BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Home Industry Fanny Bakery Salatiga

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN LAMPIRAN 73

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN PADA HOME INDUSTRY FANNY BAKERY DI KOTA SALATIGA SKRIPSI

Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA HOME INDUSTRY ROTI PRIMA

BAB IV PENUTUP. bermanfaat bagi perusahaan jika perusahaan menerapkan metode EOQ pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN TEORI. persediaan jika ada permintaan timbul.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory).

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU CITARASA BAKERY PADA PT KALTIM MULTI BOGA UTAMA (KMBU) DI BONTANG.

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK

OLEH : YUSNA QURROTA A YUNI NPM :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OLEH: WIWIN PURWATININGSIH

OPTIMALISASI PERSEDIAAN NOTEBOOK PADA UD MITRA SARANA ABADI

Management Analysis Journal

Volume II No. 2, Juni 2016 ISSN :

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

Prosiding Manajemen ISSN:

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL

BAB I PENDAHULUAN. yang sering mengalami kemacetan. Awal mula masuknya sepeda ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan di dalam dunia bisnis semakin ketat khususnya

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, banyak perusahaan baik berskala domestik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENGENDALIAAN PERSEDIAAN KERTAS ART PAPER MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY UNTUK MENDAPATKAN EFISIENSI BIAYA DI UD DALLAS KEDIRI

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Sejarah CV. Vannisa Gambar 1.1 Logo CV. Vannisa Sumber : CV.

EFISIENSI PENGGUNAAN MODEL EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PT. PUSPA MADU SARI SALATIGA. Oleh Matius Rinto Suryanto Alumni UKSW Salatiga

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

EVALUASI PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU MENGGUNAKAN EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) MODEL PROBABILISTIK PADA PT DIKA BAKERY.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan peradaban manusia menimbulkan adanya perkembangan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PABRIK ROTI DEE- DEE BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

Analisis Persediaan Jahe Gajah di PT XYX Lembang Jawa Barat

JURNAL ANALISIS PENENTU RE-ORDER POINT (ROP) KEDELAI UNTUK KELANCARAN PROSES PRODUKSI TEMPE PADA RAJA TEMPE DI NGANJUK TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. optimal adalah minimalisasi pengeluaran dan maksimalisasi pemasukan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI PERSEDIAAN SEMEN PADA C.V. SURYA INDAH DI SAMARINDA. Muhammad Erwan Rizki 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL EKONOMI Volume 21, Nomor 3 September 2013 INVENTORY CONTROL DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PRODUKSI ROTI PADA PABRIK ROTI BOBO PEKANBARU

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM

Manajemen Persediaan KONTRAK PERKULIAHAN DAN PENGENALAN MANAJEMEN PERSEDIAAN. Irvan Hermala, S.E. M.Sc. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB III ANALISIS SISTEM. produksi dan prosedur persediaan bahan baku pada Perusahaan Roti Morning

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan usaha pada sektor manufaktur saat ini telah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAWANG MERAH MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. BAROKAH DI KEDIRI TAHUN 2015

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR BAGAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. suatu resiko mengalami kendala beroperasi sehingga tidak bisa memenuhi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, persaingan global yang tajam banyak

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

bagi perekonomian karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga keuangan sangat terbatas, baru 25% atau

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

Studi Kelayakan Bisnis (Aspek Teknis dan Operasi)

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Mempelajari Pengendalian Persediaan Bahan Baku pada CV. Aneka Teknik Utama

ANALISIS METODE PERSEDIAAN TEPAT WAKTU (JUST IN TIME) SEBAGAI DASAR PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PEMBANTU. ( Studi pada PG.

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN, PERSEDIAAN BAHAN BAKU, DAN PENGGUNAAN ANALISA KEPUTUSAN PADA PT. SEBASTIAN CITRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Anggi Lisli Montolalu Celcius Talumingan Eyverson Ruauw

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

NASKAH SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PRIMED KONVEKSI DI SAMARINDA.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan dan minuman merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi. manusia. Kebutuhan ini wajib dipenuhi setiap manusia agar terjaga

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Home Industry Fanny Bakery Salatiga Home Industry Fanny Bakery Salatiga adalah usaha milik pribadi merupakan usaha kecil menengah yang bergerak dibidang pengelolaan bahan baku menjadi barang jadi. Kegiatan utamanya adalah memproduksi roti dan bermacam jenis kue basah. Fanny Bakery berdiri sejak 7 (tujuh) tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2007. Lokasi terletak dijalan Canden No 48 Salatiga. Pada awal usaha Fanny Bakery adalah usaha kecil yang dijalankan oleh keluarga dengan membuat aneka roti serta jenis kue basah lainnya yang dijual untuk keperluan pribadi. Dalam memproduksi roti Home Industry Fanny Bakery Salatiga memiliki 10 tenaga kerja tetap, alat-alat atau mesin yang digunakan untuk mengolah bahan baku serta beberapa persediaan bahan baku yang digunakan untuk memenuhi pesanan. Persediaan bahan baku yang ada pada Home Industry Fanny Bakery Salatiga dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya permintaan konsumen atau pelanggan yang tidak pasti. Penyimpanan bahan baku ditempatkan digudang, dengan menempatkan setiap bahan baku ditempat yang sesuai dengan ketahanan masing-masing bahan baku supaya bahan baku dapat terjaga kualitas serta tahan lama. Bahan baku yang digunakan untuk mengolah roti adalah terigu, gula, mentega, rum, rum butter, serta emulsifier ditempatkan 34

dimasing-masing penyimpanan atau gudang. Dalam hal memasarkan produk, hanya memasarkan di wilayah Salatiga saja. Konsumen berasal dari kalangan pegawai dinas, pegawai sekolah, serta pribadi yang membutuhkan snack untuk keperluaan berbagai acara. 4.2 Temuan Dari hasil wawancara serta data-data yang telah diterima maka penulis menemukan temuan-temuan persediaan pada Home Industry Fanny Bakery Salatiga. Persediaan tersebut seperti kebutuhaan bahan baku selama satu tahun, biaya penyimpanan serta biaya pesan sekali order atau sekali pesan. 4.2.1 Persediaan Pada Home Industry Fanny Bakery Salatiga. Persediaan yang ada pada Home Industry Fanny Bakery Salatiga meliputi kebutuhan bahan baku, biaya simpan serta biaya pemesanan. Data-data tersebut adalah sebagai berikut: 1 Data Kebutuhan bahan baku Fanny Bakery Salatiga Bahan baku merupakan bahan yang utama dalam pembuatan bahan jadi dalam penelitiaan ini adalah bahan baku pembuatan roti. Bahan baku dalam pembuatan roti adalah terigu, mentega, gula halus, gula pasir, sp (pengembang), rum, rum butter, serta emulsifier. 35

Berikut ini data penggunaan bahan baku selama satu tahun adalah Tabel 1 Data Kebutuhan Bahan Baku Home Industry Fanny Bakery Salatiga No Jenis Bahan Kebutuhan rata-rata/thn/kg/rp 1. Terigu 132.500 2. Mentega 3.600 3 Gula Pasir 7.800 4. Gula halus 2600 5. Sp (Pengembang) 104 6. Rum Butter 180 7. Rum 104 8. Emulsifier 104 Sumber data : Fanny Bakery Salatiga, 2014 2 Biaya simpan Home Industry Fanny Bakery Salatiga Biaya simpan merupakan biaya yang timbul akibat adanya bahan baku yang disimpan. Biaya simpan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyimpan bahan baku adalah biaya pendingan, serta biaya listrik yang digunakan untuk menyimpan bahan baku. Tabel 2 Biaya simpan Home Industry Fanny Bakery No Jenis biaya Harga 1. Biaya pendinginan Rp 2.400.000,00 2. Biaya penerangan Rp 2.400.000,00 3. Perawatan gudang Rp 200.000,00 3 Penyusutan Rp 350.000,00 Jumlah Rp 5.350.000,00 Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, 2014 Biaya simpan digunakan untuk menyimpan bahan baku kegudang atau tempat masing-masing agar kualitas bahan baku dapat tahan lama dan terjamin kualitasnya. 36

3 Biaya Pesan Home Industry Fanny Bakery Salatiga Biaya pesan merupakan biaya yang timbul akibat adanya pemesanan bahan baku setiap kali pesan. Dalam melakukan pemesanan biaya pesan yang dikeluarkan perusahaan untuk memesan bahan baku adalah Tabel 3 Biaya pesan Home Industry Fanny Bakery No Bahan Baku Jumlah Biaya Pesan (Rp) 1. Terigu 2.160.000,00 2. Mentega 480.000,00 3. Gula Pasir 960.000,00 4 Gula halus 720.000,00 5. Sp (Pengembang) 36.000,00 6. Rum Butter 210.000,00 7. Rum 408.000,00 8. Emulsifier 408.000,00 Jumlah biaya pesan 5.706.000,00 Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah 2014 Biaya tersebut adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendatangkan bahan baku dari supplier ke Home Industry Fanny Bakery Salatiga. Biaya yang termasuk didalam tabel 3 adalah biaya pengiriman sekali pesan, biaya angkut per sekali pesan dan biaya telepon. 4 Total biaya persediaan Home Industry Fanny Bakery Salatiga Biaya persediaan merupakaan total kesuruhan biaya simpan ditambah dengan biaya pesan.. Total biaya pemesanan per hari adalah biaya pemesanan per pesanan dikalikan dengan frekuensi pemesanan 37

bahan baku per hari. Total biaya penyimpanan per hari adalah biaya penyimpanan bahan baku per hari dikalikan dengan rataan jumlah persediaan bahan baku. Total biaya persediaan di Fanny Bakery Salatiga adalah sebagai berikut: Tabel 4 Total Biaya PersediaanHome Indusry Fanny Bakery No Jenis Bahan Total Biaya Persediaan (Rp) 1. Terigu 4.567.500,00 2. Mentega 1.015.000,00 3. Gula Pasir 2.030.000,00 4. Gula halus 1.308.500,00 5. Sp (Pengembang) 520.500,00 6. Rum Butter 477.500,00 7. Rum 568.000,00 8. Emulsifier 568.000,00 Jumlah 11.056.000,00 Sumber data: Fanny Bakery diolah 2014 Berdasarkan data diatas jumlah total biaya persediaan pada Home Industry Fanny Bakery Salatiga adalah sebesar Rp 11.056.000,00 meliputi jumlah biaya pesan dijumlah dengan biaya simpan dalam setahun. 38

5 Frekuensi Pemesanan Home Industry Fanny Bakery Salatiga. Frekuensi pemesanan merupakan waktu pemesanan bahan baku yang dilakukan perusahaan untuk memesan bahan baku. Frekuensi pemesanan pada Fanny Bakery Salatiga dalam satu tahun adalah sebagai berikut : Tabel 5 Frekuensi Pemesanan Home Industry Fanny Bakery No Jenis Bahan Jumlah 1. Terigu 48 kali 2 Mentega 12 kali 3. Gula Pasir 24 kali 4. Gula halus 24 kali 5. Sp (Pengembang) 24 kali 6. Rum Butter 12 kali 7. Rum 24 kali 8. Emulsifier 24 kali Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah 2014 39

4.3 Analisis Persediaan Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) Dari temuan yang diperoleh maka penulis melakukan analisis pengendaliaan persediaan dengan menggunakan metode EOQ pada home industry Fanny Bakery Salatiga. Metode EOQ digunakan untuk mengetahui kuantitas yang harus dipesan dan berapa kali harus melakukan pemesanan supaya biaya persediaan bahan baku minimal. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui perbandingan yang efisien antara saat menggunakan metode EOQ dan tanpa menggunakan metode EOQ. Perhitungan hasil analisis adalah sebagai berikut : 4.3.1 Perhitungan persediaan dengan menggunakan metode EOQ. Persediaan yang ada pada Home Industry Fanny Bakery Salatiga mencakup kebutuhan bahan baku satu tahun, biaya simpan, serta biaya pesan per satu kali pesan. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui hasil perhitungan sebagai berikut: 40

Tabel 6 Perhitungan Menggunakan Metode EOQ No Jenis Bahan Kebutahan ratarata/thn/kg Bi.Pesan/kali pesan (Rp) Bi.Simpan per unit (Rp) EOQ 1. Terigu 132.500 45.000 1.744 2.615 2 Mentega 3.600 30.000 3.567 246 3. Gula Pasir 7.800 40.000 6.585 308 4. Gula halus 2.600 30.000 10.865 120 5. Sp 104 15.000 74.077 6 (Pengembang) 6. Rum Butter 180 17.000 35.667 13 7. Rum 104 15.000 74.077 6 8. Emulsifier 104 15.000 74.077 6 Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah 2014 Berdasarkan tabel tersebut perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) dapat menghasilkan pesanan yang ekonomis terigu sebesar 2.615, mentega 246, gula pasir 308, gula halus sebesar 120, Sp (pengembang) sebesar 6, rum butter sebesar 13, rum sebesar 6 serta emulsifier sebesar 6. 41

1. Frekuensi Pemesanan Optimum Frekuensi pemesanan merupakan waktu perusahaan menentukan pemesanan kembali bahan baku. Frekuensi pemesanan optimum dapat dihitung dengan menggunakan metode EOQ yaitu dengan perhitungan kebutuhaan rata-rata pertahun dibagi EOQ adalah sebagai berikut : Tabel 10 Frekuensi pemesanan menggunakaan metode EOQ No Jenis Bahan Frekuensi 1. Terigu 51 kali 2. Mentega 15 kali 3. Gula Pasir 25 kali 4. Gula halus 22 kali 5. Sp 16 kali (Pengembang) 6. Rum Butter 14 kali 7. Rum 16 kali 8. Emulsifier 16 kali Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah 2014 Dari tabel diatas dapat diketahui frekuensi pemesanan optimum yaitu untuk terigu 51 kali pesan, mentega 15 kali pesan, gula pasir 25 kali pesan, gula halus 22 kali pesan, Sp (pengembang) 16 kali pesan, rum butter 14 kali pesan, dan rum16 kali serta emulsifier 16 kali pesan merupakan pesanan yang optimum saat home industry Fanny Bakery Salatiga melakukan pemesanan kembali bahan baku. 42

2. Biaya Simpan Optimum Biaya simpan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan bahan baku dalam pembuatan roti. Biaya simpan dapat menghasilkan biaya yang optimum dengan menggunakan perhitungan EOQ yaitu sebagai berikut: Tabel 7 Biaya Simpan Optimum Menggunakan metode EOQ No Jenis Bahan Biaya simpan optimum (Rp) 1. Terigu 2.280.394.70 2. Mentega 438.862,17 3. Gula Pasir 1.013.508,76 4. Gula halus 650.937,79 5. Sp 240.374,71 (Pengembang) 6. Rum Butter 233.602,23 7. Rum 240.374,71 8. Emulsifier 240.374,71 Jumlah 5.338.429,76 Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah, 2014 Dari data diatas biaya simpan optimum didapat dengan menggunakan metode EOQ yaitu EOQ dibagi 2 dikalikan dengan biaya simpan per unit maka dapat dihasilkan jumlah biaya simpan optimum sebesar Rp 5.338.429,76 43

3. Biaya Pesan Optimum Biaya pesan optimum merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memesan bahan baku menggunakan metode EOQ. Biaya simpan dapat optimum dengan menggunakan metode EOQ sebagai berikut : Tabel 8 Biaya pesan optimum menggunakan metode EOQ No Jenis Bahan Biaya pesan optimum (Rp) 1. Terigu 2.280.394.70 2. Mentega 438.862,17 3. Gula Pasir 1.013.508,76 4. Gula halus 650.937,79 5. Sp (Pengembang) 240.374,71 6. Rum Butter 233.602,23 7. Rum 240.374,71 8. Emulsifier 240.374,71 Jumlah 5.338.429,76 Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga, diolah 2014 Dari data diatas melalui perhitungan EOQ dapat didapat perhitungan untuk mencari biaya pesan optimum yaitu kebutuhaan rata-rata pertahun dibagi dengan EOQ dikali dengan biaya pesan. Total biaya pesan optimum adalah sebesar Rp 5.388.429,76 44

4. Total biaya persediaan Optimum Total biaya persediaan merupakan penjumlahan biaya simpan optimum ditambah dengan biaya pesan optimum maka dapat didapat hasil sebagai berikut : Tabel 9 Total Biaya Persediaan No Jenis Bahan Biaya pesan optimum (Rp) Sumber Data : Fanny Bakery Salatiga,2014 diolah Dari tabel tersebut dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui total biaya persediaan dari biaya pesan optimum ditambah biaya simpan optimum adalah sebesar Rp 10.676.859,52 Biaya simpan optimum (Rp) Total biaya persediaan (Rp) 1. Terigu 2.280.394.70 2.280.394.70 4.560.789,41 2. Mentega 438.862,17 438.862,17 877.724,33 3. Gula Pasir 1.013.508,76 1.013.508,76 2.027.017,51 4. Gula halus 650.937,79 650.937,79 1.301.875,57 5. Sp 240.374,71 240.374,71 480.749,41 (Pengembang) 6. Rum Butter 233.602,23 233.602,23 467.204,45 7. Rum 240.374,71 240.374,71 480.749,41 8. Emulsifier 240.374,71 240.374,71 480.749,41 Jumlah 5.338.429,76 5.338.429,76 10.676.859,52 45

4.3.2 Perbandingan Sebelum dan Sesudah menggunakan metode EOQ Dari hasil analisis pengendaliaan persediaan dapat diketahui perbandingan biaya yang dapat diminimalkan sebelum dan sesudah menggunakan metode EOQ: 1. Perbandingan Biaya pesan dengan Biaya pesan optimum Membandingkan biaya pesan perusahaan dengan biaya pesan dengan menggunakan metode EOQ adalah seperti berikut: Tabel 11 Pebandingan Biaya Pesan serta Biaya Pesan Optimum N Jenis Bahan Biaya Pesan Biaya pesan Selisih (Rp) o (Rp) optimum (Rp) 1. Terigu 2.160.000,00 2.280.394.70 (120.394,70) 2. Mentega 480.000,00 438.862,17 41.137,83 3. Gula Pasir 960.000,00 1.013.508,76 (53.508,76) 4. Gula halus 720.000,00 650.937,79 69.062,21 5. Sp (Pengembang) 36.000,00 240.374,71 119.625,29 6. Rum Butter 210.000,00 233.602,23 (23.602,23) 7. Rum 408.000,00 240.374,71 167.625,29 8. Emulsifier 408.000,00 240.374,71 167.625,29 Sumber: Fanny Bakery yang diolah 2014 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa biaya pesan tanpa menggunakan metode EOQ jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan biaya pesan menggunakan metode EOQ sehingga terjadi penghematan biaya persediaan. Dari data diatas terlihat bahwa biaya pesan untuk terigu penambahan sebesar Rp 120.394,70. Untuk mentega penghematan sebesar Rp 41.137,83, untuk gula pasir penambahan sebesar Rp 53.508,76 untuk gula halus penghematan sebesar Rp 69.062,21, untuk Sp (pengembang) penghematan sebesar 46

Rp 119.625,29, untuk rum buter penambahan sebesar Rp 23.602,23, untuk rum penghematan sebesar Rp 167.625,29, untuk emulsifier penghematan sebasar Rp 167.625,29. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui bahwa biaya pesan dengan menggunakan metode EOQ lebih efisien jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan metode EOQ yang selama ini dipakai oleh perusahaan. 2. Perbandingan biaya simpan dengan biaya simpan optimum Membandingkan biaya simpan perusahaan dengan biaya simpan optimum dengan menggunakan metode EOQ adalah sebagai berikut Tabel 12 Perbandingan Biaya simpan serta Biaya simpan Optimum No Jenis Bahan Biaya simpan Biaya simpan Selisih (Rp) (Rp) optimum (Rp) 1. Terigu 2.407.500,00 2.280.394.70 127.105,30 2. Mentega 535.000,00 438.862,17 96.137,83 3. Gula Pasir 1.070.000,00 1.013.508,76 56.491,24 4. Gula halus 588.500,00 650.937,79 (62.437,79) 5. Sp (Pengembang) 160.500,00 240.374,71 (79.874,71) 6. Rum Butter 267.500,00 233.602,23 33.897,77 7. Rum 160.500,00 240.374,71 (79.874,71) 8. Emulsifier 160.500,00 240.374,71 (79.874,71) Sumber data Fanny Bakery yang diolah 2014 Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa biaya simpan tanpa menggunakan metode EOQ jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan biaya pesan menggunakan metode EOQ sehingga terjadi penghematan biaya persediaan. Dari data diatas terlihat bahwa biaya simpan untuk terigu penghematan sebesar Rp 127.105,30, Untuk mentega penghematan sebesar Rp 96.137,83, untuk gula pasir 47

penghematan sebesar Rp56.491,24, untuk gula halus penambahan sebesar Rp 62.437,79, untuk Sp( pengembang) penambahan sebesar Rp 79.874,71 untuk rum buter penghematan sebesar Rp33.897,77, untuk rum penambahan sebesar Rp 79.874,71 sedangkan untuk emulsifier penambahan sebasar Rp 79.874,71. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui bahwa biaya simpan dengan menggunakan metode EOQ lebih efisien jika dibandingkan tanpa menggunakan metode EOQ yang selama ini dipakai oleh perusahaan. 3. Perbandingan frekuensi pemesanan dengan frekuensi pemesanan optimum Membandingkan frekuensi pemesanan perusahaan serta frekuensi pemesanan optimum dengan menggunakan metode EOQ adalah sebagai berikut: Tabel 13 Perbandingan frekuensi pemesanan serta frekuensi pemesanan optimum No Jenis Bahan Frekuensi Frekuensi optimum Selisih 1. Terigu 48 kali 51kali (3) kali 2. Mentega 12 kali 15 kali (3) kali 3. Gula Pasir 24 kali 25 kali (1) kali 4. Gula halus 24 kali 22 kali 2 kali 5. Sp 24 kali 16 kali 8 kali (Pengembang) 6. Rum Butter 12 kali 14 kali (2) kali 7. Rum 24 kali 16 kali 8 kali 8. Emulsifier 24 kali 16 kali 8 kali Sumber data Fanny Bakery yang diolah 2014 48

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa frekuensi pemesanan tanpa menggunakan metode EOQ jumlahnya lebih besar dibandingkan dengan frekuensi pemesanan menggunakan metode EOQ sehingga terjadi penghematan saat melakukan pemesanan. Dari data diatas terlihat bahwa frekuensi untuk terigu penambahan 3 kali pesan, untuk mentega penambahan 3 kali. Untuk gula pasir penambahan 1 kali, untuk gula halus penghematan 2 kali pesan, untuk Sp (pengembang) 8 kali, untuk rum buter penambahan 2 kali pesan, untuk rum penghematan 8 kali pesan sedangkan untuk emulsifier penghematan 8kali pesan. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui bahwa frekuensi pemesanan dengan menggunakan metode EOQ libih efisien jika dibandingkan tanpa menggunakan metode EOQ yang selama ini dipakai oleh perusahaan. 49

4. Perbandingan kebijakan total biaya persediaan dengan total biaya persediaan menggunakan EOQ Perbandingan kebijakan antara total biaya persediaan persusahaan dengan total biaya persediaan menggunkan EOQ dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 14 Perbandingan Total Biaya Persediaan dengan Total Biaya Persediaan dengan Menggunakan Metode EOQ No Jenis Bahan Total biaya persediaan (Rp) Total biaya persediaan EOQ (Rp) Selisih (Rp) 1. Terigu 4.567.500,00 4.560.789,41 6.710,59 2. Mentega 1.015.000,00 877.724,33 137.275.67 3. Gula Pasir 2.030.000,00 2.027.017,51 2.982,49 4. Gula halus 1.308.500,00 1.301.875,57 6.624,43 5. Sp (Pengembang) 520.500,00 480.749,41 39.750,59 6. Rum Butter 477.500,00 467.204,45 10.295,55 7. Rum 568.000,00 480.749,41 87.750,59 8. Emulsifier 568.000,00 480.749,41 87.750,59 Jumlah 11.056.000,00 10.676.859,52 379.140,48 Sumber data Fanny Bakery yang diolah 2014 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa total biaya persediaan menurut Home Indusry Fanny Bakery untuk pembeliaan bahan baku terigu Rp 4.56.500,00 dan total biaya persediaan menggunakan perhitungan EOQ sebesar Rp 4.560.789,41 jadi terdapat penghematan sebesar Rp6.710,59. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku mentega menurut menurut Home Indusry Fanny Bakery sebesar Rp 1.015.000,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp 4.560.789,41 jadi terdapat penghematan sebesar Rp 137.275,67. Total biaya persediaan Home 50

Indusry Fanny Bakery untuk pembeliaan bahan baku gula pasir menurut sebesar Rp 2.030.000,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp 2.027.017,51 jadi terdapat penghematan sebesar Rp 2.982,49. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku gula halus menurut Home Industry Fanny Bakery sebesar Rp 1.308.500,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp 1.301.875,57 terdapat penghematan sebesar Rp 6.624,43. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku sp (pengembang) menurut Home Industry Fanny Bakery sebesar Rp 520.500,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp 480.749,41 jadi terdapat penghematan sebesar Rp 39.750,59. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku rum butter menurut Home Industry Fanny Bakery sebesar Rp 477.500,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp 467.204,45 jadi terdapat penghematan sebesar Rp 10.295,55. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku rum menurut Home Industry Fanny Bakery sebesar Rp 568,500,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp 480.749,41 terdapat penghematan sebesar Rp 87.750,59. Total biaya persediaan untuk pembeliaan bahan baku emulsifier menurut Home Industry Fanny Bakery sebesar Rp 568.500,00 dan menurut perhitungan EOQ sebesar Rp 480.749,41 jadi terdapat penghematan sebesar Rp 87.750,59 51

4.4 Pembahasaan Dari hasil temuan yang diperoleh pada Home Industry Fanny Bakery di Kota Salatiga. Dapat diperoleh jumlah pemesanan, biaya persediaan, frekuensi pemesanan dan total biaya persediaan yang optimum. Dengan menggunakan perhitungan EOQ dapat diketahui perbandingan sesudah dan setelah menggunakan metode EOQ. Jumlah pesanan untuk terigu dengan menggunakan metode EOQ sebesar 2.615, untuk mentega jumlah dengan menggunakan metode EOQ sebesar 246, untuk gula pasir jumlah dengan menggunakan metode EOQ sebesar 308, untuk gula halus jumlah pesanan dengan menggunakan metode EOQ 120,untuk sp jumlah dengan menggunakan metode EOQ 6, untuk rum butter jumlah pesanan dengan menggunakan metode EOQ 13, untuk rum jumlah pesanan dengan menggunakan metode EOQ 6, untuk emulsifier jumlah pesanan dengan menggunakan metode EOQ 6. Dan biaya total biaya pesan pada Home industry Fanny Bakery sebesar Rp 5.706.000,00 dan dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp 5.338.429,76 dan terdapat penghematan sebesar Rp 367.570,24. Dan total biaya simpan pada pada Home industry Fanny Bakery sebesar Rp 5.350.000,00 dan dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp 5.338.429,76 dan terdapat penghematan sebesar Rp 11.570,24 Dan Total biaya persediaan pada pada Home industry Fanny Bakery sebesar Rp 11.056.000,00 dan dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp 10.676.859,52 dan terdapat penghematan sebesar Rp 379.140,48. Perhitungan EOQ dapat meminimalkan 52

biaya persediaan seperti pendapat Bambang Riyanto adalah economic order quantity adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembeliaan yang optimal 1. Serta perhitungan frekuensi pemesanan, setelah menggunakan metode EOQ adalah terigu penambahan 3 kali pesan, untuk mentega penambahan 3 kali. Untuk gula pasir penambahan 1 kali, untuk gula halus penghematan 2 kali pesan, untuk Sp (pengembang) penghematan 8 kali, untuk rum buter penambahan 2 kali pesan, untuk rum penghematan 8 kali pesan sedangkan untuk emulsifier penghematan 8 kali pesan. Dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui bahwa frekuensi pemesanan dengan menggunakan metode EOQ lebih efisien jika dibandingkan tanpa menggunakan metode EOQ yang selama ini dipakai oleh perusahaan. Dengan perhitungan EOQ dapat diketahui perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan perhitungan EOQ. Maka dengan menggunakan metode EOQ terjadi penghematan total biaya persediaan seperti pendapat Zulian Yamit adalah jumlah pemesanan yang dapat meminimumkan total biaya persediaan. 2. Metode EOQ dapat meminimalkan biaya-biaya persediaan seperti biaya simpan serta biaya pesan seperti pendapat Barry Render: Meminimalkan biaya-biaya total yaitu dengan kebijakan optimum yaitu semua biaya- biaya pemesanan serta biaya simpan dapat meminimalkan 1 Riyanto, Bambang. 2001. Dasar- dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4.BPFE.Yogyakarta. Hal : 78 2 Yamit, Zulian.1999. Opcit. Hal : 47 53

ketika kuantitas pemesanan meningkat, jumlah pemesanan total yang ditempatkan dalam stu tahun akan berkurang dengan demikian, ketika kuantitas pesanan meningkat biaya pemesanan akan berkurang. Tetapi ketika kuantitas pemesanan meningkat, biaya akan meningkat karena persediaan dipertahankan lebih besar dari rata-rata. 3 Dengan demikian biaya dapat diminimalkan dengan kebijakan optimum terhadap biaya pesan serta biaya simpan.dengan menerapkan metode economic order quantity didalam perusahaan sehingga perusahaan dapat meminimalkan biaya-biaya persediaan seperti biaya pesan serta biaya simpan. 3 Jay Heizer &Barry Render. 2005. Manajemen Operasi. Edisi 7. Penerbit Salemba Empat. Hal : 69-70. 54