Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea)

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu. Meskipun menstruasi adalah proses fisiologis, namun banyak perempuan

HUBUNGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS VIII TENTANG DISMINORE DENGAN PERILAKU DALAM UPAYA PENANGANAN DISMINORE DI SMPN 12 KOTA BATAM

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

PENGARUH DISMENORE TERHADAP AKTIVITAS PADA SISWI SMK BATIK 1 SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak. menuju masa dewasa. Banyak perubahan-perubahan yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

TINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PREMENSTENSION KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah sebuah periode transisi dari dari kanak-kanak menjadi

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB 1 PENDAHULUAN. Menstruasi adalah pendarahan periodik dan siklik dari uterus, disertai

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA PUTRI DI SMA MTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perempuan memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, namun hampir 90% wanita memiliki siklus hari dan hanya 10-15%

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWA AKBID TINGKAT I STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS 2 TENTANG VULVA HYGIENE DENGAN KEPUTIHAN DI MTs MASHLAHIYAH KRECEK BADAS

HUBUNGAN DISMENOREA TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWI SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU PERAWATANDIRI SAAT MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VII DI SMPN 3 BANTUL YOGYAKARTA

ABSTRAK. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Usia Dini Di Desa Swadaya Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2015

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pubertas meliputi suatu kompleks biologis, morfologis, dan

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

[Jurnal Florence] Vol. VII No. 1 Januari 2014

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA MADYA ( TAHUN ) TENTANG DYSMENORRHEA DI SMPN 29 KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir 90% wanita mengalami dismenore, dan 10-15% diantaranya

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Di Desa Talungen Kabupaten Bone Tentang Swamedikasi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja (pubertas) merupakan masa transisi antara masa anak dan dewasa

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG DISMENORE DI AKADEMI KEBIDANAN SARI MULIA BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu periode dalam siklus kehidupan. Pada masa

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI KEPERAWATAN SI DALAM MENGATASI DISMENORE

PENGETAHUAN TENTANG JAMU SEBAGAI PEREDA NYERI HAID PADA SISWI SMA N 1 JATINOM KLATEN. Indri Kusuma Dewi 1 ) Bambang Yunianto 2 ) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian bawah dan paha (Badziad, 2003). Dismenorea merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. menstruasi. Nyeri ini sering kali mengganggu kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU PENANGANAN SINDROM PRA HAID PADA SISWI KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI YOGYAKARTA II TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan secara proses maupun fungsi pada sistem reproduksi manusia.

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTERI DENGAN SIKAP MENGHADAPI PREMENSTRUAL SYNDROME DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

BAB I PENDAHULUAN. yang menghubungkan masa kanak-kanak dan masa dewasa. remaja adalah anak

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dismenore adalah nyeri sewaktu haid. Dismenore atau nyeri haid biasanya

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orangorang

Hubungan Karakteristik Remaja dengan Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatan Reproduksi di Kota Cimahi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelas IX. Hasil isian kuesioner yang dipakai pada pengolahan data

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PENANGANAN DISMENORE DI SMPN 9 TASIKMALAYA

Hubungan Olahraga Dengan Kejadian Dismenorea Mahasiswi Tingkat 1 Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang penting dan patut. bagi kehidupan seorang pria maupun wanita.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI TINGKAT I TENTANG VULVA HYGIENE DI AKBID MAMBA UL ULUM SURAKARTA TAHUN Oleh

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN USIA MENARCHE DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI SMP N 17 SURAKARTA

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

PENGARUH PENYULUHAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PERSEPSI MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENETALIA PADA SISWI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG SINDROM PRA MENSTRUASI DI SMA NEGERI 2 KEJURUAN MUDA TAHUN STIKes Bina Nusantara ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN MENSTRUASI TERHADAP UPAYA PENANGANAN DISMENORE PADA SISWI SMA NEGERI 1 BUNGKU TENGAH

Aktivitas Olahraga dengan Kejadian Sindrom Premenstruasi pada Anggota Perempuan UKM INKAI UNS

PERILAKU REMAJA PUTERI DALAM MENGATASI DISMENORE (STUDI KASUS PADA SISWI SMK NEGERI 11 SEMARANG )

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI SMA HARAPAN MEKAR KELAS XI MEDAN TAHUN 2013

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat teratas dan sebagai penyebab kematian tertinggi

HUBUNGAN STRES BELAJAR DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DI SMP NEGERI 11 KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(Nurul Azmi) Nim

Transkripsi:

Tingkat Pengetahuan Mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar Terhadap Penanganan Nyeri Haid (Dysmenorrhea) Rusmin Rivai *), Agust Dwi Djajanti *), Arnia Sri Ramdana **) *) Akademi Farmasi Yamasi Makassar **) Program Studi Diploma III Farmasi Yamasi Abstrak Pada penelitian ini diperoleh data dan informasi mengenai pengetahuan tentang nyeri haid lebih detail dan bagaimana penanganan yang tepat pada mahasiswi di kampus Akademi Farmasi Yamasi Makassar. Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan data primer yang mengambil sampel dari suatu populasi berupa kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling dengan jumlah responden 72 orang. Pengumpulan data dimulai dari bulan Mei 2016 di kampus Akademi Farmasi Yamasi Makassar. Data diperoleh dengan membagikan lembar kuesioner kepada 72 orang responden. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan nyeri haid (Dysmenorrhea) untuk mahasiswi di Akademi farmasi Yamasi Makassar berada dalam kategori sedang yaitu 69,24%. Adapun untuk pengetahuan penanganan nyeri haid (Dysmenorrhea) juga berada dalam kategori sedang yaitu 75,42%. Kata kunci : Dysmenorrhea, tingkat pengetahuan, cara penanganan PENDAHULUAN Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (Romauli, 2011).Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting kesehatan bagi pria maupun wanita, tetapi lebih dititikberatkan pada wanita. Keadaan penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan bereproduksi serta tekanan sosial pada wanita karena masalah gender. Kesehatan bagi wanita adalah lebih dari kesehatan reproduksi. Wanita memiliki kebutuhan kesehatan khusus yang berhubungan dengan fungsi seksual dan reproduksi. Wanita mempunyai sistem reproduksi yang sensitif terhadap kerusakan yang dapat terjadi disfungsi atau penyakit. Hal itu dipengaruhi karena adanya perbedaan genetik, hormonal, ataupun perilaku gaya hidup (Kusmiran, 2013). Di kalangan wanita, nyeri haid adalah hal yang sangat wajar dan bisa terjadi pada mereka yang sedang haid atau menstruasi. Ada beberapa kalangan yang menganggap nyeri haid adalah hal yang biasa Kondisi seperti ini hanya terjadi untuk sementara waktu pada saat mulai haid, dialami dalam waktu singkat, dan tidak terlalu mengganggu aktivitas yang bersangkutan. Setelah beberapa saat, mungkin dalam hitungan jam, rasa nyeri saat haid itu pun hilang dengan sendirinya. Namun dalam beberapa kasus, tidak sedikit perempuan yang mengalami nyeri haid berkepanjangan. Mereka terus menerus mengalami rasa sakit, bahkan tidak bisa beraktivitas apapun selama haid karena rasa nyeri dan tidak tertahankan. Selain itu juga disertai kondisi psikologis yang tidak nyaman, seperti mudah marah, cepat tersinggung, bawaannya kesal pada semua orang, dan lain-lain. Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Nur Fhadylah (2015), dengan judul profil penanganan Dysmenorhea di SMA Wahyu Babussalam Makassar. Hasil penelitian yang diperoleh dari 41 siswi sebagai responden, terdapat sejumlah 68% sisiwi yang merasakan Dysmenorrhea ringan, dan sejumlah 24% siswi yang merasakan Dysmenorrhea sedang, serta sejumlah 7% siswi yang merasakan Dysmenorrhea berat. Dari siswi yang mengalami Dysmenorrhea, pemilihan metode non farmakologi menjadi pilihan sebagian besar siswi SMA Wahyu Babusalam. Pemilihan metode tersebut didasarkan oleh pengetahuan responden yang didapat dari keluarga dan teman sejawat. Jumlah siswi yang sedikit menyebabkan kurangnya diskusi yang dapat dilakukan untuk bisa menyebarkan informasi tentang metode apa saja yang bisa digunakan untuk menangani Dysmenorrhea yang mereka alami. Rumusan Masalah penelitian ini adalah : a. Bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar mengenai nyeri haid (Dysmenorrhea)? b. Apakah mahasiswi di Akademi Farmasi Yamasi Makassar telah melakukan penanganan nyeri haid (Dysmenorrhea) yang mereka alami sudah tepat?

Tujuan Penelitian : a. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang nyeri haid (Dysmenorrhea) pada mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar. b. Mengetahui tingkat pengetahuan dalam penanganan nyeri haid (Dysmenorrhea) pada Makassar sudah tepat. Manfaat untuk peneliti sendiri yaitu untuk memperoleh data dan informasi mengenai pengetahuan tentang nyeri haid lebih detail dan bagaimana penanganan yang tepat. Manfaat Bagi institusi adalah sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya dan sebagai referensi pengetahuan mengenai nyeri haid (Dysmenorrhea). METODE DAN BAHAN Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan menggunakan data primer yang mengambil sampel dari suatu populasi berupa kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Waktu dan Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016 di Akademi Farmasi Yamasi Makassar. Populasi Semua mahasiswi di Akademi Farmasi Yamasi Makassar pada tahun 2016, sebanyak 251 orang. Sampel Dalam penelitian ini sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel hanya pada individu yang didasarkan pada pertimbangan dan karakteristik tertentu, yaitu individu dengan kriteria sebagai berikut: 1) Berjenis kelamin perempuan. 2) Dapat berkomunikasi dengan baik 3) Sudah mengalami menstruasi 4) Pernah mengalami nyeri haid (Dysmenorrhea) Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus sebagai berikut dengan tingkat kesalahan 10% N n = 1 + (N d) 2 Dimana: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d 2 = Tingkat kesalahan berikut ini perhitungan sampel yang diambil: n = 72 orang Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 72 orang yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data Pengumpulan data dilakukan dengan cara mewawancarai responden. Instrument angket yang digunakan di tuangkan dalam bentuk kuesioner yang berisi pertanyaan dan dilengkapi dengan pilihan jawaban untuk memudahkan responden dalam menjawab.(saryono, 2011) Pengolahan data Adapun cara pengolahannya dilakukan dengan menggunakan skala likert. (Sugiyono, 1999): Data primer yang diperoleh kemudian ditabulasi, diberi skor, diakumulasi lalu dipersentasekan dalam bentuk tabel disertai penjelasan. a. Pemberian skor Untuk skor benar = 3 Untuk skor salah = 2 Untuk skor tidak tahu = 1 Selanjutnya data ditabulasi dan dipersentasikan dengan cara pengukuran skala likert. Persentasi skor = jumlah skor rata-rata x 100 % skor ideal Skor ideal = Jumlah responden x skor tertinggi (3) b. Kriteria objektif Jika pengetahuan diukur menggunakan kuesioner, maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1) Berpengetahuan tinggi : Jika jawaban benar 76-100%, dari total soal yang diberikan. 2) Berpengetahuan sedang : Jika jawaban benar 56-75,99%, dari total soal yang diberikan. 3) Berpengetahuan rendah : Jika jawaban benar < 56,99%, dari total soal yang diberikan (Ulfa, 2010). Definisi Operasional a. Tingkat pengetahuan siswi adalah seberapa banyak yang diketahui tentang Dysmenorrhea dan penanganannya yang dinyatakan dalam persen (%). b. Dysmenorrhea merupakan hal yang lumrah, tidak sedikit para wanita khususnya remaja putri mengalami Dysmenorrhea. Penyebabnya ada 2 macam, yang primer dimana tidak ditemukan kelainan pada organ-organ dan yang sekunder dimana ada kelainan pada organ yang menimbulkan nyeri (tumor, radang, endometriosis, dan lain-lain). c. Kuesioner 1. Benar : kata untuk menyatakan setuju atau membenarkan suatu pernyataan 2. Salah : kata untuk menyatakan pengingkaran, menolak, tidak setuju terhadap suatu pernyataan. 3. Tidak tahu : kata untuk menyatakan tidak mengetahui terhadap suatu pernyataan. d. Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu penelitian, sedangkan sampel merupakan sebagian dari

populasi yang mewakili populasi (Saryono, 2011). Dalam penelitian ini sampel yang akan diteliti adalah Makassar yang pernah mengalami bahkan kerap mengalami Dysmenorrhea seiringan dengan siklus haid yang mereka alami HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Telah dilakukan penelitian di kampus Akademi Farmasi Yamasi Makassar pada bulan Mei 2016, mengenai tingkat pengetahuan Makassar terhadap penanganan nyeri haid (Dysmenorrhea). Data hasil penelitian diperoleh dengan menggunakan instrument kuesioner yang ditujukan kepada 72 orang responden diambil dari Makassar, yang dihitung berdasarkan rumus slovin dengan tingkat kesalahan 10% dan dipilih menurut teknik purpose sampling, yaitu suatu teknik penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun data hasil penelitian yang diperoleh dapat dilihat pada tabel-tabel berikut : a. Identitas responden Adapun sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini mewakili semua mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar yang pernah mengalami nyeri haid (Dysmenorrhea). b. Persentase tingkat pengetahuan Adapun hasil responden mengenai tingkat pengetahuan mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar mengenai nyeri haid (Dysmenorrhea) dapat kita lihat pada tabel berikut. Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar tentang nyeri haid (Dysmenorrhea) berada dalam kategori sedang yaitu 69,24%. c. Persentase pengetahuan mengenai penanganan nyeri haid (Dysmenorrhea) Adapun hasil responden pengetahuan Makassar mengenai penanganan nyeri haid (Dysmenorrhea) dapat kita lihat pada tabel berikut. No. BUTIR SOAL BENAR SALAH TIDAK TAHU JUMLAH N SKOR N SKOR N SKOR N SKOR 1 1 62 186 3 6 7 7 72 199 2 2 50 150 8 16 14 14 72 180 3 3 31 93 10 20 31 31 72 144 4 4 41 123 9 18 22 22 72 163 5 5 40 120 4 8 28 28 72 156 6 6 28 84 25 50 19 19 72 153 7 7 31 93 14 28 27 27 72 153 8 8 31 93 9 18 32 32 72 143 9 9 17 51 11 22 44 44 72 117 10 10 54 162 12 24 6 6 72 192 11 11 54 162 12 24 6 6 72 192 JUMLAH 439 1317 117 234 236 236 792 1792 JUMLAH RATA- 39.91 119.73 10.64 21.27 21.45 21.45 72.00 162.91 RATA PERSENTASE SKOR 55,43% 9,85% 9,93% 75,42% Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswi Akademi Farmasi Yamasi Makassar mengenai penanganan nyeri haid (Dysmenorrhea) berada dalam kategori sedang yaitu 75,42%. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang bertujuan untuk menentukan tingkat pengetahuan serta bagaimana pengetahuan mahasiswi pada kampus Akademi Farmasi Yamasi Makassar mengenai penanganan nyeri haid (Dysmenorrhea). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 mahasiswi yang dihitung menurut rumus slovin dengan teknik pemilihan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria yang dimaksud yaitu berjenis kelamin perempuan, dapat berkomunikasi dengan baik, sudah mengalami menstruasi, dan pernah

mengalami nyeri haid (Dysmenorrhea). Berdasarkan hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan nyeri haid (Dysmenorrhea) untuk mahasiswi di Akademi farmasi Yamasi Makassar berada dalam kategori sedang yaitu 69,24%. Adapun untuk pengetahuan penanganan nyeri haid (Dysmenorrhea) juga berada dalam kategori sedang yaitu 75,42%. Dengan demikian dari hasil penelitian tersebut, adanya faktor yang berkesinambungan terhadap tingkat pengetahuan Makassar sangat mempengaruhi bagaimana penanganan nyeri haid (Dysmenorrhea) yang mereka aplikasikan. Adapun faktor lain yang menyebabkan mayoritas responden yang memiliki tingkat pengetahuan terhadap penanganan nyeri haid (Dysmenorrhea) berada dalam kategori sedang karena sebagian dari mereka kurang memahami betul-betul mengenai pentingnya kesehatan reproduksi sehingga mereka mengganggap masalah kesehatan reproduksi khususnya tentang menstruasi yaitu Dysmenorrhea hanya masalah yang sepeleh. Pengetahuan kesehatan reproduksi sebaiknya dilakukan sejak remaja, karena seseorang akan dapat mengenali kelainan pada kesehatan reproduksinya sedini mungkin, terutama tentang masalah nyeri haid (Dysmenorrhea). Oleh karena itu, mengetahui secara rinci sistem reproduksi perempuan serta memahami permasalahan kesehatan yang melingkupinya dan solusi yang tepat untuk penanganannya akan sangat membantu setiap perempuan untuk mengatasi nyeri haid (Dysmenorrhea). PENUTUP Kesimpulan a. Berdasarkan hasil penelitian penulis menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang nyeri haid (Dysmenorrhea) Makassar berada dalam kategori sedang dengan persentase skor 69,24%. b. Adapun untuk pengetahuan mengenai penanganan nyeri haid (Dysmenorrhea) pada Makassar berada dalam kategori sedang yaitu dengan persentase skor 75,42%. Saran a. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat dijadikan sebagai data dan dapat dikembangkan dengan parameter yang lain. b. Bagi responden diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi wanita khususnya yang berhubungan dengan penanganan nyeri haid (Dysmenorrhea) melalui berbagai media informasi baik media cetak ataupun elektronik. c. Bagi tenaga kesehatan informasi tentang pengetahuan terhadap penanganan nyeri haid (Dysmenorrhea) dan kesehatan reproduksi harusnya tetap disosialisasikan lebih luas dan lebih optimal. Tenaga teknis kesehatan sebaiknya meningkatkan kegiatan penyuluhan baik secara individu maupun kelompok khususnya kepada para wanita bahwa pentingnya informasi tersebut. DAFTAR PUSTAKA Anurogo, D. 2011. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta. Andi Offset. Fhadylah, Nur. 2015. Profil Penanganan Dismenorea di SMA Wahyu Babussalam. Makassar, Akademi Farmasi Yamasi Makassar. Innaka, N. D. 2013. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Dismenorea di SMPN 1 Sambi Boyolali. KTI tidak diterbitkan, Surakarta : Program Studi D III Kebidanan. Stikes kusuma husada. Kusmiran, Eny. 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta : Salemba Medika. Lubis, Halimatussakdiyah. 2015. Makalah Tentang Dismenore, (online), (http://diyahhalsyah.blogspot.co.id/2015/03 /makalah-tentang-dismenore.html#, diakses pada tanggal 10 Februari 2016). Mulyani, Sri. 2012. Pengetahuan Remaja Putri Kelas VIII tentang Disminorea di SLTP N 1 Kedawung Sragen. KTI tidak diterbitkan, Surakarta : Program Studi D III Kebidanan. Stikes Kusuma Husada. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Paramita, D. P. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Dismenorea dengan Perilaku Penanganan Dismenorea pada Siswi SMK YPKK I Sleman Yogyakarta. KTI tidak diterbitkan, Surakarta : Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran. Universitas Sebelas Maret.

Ulfa, H. M. 2010. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Dismenorea dengan Sikap dalam Mengatasi Dismenorea pada Remaja Putri. KTI tidak diterbitkan, Surakarta : Fakultas kedokteran. Universitas Sebelas Maret. Romauli, Suryati dan Anna V. 2011. Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswi Kebidanan. Yogjakarta : Nuha Medika Sandra, G. B. 2015. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Mengenai Penanganan Dismenorea di Kelurahan Kedungwinong. Skripsi tidak diterbitkan, Surakarta : Fakultas Ilmu kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Saryono, dkk. 2009. Sindrom Premenstruasi. Yogyakarta: Nuha Medika