BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kemudian akan dianalisis tentang Pengaruh Pengungkapan Liabilitas Instrumen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kemudian akan dianalisis tentang Pengaruh Leverage, Free Cash Flow

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris. Penelitian empiris

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. data hasil perhitungan data adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN. laporan keuangan dan Annual Report dari Objek yang digunakan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III. berubahnya suatu variabel lain (variabel dependen). Variabel independen. dalam penelitian ini yaitu: Struktur Kepemilikan Manajerial (X 1 ),

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuangan perusahaan transportation services yang terdaftar di Bursa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Jumlah

BAB III METODE PENELITIAN. di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diteliti, yaitu Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Adapun berdasarkan sebaran

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (X1), Kepemilikan Institusional (X2). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : Nilai Perusahaan (Y).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. membuktikan hubungan biasa (korelasi) antara variabel bebas (independent

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Unit. tercatat di BEI pada tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2014 Januari Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Biaya operasional terendah adalah dialami oleh PT. Centrin Online Tbk (CENT), dan tertinggi di alami oleh Mitra Adi Perkasa Tbk (MAPI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil objek penelitian yaitu perusahaan yang berada pada

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini sampel dan data penelitian diambil dari perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari data-data sekunder berupa laporan keuangan yang telah diperoleh, maka

III.METODE PENELITIAN. go public yang melakukan pengungkapan informasi dalam annual report-nya dan

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya (Ulum dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode

BAB III METODE PENELITIAN. teknik purposive sample. Dengan kriteria kriteria sebagai berikut : melaporkan keuangan di BEI periode

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. laporan keuangan perusahaan yang didapat dari Annual Report perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini mengunakan alat


Transkripsi:

61 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Populasi dan Sampel Pada bab ini akan dibahas tahap-tahap dan pengolahan data yang kemudian akan dianalisis tentang Pengaruh Modal Intelektual, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus pada Perusahaan yang Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2013). Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari BEI. Laporan keuangan perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam kurun waktu Tahun 2011-2013, sehingga sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penarikan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel tidak secara acak, tetapi dengan menggunakan pertimbangan dan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan peneliti yaitu perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI Tahun 2011-2013. Berikut ini kriteria pemilihan sampel penelitian:

62 Tabel 4.1 Prosedur Penarikan Sampel No. Keterangan Tahun 2011-2013 1 Perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap dan konsisten dari Tahun 2011-2013 2 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional lengkap secara konsisten pada Tahun 2011-2013 146 (111) 3 Perusahaan yang tidak memiliki data yang diperlukan dalam penelitian. (0) 4 Jumlah observasi 35 5 Jumlah Observasi (35 x 3 tahun) 105 Sumber: Data Sekunder Diolah, 2015 4.2 Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data. Dalam penelitian ini analisis statistik dilihat menggunakan N (jumlah data) nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

63 Tabel 4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Minimum Maximum Mean SD Nilai perusahaan (TQ) Modal Intelektual (VAICTM) Kepemilikan Manajerial (KPM) Kepemilikan Institusional (KI) Kinerja Keuangan (ROA) 0,07680 4,80920 0,9147333 0,86765969-709,4625 1171,7176 77,091790 208,6774689 0,00001 180,30000 3,7146950 24,73230364 0,00001 693,70000 15,6132760 96,47028322-1,074 0,321 0,03425 0,133437 Sumber: Hasil Olah Data Statistik Deskriptif, 2015. Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat dijelaskan beberapa hal berikut : - Rata-rata Nilai perusahaan (TQ) sebesar 0,9147333, nilai minimum sebesar 0,07680, nilai maksimum sebesar 4,80920, dan standar deviasi sebesar 0,8678611 dengan jumlah observasi (n) sebesar 105. Nilai rata-rata Nilai perusahaan (TQ) mendekati nilai standar deviasi sebesar 0,86765969, dengan demikian penyimpangan data Nilai perusahaan (TQ) rendah.

64 - Rata-rata Modal Intelektual (VAICTM) sebesar 77,091790, nilai minimum sebesar -709,4625, nilai maksimum sebesar 1171,7176, dan standar deviasi sebesar 208,6774689 dengan jumlah observasi (n) sebesar 105. Nilai rata-rata Modal Intelektual (VAICTM) cukup menjauhi nilai standar deviasi sebesar 208,6774689, dengan demikian penyimpangan data Modal Intelektual (VAICTM) cukup tinggi. - Rata-rata Kepemilikan Manajerial (KPM) sebesar 3,7146950, nilai minimum sebesar 0,00001, nilai maksimum sebesar 180,30000, dan standar deviasi sebesar 24,73230364 dengan jumlah observasi (n) sebesar 105. Nilai rata-rata Kepemilikan Manajerial (KPM) cukup menjauhi nilai standar deviasi sebesar 24,73230364, dengan demikian penyimpangan data Modal Intelektual (VAICTM) cukup tinggi. - Rata-rata Kepemilikan Institusional (KI) sebesar 15,6132760, nilai minimum sebesar 0,00001, nilai maksimum sebesar 693,70000, dan standar deviasi sebesar 96,47028322 dengan jumlah observasi (n) sebesar 105. Nilai rata-rata Kepemilikan Institusional (KI) cukup menjauhi nilai standar deviasi sebesar 96,47028322, dengan demikian penyimpangan data Kepemilikan Institusional (KI) cukup tinggi.. - Rata-rata Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 0,03425, nilai minimum sebesar -1,074, nilai maksimum sebesar 0,321, dan standar deviasi sebesar 0,133437 dengan jumlah observasi (n) sebesar 105. Nilai Rata-rata Kinerja Keuangan (ROA) mendekati nilai standar deviasi sebesar 0,133437, dengan demikian penyimpangan data Kinerja Keuangan (ROA) rendah. 4.3 Uji Asumsi Klasik

65 4.3.1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahaui apakah model regresi, variabel independen, dan variabel dependen memiliki distribusi normal atau tidak. Model regrasi yang baik adalah memiliki data normal atau mendekati normal. Analisis statistik yang sering digunakan untuk menguji normalitas yaitu uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Dalam mengambil keputusan dilihat dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov, jika nilai probabilitas signifikannya lebih besar dari 0,05 maka data pada sampel telah memenuhi asumsi normalitas Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov Test sbb: Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov Test Variabel Sig. Nilai Kritis Keterangan Residual 1 0,056 0,05 Normalitas Residual 2 0,552 0,05 Normalitas Sumber: Lampiran Hasil Uji Normalitas, 2015. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov Test di atas terlihat bahwa nilai probabilitas = 0,056 dan 0,552 > 0,05, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 4.3.2. Uji Multikolonieritas

66 Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (bebas). Uji multikolonieritas dapat dilakukan dengan menggunakan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kriteria pengujian : Jika VIF > 10, maka Ho ditolak Jika VIF < 10, maka Ho diterima Hasil uji multikoliniearitas dengan metode VIF sbb : Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas dengan Metode VIF Persamaan VIF VIF Nilai Kritis Keterangan VAICTM (X1) 1,010 1,001 10 Tidak terkena multikolinearitas KM (X2) 4,478 3,751 10 Tidak terkena multikolinearitas KI (X3) 4,979 3,756 10 Tidak terkena multikolinearitas ROA (Z) 2,652-10 Tidak terkena multikolinearitas Sumber: Lampiran Hasil Olah Data Uji VIF, 2015. - Hasil uji :

67 Berdasarkan hasil uji multikolinearitas dengan metode VIF, nilai VIF < 10, artinya bahwa semua variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas, sehingga tidak membiaskan interprestasi hasil analisis regresi. 4.3.3. Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2011). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya hetrokedastisitas, penelitian ini menggunakan Uji Glesjer.Jika nilai probabilitas signifikansinya di atas 0,05 maka dapat disimpulkan model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Namun sebaliknya, jika nilai probabilitas signifikansinya di bawah 0,05 maka dapat dikatakan telah terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dengan Glejser sbb : Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser Variabel Sig. Sig. Nilai Kritis Keterangan VAICTM (X1) 0,170 0,992 0,05 Homoskedastisitas KM (X2) 0,988 0,707 0,05 Homoskedastisitas KI (X3) 0,955 0,824 0,05 Homoskedastisitas

68 ROA (Z) 0,891-0,05 Homoskedastisitas Sumber: Lampiran Hasil Olah Data Uji Heteroskedastisitas, 2015. Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan Glejser terlihat bahwa nilai probabilitas > 0,05. Hal ini berarti model yang diestimasi bebas dari heteroskedastisitas. 4.3.5. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana faktor pengganggu (error term) pada periode tertentu berkorelasi dengan faktor pengganggu pada periode lain. Faktor pengganggu tidak random (unrandom). Autokorelasi disebabkan oleh faktor-faktor kelembaman (inersial), manipulasi data, kesalahan dalam menentukan model (bias spesification), adanya fenomena sarang laba-laba, dan penggunaan lag dalam model. Pendeteksian asumsi autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Durbin- Watson. - Kriteria pegujian : Jika d-hitung < dl atau d-hitung > (4-dL), Ho ditolak, berarti ada autokorelasi Jika du < d-hitung < (4 du), Ho diterima, berarti tidak terjadi autokorelasi Jika dl < d-hitung < du atau (4-dU) < d-hitung < (4-dL), maka tidak dapat disimpulkan ada tidaknya autokoelasi. - Hasil Uji

69 Dari hasil regresi diperoleh nilai D-W statistik sebesar 2,197 dan 2,239. Dengan n = 105, k = 4, dan taraf nyata (α) 5 %, maka nilai dl = 1,592, du = 1,758, sehingga (4-dU) = 4-1,758 = 2,242 dan (4-dL) = 4-1,592 = 2,408. Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Tingkat Autokorelasi (DW) (4 -DW.L ) < DW < 4 (4 -DW.U)< DW< (4 DW.L) 1,758 < 2,197 dan 2,239 < (2,242) DW.L < DW < DW.U 0 < DW < DW. L Jenis Autokorelasi Ada Autokorelasi positif Tanpa kesimpulan Tidak Ada Autokorelasi Tanpa Kesimpulan Ada Autokorelasi positif Sumber: Lampiran Hasil Olah Data Durbin Watson, 2015. Ternyata nilai D-W statistik sebesar 2,197 dan 2,239 berada di daerah penerimaan Ho. Hal ini berarti model yang diestimasi tidak terjadi autokorelasi. 4.4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Analisis dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel Modal Intelektual (VAICTM), Kepemilikan Manajerial (KPM), Kepemilikan Institusional (KI), dan Kinerja Keuangan (ROA) terhadap Nilai perusahaan (TQ). Berdasarkan hasil

70 perhitungan dengan menggunakan program statistik komputer SPSS for Windows diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.7 Persamaan I Hasil Regresi Linier Berganda Metode OLS Variabel Koefisien Regresi Standart Error t-statistik Sig. Konstanta 0,822 0,098 8,415 0,000 VAICTM (X1) -0,003 0,000-0,832 0,408 KM (X2) 0,067 0,031 2,147 0,034 KI (X3) 0,019 0,008 2,372 0,020 ROA (Z) 2,008 1,009 1,989 0,049 R 2 : 0,091 Adj. R 2 : 0,055 F- statistik : 2,516, Sig = 0,000. DW- statistik : 2,197 n : 105 Sumber: Hasil Olah Data Regresi Linier Berganda, 2015. Keterangan : VAICTM KM = Modal Intelektual = Kepemilikan Manajerial

71 KI ROA = Kepemilikan Institusional = Kinerja Keuangan Secara matematis hasil dari analisis regresi linier berganda tersebut dapat ditulis sebagai berikut : Y = 0,822-0,003 VAICTM + 0,067 KM + 0,019 KI + 2,00 8ROA Pada persamaan di atas ditunjukkan pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Adapun arti dari koefisien regresi tersebut adalah: 1.b 0 = 0,822 Artinya, apabila Modal Intelektual (VAICTM), Kepemilikan Manajerial (KPM), Kepemilikan Institusional (KI), dan Kinerja Keuangan (ROA) sama dengan nol, maka Nilai perusahaan (TQ) sebesar 0,822. 2.b 1 = -0,003 Artinya apabila kenaikan Modal Intelektual (VAICTM) sebesar 1, maka Nilai perusahaan (TQ) turun sebesar 0,003 dengan asumsi variabel lain adalah konstan (ceteris paribus). 3.b 2 = 0,067 Artinya apabila kenaikan Kepemilikan Manajerial (KPM) sebesar 1, maka Nilai perusahaan (TQ) akan naik sebesar 0,067 dengan asumsi variabel lain adalah konstan (ceteris paribus). 4.b 3 = 0,019

72 Artinya apabila kenaikan Kepemilikan Institusional (KI) sebesar 1, maka Nilai perusahaan (TQ) akan naik sebesar 0,019 dengan asumsi variabel lain adalah konstan (ceteris paribus). 5.b 4 = 2,008 Artinya apabila kenaikan Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 1, maka Nilai perusahaan (TQ) akan naik sebesar 2,008 dengan asumsi variabel lain adalah konstan (ceteris paribus). Tabel 4.8 Persamaan II Hasil Regresi Linier Berganda Metode OLS Variabel Koefisien Regresi Standart Error t-statistik Sig. Konstanta 0,040 0,009 4,513 0,000 VAICTM (X1) 3,84E-005 0,000 0,983 0,328 KM (X2) 0,024 0,002 12,680 0,000 KI (X3) 0,006 0,000 12,854 0,000 R 2 : 0,623 Adj. R 2 : 0,612 F- statistik : 55,606, Sig = 0,000. DW- statistik : 2,239 n : 105

73 Sumber: Hasil Olah Data Regresi Linier Berganda, 2015. Keterangan : VAICTM KM KI ROA = Modal Intelektual = Kepemilikan Manajerial = Kepemilikan Institusional = Kinerja Keuangan Secara matematis hasil dari analisis regresi linier berganda tersebut dapat ditulis sebagai berikut : Z = 0,040 + 0,00000384 VAICTM + 0,024 KM + 0,006 KI Pada persamaan di atas ditunjukkan pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Adapun arti dari koefisien regresi tersebut adalah: 6.b 0 = 0,040 Artinya, apabila Modal Intelektual (VAICTM), Kepemilikan Manajerial (KPM), dan Kepemilikan Institusional (KI) sama dengan nol, maka Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 0,040. 7.b 1 = 3,84E-005 = 0,00000384 Artinya apabila kenaikan Modal Intelektual (VAICTM) sebesar 1, maka Kinerja Keuangan (ROA) naik sebesar 0,00000384 dengan asumsi variabel lain adalah konstan (ceteris paribus). 8.b 2 = 0,024

74 Artinya apabila kenaikan Kepemilikan Manajerial (KPM) sebesar 1, maka Kinerja Keuangan (ROA) akan sebesar 0,024 dengan asumsi variabel lain adalah konstan (ceteris paribus). 9.b 3 = 0,006 Artinya apabila kenaikan Kepemilikan Institusional (KI) sebesar 1, maka Kinerja Keuangan (ROA) akan sebesar 0,006 dengan asumsi variabel lain adalah konstan (ceteris paribus). 4.5. Pengujian Hipotesis (Uji t) Uji t digunakan untuk membuktikan pengaruh Modal Intelektual (VAICTM), Kepemilikan Manajerial (KPM), Kepemilikan Institusional (KI), dan Kinerja Keuangan (ROA) terhadap Nilai perusahaan (TQ) secara individual (uji t) dengan asumsi bahwa variabel yang lain tetap atau konstan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program statistik komputer SPSS for Windows diperoleh hasil sebagai berikut :

75 Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Koefisien Regresi Sign. Keterangan Hipotesis Pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan -0,003 0,408 Tidak Didukung Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan 0,067 0,034 Didukung Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan 0,019 0,020 Tidak Didukung Pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja keuangan Pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja keuangan 0,00000384 0,328 Tidak Didukung 0,024 0,000 Didukung 0,006 0,000 Didukung Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas, maka didapatkan analisis sebagai berikut : 1. Pengujian pengaruh variabel Modal Intelektual (VAICTM) terhadap variabel Nilai perusahaan (TQ) (Y)

76 Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai Sig = 0,408 > Level of Significant = 0,05, maka disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara Modal Intelektual (VAICTM) terhadap Nilai perusahaan (TQ) (Y). 2. Pengujian pengaruh variabel Kepemilikan Manajerial (KPM) terhadap variabel Nilai perusahaan (TQ) (Y) Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai Sig = 0,034 < Level of Significant = 0,05, maka disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara Kepemilikan Manajerial (KPM) terhadap Nilai perusahaan (TQ) (Y). 3. Pengujian pengaruh variabel Kepemilikan Institusional (KI) terhadap variabel Nilai perusahaan (TQ) (Y) Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai Sig = 0,020 < Level of Significant = 0,05, maka disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara Kepemilikan Institusional (KI) terhadap Nilai perusahaan (TQ) (Y). 4. Pengujian pengaruh variabel Modal Intelektual (VAICTM) terhadap variabel Kinerja Keuangan (ROA) Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai Sig = 0,328 > Level of Significant = 0,05, maka disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara Modal Intelektual (VAICTM) terhadap Kinerja Keuangan (ROA).

77 5. Pengujian pengaruh variabel Kepemilikan Manajerial (KPM) terhadap variabel Kinerja Keuangan (ROA) Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai Sig = 0,000 < Level of Significant = 0,05, maka disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara Kepemilikan Manajerial (KPM) terhadap Kinerja Keuangan (ROA). 6. Pengujian pengaruh variabel Kepemilikan Institusional (KI) terhadap variabel Kinerja Keuangan (ROA) Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai Sig = 0,000 < Level of Significant = 0,05, maka disimpulkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara Kepemilikan Institusional (KI) terhadap Kinerja Keuangan (ROA). 4.5. Analisis Jalur (Path Analysis). Untuk menguji pengaruh variabel antara digunakan metode analisis jalur

78 Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Hipotesis Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Hasil Ket. Pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan denga kinerja keuangan sebagai variabel intervening. Pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening. Pengaruh kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening. 0,080 0,019 Pengaruh langsung > Pengaruh Tidak Langsung 1,914 1,391 Pengaruh langsung > Pengaruh Tidak Langsung 2,133 1,410 Pengaruh langsung > Pengaruh Tidak Langsung Tidak didukung Tidak Didukung Tidak didukung Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas, maka didapatkan analisis sebagai berikut : 7. Pengujian pengaruh variabel Modal Intelektual (VAICTM) terhadap variabel Nilai perusahaan (TQ) (Y) melalui Kinerja Keuangan (ROA)

79 Berdasarkan hasil olah data diperoleh koefisien regresi pengaruh langsung sebesar 0,080, koefisien regresi pengaruh tidak langsungnya yaitu 0,060 x 0,309 = 0,019. Oleh karena koefisien pengaruh tidak langsung lebih kecil dari koefisien pengaruh langsung, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh yang sebenarnya adalah pengaruh langsung dengan kata lain Modal Intelektual (VAICTM) berpengaruh terhadap Nilai perusahaan (TQ) (Y) tidak melalui Kinerja Keuangan (ROA). 8. Pengujian pengaruh variabel Kepemilikan manajerial (KM) terhadap variabel Nilai perusahaan (TQ) (Y) melalui Kinerja Keuangan (ROA) Berdasarkan hasil olah data diperoleh koefisien regresi pengaruh langsung sebesar 1,914, koefisien regresi pengaruh tidak langsungnya yaitu 4,501 x 0,309 = 1,391. Oleh karena koefisien pengaruh tidak langsung lebih kecil dari koefisien pengaruh langsung, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh yang sebenarnya adalah pengaruh langsung dengan kata lain Kepemilikan manajerial (KM) berpengaruh terhadap Nilai perusahaan (TQ) (Y) tidak melalui Kinerja Keuangan (ROA). 9. Pengujian pengaruh variabel Kepemilikan institusional (KI) terhadap variabel Nilai perusahaan (TQ) (Y) melalui Kinerja Keuangan (ROA) Berdasarkan hasil olah data diperoleh koefisien regresi pengaruh langsung sebesar 2,133, koefisien regresi pengaruh tidak langsungnya yaitu 4,564 x 0,309 = 1,410. Oleh karena koefisien pengaruh tidak langsung lebih kecil dari koefisien

80 pengaruh langsung, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh yang sebenarnya adalah pengaruh langsung dengan kata lain Kepemilikan institusional (KI) berpengaruh terhadap Nilai perusahaan (TQ) (Y) tidak melalui Kinerja Keuangan (ROA). 4.6. Koefisien Determinasi (R 2 ) Hasil dari regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square) diperoleh R 2 (Koefisien Determinasi) sebesar 0,091, artinya variabel dependen (Y) dalam model yaitu Nilai perusahaan (TQ) dijelaskan oleh variabel independen yaitu Modal Intelektual (VAICTM), Kepemilikan Manajerial (KPM), Kepemilikan Institusional (KI), dan Kinerja Keuangan (ROA) sebesar 9,1%, sedangkan sisanya sebesar 90,9% dijelaskan oleh faktor lain di luar model. Hasil dari regresi dengan metode OLS (Ordinary Least Square) diperoleh R 2 (Koefisien Determinasi) sebesar 0,623, artinya variabel dependen (Y) dalam model yaitu Kinerja Keuangan (ROA dijelaskan oleh variabel independen yaitu Modal Intelektual (VAICTM), Kepemilikan Manajerial (KPM), dan Kepemilikan Institusional (KI) sebesar 62,3%, sedangkan sisanya sebesar 37,7% dijelaskan oleh faktor lain di luar model. 4.7. Uji F

81 Uji F digunakan untuk mengetahui apakah model regresi telah lolos uji kesesuaian model. Nilai sig < 0,05 menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali,2011). Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji F Model 1 Regression Residual Total ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig. 7,160 4 1,790 2,516,046 a 71,135 100,711 78,295 104 a. Predictors: (Constant), ROA (Z), KM (X2), VAICTM (X1), KI (X3) b. Dependent Variable: Q (Y) Hasil uji F pada tabel di atas menunjukkan nilai sig < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka disimpulkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi nilai perusahaan. 4.8. Pembahasan 4.8.1 Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa Modal Intelektual (VAICTM) tidak berpengaruh signifikan terhadap Nilai perusahaan (TQ). Hal ini berarti, jika Modal Intelektual (VAICTM) mengalami peningkatan, maka Nilai perusahaan (TQ) akan tetap atau konstan. Secara teori, kekayaan intelektual yang

82 dimiliki oleh perusahaan dan dikelola secara efisien akan meningkatkan apresiasi pasar terhadap kinerja perusahaan sehingga nilai perusahaan juga akan meningkat. Akan tetapi faktanya, dalam mengapresiasi nilai perusahaan investor kurang mempertimbangkan adanya pengaruh intellectual capital yang dimiliki perusahaan mungkin menjadi salah satu sebabnya. Sehingga dalam menilai perusahaan investor hanya melihat dari faktor lain seperti harga saham perusahaan. Semakin tinggi harga saham perusahaan investor akan menempatkan nilai yang tinggiterhadap perusahaan tersebut. Dan hal ini juga berarti bahwa stakeholders dalam menilai perusahaan masih lebih banyak terfokus pada faktor diluar pengungkapan intellectual capital (Fathur dan Maghfiroh, 2015) 4.8.2 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial (KPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai perusahaan (TQ). Hal ini berarti, jika Kepemilikan Manajerial (KPM) mengalami peningkatan, maka Nilai perusahaan (TQ) juga akan mengalami peningkatan. Teori agensi yang memisahkan antara kepemilikan dan pengelola perusahaan dapat menimbulkan konflik keagengan. Konflik keagengan disebabkan karena principal dan agen memiliki kepentingan sendiri-sendiri dan saling bertentangan. Kepemilikan manajerial salah satunya digunakan untuk mengatasi masalah pada suatu perusahaan. Dengan meningkatnya kinerja manajerial maka akan memberikan motivasi bagi manajer untuk meningkatkan kinerjanya. Dikarenakan manajer

83 merasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan nya tidak hanya untuk pribadi namun juga untuk kepentingan pemegang saham. Manajer juga akan berhati hati dalam melakukan kesalahan karena akan mempengaruhi diri nya sendiri juga apabila terjadi kesalahan. Semakin besar kepemilikan manajerial yang dimiliki maka semakin giat bagi pemegang saham untuk meningkatkan nilai perusahaan. Manajer sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka nilai kekayaannya sebagai pemegang saham akan meningkat juga. Konsisten dengan penelitian yang dilakukan Sri dan Pancawati (2011) menemukan bahwa variabel kepemilikan manajerial terbukti mempengaruhi nilai perusahaan. Wati (2011) meneliti tentang pengaruh Struktur Kepemilikan pada Nilai Perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif pada Nilai Perusahaan 4.8.3. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional (KI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai perusahaan (TQ). Hal ini berarti, jika Kepemilikan Institusional (KI) mengalami peningkatan, maka Nilai perusahaan (TQ) juga akan mengalami peningkatan. Kepemilikan institusional akan meningkatkan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen, karena besar kepemilikan saham mewakili besar kekuasaan yang dimiliki oleh manajemen. Investor institusi akan melakukan monitoring secara efektif yang akan meningkatkan kinerja perusahaan dan akan meningkatkan nilai perusahaan.

84 Wening (2009) Semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Kepemilikan perusahaan yang ditunjukkan seberapa besar prosentase dalam saham yang dimiliki oleh suatu institusi. Banyak saham dalam perusahaan yang dikeluarkan oleh perusahaan akan mempengaruhi penilaian terhadap perusahaan tersebut, apabila perusahaan semakin banyak prosentase saham nya maka akan semakin besar pula pengawasan investor terhadap perusahaan. Sehingga manajer dapat bekerja dengan optimal dalam mengerjakan pekerjaan nya. Fauzan (2012), bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 4.8.4. Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan Hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa Modal Intelektual (VAICTM) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA). Hal ini berarti, jika Modal Intelektual (VAICTM) mengalami peningkatan, maka Kinerja Keuangan (ROA) akan tetap atau konstan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian (Pramudita, 2012) yang mengatakan bahwa dengan memanfaatkan modal intelektual yang dimiliki, maka perusahaan dapat meningkatkan ROE dengan cara meningkatkan pendapatan tanpa adanya peningkatan beban dan biaya secara proporsional atau mengurangi beban operasi perusahaan (Pramudita, 2012). Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai alat

85 ukur adalah ROA sedangkan alat ukur yang digunakan oleh (Pramudita, 2012) adalah ROE. 4.8.5. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Keuangan Hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial (KPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA). Hal ini berarti, jika Kepemilikan Manajerial (KPM) mengalami peningkatan, maka Kinerja Keuangan (ROA)juga akan mengalami peningkatan. Rosyada (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara kepemilikan saham manajerial terhadap kinerja keuangan. Kepemilikan saham perusahaan oleh manajer cenderung melakukan strategi untuk meningkatkan kinerja keuangan jangka panjangnya. Insentif berupa saham yang diberikan kepada pihak manajer memacu mereka untuk bekerja lebih keras dan cerdas dalam meningkatkan nilai badan usaha, yang juga merupakan milik pihak manajer. Peningkatan proporsi saham yang dimiliki oleh manajer dan direksi akan menurunkan kecenderungan adanya tindakan manipulasi yang berlebihan, sehingga dapat menyatukan kepentingan antara manajer dan pemegang saham (Nurhidayati et al. 2012). Dengan kepemilikan manajeral yang tinggi maka akan memberikan semangat bagi para pekerja untuk bekerja dengan maksimal dan sebaik mungkin menghindari kesalahan, sehingga akan memberikan dampak yang baik bagi perusahaan itu sendiri.

86 4.8.6. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Keuangan Hasil regresi linier berganda menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional (KI) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan (ROA). Hal ini berarti, jika Kepemilikan Institusional (KI) mengalami peningkatan, maka Kinerja Keuangan (ROA) juga akan mengalami peningkatan. Semakin besar pengawasan yang diberikan investor akan memberikan dampak bagi manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Sehingga perusahaan akan meningkat kinerja nya dan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena manajer yang berusaha sekuat tenaga untuk tidak melakukan kesalahan. Murwaningsari (2009) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kepemilikan institusional mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan Tobin s Q. Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan pada kinerja keuangan perusahaan juga ditunjukkan dari hasil penelitian Rosyada (2012). 4.8.7. Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Kinerja Keuangan Hasil regresi linier berganda diperoleh koefisien regresi pengaruh langsung sebesar -0,080, koefisien regresi pengaruh tidak langsungnya yaitu 0,060 x 0,309 = 0,019. Oleh karena koefisien pengaruh tidak langsung lebih kecil dari koefisien pengaruh langsung, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh yang sebenarnya adalah pengaruh langsung dengan kata lain Modal Intelektual (VAICTM)

87 berpengaruh terhadap Nilai perusahaan (TQ) (Y) tidak melalui Kinerja Keuangan (ROA). Kekayaan Intelektual yang dikelola secara efisien oleh perusahaan akan meningkatkan apresiasi pasar terhadap nilai pasar perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pengelolaan dan penggunaan modal intelektual secara efektif terbukti mampu meningkatkan nilai perusahaan yang dalam penelitian (Sudibya dan Restuti, 2014) diukur dengan rasio PBV. Jadi dalam mengapresiasi niali pasar investor telah mempertimbangkan adanya pengaruh kekayaan intelektual yang dimiliki perusahaan. Sehingga dalam menilai perusahaan investor tidak hanya melihat dari harga saham perusahaan saja. Semakin tinggi harga saham, investor akan menempatkan nilai yang tinggi terhadap perusahaan tersebut (Sudibya dan Restuti, 2014). 4.8.8. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Kinerja Keuangan Hasil regresi linier berganda diperoleh koefisien regresi pengaruh langsung sebesar 1,914, koefisien regresi pengaruh tidak langsungnya yaitu 4,501 x 0,309 = 1,391. Oleh karena koefisien pengaruh tidak langsung lebih kecil dari koefisien pengaruh langsung, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh yang sebenarnya adalah pengaruh langsung dengan kata lain Kepemilikan manajerial (KM) berpengaruh terhadap Nilai perusahaan (TQ) (Y) tidak melalui Kinerja Keuangan (ROA).

88 Manajer sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka nilai kekayaannya sebagai pemegang saham akan meningkat juga. Konsisten dengan penelitian yang dilakukan Sri dan Pancawati (2011) menemukan bahwa variabel kepemilikan manajerial terbukti mempengaruhi nilai perusahaan. Wati (2011) meneliti tentang pengaruh Struktur Kepemilikan pada Nilai Perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial berpengaruh positif pada Nilai Perusahaan. 4.8.9. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Kinerja Keuangan Hasil regresi linier berganda diperoleh koefisien regresi pengaruh langsung sebesar 2,133, koefisien regresi pengaruh tidak langsungnya yaitu 4,564 x 0,309 = 1,410. Oleh karena koefisien pengaruh tidak langsung lebih kecil dari koefisien pengaruh langsung, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh yang sebenarnya adalah pengaruh langsung dengan kata lain Kepemilikan institusional (KI) berpengaruh terhadap Nilai perusahaan (TQ) (Y) tidak melalui Kinerja Keuangan (ROA). Wening (2009) Semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Kepemilikan perusahaan yang ditunjukkan seberapa besar prosentase dalam saham yang dimiliki oleh suatu institusi. Banyak saham dalam perusahaan

89 yang dikeluarkan oleh perusahaan akan mempengaruhi penilaian terhadap perusahaan tersebut, apabila perusahaan semakin banyak prosentase saham nya maka akan semakin besar pula pengawasan investor terhadap perusahaan. Sehingga manajer dapat bekerja dengan optimal dalam mengerjakan pekerjaan nya.