual Taman Nasional (Data Ekologi) Kesenjangan antara kebutuhan Data dan Ketersedian Data Cukup Ketercukupan Data dan Informasi Tidak Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian