BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Borat Dengan Proses Asidifikasi Kapasitas Ton per Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
PRARANCANGAN PABRIK ASAM BORAT DARI BORAKS DAN ASAM SULFAT DENGAN PROSES ASIDIFIKASI KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan Pabrik Asam Borat dari Boraks dan Asam Sulfat dengan Proses Asidifikasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

BAB I PENDAHULUAN. Kiswari Diah Puspita D

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Natrium Difosfat Heptahidrat Dari Natrium Klorida dan Asam Fosfat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN D

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

Prarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat-Sodium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Kalsium Klorida dari Kalsium Karbonat dan Asam Klorida Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. diolah menjadi produk antara berupa aluminium sulfat. Aluminium sulfat termasuk dalam heavy chemical industy yang memegang

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI ISOBUTANA, UDARA DAN PROPILEN KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

1.2. Kapasitas Perancangan Penentuan kapasitas produksi pabrik hexamine, didasarkan pada beberapa pertimbangan, antara lain:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pendirian Pabrik

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I-1

PRARANCANGAN PABRIK FERRO SULFAT HEPTAHIDRAT DARI BESI DAN ASAM SULFAT DENGAN KAPASITAS TON PER TAHUN

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PRARANCANGAN PABRIK GIPSUM DARI KALSIUM HIDROKSIDA DAN ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRA RANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES HIDROLISIS BENZO TRIKLORIDA KAPASITAS 60.

Prarancangan Pabrik Linier Alkil Benzena dengan Proses Detal Kapasitas Ton/Tahun Pendahulan BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN BUTANOL PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Dioctyl Phthalate dari Phthalic Anhydride dan 2-Ethyl Hexanol Kapasitas Ton per Tahun

Prarancangan Pabrik Asam Fosfat dengan Proses Nissan, Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRATE DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT KAPASITAS TON/TAHUN

II. DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan konsumsi minyak goreng meningkat. Selain itu konsumen

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Prarancangan Pabrik Xylen dari Etil Benzen Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Nitrogliserin dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Sodium Tripolyphosphate dari Asam Fosfat dan Natrium Karbonat dengan Kapasitas 70.

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Dalam pemilihan kapasitas rancangan pabrik DME memerlukan beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, antara lain:

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Furfural dari Tongkol Jagung dengan Kapasitas ton/tahun. I.1 Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PABRIK AMMONIUM NITRAT DARI AMMONIA DAN ASAM NITRAT DENGAN PROSES FAUSER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Intisari. BAB I. Pengantar 1. I. Latar Belakang 1 II. Tinjauan Pustaka 3. BAB II.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat Dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

PRARANCANGAN PABRIK MONONITROTOLUEN DARI TOLUEN DAN ASAM CAMPURAN DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON / TAHUN

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

Prarancangan Pabrik Asam Tereftalat dari Paraxylene dan Udara Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PABRIK SODIUM HEXAMETAPHOSPHATE DARI ASAM PHOSPHATE DAN SODIUM CARBONATE DENGAN PROSES GRAHAM S PRA RENCANA PABRIK

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Propilen Oksid Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Formiat dari Metil Format dan Air dengan Proses Bethlehem Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

PRARANCANGAN PABRIK ASAM FORMIAT DARI METIL FORMAT DAN AIR KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Pada saat ini salah satu bidang yang semakin hari semakin diperhatikan dan terus dikembangkan di negara kita adalah bidang industri, terutama industri yang berkaitan dengan industri kimia. Hal ini dikarenakan sampai saat ini banyak dari bahan-bahan kimia tersebut masih mengandalkan impor dari negara lain, sehingga dengan adanya pertumbuhan di bidang industri kimia diharapkan dapat menekan biaya produksi di dalam negeri. Untuk jangka panjang diharapkan kebutuhan akan bahan-bahan kimia tersebut dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri maupun dapat menjadi komoditi ekspor sehingga dapat menghasilkan pendapatan dan devisa negara. Sampai saat ini salah satu bahan kimia yang masih mengimpor dari negara lain adalah Asam Borat (Boric Acid). Asam Borat merupakan salah satu bahan yang sangat penting dalam industri saat ini. Pendirian pabrik Asam Borat di Indonesia dapat didirikan karena didukung oleh beberapa alasan, yaitu : a. Pabrik-pabrik industri kimia seperti industri gelas, keramik, elektronik, obat dan farmasi semakin berkembang memungkinkan kebutuhan akan Asam Borat semakin meningkat. b. Dapat memberikan lapangan pekerjaan sehingga banyak menyerap tenaga kerja. 1.2. Kapasitas Rancangan Penentuan kapasitas produksi Asam Borat didasarkan pada kebutuhan Asam Borat untuk industri di Indonesia. Seperti yang tertera pada tabel berikut ini :

2 Tabel 1. Kebutuhan Impor Asam Borat di Indonesia No Tahun Jumlah (ton) 1. 1995 1.262,65 2. 1996 1.986,02 3. 1997 2.168,32 4. 1998 2.415,48 5. 1999 2.527,71 6. 2000 2.858,44 (Sumber : BPS data impor tahun 1995-2000) Berdasarkan pabrik yang telah ada di Amerika Serikat dengan menggunakan proses yang sama dengan kapasitas produksi 10.000-30.000 ton per tahun, maka pada prarancangan ini diambil kapasitas sebesar 40.000 ton per tahun. 1.3. Lokasi Pabrik Letak geografi suatu pabrik memberikan pengaruh yang besar terhadap suksesnya usaha. Oleh karena itu, penentuan letak atau lokasi pabrik harus didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan baik secara teknis maupun ekonomis, antara lain meliputi : biaya produksi, distribusi bahan baku dan produk, di samping tidak mengabaikan kelestarian lingkungan hidup. Pada prarancangan ini, pabrik Asam Borat akan didirikan di lokasi Industri Gresik, Jawa Timur. Untuk menentukan lokasi pabrik harus diperhatikan beberapa faktor dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut : 1. Bahan baku Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan Asam Borat yaitu Boraks dan Asam Sulfat. Bahan baku Boraks diambil dari PT. Tunggak Waru, Jawa Timur. Sedangkan Asam Sulfat didapat dari Petrokimia, Gresik. Oleh karena itu dipilih

3 lokasi yang dekat dengan pengambilan bahan baku untuk mempermudah pengiriman. 2. Pemasaran Asam Borat digunakan sebagai bahan baku pada industri gelas, keramik, kimia, elektronik, obat dan farmasi. Lokasi pemasaran akan sangat mempengaruhi harga produk dan biaya transportasi. Letak yang sangat berdekatan dengan pasar utama merupakan pertimbangan yang sangat penting karena akan lebih mudah terjangkau oleh konsumen. 3. Tenaga kerja Karena terletak di Pulau Jawa maka tenaga kerja juga tersedia lebih dari cukup. 4. Karakteristik lokasi Meliputi keadaan iklim yang menunjang misalnya kemungkinan terjadinya banjir. Termasuk dalam karakteristik ini adalah sosial masyarakat, apakah dapat menerima kehadiran pabrik serta kemungkinan pengembangannya. 5. Pembuangan limbah Pabrik Asam Borat tidak mempunyai limbah yang berbahaya jika dilakukan pengawasan yang baik. Limbah dari pabrik Asam Borat adalah air serta hasil samping yang akan dijual lagi untuk diolah lebih lanjut. 6. Kebijaksanaan pemerintah Pendirian pabrik juga perlu memperhatikan faktor kepentingan pemerintah yang terkait didalamnya, kebijaksanaan pengembangan industri dan hubungannya dalam pemerataan kesempatan kerja dan kesejahteraan serta hasil pembangunan. 7. Transportasi dan telekomunikasi Dalam hal ini dipertimbangkan dari segi kemudahan dan kelancarannya, namun dalam hal ini bersifat relatif karena ada kalanya kemudahan transportasi tercipta karena berdirinya suatu pabrik. 8. Utilitas Utilitas yang utama adalah air, steam, bahan bakar dan listrik.

4 Untuk kebutuhan listrik didapat dari PLN dan generator, kebutuhan bahan bakar dipenuhi dari pertamina atau perusahaan petroleum lain, sedangkan kebutuhan air dipenuhi dari air laut yang ada di dekat pabrik atau pabrik pengolahan air disekitar lokasi pabrik. 1.4. Tinjauan Pustaka 1.4.1. Pemilihan Proses Pada dasarnya ada dua proses untuk memproduksi Asam Borat, yaitu : 1. Proses Asidifikasi 2. Proses Ekstraksi Liquid-liquid Uraian masing-masing proses diatas adalah sebagai berikut : 1. Proses Asidifikasi Pada proses ini Asam Borat dibuat dengan cara mereaksikan granular borak dengan larutan H 2 SO 4 di dalam reaktor, dengan ketentuan 3 bagian granular borak (Na 2 B 4 O 7.10 H 2 O), 1 bagian Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) dan 12 bagian air (H 2 O). Untuk lebih jelasnya, proses pembuatannya akan diuraikan di bawah ini : Pertama-tama memasukkan semua bahan yang diperlukan ke dalam mixer dengan perbandingan 3 bagian granular borat (Na 2 B 4 O 7.10 H 2 O) dan 12 bagian air (H 2 O). Larutan yang keluar dari mixer kemudian dimasukkan kedalam reaktor dan ditambahkan 1 bagian Asam Sulfat (H 2 SO 4 ). Temperatur yang digunakan adalah 90 C dengan tekanan 1 atm dan berlangsung selama 1 jam. Kemudian larutan yang keluar dari reaktor dimasukkan ke dalam evaporator untuk mengurangi kandungan air, sehingga didapatkan sebuah larutan jenuh. Setelah itu dimasukkan ke dalam kristaliser untuk didinginkan. Kristal Asam Borat kemudian disaring untuk memisahkan kristal Asam Borat dengan larutan Sodium Sulfat di dalam centrifuge.

5 Kristal Asam Borat diumpankan ke dalam rotary dryer untuk mengalami proses pengeringan sehingga didapatkan kristal Asam Borat. Adapun reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah sebagai berikut : Na 2 B 4 O 7 + H 2 SO 4 + 5 H 2 O 4 H 3 BO 3 + Na 2 SO 4...(1) 2. Proses Ekstraksi Liquid-liquid Pada proses ini digunakan bahan baku berupa brine yang mengandung Sodium dan Potassium Borak. Untuk mendapatkan Asam Borat digunakan proses ekstraksi liquid-liquid dengan menggunakan pelarut Kerosene yang merupakan ekstraktant organic pada ekstraksi fase ringan yang kaya akan garam-garam alkali dari komplek anionic diol borak. Sedangkan fase berat banyak mengandung sludge yang merupakan limbah. Kemudian fase ringan tersebut dimasukkan ke dalam striper dan dikontakkan dengan steam untuk merecovery pelarut, dalam striper juga ditambahkan larutan Asam Sulfat. Hasil atas pada striper adalah pelarut Kerosene sedangkan pada bagian bawah adalah Asam Borat yang masih mengandung Sodium dan Potassium Sulfat. Sodium dan Potassium Sulfat yang masih terlarut dihilangkan dari larutan dengan cara melewatkan kedalam kolom karbon aktif untuk mendapatkan larutan Asam Borat, setelah itu larutan Asam Borat dimasukkan ke dalam evaporator dan dilanjutkan kristaliser untuk mendapatkan kristal Asam Borat. Dari penjelasan di atas dapat dibandingkan antara proses asidifikasi dan proses ekstraksi liquid-liquid adalah sebagai berikut :

6 Tabel 2. Perbandingan proses asidifikasi dan ekstraksi liquid-liquid No Proses Ekstraksi Proses Asidifikasi Liquid-Liquid 1. Pemurnian Bahan Baku Tidak memerlukan pemurnian bahan baku Memerlukan pemurnian bahan baku brine 2. Penggunaan Bahan Tidak memerlukan Memerlukan Pembantu bahan pembantu bahan pembantu seperti kerosine dan karbon aktif 3. Limbah Tidak menghasilkan limbah melainkan produk samping Menghasilkan limbah berupa sludge Pada Tabel 2. terlihat bahwa proses asidifikasi lebih baik dari proses ekstraksi liquid-liquid. 1.4.2. Kegunaan Produk Asam Borat banyak digunakan dalam industri kimia, antara lain : 1. Industri Gelas Penggunaan yang paling banyak adalah pada industri serat gelas. Asam Borat akan mempercepat peleburan dan dapat mengikat bahan yang lain. Asam ini juga dapat memperbaiki warna dan meningkatkan ketahanan terhadap shock thermal dan mekanis. 2. Industri Keramik Asam Borat digunakan dalam pelapisan barang-barang tembikar, barang pecah belah, ubin, porcelen dan peralatan dapur. 3. Industri Kimia Dalam industri kimia Asam Borat berfungsi sebagai condensing agent, dan juga berguna dalam berbagai analisa kimia. Asam Borat sangat penting dalam industri sodium perborat yang digunakan sebagai bahan pemutih dalam industri pulp dan kertas.

7 4. Industri Elektronik Asam Borat digunakan untuk pembuatan kapasitor (kondensor elektronik) yang digunakan dalam sistem mesin automobil, pendingin elektrik, radio, TV dan barang-barang elektronik lainnya. 5. Industri Obat dan Farmasi Asam Borat digunakan dalam pembuatan obat yang berfungsi sebagai anti septik, desinfektant, penyegar dan deterjen. Asam Borat juga bersifat bakteriostatis dan fungistatis, yaitu dapat menahan pertumbuhan bakteri dan jamur. 6. Fotografi Asam Borat dalam bidang fotografi digunakan sebagai reagent dalam proses pencetakan film. 7. Bahan Pengawet Asam Borat dalam industri pengawetan makanan berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur. Industri yang menggunakan Asam Borat untuk pengawetan hasil produksinya diantaranya adalah industri kulit, kayu dan tali. 8. Reaktor Nuklir Asam Borat ditambahkan dalam air pendingin dalam suatu sistem tertutup yang bertekanan dalam suatu reaktor nuklir untuk mengontrol level tenaga. (MC Ketta, hal 60) Selain untuk keperluan di atas, Asam Borat juga digunakan dalam pembuatan lilin (wax), selain itu juga digunakan pula untuk campuran pada tinta cetak. Asam Borat digunakan juga dalam pembuatan barang-barang tahan api misalnya kertas tahan api, ubin tahan api, tekstil dan kayu tahan api.

8 Dalam industri kulit penggunaan Asam Borat berfungsi untuk meningkatkan kekuatan serat kulit dan daya tahan terhadap warna produk. 1.4.3. Sifat Fisis dan Kimia a. Sifat Fisis dan Kimia Bahan baku 1. Granular Borak ( Na 2 B 4 O 7. 10 H 2 O ) a. Sifat-sifat fisis 1. Berat molekul : 381,372 g/gmol 2. Bentuk : granular 3. Spesific gravity (sg) : 1,71 4. Titik leleh : 75 C 5. Titik didih : 200 C (Perry s, hal 2-23) b. Sifat-sifat kimia Granular borak ketika dipanaskan maka akan kehilangan air dan menjadi bentuk Na 2 B 4 O 7. Reaksi : Na 2 B 4 O 7. 10 H 2 O Na 2 B 4 O 7 + 10 H 2 O 2. Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) a. Sifat-sifat fisis 1. Berat molekul : 98,08 gr/gmol 2. Spesific gravity (sg) : 1,834 3. Titik didih : 340 C 4. Titik lebur : 10,49 o C (Faith and Keyes, hal 751)

9 b. Sifat-sifat kimia 1. Merupakan asam berbasa dua yang kuat. 2. Bahan pengoksidasi dan pendehidrasi terhadap senyawa organik. 3. Dapat menguraikan garam dari sebagian besar asam-asam lain. b. Sifat Fisika dan Kimia Produk 1. Asam Borat ( H 3 BO 3 ) a. Sifat-sifat fisis 1. Berat molekul : 61,833 g/gmol 2. Spesifik gravity (sg) : 1,5172 3. Titik leleh : 170,9 C 4. Titik didih : 300 C 5. Bentuk : kristal berwarna putih 6. ph : 5,2 7. Daya larut didalam air: 4-5 gr/100 ml (www.chemicalland21.com) b. Sifat-sifat Kimia 1. Stabil di bawah kondisi-kondisi lingkungan higroskopik. 2. Asam borak jika dipanaskan diatas 170 o C akan terdehidrasi H 3 BO 3 HBO 2 + H 2 O 3. Sifat thermodinamika Tabel 3. Sifat termodinamika Asam Borat No Suhu (K) Cp (J/kg K) H o (J/mol) 1. 0 0-13.393 2. 100 35,92-16.636 3. 200 58,74-6.866

10 4. 298 81,34 0 5. 400 100,21 9.284 4. Kelarutan Asam Borat dalam air Tabel 4. Kelarutan Asam Borat dalam air No Suhu ( o C) % Berat H 3 BO 3 1. 0 2,52 2. 20 4,72 3. 40 8,08 4. 60 12,97 5. 80 19,10 6. 100 27,53 5. Kelarutan Asam Borat dalam pelarut lainya Tabel 5. Kelarutan Asam Borat dalam pelarut lainnya No Pelarut Suhu ( o C) % Berat Asam Borat 1. Glycerol (98,5 %) 20 19,9 2. Glycerol (86,5 %) 20 12,1 3. Ethylene glycol 25 18,5 4. Diethylene glycol 25 13,6 5. Ethylacetate 25 1,5 6. Acetone 25 0,6 7. Glacial acetic acid 30 6,3 8. Ethanol 25 94,4 9. Methanol 25 179,3 10. n-propanol 25 59,4

11 11. Isobutyl alcohol 25 42,8 12. Isoamyl alcohol 25 35,3 1.5. Tinjauan Proses secara umum Proses asidifikasi borak adalah suatu proses di mana terjadi reaksi kimia antara borat dan Asam Sulfat yang menghasilkan produk Asam Borat. Pengertian dari asidifikasi itu sendiri adalah penambahan asam, yang dalam proses ini adalah Asam Sulfat. Borak direaksikan dengan Asam Sulfat pada temperatur 90 C dan tekanan 1 atm menghasilkan produk yang berupa Asam Borat. Reaksi yang terjadi : Na 2 B 4 O 7 + H 2 SO 4 + 5 H 2 O 4 H 3 BO 3 + Na 2 SO 4...(1) Produk keluar reaktor akan dipekatkan konsentasinya dengan menggunakan evaporator triple effect. Produk keluar evaporator dikristalkan dan dipisahkan kristalnya dengan menggunakan centrifuge dan dikeringkan menggunakan rotary dryer.