Lampiran 1 63
Lampiran 2 DAFTAR PERTANYAAN 1. Bagaimana sejarah kesenian Jonggan! 2. Mengapa disebut dengan Jonggan? 3. Apa fungsi kesenian Jonggan? 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan dilaksanakan? 5. Perlengkapan apa saja yang harus dipersiapkan sebelum kesenian Jonggan dipentaskan? 6. Apakah ada doa-doa khusus dalam upacara adat sebelum kesenian Jonggan dipentaskan? 7. Apakah ada pantangan sebelum kesenian Jonggan ini dipentaskan? 8. Ada berapa penari, pemain musik dan penyanyi dalam pementasan kesenian Jonggan? 9. Alat musik apa saja yang digunakan saat pementasan kesenian Jonggan? 10. Bagaimana jenis musik yang dimainkan saat pementasan kesenian Jonggan? 11. Pakaian apa yang digunakan penari saat pementasan kesenian Jonggan? 12. Gerakan apa saja yang terdapat dalam kesenian Jonggan? 13. Bagaimana respon warga setempat pada saat pementasan kesenian Jonggan? 64
Lampiran 3 Hasil Wawancara Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Wawancara dengan : Bapak Sukini Arem (Pelatih tari jonggan 60 tahun) Tujuan diadakannya jonggan yaitu sebagai sarana hiburan dan untuk bayar niat. Penari jonggan ada 5-7 orang (tidak ada batasan usia) dan pakaian para penari jonggan menggunakan kebaya, kain batik (paca ) sebagai bawahannya dan selendang. Alat alat musik yang digunakan dalam pementasan kesenian jonggan yaitu dau, gong, gendang, suling dan saron. Pemain musiknya kebanyakan orang orang yang sudah lanjut usia dan beberapa anak muda yang sudah dilatih untuk memainkan alat-alat musik tradisional tersebut. Tari jonggan dibagi menjadi dua gerakan, yaitu gerakan lembut dan gerakan lincah. Di dalam tarian jonggan ini menggunakan unsur-unsur gerakan silat dimana gerakan tersebut untuk melindungi diri dari lawan penari (pangebeng) yang ingin menyentuh anggota tubuhnya, maka para penari siap untuk menangkis dengan menggunakan tangannya melalui gerakan-gerakan silat yang telah diajarkan. 65
Lampiran 4 Hasil Wawancara Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Wawancara dengan : Bapak Yohanes (60 tahun) Jonggan merupakan hiburan rakyat dan dilaksanakannya jonggan itu merupakan orang yang membayar niat atau suatu acara besar. Jonggan merupakan akar bahasa dayak yang artinya penari-penari untuk menghibur yang diiringi dengan gamelan, gong, gendang. Perangkat upacara: 1. Ayam 1 ekor 2. Pulut dimasak dibambu 3. Lempeng tumpi 4. Bontong 5. Karet poe 6. Pelantar yang terdiri dari : beras pulut, beras ungu, sirih (untuk pengobatan) 7. Topong terdiri dari : sirih, pinang, kapur gamir, rokok, tembakau Setelah upacara adatnya selesai si panyangahatn di beri kaki ayam atau paha ayam sepotong dan segala persembahan atau sesajen tadi diberi sedikit ke panyangahatn. Panyangahatn juga diberi pangkaras (uang) seiklas tuan rumah dan sisa persembahan tadi dimakan bersama-sama. Dalam kesenian Jonggan terdapat 1 penyanyi baik laki-laki atau perempuan itu bebas, penyanyi tersebut yang sanggup membalas pantun pengebeng karena antara pengebeng dengan yang dikebeng harus bepantun bukan 66
hanya menari-nari saja (inilah salah satu keunikan tari jonggan). Bagi mereka yang tidak bisa membalas pantun mereka hanya diam saja, ini tidak menjadi masalah jadi si pengebeng harus bepantun terus. Contoh pantun yang dilantunkan oleh pangebeng: Bukan kacang sembarang kacang Kacang pula dari anjungan Bukan datang sembarang datang Datang untuk menonton jonggan Pangebeng dan yang dikebeng harus saling berbalas pantun. Pantun ini harus sesuai atau isi pantunnya harus nyambung tidak boleh sembarangan atau asal-asalan menyebutkan isi pantunnya. Jadi pantunnya harus pantun berkait. Isinya harus menyinggung apa yang kalian ingin sampaikan. 67
Lampiran 5 Hasil Wawancara Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Wawancara dengan : Bapak V. Pius (57 tahun) Disaat menari Jonggan kebanyakan para penari menggunakan paca yang bermotif campuran, hal ini disebabkan karena kurangnya koordinir dari ketua sanggar yang tidak menyediakan paca melainkan yang disediakan hanya kebaya saja sebagai atasannya. Sedangkan untuk bawahannya (paca ) disiapkan oleh masing-masing para penari. Selain itu mereka tidak menggunakan motif khas Kalimantan (Dayak) sebab kesenian Jonggan muncul pertama kali pada tahun 1950-an dimana zaman ini belum modern. Jadi pakaian yang digunakan masih sangat sederhana dan apa adanya tetapi sudah diidentikan dengan kebaya dan paca. Serta pada zaman dahulu kain batik Kalimantan sangatlah langka dan harganya mahal karena suku Dayak Kanayatn bukanlah pembuat batik. 68
Lampiran 6 Hasil Wawancara Kesenian Jonggan di Dusun Tempala Wawancara dengan : Katarina.P (24 tahun) Jika para penari menggunakan pakaian adat untuk menari, mereka sulit untuk bergerak sebab para penari Jonggan lebih mengutamakan kenyamanan dalam berpakaian sehingga mudah untuk bergerak. Biasanya tarif untuk satu malam dikenakan sebesar Rp. 750.000 Rp 1.000.000, ini semua tergantung dari negosiasi antara ketua sanggar dengan orang yang memanggil Jonggan atau akan mengadakan hiburan Jonggan tersebut. Lamanya pelaksanaan kesenian Jonggan ini biasanya 3-7 hari, ini semua tergantung dari permintaan orang yang ingin memesan Jonggan. 69
PETA KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT Lokasi Penelitian 70
Gambar 1. Tumpang, yaitu tempat memberi makan para roh-roh leluhur yang terbuat dari daun kelapa yang masih berwarna hijau, bentuknya persegi empat dan di atasnya disediakan sesajen. Gambar 2. Kalangkakng, yaitu tempat yang terbuat dari bambu yang digunakan untuk menyimpan palantaratn atau sesajen yang dipersembahkan kepada Jubata (Tuhan) dan awa pama (roh-roh leluhur). 71
Gambar 3. Tempayan yang digunakan sebagai syarat agar pada saat pementasan kesenian Jonggan tidak diganggu oleh roh-roh halus yang diatasnya terdapat penekng unyit (potongan kunyit yang kecil). Gambar 4. Pembawa acara kesenian Jonggan sekaligus Panyanyi Jonggan 72
Gambar 5. Pemain suling pada saat pementasan kesenian Jonggan Gambar 6: Dua pemain alat musik saron pada saat pementasan kesenian Jonggan 73
Gambar 7. Pemain alat musik gong pada saat pementasan Jonggan Gambar 8. Para penari Jonggan yang bersiap-siap untuk pementasan 74
Gambar 9. Pemain alat musik gendang pada saat pementasan Jonggan Gambar 10. Tata panggung pada saat pementasan Jonggan 75
Gambar 11. Suasana kegembiraan di atas panggung antara penari dengan penonton yang ikut menari Jonggan. Gambar 12. Para penari Jonggan 76
Gambar 13. Penonton sedang menyaksikan pementasan kesenian Jonggan Gambar 14. Foto peneliti bersama Bapak Yohanes 77