BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana peningkatan dana bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

2 Sedangkan menurut Aviliani (2008) biaya ekuitas merupakan biaya rill yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam memperoleh dana untuk mendanai sua

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi (Soewardjono, 2005 dalam Yenibra, 2014). Asimetri

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa globalisasi dan pasar bebas sekarang ini, perusahaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu cara perusahaan untuk mengembangkan usahanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan memiliki beberapa alternatif dalam melakukan pendanaan,

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Namun pemisahan ini mengakibatkan keleluasaan manajemen perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat menjalankan suatu kelangsungan usaha, suatu

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance semakin meningkat karena banyak terjadi pelanggaran tata

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan nasional dan internasional. Untuk mewujudkan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. melihat kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Nilai perusahaan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pangsa pasarnya. Baik dengan memperluas jangkauan pasarnya serta

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no.1. sejenis yang rasional. Laporan keuangan ini digunakan sebagai suatu

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan good corporate governance dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

PENGARUH KUALITAS AUDIT, KOMISARIS INDEPENDEN, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN KOMITE AUDIT TERHADAP COST OF CAPITAL

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara global tingkat perkembangan perekonomian semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata

penjualan saham di pasar modal atau Bursa Efek. Dalam pasar modal dengan resiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen (Schipper dan Vincent, 2003). Menurut Standar Akuntansi

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut dibutuhkan tambahan dana dalam melakukan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dua atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dihadapi. Penerapan sistem risk management merupakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK Nomor: Kep-431/BL/2012

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan atas usaha yang dijalankannya. Tujuan-tujuan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I Perusahaan yang biasa kita kenal dengan sebutan perusahaan go public, akan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam perusahaan

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama periode tertentu yang memuat informasi-informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.francis et al. Secara garis besar cost of debt dapat dibedakan

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang baik akan menjadi informasi dalam pengambilan

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB 1 PENDAHULUAN. perseorangan, perseroan terbatas (PT) dan firma. PT merupakan bentuk perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat komunikasi. tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan dari luar perusahaan adalah melalui mekanisme penyertaan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak. perusahaan yang membuat laporan keuangan tanpa menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Simultan Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori agensi mengistilahkan pemilik sebagai principal, sedangkan manajer

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana peningkatan dana bagi perusahaan yang sudah go public. Pasar modal terdiri dari pasar primer, pasar sekunder, pasar ketiga, dan pasar keempat. Pasar primer merupakan tempat jual beli surat berharga yang baru pertama kali diperdagangkan oleh perusahaan melalui penawaran perdana ke publik (Initial Public Offering), sedangkan pasar sekunder merupakan tempat jual beli surat berharga yang sudah beredar atau sebelumnya telah melalui Initial Public Offering (IPO). Perusahaanperusahaan yang sudah go public ini dapat meningkatkan dana jangka panjangnya dengan menerbitkan surat berharga seperti saham dan obligasi (Hartono, 2015). Bagi perusahaan yang belum go public, saham-saham perusahaan biasanya dimiliki oleh pihak internal perusahaan seperti pemilik, manajer, karyawan, serta hanya sebagian kecil yang dimiliki investor. Untuk perusahaan yang sedang berkembang, tambahan modal sangat diperlukan. Perusahaan harus menentukan bagaimana cara memperoleh tambahan modal tersebut, apakah dengan cara meminjam kepada pihak eksternal atau menerbitkan saham tambahan baru. Untuk memperoleh tambahan modal tersebut, perusahaan akan mengeluarkan biaya sebagai konsekuensi perusahaan dari perolehan modal 1

66 yang dapat berasal dari pihak internal maupun eksternal perusahaan. Biaya untuk memperoleh modal tersebut disebut biaya modal (cost of capital). Cost of capital terbagi atas cost of equity dan cost of debt (Candra dan Ekawati, 2015). Cost of equity (biaya ekuitas) dikeluarkan sebagai tingkat pengembalian yang diinginkan investor atas saham yang telah dibelinya, sedangkan cost of debt (biaya hutang) dikeluarkan untuk memperoleh hutang sebagai tingkat pengembalian yang diperlukan. Untuk keperluan dimasa mendatang, analisis biaya modal menjadi hal yang perlu karena dapat digunakan untuk mengevaluasi proyek jangka panjang perusahaan dengan mempertimbangkan besarnya kebutuhan dana dan biaya modal yang harus dikeluarkan perusahaan (Adriani, 2013). Sesuai dengan prinsip high risk high return yang diterapkan dalam kegiatan investasi, perusahaan yang memiliki tingkat risiko yang rendah akan memiliki cost of equity yang rendah karena tingkat pengembalian yang diinginkan investor juga rendah. Biaya ekuitas merupakan biaya yang harus ditanggung perusahaan untuk mendapatkan dana dari investor. Hutang perusahaan merupakan dana pinjaman dari pihak eksternal yaitu kreditor, seperti hutang bank dan obligasi. Sebelum memberikan pinjaman kepada perusahaan, kreditor akan memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi dimasa depan, seperti risiko perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban hutangnya. Atas risiko tersebut, kreditor akan mengantisipasinya dengan membebankan tingkat bunga atas pinjaman yang diberikan kepada perusahaan. Bagi perusahaan, tingkat pengembalian ini disebut sebagai cost of debt.

67 Hukum hutang piutang dalam syariat islam diperbolehkan. Salah satu adab dalam hutang piutang adalah mencatatnya atau menuliskan hutang tersebut. Dalil yang menunjukkan anjuran untuk menuliskan hutang piutang tercantum dalam Quran Surat Al-Baqarah ayat 282 yang berbunyi: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Rabbnya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tidak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil, dan janganlah kamu

68 jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu amalahmu itu), kecuali jika mu amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli ; dan janganlah penulis dan saksi saling sulitmenyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian) maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah ; Allah mengajarmu ; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah: 282) Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai salah satu pasar modal di Indonesia mewajibkan perusahaan yang sudah go public untuk menyajikan dan menerbitkan laporan keuangan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009): Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan memiliki tujuan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pembuatan laporan keuangan merupakan salah satu bukti transparansi perusahaan. Semakin luas pengungkapan dari laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen menunjukkan bahwa perusahaan semakin transparan dalam menggambarkan aktivitas bisnisnya. Masalah keagenan yang dialami manajemen dengan pemilik mampu diatasi dengan pengungkapan, karena pengungkapan dipandang sebagai upaya untuk mengurangi asimetri informasi (Walker dalam Khomsiyah, 2003). Asimetri informasi dipicu karena adanya kepentingan yang berbeda antara pihak manajemen (agent) dengan pemilik modal (principal). Kondisi ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan perolehan informasi antara manajer dengan pemilik modal. Manajer sebagai pihak yang mengelola operasional perusahaan

69 mengetahui informasi internal yang lebih luas dan memiliki akses informasi atas prospek perusahaan di masa mendatang dibandingkan pemilik modal. Pengungkapan informasi yang lebih berkualitas yang dilakukan perusahaan dapat mengurangi terjadinya asimetri informasi. Sinyal mengenai keadaan perusahaan harus diberikan oleh manajer kepada pemilik modal. Pengungkapan informasi akuntansi dalam laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan merupakan salah satu sinyal yang dapat diberikan perusahaan. Masalah keagenan muncul sebagai akibat pemisahan fungsi antara fungsi pengelolaan dan kepemilikan perusahaan. Pemisahan fungsi ini dapat mempengaruhi tindakan manajemen untuk mementingkan kepentingan pribadinya dan mengorbankan kepentingan pemilik modal. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan suatu mekanisme pengendalian yaitu dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG) atau tata kelola perusahaan yang baik. Corporate Governance dapat diartikan sebagai konsep yang mengatur hubungan antara agent sebagai pihak yang menjalankan operasional perusahaan dan principal sebagai pihak yang memiliki modal saham agar tidak terjadi konflik di antara keduanya, terjalin hubungan yang harmonis, dan saling mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan. Isu GCG menjadi perhatian semenjak terdapat kasus runtuhnya perusahaan-perusahaan Amerika dan Eropa, seperti seperti Enron, Wolrdcom, Tyco, Poly Peck, London & Commonwealth, Maxwell, dan lain-lain (Nugroho, 2014). Hal ini terjadi karena lemahnya tindakan monitoring sehingga kecurangan yang dilakukan manajemen puncak tidak terdeteksi dalam waktu

70 yang lama. Selain itu, di Indonesia juga terdapat kasus mengenai penerapan GCG, salah satunya oleh PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) (Nugroho, 2014) yang terdeteksi melakukan kecurangan dalam menyajikan laporan keuangannya. Hal ini dikarenakan PT KAI belum memliki tata kelola perusahaan yang baik. Belum adanya penerapan GCG juga membuat komite audit PT KAI baru bisa mengakses laporan keuangan setelah diaudit akuntan publik. Penerapan GCG yang efektif dapat mengurangi masalah keagenan dan juga dapat mengurangi terjadinya asimetri informasi. Murni (2003) telah membuktikan bahwa pengungkapan informasi dan asimetri informasi berpengaruh terhadap cost of capital. Sesuai dengan salah satu prinsip GCG yaitu transparansi, maka asimetri informasi dapat dikurangi dengan penerapan GCG yang kemudian dapat menurunkan biaya modal perusahaan. Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) merupakan sebuah komite yang dibentuk Pemerintah Indonesia pada tahun 1999. KNKG mengeluarkan pedoman GCG yang merupakan acuan bagi perusahaan untuk melaksanakan GCG. Penerapan GCG yang baik dapat mendorong terciptanya persaingan dan iklim usaha yang sehat serta menunjang stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan (KNKG, 2006). Pembentukan KNKG ini merupakan bentuk kesungguhan pemerintah dalam upaya menegakkan GCG sebagai akibat keruntuhan perusahaan-perusahaan publik di Indonesia.

71 Unsur yang terkandung dalam GCG antara lain kualitas audit, komisaris independen, kepemilikan institusional, dan komite audit. Kualitas audit merupakan kualitas hasil audit atas laporan keuangan perusahaan yang dilakukan oleh auditor yang independen dan kompeten (Nugroho, 2014). Perusahaan yang telah menerapkan GCG akan memilih Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memiliki reputasi baik di mata masyarakat. Komisaris independen merupakan anggota dewan komisaris suatu perusahaan yang tidak berasal dari pihak yang terafiliasi atau pihak yang tidak memiliki hubungan bisnis dan hubungan keluarga dengan pemegang saham kontrol, anggota direksi, dewan komisaris lain, dan dengan perusahaan itu sendiri (KNKG, 2006). Komisaris independen harus mampu menjamin bahwa tugasnya yaitu melakukan pengawasan dapat berjalan efektif sesuai dengan aturan hukum yang berlaku. Kepemilikan institusional merupakan saham yang dimiliki oleh investor institusional, seperti pemerintah, bank, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, atau perusahaan lain (Juniarti dan Sentosa, 2009). Atas tindakan pengawasan yang dilakukan oleh pemilik institusional, kinerja perusahaan akan meningkat karena kesempatan manajemen untuk melakukan kecurangan dapat dikurangi. Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk membantu dewan komisaris menjalankan tugasnya. Komite audit harus menyampaikan kepada dewan komisaris atas proses pemilihan calon auditor

72 eksternal untuk melaksanakan audit atas laporan keuangan termasuk imbalan jasanya. Perusahaan yang mampu menerapkan GCG dapat mengurangi cost of capital, baik itu cost of equity maupun cost of debt. Seperti penelitian yang telah dilakukan Byun et al. (2008), Chen et al. (2009), dan Ashbaugh et al. (2009) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan Corporate Governance yang baik akan memiliki cost of equity yang lebih rendah. Sedangkan Piot and Piera (2007) menyatakan bahwa GCG dapat menurunkan cost of debt. Penelitian yang menguji pengaruh Corporate Governance terhadap biaya modal ekuitas dan biaya modal hutang antara lain Rebecca dan Siregar (2012) dan Kurniawati dan Marfuah (2014). Hasil penelitian Rebecca dan Siregar (2012) menunjukkan bahwa Corporate Governance Index terbukti berpengaruh negatif terhadap cost of equity dan cost of debt perusahaan. Hasil penelitian Rebecca dan Siregar (2012) juga menunjukkan bahwa kepemilikan institusional hanya berpengaruh negatif terhadap biaya hutang perusahaan. Kurniawati dan Marfuah (2014) meneliti pengaruh antara efektivitas dewan komisaris, komite audit, tenure KAP, dan kualitas audit terhadap cost of equity dan cost of debt. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hanya audit tenure yang berpengaruh negatif terhadap cost of equity, serta hanya efektivitas dewan komisaris dan komite audit yang berpengaruh negatif terhadap cost of debt. Hasil penelitian Houqe et al.(2015) menunjukkan bahwa kualitas audit berpengaruh negatif terhadap biaya modal ekuitas, namun penelitian

73 Herusetya (2012) membuktikan hasil yang berbeda yaitu kualitas audit berpengaruh negatif terhadap biaya modal ekuitas. Penelitian Kurniawati dan Marfuah (2014) menunjukkan bahwa komisaris independen berpengaruh negatif terhadap biaya modal hutang. Berbeda dengan Rahmawati (2015) yang membuktikan bahwa komisaris independen berpengaruh positif terhadap biaya modal hutang. Rebecca dan Siregar (2012) dalam penelitiannya membuktikan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap biaya modal ekuitas, tetapi Yunita (2012) menemukan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap biaya modal hutang. Dari beberapa penelitian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian. Perbedaan ini dapat terjadi karena penggunaan sampel, metode, dan proksi yang digunakan juga berbeda (Desiliani, 2014). Penelitian ini mereplikasi penelitian Sari dan Diyanty (2015), perbedaannya yaitu mengganti variabel kepemilikan keluarga sebagai variabel independen menjadi kepemilikan institusional dan menambah variabel dependen yaitu cost of debt. Alasan penggantian variabel kepemilikan keluarga menjadi kepemilikan institusional karena kepemilikan institusional lebih mudah ditelusuri dalam struktur modal saham perusahaan, sedangkan alasan penambahan cost of debt sebagai variabel dependen yaitu untuk membuktikan bahwa GCG tidak hanya berpengaruh terhadap biaya modal ekuitas saja, tetapi juga berpengaruh terhadap biaya modal hutang. Sesuai dengan Candra dan Ekawati (2015) bahwa cost of capital perusahaan terdiri dari cost of equity dan cost of debt. Perbedaan lainnya yaitu penggunaan

74 pengukuran cost of equity, komisaris independen, dan komite audit. Jika penelitian sebelumnya menggunakan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dalam menghitung cost of equity, checklist efektivitas dewan komisaris dan checklist efektivitas komite audit, maka penelitian ini menggunakan earningsprice ratio (EP Ratio) untuk menghitung cost of equity, menggunakan proporsi komisaris independen dan jumlah komite audit. Dari uraian tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kualitas Audit, Komisaris Independen, Kepemilikan Institusional, dan Komite Audit Terhadap Cost of Capital. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap cost of capital? 2. Apakah komisaris independen berpengaruh terhadap cost of capital? 3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap cost of capital? 4. Apakah komite audit berpengaruh terhadap cost of capital? C. Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris bahwa kualitas audit berpengaruh terhadap cost of capital.

75 2. Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris bahwa komisaris independen berpengaruh terhadap cost of capital. 3. Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap cost of capital. 4. Untuk menguji dan memperoleh bukti empiris bahwa komite audit berpengaruh terhadap cost of capital. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Diharapkan penelitian ini dapat menambah khasanah pengetahuan dalam bidang akuntansi, khususnya mengenai GCG dan cost of capital. b. Sebagai sumber informasi dan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya, terutama mengenai GCG dan cost of capital. 2. Manfaat Praktis a. Perusahaan Diharapkan dapat menjadi acuan manajemen perusahaan agar lebih memperhatikan pentingnya kualitas audit dan pentingnya penerapan Corporate Governance yang baik. b. Investor dan Calon Investor Diharapkan dapat dijadikan acuan investor dan calon investor dalam memandang kualitas audit laporan keuangan perusahaan dan penerapan GCG perusahaan sebagai tolok ukur untuk pengambilan keputusan

76 investasi yang tepat, khususnya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. c. Kreditor Diharapkan dapat dijadikan acuan kreditor dalam pertimbangan pemberian pinjaman kepada perusahaan dengan memperhatikan kualitas audit perusahaan dan seberapa jauh penerapan GCG perusahaan.