`BAB III PEMBAHASAN. Berikut pengertian aktiva tetap menurut para ahli : panjang yang paling besar nilainya dalam perusahaan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TOPIK PENELITIAN. aktiva tetap yang dilakukan PT. Agung Sumatera Samudera Abadi. Berdasarkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL AKTIVA TETAP PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN ASAHAN

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ASET TETAP PADA BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB II TINJAUAN PENELITIAN. 1. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. milik perusahaan dan dipergunakan secara terus-menerus dalam kegiatan

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. a. Mempunyai masa manfaat, atau umur ekonomis lebih dari satu tahun.

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. equipment, machinery, building, and land.

53. Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan. Apabila terjadi kondisi yang

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk dipergunakan dalam operasional perusahaan bukan untuk diperjualbelikan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dipercaya mengenai transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Akuntansi dan Perlakuan Akuntansi. Pengertian akuntansi memiliki definisi yang berbeda-beda, tergantung dari

BAB I PENDAHULUAN. yang dipisahkan pada perusahaan Negara/perusahaan daerah. Pemerintah Daerah memerlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap perusahaan pada umumnya memiliki aset tetap dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENYUSUNAN NERACA AWAL PEMERINTAH PUSAT

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

AKTIVA TETAP. Prinsip Akuntansi => Aktiva Tetap harus dicatat sesuai dengan Harga Perolehannya.

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

Transkripsi:

`BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian aktiva tetap Pengertian aktiva tetap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 16 (2011:16) aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Berikut pengertian aktiva tetap menurut para ahli : a. Menurut Samryn (2015:162) aktiva tetap merupakan komponen aktiva jangka panjang yang paling besar nilainya dalam perusahaan. b. Menurut Riyanto (2011:115) aktiva tetap adalah aktiva yang tahan lama yang tidak atau secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. c. Menurut Rudianto (2012:256) aktiva tetap adalah badan berwujud milik perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjual belikan. d. Menurut Munawir (2010:30) aktiva tetap adalah sarana atau sumber daya ekonomik yang dimiliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang harga perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara objektif.

1. Karakteristik aktiva tetap Adapun karakteristik dari aktiva tetap Giri (2012:217) diantaranya sebagai berikut : a. Tidak untuk di jual kembali b. Memiliki wujud fisik c. Memiliki nilai material, harga dari aset cukup signifikan misalnya seperti harga tanah, harga mesin, harga bangunan dan lain sebagainya d. Memiliki periode manfaat dengan jangka waktu yang panjang (lebih dari satu tahun) e. Dapat memberikan banyak manfaat di masa yang akan datang f. Aset dapat digunakan secara efektif dalam aktivitas normal perusahaan (tidak untuk di jual kembali seperti halnya produk, persediaan dan investasi) g. Dimiliki oleh perusahaan tidak sebagai investasi 2. Aktiva tetap berdasarkan sifatnya dan contohnya a. Aktiva tetap berwujud Yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets) yaitu merupakan aktiva tetap yang memiliki bentuk fisik, terdapat 3 (tiga) jenis aktiva tetap berwujud, diantaranya seperti dibawah ini : Yang pertama, aktiva yang merupakan sumber dari penyusutan atau depresiasi, contohnya seperti : bangunan atau gedung, peralatan, kendaraan, investaris, mesin-mesin produksi dan lain sebagainya. Yang kedua, aktiva yang merupakan sumber dari deplesi atau penyusutan, contohnya seperti : tambang mineral, mineral deposits, atau sumber alam dan lain sebagainya.

Yang ketiga, aktiva yang tidak mengalami penyusutan atau mengalami deplesi, contohnya seperti : tempat atau tanah dimana bangunan perusahaan didirikan dan lain sebagainya. b. Aktiva tetap tidak berwujud Sedangkan yang dimaksud dengan aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets) yaitu merupakan aktiva tetap tidak memiliki wujud fisik, akan tetapi memiliki manfaat yang besar untuk perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk jaminan tertentu, contohnya seperti : hak cipta, hak paten, hak monopoli, biaya unruk riset, merek dagang, biaya untuk mendirikan perusahaan dan lain sebagainya. 3.2 Jenis-Jenis Aktiva Tetap Banyak cara yang digunakan untuk menggolongkan aktiva tetap. Keputusan setiap instansi/perusahaan dalam penggolongan aktiva tetap berbeda-beda, tetapi perbedaan tersebut tidak terlampau signifikan. Penggolongan tersebut memiliki sudut pandang masing-masing. Menurut Warren et al (2015:511) mengelompokkan aktiva tetap dari berbagai sudut pandang, antara lain : a. Sudut Substansi 1. Tangible Assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan peralatan 2. Intangible Assets atau aktiva tidak berwujud seperti HGU, HGB, goodwillpatents, copyright, hak cipta, francise, dan lain-lain.

b. Sudut Disusutkan atau Tidak 1. Depreciated plant assets yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti building (bangunan), equipment (peralatan), machinary (mesin), inventaris, jalan dan lain-lain. 2. Underpreciated plant assets yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan seperti land (lahan). c. Berdasarkan jenis 1. Lahan, yaitu bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi, apabila ada lahan yang didirikan bangunan diatasnya maka harus dipisahkan pencatatannya dari lahan tersebut. Khusus untuk bangunan yang dianggap sebagai dari lahan atau yang dapat meningkatkan nilai gunanya seperti jalan, maka pencatatannya dapat digabungkan dalam nilai lahan. 2. Gedung, yaitu bangunan yang berdiri diatas lahan baik diatas tanah maupun diatas air. Tidak seperti tanah yang tidak pernah disusutkan, maka gedung mengalami penyusutan dari tahun ke tahun sehingga nilainya akan berkurang tiap periodenya. 3. Mesin, yaitu alat mekanis yang dikuasai perusahaan dalam kegiatan baik untuk dagang maupun jasa. Pencatatannya dilakukan dengan menambahkan nilai dari peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin itu. 4. Kendaraan, merupakan sarana angkutan yang dimiliki perusahaan untuk mendukung kegiatan operasionalnya. Misalnya truk, mobil dinas, kendaraan roda dua, serta jenis kendaraan lain yang dapat digunakan sebagai sarana transportasi.

5. Investasi, perlengkapan yang melengkapi isi kantor misalnya, termasuk perlengkapan pabrik, kantor, ataupun alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan. Contohnya : inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboratorium serta inventaris gudang. Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menggolongkan aktiva tetapnya menjadi : 1. Tanah 2. Peralatan dan Mesin 3. Gedung dan Bangunan 4. Irigasi 5. Jaringan 6. Aset tetap lainnya 7. Aset tetap yang tidak digunakan

TABEL 1.1 Aktiva Tetap pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara NO KODE URAIAN SAT JUMLAH 31-12-2014 1 131111 Tanah 38,499 2.01.01.01 Tanah Bangunan Tempat Tinggal M2 23,389 2.01.01.04 Tanah Bangunan Tempat Kerja M2 15,110 2 132111 Peralatan dan Mesin 1,848 3.01.03.04 Electic Generating Set Unit 1 3.02.01.01 Kendaraan Bermotor Perorangan Unit 1 3.02.01.02 Kendaraan Bermotor Penumpang Unit 8 3.02.01.04 Kendaraan Bermotor Roda Dua Unit 4 3.05.01.01 Mesin Ketik Buah 5 3.05.01.02 Mesin Hitung/Mesin Jumlah Buah 3 3.05.01.03 Alat Reproduksi (Penggandaan) Buah 1 3.05.01.04 Alat Penyimpan Perlengkapan Kantor Buah 147 3.05.01.05 Alat Kantor Lainnya Buah 64 3.05.02.01 Meubleair Buah 1028 3.05.02.02 Alat Pengukur Waktu Buah 9 3.05.02.03 Alat Pembersih Buah 2 3.05.02.04 Alat Pendingin Buah 83 3.05.02.05 Alat Rumah Tangga Lainnya Buah 103 3.05.02.04 Alat Peralatan Studio Audio Buah 2 3.06.01.02 Peralatan Studio Video dan Film 3.06.01.04 Peralatan Cetak Buah 12 3.06.02.01 Alat Komunikasi Telephone Buah 1 3.06.02.06 Alat Komunikasi Sosial Buah 83 3.06.02.07 Alat-Alat Sandi Buah 1 3.07.01.01 Alat Kedokteran Umum Buah 3 3.10.01.01 Komputer Jaringan Buah 2 3.10.01.02 Personal Komputer Buah 2 3.10.02.03 Peralatan Personal Komputer 110 3.10.02.04 Peralatan Jaringan 165 3 1333111 Gedung dan Bangunan Buah 6 4.01.01.01 Bangunan Gedung Kantor 61 4.01.01.02 Bangunan Gedung Unit 1 4.01.01.11 Bangunan Gedung Tempat Olahraga Unit 1 4.01.01.13 Bangunan Gedung Untuk Pos Jaga Unit 1 4.01.01.14 Bangunan Gedung Garasi Unit 1 4.01.02.01 Rumah Negara Golongan I Unit 54 4.04.01.04 Pagar 1 4 134112 Irigasi Unit 1 5.02.06.05 Bangunan Pelengkap Air Bersih 1 5 134113 Jaringan Unit 1 5.03.01.05 Instalasi Air Bersih 6 135121 Aset Tetap Lainnya 741 6.01.01.01 Buku 741

TABEL 2.1 Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara KODE URAIAN JUMLAH 117111 Barang Konsumsi 99,833,545 117113 Bahan untuk Pemeliharaan 2,849,500 117131 Bahan Baku 8,400,000 117199 Persediaan Lainnya 15,008,498 131111 Tanah 66,726,722,433 132111 Peralatan dan Mesin 6,549,430,125 133111 Gedung dan Bangunan 35,831,249,283 134112 Irigasi 82,650,989 134113 Jaringan 303,982,000 135121 Aset Tetap Lainnya 60,107,913 136111 Konstruksi Dalam Pengerjaan 0 137111 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan ( 6,096,336,352 ) Mesin 137211 Akumulasi Penyusutan Gedung dan ( 5,556,308,528 ) Bangunan 137312 Akumulasi Penyusutan Irigasi ( 19,629,603 ) 137313 Akumulasi Penyusutan Jaringan ( 56,996,622 ) Sumber : Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2014

TABEL 2.2 Aktiva Tetap pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara NO KODE URAIAN SAT JUMLAH 31-12-2015 1 131111 Tanah 38,499 2.01.01.01 Tanah Bangunan Tempat Tinggal M2 23,389 2.01.01.04 Tanah Bangunan Tempat Kerja M2 15,110 2 132111 Peralatan dan Mesin 2,069 3.01.03.04 Electric Generating Set Unit 1 3.02.01.01 Kendaraan Bermotor Perorangan Unit 1 3.02.01.02 Kendaraan Bermotor Penumpang Unit 8 3.02.01.04 Kendaraan Bermotor Roda Dua Unit 4 3.05.01.01 Mesin Ketik Buah 3 3.05.01.02 Mesin Hitung/Mesin Jumlah Buah 0 3.05.01.03 Alat Reproduksi (Penggandaan) Buah 1 3.05.01.04 Alat Penyimpan Perlengkapan Kantor Buah 120 3.05.01.05 Alat Kantor Lainnya 58 3.05.02.01 Meubelair Buah 1,470 3.05.02.02 Alat Pengukur Waktu Buah 8 3.05.02.03 Alat Pembersih Buah 4 3.05.02.04 Alat Pendingin Buah 81 3.05.02.06 Alat Rumah Tangga Lainnya Buah 62 3.06.01.01 Peralatan Studio Audio Buah 3 3.06.01.02 Peralatan Studio Video dan Film Buah 8 3.06.01.04 Peralatan Cetak Buah 1 3.06.02.01 Alat Komunikasi Telephone Buah 66 3.06.02.06 Alat Komunikasi Sosial Buah 1 3.06.02.07 Alat-Alat Sandi Buah 3 3.07.01.01 Alat Kedokteran Umum Buah 1 3.10.01.01 Komputer Jaringan Buah 1 3.10.01.02 Personal Komputer 72 3.10.02.03 Peralatan Personal Komputer 82 3.10.02.04 Peralatan Jaringan Buah 10 3 133111 Gedung dan Bangunan 61 4.01.01.01 Bangunan Gedung Kantor Unit 1 4.01.01.02 Bangunan Gudang Unit 1 4.01.01.11 Bangunan Gedung Tempat Olahraga Unit 1 4.01.01.13 Bangunan Gedung untuk Pos Jaga Unit 1 4.01.01.14 Bangunan Gedung Garasi Unit 1 4.01.02.01 Rumah Negara Golongan I Unit 54 4.04.01.04 Pagar Unit 2 4 134112 Irigasi 1 5.02.06.05 Bangunan Pelengkap Air Bersih Unit 1 5 134113 Jaringan 1 5.03.01.05 Instalasi Unit 1 6 135121 Aset Tetap Lainnya 446 6.01.01.01 Buku 446

NO KODE URAIAN SAT JUMLAH 31-12-2015 7 166112 Aset Tetap Yang Tidak Digunakan 0 3.05.01.01 Mesin Ketik Buah 0 TABEL 3.1 Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara KODE URAIAN JUMLAH 117111 Barang Konsumsi 104,648,090 117113 Bahan Untuk Pemeliharaan 8,108,000 117131 Bahan Baku 0 117199 Persediaan Lainnya 58,164,300 131111 Tanah 66,726,722,433 132111 Peralatan dan Mesin 6,265,961,117 133111 Gedung dan Bangunan 36,413,120,283 134112 Irigasi 82,650,989 134113 Jaringan 303,982,000 135121 Aset Tetap Lainnya 59,481,350 136111 Konstruksi Dalam Pengerjaan 0 137111 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin ( 5,548,894,533 ) 137211 Akumulasi Penyusutan Gedung dan ( 6,693,853,683 ) Bangunan 137312 Akumulasi Penyusutan Irigasi ( 21,695,877 ) 137313 Akumulasi Penyusutan Jaringan ( 69,662,538 ) 166112 Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Pemerintahan 169122 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam Operasi Sumber : Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2015 0 0

TABEL 3.2 Aktiva Tetap pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara NO KODE URAIAN SAT JUMLAH 31-12-2016 1 131111 Tanah 38499 2.01.01.01 Tanah Bangunan Tempat Tinggal M2 23,389 2.01.01.04 Tanah Untuk Tempat Kerja M2 15,110 2 132111 Peralatan dan Mesin 1,556 3.01.03.04 Electric Generating Set Unit 1 3.02.01.01 Kendaraan Bermotor Perorangan Unit 1 3.02.01.02 Kendaraan Bermotor Penumpang Unit 8 3.02.01.04 Kendaraan Bermotor Roda Dua Unit 4 3.05.01.01 Mesin Ketik Buah 3 3.05.01.03 Alat Reproduksi (Penggandaan) Buah 1 3.05.01.04 Alat Penyimpan Perlengkapan Kantor Buah 120 3.05.01.05 Alat Kantor Lainnya Buah 58 3.05.02.01 Meubelair Buah 96 3.05.02.02 Alat Pengukur Waktu Buah 8 3.05.02.03 Alat Pembersih Buah 4 3.05.02.04 Alat Pendingin Buah 81 3.05.02.06 Alat Rumah Tangga Lainnya Buah 62 3.06.01.01 Peralatan Studio Audio Buah 3 3.06.01.02 Peralatan Studio Video dan Film Buah 7 3.06.01.04 Peralatan Cetak Buah 1 3.06.02.01 Alat Komunikasi Telephone Buah 66 3.06.02.06 Alat Komunikasi Sosial Buah 1 3.06.02.07 Alat-Alat Sandi Buah 3 3.07.01.01 Alat Kedokteran Umum Buah 1 3.10.01.01 Komputer Jaringan Buah 1 3.10.01.02 Personal Komputer 65 3.10.02.03 Peralatan Personal Komputer 81 3.10.02.04 Peralatan Jaringan 10 3 133111 Gedung dan Bangunan Buah 61 4.01.01.01 Bangunan Gedung Kantor 1 4.01.01.02 Bangunan Gedung Unit 1 4.01.01.11 Bangunan Gudang Tempat Olahraga Unit 1 4.01.01.13 Bangunan Gedung Untuk Pos Jaga Unit 1 4.01.01.14 Bangunan Gedung Garasi Unit 1 4.01.02.01 Rumah Negara Golongan I Unit 54 4.04.01.04 Pagar Unit 2 4 134112 Irigasi 1 5.02.06.05 Bangunan Pelengkap Air Bersih Unit 1 5 134113 Jaringan 1 5.03.01.05 Instalasi Air Bersih Unit 1 6 135121 Aset Tetap Lainnya 446 6.01.01.01 Buku 446 7 166112 Aset Tetap Yang Tidak Digunakan 9

TABEL 3.3 Laporan Posisi Barang Milik Negara di Neraca pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara KODE URAIAN JUMLAH 117111 Barang Konsumsi 151,787,165 117113 Bahan Untuk Pemeliharaan 24,969,500 117131 Bahan Baku 0 117199 Persediaan Lainnya 42,823,400 131111 Tanah 66,726,722,433 132111 Peralatan dan Mesin 6,187,684,517 133111 Gedung dan Bangunan 36,837,155,283 134112 Irigasi 82,650,989 134113 Jaringan 303,982,000 135121 Aset Tetap Lainnya 59,481,350 136111 Konstruksi Dalam Pengerjaan 0 137111 Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin ( 5,731,271,581 ) 137211 Akumulasi Penyusutan Gedung dan ( 7,628,867,492 ) Bangunan 137312 Akumulasi Penyusutan Irigasi ( 23,762,156 ) 137313 Akumulasi Penyusutan Jaringan ( 80,820,609 ) 166112 Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam 78,276,600 Operasi Pemerintahan 169122 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Yang Tidak Digunakan Dalam Operasi ( 78,276,600 ) Sumber : Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2016 3.3 Cara Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara dimana masing-masing cara perolehan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Pada umumnya transaksi yang dilakukan untuk memperoleh suatu aktiva tetap dengan pembayaran secara tunai atau kredit. Keputusan untuk memilih cara perolehan aktiva tetap tergantung instansi/perusahaan yang memerlukannya. Upaya perolehan aktiva tetap dengan kedua cara tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pembelian secara tunai memiliki harga yang lebih murah dibandingkan dengan pembelian secara kredit apabila diakumulasikan pembayarannya. Sedangkan, pembelian secara kredit memiliki keunggulan

memberi kesempatan bagi instansi/perusahaan yang memiliki dana terbatas pada periode berjalan untuk memperoleh aktiva tetap. Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara memilih untuk memperoleh aktiva tetapnya secara tunai karena dana yang diperoleh untuk mengelola instansi berasal dari pemerintah. Sebelum melakukan pemebelian suatu aktiva, instansi ini terlebih dahulu mengajukan permohonan kepada pemerintah untuk memperoleh suatu aktiva. Jika pemerintah menyetujui perolehan aktiva tersebut, maka dilakukan peninjauan harga aktiva tersebut dan mengadakan lelang untuk menentukan siapa yang akan menjadi tender / penyedia aktiva tersebut dan memperoleh harga yang terjangkau. Kemudian pemerintah menurunkan sejumlah uang sesuai harga terjangkau yang telah ditinjau kepada instansi ini. Setelah itu, Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara berkewajiban untuk membeli aktiva tersebut secara tunai atau membayarkan secara kontan kepada pihak tender tergantung kesepakatan yang ada. Kemudian Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara akan melaporkan kembali kepada pemerintah bahwa aktiva tersebut telah diperoleh oleh instansi ini. Menurut Rudianto (2012:259) ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh aktiva tetap, antara lain : a. Pembelian tunai Aset tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat sebesar jumlah uang yang dikeluarkan. Untuk memperoleh aset tersebut yang termasuk didalamnya adalah harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan sampai aset tersebut siap untuk dipakai seperti biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan. Semua

biaya-biaya tersebut dikapatilasasi sebagai harga perolehan aset tetap. Apabila dalam pembelian aset tetap ada potongan tunai, maka potongan tunai tersebut merupakan pengurangan terhadap harga faktur, tanpa melihat apakah potongan tersebut didapat atau tidak. b. Pembelian secara gabungan Apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam aset tetap maka harga perolehan harus dialokasikan pada masing-masing aset tetap. Misalnya dalam pembelian gedung beserta tanahnya maka harga perolehan dialokasikan untuk gedung dan tanah. c. Perolehan melalui pertukaran 1. Ditukar dengan surat berharga Aset tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi perusahaan, dicatat sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar. 2. Ditukar dengan aset tetap yang lain Banyak pembelian aset tetap dilakukan dengan tukar tambah, dimana aset lama digunakan untuk membayar harga aset baru, baik seluruhnya atau sebagian dan kekurangannya dibayar tunai. d. Pembelian angsuran Apabila aset tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aset tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.

3.4 Penyusutan Aktiva Tetap Aktiva tetap seperti bangunan pabrik, fasilitas, mesin produksi, dan perlengkapan pabrik berangsur-angsur kehilangan kemampuannya memberikan manfaat atau jasanya. Akibatnya, biaya-biaya perolehan bangunan pabrik, mesin produksi, dan perlengkapan pabrik haruslah ditransfer ke rekening-rekening beban dalam suatu cara sistematik selama masa manfaatnya. Menurut Surya (2012:173) penyusutan adalah alokasi jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset sepanjang masa manfaat yang estimasi. Jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tersebut dikurangi dengan estimasi nilai sisa (salvage value) aset tersebut pada akhir masa manfaatnya. Menurut Martani (2012:313) penyusutan adalah metode pengalokasian biaya tetap untuk menyusutkan nilai aset secara sistematis selama periode manfaat dari aset tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan / depresiasi terhadap aktiva tetap menurut Setiawan dan Temi (2012:100) adalah : a. Harga perolehan (assets cost) Yaitu semua biaya (harga faktur ditambah biaya-biaya lain) yang dikeluarkan untuk memperoleh suatu aktiva sampai aktiva tersebut layak digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan secara normal. b. Umur ekonomis (usefull life) Yaitu taksiran jangka waktu suatu aktiva dapat memberikan manfaat ekonomis bagi perusahaan.

c. Nilai residu (residual value) Yaitu taksiran harga jual aktiva diakhir umur ekonomisnya. Masa manfaat biasanya dinyatakan dalam tahun, satuan hasil produksi, satuan jam kerja. Ada beberapa hal yang membuat Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara perlu melakukan penyusutan terhadap aset tetap yang dimilikinya, yaitu : 1. Penuaan fisik Suatu aset tetap yang digunakan secara terus menerus pasti mengalami penurunan kinerja. Di samping itu, perubahan cuaca yang berpengaruh pada usia aset tersebut, sehingga perlu dilakukan penyusutan. 2. Perubahan teknologi Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia, memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktivitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Dengan kemajuan teknologi data yang diperoleh akan lebih akurat dan dapat dijangkau, maka penyusutan tetap diperlukan. 3. Pelaporan Aset Negara Setiap instansi pemerintahan wajib melaporkan keuangan termasuk aset tetap negara yang ada pada instansi ini. Fungsinya adalah agar pemerintah pusat mengetahui estimasi manfaat aset yang dimiliki negara untuk digunakan dalam kegiatan kenegaraan.

Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan metode penyusutan dapat dikelompokkan menurut kriteria (PSAK No.17 : paragraf 9 Tahun 2011) 1. Berdasarkan waktu a. Metode garis lurus (straight line method) Metode garis lurus merupakan metode yang paling banyak digunakan karena sangat sederhana dalam penggunaannya. Dalam metode ini aktiva tetap dianggap sama penggunaannya sepanjang waktu artinya mempertimbangkan penyusutan sebagai fungsi waktu, bukan fungsi dari penggunaan. Beban penyusutan besarnya sama setiap periode (kecuali ada penyesuaian-penyesuaian). Kelemahan metode ini adalah kapasitas produksi aktiva tetap semakin lam semakin menurun serta biaya pemeliharaan dan reperasi dari suatu periode ke periode berikutnya akan semakin besar, seiring dengan semakin tuanya umur aktiva tetap tersebut. b. Metode pembebanan menurun (decreasing charge depreciation) 1. Metode jumlah angka tahun (sum of the year digit method) Metode ini beban penyusutan akan menurun secara bertahap dari tahun ke tahun, karena angka pecahan dikalikan setiap tahunnya dengan harga perolehan dan dikurangi dengan nilai sisa. 2. Metode saldo menurun / saldo menurun ganda (declining/double declining balance method) Metode saldo menurun ganda adalah perhitungan beban penyusutan dalam satu periode dengan mangalikan suatu persentase tertentu yang tetap terhadap nilai buku aktiva tetap.

2. Berdasarkan penggunaan a. Metode jam jasa (service hour method) Metode ini diasumsikan bahwa penurunan umur aktiva tetap dihubungkan langsung dengan jumlah waktu penggunaan aktiva. Sehingga dalam estimasi umur aktiva tersebut diperlukan taksiran usia dalam ukuran jasa jam produksi. Besarnya beban penyusutan menurut metode ini adalah mengalihkan jam jasa aktiva tetap dengan tingkat penyusutan per jam. b. Metode jumlah unit produksi (productive output method) Pada dasarnya sama dengan metode jam jasa. Perbedaannya pada metode sebelumnya menggunakan jam sebagai dasar maka pada metode unit produksi jumlah jam tersebut digambarkan sebagai output atau produksi dalam unit. 3. Berdasarkan kriteria lainnya a. Metode kelompok dan gabungan (combine and group method) Pada pembahasan sebelumnya, diasumsikan bahwa beban penyusutan dihubungkan dengan aktiva individual dan diperlakukan sebagai unit yang terpisah. Praktis ini disebut dengan penyusutan per unit. Dari sudut pandang praktis, dimungkinkan untuk menghitung penyusutan atas sekelompok aktiva seolah-olah kelompok aktiva tersebut adalah satu aktiva. Prosedur pengalokasian harga perolehan kelompok disebut dengan penyusutan kelompok ketika aktiva-aktiva dalam kelompok tersebut sejenis. b. Metode anuitas (annuity method) Dalam metode ini aktiva tetap dianggap sebagai aktiva yang akan memberikan kontribusi selama umur teknisnya. Harga perolehan dari aktiva

tersebut dianggap sebagai present value yang akan didiskontokan atau jasa yang akan diberikannya secara merata umur teknisnya. Menurut metode ini penyusutan merupakan angka bunga yang diperhitungkan atas harga perolehan aktiva yang belum disusutkan ditambah akumulasi penyusutan. Angka yang dibebankan ke akumulasi penyusutan merupakan beban bersih (biaya perusahaan) yang menunjukkan peningkatan tiap tahun sehingga totalnya sama dengan harga pokok dikurangi nilai residu. Metode ini sangat cocok digunakan dalam mencatat besarnya penyusutan aktiva tetap yang diperoleh secara leasing. c. Sistem persediaan (iventory system) Dalam metode ini, penyusutan dihitung dengan menambah persediaan awal aktiva yang tersedia dengan perolehan aktiva tetap selama periode berjalan, kemudian dikurangi persediaan akhir aktiva tetap tersebut. Metode ini biasanya dipakai untuk menilai sejumlah aktiva tetap yang nilainya relatif kecil, seperti perkakas, peralatan dan lain-lain. Metode persediaan ini cukup ringkas digunakan, namun tidak sistematis dan tidak rasional. Disamping itu juga sulit menentukan nilai sesungguhnya dari aktiva tetap tersebut pada akhir tahun. Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menggunakan metode garis lurus (straight line method) dikarenakan selain perhitungannya mudah, metode garis lurus merupakan metode perhitungan yang paling sederhana karena metode ini menghasilkan biaya secara wajar dalam penggunaan aktiva. Jika suatu aktiva tidak digunakan setahun penuh maka tahunnya disesuaikan menurut lamanya pemakaian.

Metode garis lurus sangat sederhana dan dipergunakan secara luas. Metode ini menciptakan transfer biaya yang layak kebeban periodik. Jika pemanfaatan aktiva dan pendapatan yang terkait dari pemakaian itu sama setiap periodenya. Samanya penyusutan aktiva tersebut tiap periodenya mempermudah pemegang saham melihat penyusutan dilaporan keuangan. Nilai sisa dianggap Rp. 0, perhitungan beban penyusutan ditetapkan dari biaya perolehan historisnya. Penggunaan metode penyusutan pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yaitu dengan menggunakan salah satu metode penyusutan yang ada yaitu dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method). 3.5 Penggantian Aktiva Tetap Perusahaan ataupun instansi memakai suatu aktiva tetap selama masa manfaatnya. Aktiva tetap bisa saja tidak lagi berfaedah bagi perusahaan karena beberapa sebab. Aktiva tersebut mungkin tidak dibutuhkan lagi. Aktiva sudah usang atau aktiva baru yang lebih produktif sudah tersedia. Selain itu, kegunaan aktiva bisa saja berakhir karena kejadian yang tidak menyenangkan atau kejadian yang tidak diduga sebekumnya, aktiva mungkin dicuri atau musnah karena bencana alam. Apapun sebabnya, manakala suatu aktiva tetap tidak lagi berfaedah bagi perusahaan, maka aktiva tersebut boleh saja dilepas. Aktiva lama bisa dijual, ditukar dengan aktiva lain, Pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara, penggantian aset dilakukan dengan berbagai cara, seperti :

1. Dengan cara dibuang Cara ini dilakukan karena aset tersebut sudah tidak fungsional digunakan dalam kegiatan operasional instansi ini. Disamping itu, aset ini tidak memiliki nilai buku ataupun nilai pasar yang layak untuk dijual kembali. 2. Dengan cara dijual Cara ini dilakukan dengan cara mengestimasi kembali nilai buku yang layak untuk aset tetap tersebut. Biasanya aset yang dijual merupakan aset yang mengalami penggantian karena kemajuan teknologi yang begitu cepat yang memaksa aset tersebut harus diganti. Aset ini juga telah lama dinonaktifkan dalam kegiatan operasional yang mana pada saat pemberhentiannya, aset ini masih memiliki nilai buku ataupun nilai pasar. 3.6 Tujuan Pengawasan Internal Terhadap Aktiva Tetap Dalam suatu organisasi yang memiliki nilai aktiva tetap yang dominan dari total nilai aktiva organisasi harus memiliki sistem akuntansi yang baik yang mendukung pengawasan intern (internal control) terhadap intern aktiva tetap yang diandalkan. Sistem akuntansi yang baik harus meliputi semua teknik, metode dan prosedur dalam pencatatan dan pengolahan data akuntansi untuk memperoleh pengawasan intern yang baik dalam organisasi. Dengan sistem akuntansi yang baik maka kita dapat mengetahui kecurangan kecurangan atau penyelewengan aktiva yang terjadi di organisasi. Dari kecurangan dan penyelewengan tersebut maka dapat diterapkan system pengawasan intern yang baik sebagai upaya untuk mengurangi atau menghindari kecurangan dan penyelewengan yang sering terjadi dalam organisasi. Dalam kaitannya dengan pengawasan aktiva tetap secara

spesifik, tekanan dari tujuan sistem pengawasan intern lebih diutamakan pada perlindungan terhadap kekayaan aktiva tetap. Menurut Kantor BPKP Perwakilan Provinsi Sumatera Utara tujuan utama dari pengawasan internal terhadap aktiva tetap, antara lain : a. Membatasi pengeluaran modal dalam batas yang disetujui sesuai dengan kebutuhan perusahaan. b. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan aktiva tetap dalam menjalankan aktivitas perusahaan. c. Menetapkan prosedur-prosedur perlindungan dalam pemeliharaan fisik suatu aktiva tetap. d. Menekankan bahwa aktiva tetap merupakan fasilitas yang penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. e. perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan berikut cara yang paling menguntungkan untuk membiayai aktiva tetap. f. Melindungi aktiva tetap perusahaan terhadap segala bentuk penyelewengan yang mungkin terjadi dan dapat merugikan perusahaan. 3.7 Unsur-Unsur Pengawasan Internal Aktiva Tetap Unsur-unsur yang terdapat dalam pengawasan internal pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut : 1. Struktur organisasi Struktur organisasi merupakan salah satu alat manajemen atau pimpinan perusahaan untuk mengendalikan setiap proses proses dan kegiatan

operasionalnya dengan baik. Proses pembentukannya dimulai dengan menetapkan kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap kegiatan akan dibagi ke dalam unit-unit kegiatan yang lebih kecil, dengan disertai perincian tugas (job descrption) dari masing-masing karyawan yang menjalankan tugasnya. Selanjutnya tugas tersebut dibagi-bagi dan ditentukan bagian-bagian mana yang akan melakukan suatu tugas atau kelompok tugas tertentu. Apabila diperlukan, didalam suatu bagian masih bisa dibentuk sub bagian yang lebih kecil sesuai dengan bentuk bagian yang diperlukan dalam organisasi tersebut. Tahap terakhir adalah menentukan hubungan antara tugas yang satu dengan tugas yang lain. Pendelegasian tugas ini penting agar terciptanya kerjasama yang baik dan terarah diantara bagian-bagian tersebut dalam rangka mencapi tujuan-tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan pembukuan Sistem wewenang dan prosedur pencatatan pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga untuk mengklasifikasikan data akuntansi dengan tepat. Klasifikasi data akuntansi ini dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar yang biasanya diberi nomor kode dengan cara tertentu dan dibuatkan buku pedoman mengenai penggunaan debit maupun kredit masing-masing rekening. Prosedur yang baik adalah prosedur yang dapat mencapai tujuannya dengan cara yang sederhana dan membagi pekerjaan secara logis dan mudah

dipahami sehingga bakat karyawan dapat dimanfaatkan sebaik mungkin. Sedangkan prosedur yang efektif adalah prosedur yang dapat memaksakan kepatuhan. Dengan demikian, sistem wewenang dan prosedur pembukuan merupakan suatu tata cara pencatatan, pelaporan, serta pengesahan operasioperasi dan transaksi-transaksi perusahaan sedemikian rupa sehingga dimungkinkan terciptanya keabsahan dan ketelitian dalam pencatatan harta, hutang, modal, pendapatan, dan biaya-biaya perusahaan. 3. Praktik yang sehat a. Dilakukannya pencocokan fisik dengan kartu aktiva tetap secara periodik (berkala). b. Penggunaan anggaran investasi sebagai alat pengendalian investasi dalam aktiva tetap. Pengawasan investasi dalam aktiva tetap yang baik dilaksanakan dengan menggunakan perencanaan yang dituangkan dalam anggaran investasi. Anggaran ini disusun setelah dilakukan analisa terhadap studi kelayakan investasi. c. Penutupan asuransi aktiva tetap terhadap kerugian. Untuk mencegah kerugian yang timbul sebagai akibat kebakaran atau kecelakaan, aktiva tetap harus diasuransikan dengan jumlah pertanggung jawaban yang memadai. d. Kebijakan akuntansi tentang pemisahan antara pengeluaran modal (capital expenditure) dengan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) harus dinyatakan secara eksplisit dan tertulis untuk menjamin konsistensi perlakuan akuntansi terhadap kedua macam pengeluaran tersebut.

Unsur-unsur diatas, harus menjadi perhatian penting bagi pihak manajemen dalam menentukan pengawasan internal yang dilakukannya agar mendapatkan hasil yang memuaskan serta untuk dapat mencapai tujuan utama dari pengawasan internal atas aktiva tetap tersebut secara efektif dan efisien. 3.8 Sistem Pengawasan Internal Aktiva Tetap Menurut Sunarto dalam Suryandi dan Adelyna (2011:2), Pengendalian Intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, personal satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapatkan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut: 1. Keandalan laporan keuangan Manajemen perusahaan bertanggung jawab dalam menyiapkan laporan keuangan bagi investor, kreditor dan pengguna lainnya. Manajemen mempunyai kewajiban hukum dan profesional untuk menjamin bahwa informasi telah disiapkan sesuai standar laporan, yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku Pengendalian internal yang baik tidak hanya menyediakan seperangkat peraturan lengkap dan sanksinya saja. Tetapi pengendalian internal yang baik, akan mampu mendorong setiap peronal untuk dapat mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan dan berkaitan erat dengan akuntansi contohnya adalah UU Perpajakan dan UU Perseroan Terbatas.

3. Efektifitas dan Efisisensi operasi-operasi Pengendalian dalam suatu organisasi merupakan alat untuk mencegah kegiatan dan pemborosan yang tidak perlu dalam segala aspek usaha dan untuk mengurangi penggunaan sumber daya yang tidak efektif dan efisien. Menurut Mulyadi (2014:163), sistem pengendalian internal didefinisikan sebagai berikut : Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong terjadinya kebijakan manajemen. Definisi sistem pengendalian internal tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, dengan demikian pengertian pengendalian internal diatas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer. Menurut Diana dan Lilis (2011:82) Pengendalian internal adalah semua rencana organisasional, metode dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. Adapun jenis pengawasan yang dijalankan dalam Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara yang meliputi : 1. Pengawasan Administratif Pengawasan ini dapat dilakukan dengan dua tujuan yaitu :

a. Terkait dan berhubungan dengan setiap adanya masalah sistem dan prosedur penyelenggaraan, b. Terkait dan berhubungan dengan masalah teknis atau materi inventarisasi, buku induk barang atau buku lainnya. 2. Pengawasan Fisik Pengawasan fisik dilakukan untuk mengetahui keberadaan sekaligus keadaan fisik suatu aktiva tetap, apakah sudah sesuai dengan catatan inventaris atau belum. Pengawasan ini dilakukan dengan mengawasi jumlah maupun kuantitas sekaligus kualitas aktiva tetap sebenarnya. 3. Pengawasan Penggunaan Tujuan dari pengawasan ini adalah untuk mengetahui apakah suatu barang atau inventaris sudah benar dalam penggunaannya. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan aspek efisiensi penggunaan. Pengawasan ini penting artinya guna menentukan nilai ekonomis aktiva tetap, seperti keamanan atau keutuhan, keawetan, maupun pendayagunaan barang-barang yang ada. Dalam mengawasi aktiva tetap, Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menjalankan berbagai pengawasan baik pengawasan administratif, fisik maupun penggunaan. Bentuk pengawasan lain diantaranya juga dilakukan dengan cara mengasuransikan aktiva tetap, termasuk pengawasan dalam hal manajemen kepegawaian dengan menempatkan karyawan yang ahli pada bidangnya supaya tercipta suatu spesifikasi kerja yang baik. 4. Pengawasan Preventif Pengawasan tersebut dilakukan untuk menghindari adanya penyimpangan pelaksanaan penyimpangan keuangan negara yang akan

membebankan dan merugikan negara lebih besar. Pengawasan ini akan lebih bermanfaat dan bermakna jika dilakukan oleh atasan langsung, sehingga penyimpangan yang kemungkinan dilakukan akan terdeteksi lebih awal. 5. Pengawasan Aktif dan Pasif Pengawasan dekat (aktif) dilakukan sebagai bentuk pengawasan yang dilaksanakan di tempat kegiatan yang bersangkutan. Pengawasan jauh (pasif) yang melakukan pengawasan melalui penelitian dan pengujian terhadap suratsurat pertanggung jawaban disertai dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran. 6. Pengawasan kebenaran formil menurut hak dan pemeriksaan kebenaran materil mengenai maksud dan tujuan pengeluaran. Pengawasan ditujukan agar menghindari terjadinya korupsi, penyelewengan dan pemborosan anggaran negara yang tertuju pada aparatur atau pegawai negeri. Dengan dijalankannya pengawasan tersebut dapat diharapkan pengelolaan dan pertanggung jawaban anggaran dan kebijakan negara dapat berjalan sebagaimana direncanakan. Menurut Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sistem pengawasan atas aktiva tetap yang memadai yang memiliki organisasi untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen. Penjagaan pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara atas aktiva tetapnya meliputi : 1. Memberikan tanggung jawab kepada seseorang atas aktiva tersebut. 2. Memisahkan tugas antara orang yang menjaga dengan orang yang melakukan pencatatan aktiva tersebut.

3. Memiliki asuransi atas aktiva tetap terhadap kejadian tertentu seperti kebakaran, pencurian dan lain-lain. 4. Melakukan pembinaan kepada orang-orang yang menggunakan aktiva tetap tersebut agar mereka dapat secara benar mengoperasikan aktiva tetap tersebut. 5. Mempertinggi keamanan di wilayah tersebut, misalnya orang-orang yang tidak berhubungan tidak diperbolehkan masuk daerah tersebut. Dalam kesehariannya, karyawan yang ada di Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah menjaga aktiva tetap diruangan masing-masing ataupun yang diberikan kepercayaan menggunakannya untuk menjalankan tugasnya. Penggunaan aset tetap digunakan pada jam kerja saja dan setelah jam kerja selesai seluruh aset elektonik dinonaktifkan untuk menjaga keawetan aktiva tetap. Hanya saja untuk aset tetap yang non elektonik kurang diperhatikan oleh sebagian karyawan seperti meja dan lemari yang jarang digunakan ataupun tidak digunakan lagi, sehingga jika diperhatikan dengan seksama kebersihan aset tersebut kurang diperhatikan yang mana hal sepele ini memberikan peluang berkurangnya estimasi manfaat aset tersebut. Adapun sistem pengawasan internal terhadap aktiva tetap yang dijalankan dalam Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara yang meliputi : 1. Sistem pengawasan melalui persetujuan Pemberian persetujuan atas pemakaian aktiva tetap biasanya dilakukan dengan persetujaan Kepala Sub Bagian Umum. Tanpa adanya persetujaan Kepala Sub Bagian Umum segala aktivitas aktiva tetap tidak dapat operasikan.

2. Sistem pengawasan terhadap gerak-gerik fisik Jika terdapat aktiva yang rusak maupun telah usang sehingga habis manfaatnya atau tidak dapat dipakai lagi, maka perusahaan melakukan sejumlah prosedur atau peraturan-peraturan yang dilakukan sehubungan untuk melindungi aktiva tetapnya. 3. Sistem pengawasan penghitungan fisik Sistem ini harus dilakukan secara periodik dalam rangka memeriksa keakuratan catatan akuntansi. Pemeriksaan semacam itu ditujukan untuk mendeteksi aktiva tetap yang hilang, rusak atau yang tidak dipakai lagi. Semua perbedaan yang dicatat selama penghuitungan fisik aktiva tetap harus segera ditindaklanjuti dan dilaporkan dalam laporan penghitungan fisik akiva tetap. 4. Sistem pengawasan prosedur pencatatan Semua penambahan aktiva tetap, transfer, transaksi penghapusan/pemusnahan harus dicatat dalam daftar aktiva tetap. Aktiva tetap juga harus diberi kode perusahaan, lokasi aktiva, kategori aktiva dan nomor aktiva. Prosedur pencatatan dilakukan melalui proses manual dan komputerisasi yang melibatkan berbagai fungsi dan tidak lupa untuk meminta persetujuan dari pihak yang berwenang. 5. Sistem pengawasan penggunaan fisik Sistem ini dilakukan supaya penggunaan aktiva tetap sesuai dengan peraturan perusahaan sehingga tidak terjadi penggunaan sewenang-wenang yang dapat menimbulkan kerusakan aktiva tetap. Sistem ini juga berguna untuk merawat dan memelihara aktiva tetap sehingga memperpanjang masa manfaat aktiva tetap tersebut.

Menurut peneliti sistem pengawasan internal terhadap aktiva tetap pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah sesuai teori pada kutipan yang peneliti sajikan, dimana metode yang digunakan perusahaan telah dipergunakan sepenuhnya dan sistem pengawasan internal aktiva tetap yang dilakukan instansi sudah berjalan dengan baik.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan saran mengenai sistem pengawasan internal terhadap aktiva tetap pada Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara. 4.1 Kesimpulan 1. Pencatatan dan pelaporan aktiva tetap pada Kantor Perwakilan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) Provinsi Sumatera Utara sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan prosedur pencatatan yang telah mendapat persetujuan dari pimpinan instansi dan pemerintah, walaupun ada kelalaian dalam pencatatan dan pelaporan tetapi kelalaian tersebut langsung dievaluasi. 2. Sistem pengawasan internal terhadap aktiva tetap pada Kantor Perwakilan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) Provinsi Sumatera Utara sudah dijalankan dengan baik yang mana masing-masing aset sudah diawasi oleh operator dan memberikan tanggung jawab kepada pemakai aset tersebut sehingga dapat mengurangi resiko kehilangan, kerusakan dan resiko lainnya.

4.2 Saran 1. Kantor Perwakilan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) Provinsi Sumatera Utara sebaiknya memberikan pelatihan khusus bagi pegawai yang melakukan kesalahan pada pencatatan dan pelaporan agar tidak terjadi kesalahan kembali 2. Walaupun aset tetap sudah diawasi oleh operator,sebaiknya instansi harus melakukan pengecekan fisik atas seluruh aset tetap secara rutin dengan melakukan pengecekan setiap bulannya, agar dapat mengetahui perkembangan kondisi aset-aset tersebut tiap periode dengan mudah dan juga dapat memperpanjang masa manfaat aset aset yang dimiliki instansi tersebut.