BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku

BAB I PENDAHULUAN. menopang dan mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan. mengalami perubahan sejalan dengan tuntutan kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan optimal sesuai dengan potensi pribadinya sehingga menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faris Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. No. 20, Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berdasarkan undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

I. PENDAHULUAN. dapat dihasilkan manusia pembangunan yang tangguh dan merata. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. aset berharga dalam proses pembangunan bangsa dalam berbagai aspek. Idealnya,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dikenang sepanjang masa, sejarah akan menulis dikemudian hari. Di sekolahsekolah. pelajaran umum maupun mata pelajaran khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN. terencana dan secara sistematis ) diberikan kepada peserta didik oleh pendidik

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pembangunan nasional adalah membangun manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan sistem pendidikan di Indonesia dari waktu ke waktu selalu

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan anggaran 20% APBN untuk. pendidikan. Dalam Undang-Undang 1945 Pasal 31 ayat 1 dan 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu Bangsa dan Negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam menentukan perubahan sosial, perubahan kearah kemajuan dan kesejahteraan hidup yang berkualitas. Dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (sisdiknas) bab II pasal 2 disebutkan bahwa pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Patoni, 2004). Pendidikan memiliki sikap yang normatif di antaranya yaitu: pendidikan senantiasa berusaha untuk membawa anak kepada nilai-nilai yang luhur, kepada norma-norma susila. Pendidikan senantiasa berusaha menanamkan norma-norma susila kepada anak. Pendidikan senantiasa berusaha agar anak memiliki nilai-nilai dan norma-norma itu di dalam dirinya, dan selanjutnya bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki itu (Indrakusuma, 1993). Pendidikan adalah upaya sadar yang dilakukan agar peserta didik atau siswa dapat mencapai tujuan tertentu. Agar siswa dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan, maka diperlukan wahana yang 1 dapat

2 digambarkan sebagai kendaraan. Dengan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab serta mampu mengantisipasi masa depan. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Salah satu lembaga pendidikan formal adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menguasai keterampilan tertentu untuk memasuki lapangan kerja dan sekaligus memberikan bekal untuk melanjutkan pendidikan kejuruan yang lebih tinggi. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional dikatakan bahwa standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (PP No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Ayat 1). Guna mencapai tujuan-tujuan di atas, pemerintah Indonesia telah banyak menempuh usaha perbaikan dalam pendidikan. Usaha perbaikan yang telah dilaksanakan diantaranya : (1) perubahan kurikulum, (2) peningkatan kualitas, (3) menggunakan metode dan teknik mengajar yang sesuai dengan kebutuhan materi pengajaran, (4) penyediaan bahan-bahan pengajaran, dan (5) pengembangan media-media pendidikan dan pengadaan alat-alat laboratorium dan sebagainya. SMK sebagai lembaga yang memiliki bidang keahlian yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan lapangan kerja yang ada. Di SMK pada siswa di didik

3 dan dilatih dengan keterampilan, agar professional dalam bidang keahliannya masing-masing. Bidang keahlian yang ada di SMK diantaranya bidang keahlian bangunan, bidang keahlian elektronika, bidang keahlian listrik, bidang keahlian mesin produksi dan bidang keahlian mesin otomotif serta masih banyak lagi bidang keahlian lainnya. SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan adalah salah satu SMK yang memberikan bekal pengetahuan, teknologi, keterampilan, disiplin, dan sikap etos kerja yang kuat dan terampil dalam bidangnya sehingga diharapkan dapat bersaing di industri kerja. SMK ini memiliki Program Kejuruan yaitu Teknik Otomotif, Teknik Permesinan, Teknik Bangunan, Teknik Audio-video, Teknik Listrik,Teknik Komputer Jaringan dan Teknik Pendingin dan Tata Udara. Dari berbagai Program Kejuruan yang ada, salah satu Program Studi Keahlian yang dimiliki SMK ini adalah Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton, dimana mempersiapkan siswa agar dapat bersaing dan memenuhi kebutuhan lapangan kerja. Pada Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton, ada tiga jenis mata pelajaran yang digolongkan yakni: Mata Pelajaran Normatif, Adaptif, dan Produktif. Dari ketiga golongan mata pelajaran ini, Mata Pelajaran Produktif merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting, karena siswa dituntut untuk mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang merupakan bekal bagi para siswa nantinya untuk dapat diterapkan dan dikembangkan pada dunia kerja. Salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran produktif tersebut adalah Mekanika Teknik. Mata pelajaran ini dianggap penting karena mekanika teknik dapat menghantarkan siswa kepada dasar memahami

4 mata pelajaran produktif lainnya seperti : Mata pelajaran Struktur Beton, Struktur Baja, Struktur Kayu, dan lain- lain. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru mata pelajaran. Peneliti meminta dokumen - dokumen seperti nilai ulangan harian, dan melihat kondisi kelas saat proses pembelajaran. Bahwa dari observasi tersebut didapatkan, Hasil Belajar Mekanika Teknik pada siswa kelas X program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan belum sesuai harapan, hal ini terlihat dari Nilai Ulangan Harian siswa kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton, Seperti tabel dibawah ini : Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Mekanika Teknik Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika Dan Tegangan Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2013/2014 Semester Ganjil Tahun Pelaja ran 2013/ 2014 Nilai Skala nilai s.d 100 Juml ah siswa UH 1 UH 2 UH 3 perse ntase Juml ah siswa perse ntase Juml ah siswa perse ntase Keterangan 1,00 1,17 25 29,4 - - - - - - 1,18 1,50 29,5 37,9 - - - - - - Tidak Tuntas 1,51 1,84 38 46,4 - - - - - - 1,85 2,17 46,5 54,4 - - - - - - Tidak Tuntas 2,18 2,50 54,5 62,9 6 20% 4 13% 6 20% 2,51 2,99 63 74,9 5 17% 8 27% 7 23% Tidak Tuntas 3,00 3,17 75 79,4 18 60% 17 57% 17 57% 3,18 3,50 79,5 87,9 1 3% 1 3% - - Tuntas 3,51 3,84 88 96,4 - - - - - - 3,85 4,00 96,5 100 - - - - - - Tuntas Jumlah 30 100% 30 100% 30 100% Sumber : Ulangan Harian Mata Pelajaran Mekanika Teknik pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan

5 Tabel 1.2 Hasil Ulangan Harian Mata Pelajaran Mekanika Teknik Pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika Dan Tegangan Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P 2014/2015 Semester Ganjil Tahun Pelaja ran 2014/ 2015 Nilai Skala nilai s.d 100 Juml ah siswa UH 1 UH 2 UH 3 perse ntase Juml ah siswa perse ntase Juml ah siswa perse ntase Keterangan 1,00 1,17 25 29,4 - - - - - - 1,18 1,50 29,5 37,9 - - - - - - Tidak Tuntas 1,51 1,84 38 46,4 - - - - - - 1,85 2,17 46,5 54,4 - - - - - - Tidak Tuntas 2,18 2,50 54,5 62,9 6 19% 3 10% 7 23% 2,51 2,99 63 74,9 8 26% 12 39% 5 16% Tidak Tuntas 3,00 3,17 75 79,4 17 55% 16 51% 19 61% 3,18 3,50 79,5 87,9 - - - - - - Tuntas 3,51 3,84 88 96,4 - - - - - - 3,85 4,00 96,5 100 - - - - - - Tuntas Jumlah 31 100% 31 100% 31 100% Sumber : Ulangan Harian Mata Pelajaran Mekanika Teknik pada Kompetensi Menerapkan Ilmu Statika dan Tegangan Dari Tabel Nilai ulangan harian di atas, Menunjukkan sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran Mekanika Teknik. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Munimum (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah 75, maka dapat dilihat pada tahun pelajaran 2013/2014 Nilai Ulangan harian pertama terdapat 37% tidak tuntas dan 63% tuntas, pada Ulangan Harian kedua terdapat 40% Tidak tuntas dan 60% Tuntas, pada Ulangan Harian ketiga terdapat 43% tidak tuntas dan 57% tuntas. Selanjutnya tahun pelajaran 2014/2015 nilai ulangan harian pertama terdapat 45% tidak tuntas dan 55% tuntas, pada ulangan harian kedua 49% tidak tuntas dan 51% tuntas, pada ulangan harian ketiga 39% tidak tuntas dan 61% tuntas. Dengan demikian kelas tersebut belum tuntas belajarnya. Menurut Arikunto (2012 : 62) menyatakan Tingkat pencapaian

6 untuk tes formatif adalah 75%. Siswa yang belum mencapai Skor 75% dari Skor yang diharapkan, diwajibkan menempuh kegiatan perbaikan (Remedial Program) hingga siswa yang bersangkutan lulus dalam tes, yang artinya siswa tersebut telah mencapai skor 75% dari skor maksimal yang diharapkan. Berdasarkan Standar Ketuntasan Belajar Minimum (SKBM) yang ditetapkan Sekolah, maka Suatu kelas telah dikatakan mencapai kompetensi jika siswa pada kelas tersebut memperoleh skor 75 dan tuntas secara klasikal jika seluruh kelas 75 % diantara siswanya sudah tuntas belajar. Dari wawancara yang peneliti lakukan kepada guru mata pelajaran Mekanika Teknik dapat ditarik kesimpulan bahwa salah satu penyebab dari rendahnya nilai ulangan mereka adalah rendahnya kemampuan matematika siswa kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton. Sedangkan dalam menyelesaikan soal-soal Mekanika Teknik siswa memerlukan kemampuan Matematika. Matematika berkembang seiring dengan peradaban manusia. Sejarah ilmu pengetahuan menempatkan Matematika pada bagian puncak hierarki ilmu pengetahuan, seakan-akan menjadi nomor satu bagi ilmu pengetahuan. Peletakan demikian ini menimbulkan mitos bahwa Matematika adalah penentu tingkat intelektualitas seseorang. Jika seseorang tidak mengerti Matematika, berarti tidak pintar. Padahal kepintaran seseorang itu bermacam-macam. Ada yang jenius dalam bidang sains, dan dalam bidang yang lain, seperti jenis dalam bidang seni, namun tidak mengerti Matematika sama sekali (Masykur, 2008).

7 Matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem pendidikan di seluruh dunia. Negara yang mengabaikan pendidikan Matematika sebagai prioritas utama akan tertinggal dari kemajuan segala bidang (terutama sains dan teknologi), dibanding dengan negara lainnya yang memberikan tempat bagi Matematika sebagai subjek yang sangat penting. Sejak bangku SD sampai perguruan tinggi, bahkan mungkin sejak play group atau sebelumnya (baby school), di Indonesia syarat penguasaan terhadap Matematika jelas tidak bisa di kesampingkan. Untuk dapat menjalani pendidikan selama dibangku sekolah sampai kuliah dengan baik, maka anak didik dituntut untuk dapat menguasai Matematika dengan baik. Beberapa hal-hal lain yang bisa mendukung keberhasilan siswa dalam belajar di antaranya adalah perlu adanya latihan berkali-kali agar pengertian, keterampilan, dan sikap itu mendalam pada siswa. Oleh karena itu untuk melestarikan bentuk tingkah laku tersebut seorang pendidik harus mempertahankannya dengan salah satu alat pendidikan yaitu kedisiplinan dalam belajar. Kedisiplinan siswa merupakan suatu sikap ketaatan terhadap peraturan dan norma kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang berlaku yang dilaksanakan secara sadar dan ikhlas lahir dan batin, serta penuh tanggung jawab, sehingga timbul rasa malu karena terkena sanksi dan rasa takut terhadap Tuhan yang Maha Esa. Dengan demikian idealnya siswa disiplin dalam belajar maupun dalam melaksanakan tata tertib sekolah, disiplin dalam hidup dan bermasyarakat dan bernegara serta disiplin dalam beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

8 Akan tetapi kondisi riilnya pada saat ini banyak problematika pendidikan anak yang terpampang dihadapan kita sekarang ini sungguh komplek sifatnya, mulai dari masalah krisis mental hingga masalah krisis moral dan akhlak. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tanpa kontrol dan filter yang memadai, menyebabkan anak cenderung bersifat hedonisme, serba instan, manja dan tergantung pada lingkungan yang serba enak. Dengan kondisi seperti itu anak tidak dapat menemukan jati dirinya sendiri dan tidak akan terbentuk kepribadian yang tangguh dan kuat serta berdisiplin tinggi pada diri anak, seperti yang diharapkan bahwa anak adalah sebagai penerus dan penentu bangsa dimasa depan. Salah satu usaha dan proses dalam membentuk kepribadian anak yang tangguh, kuat, dan berkualitas adalah dengan menerapkan pendidikan disiplin, baik disiplin pada diri sendiri, di keluarga, di sekolah ataupun di masyarakat. Tentunya hal ini dapat menjadi salah satu faktor penting yang berhubungan dengan tinggi rendahnya hasil belajar pada siswa khususnya pada pelajaran mekanika teknik. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik membuat penelitian tentang Hubungan Antara Kemampuan Matematika dan Disiplin Belajar Dengan Hasil Belajar Mekanika Teknik Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah, yaitu :

9 1. Bagaimana kemampuan Matematika dalam pembelajaran Mekanika Teknik pada siswa kelas X Semester I Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan? 2. Bagaimana disiplin belajar dalam pembelajaran Mekanika Teknik pada siswa kelas X Semester I Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan? 3. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan Matematika dengan hasil belajar Mekanika Teknik pada siswa kelas X Semester I Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan? 4. Apakah terdapat hubungan antara disiplin belajar dengan hasil belajar Mekanika Teknik pada siswa kelas X Semester I Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan? 5. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan Matematika dan disiplin belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar Mekanika Teknik pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan? C. Pembatasan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan dengan mengingat keterbatasan dana dan waktu yang dimiliki, maka peneliti membatasi permasalahan ini hanya pada : 1. Hasil belajar Mekanika Teknik adalah hasil belajar yang diperoleh siswa dalam mata pelajaran Mekanika Teknik, yang meliputi pengetahuan dan

10 keterampilan, yang diukur dengan menggunakan objektif tes berbentuk pilihan ganda. Materi dan hasil belajar Mekanika Teknik yang diteliti dibatasi pada Standar Kompetensi Ilmu Statika dan Tegangan dan Kompetensi Dasar Besaran Skalar dan Vektor, Sistem Satuan dan Hukum Newton. 2. Kemampuan Matematika pada mata pelajaran Mekanika Teknik, yang diukur dengan menggunakan tes. Materi dan tes kemampuan Matematika yang diteliti dibatasi pada Kompetensi Dasar Eksponen dan Logaritma, Sistem persamaan dan pertidaksamaan linier, dan Salib Sumbu. 3. Disiplin belajar merupakan keinginan siswa untuk berprestasi pada mata pelajaran Mekanika Teknik, yang diukur dengan menggunakan angket. 4. Siswa yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi hanya pada siswa kelas X Semester I Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan Matematika dengan hasil belajar Mekanika Teknik pada siswa kelas X Semester I Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan?

11 2. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin belajar dengan hasil belajar Mekanika Teknik pada siswa kelas X Semester I Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan? 3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan Matematika dan disiplin belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar Mekanika Teknik pada siswa kelas X Semester I Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan? E. Tujuan Penelitian Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan: 1. Hubungan yang signifikan antara kemampuan Matematika dengan hasil belajar Mekanika Teknik pada siswa kelas X Semester I Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. 2. Hubungan yang signifikan antara disiplin belajar dengan hasil belajar Mekanika Teknik pada siswa kelas X Semester I Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan. 3. Hubungan yang signifikan antara kemampuan Matematika dan disiplin belajar secara bersama-sama dengan hasil belajar Mekanika Teknik pada siswa kelas X Semester I Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan.

12 F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Sebagai masukan bagi siswa untuk dapat meningkatkan hasil belajar Mekanika Teknik. 2. Sebagai masukan bagi guru-guru SMK kelas X Program Keahlian Teknik Konstruksi Batu dan Beton untuk meningkatkan hasil belajar Mekanika Teknik. 3. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru SMK Teknik Bangunan dalam meningkatkan kemampuan Matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Mekanika Teknik. 4. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru SMK Teknik Bangunan dalam menumbuhkan dan meningkatkan disiplin belajar guna mendukung proses belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kelas, khususnya pada pelajaran Mekanika Teknik. 5. Sebagai bahan studi bagi penelitian-penelitian relevan dikemudian hari dengan melibatkan variabel yang lebih kompleks.