BAB I PENDAHULUAN. TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dan perilaku pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan

BAB 1 PENDAHULUAN. organisme hidup saling berinteraksi. Dalam memberikan asuhan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

BAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psiko-sosial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB 1 PENDAHULUAN. secara mandiri dan mengatur sendiri kebutuhannya sehingga individu. membutuhkan orang lain (Potter & Perry, 2005).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh berespons terhadap suatu perubahan yang terjadi antara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri merupakan fenomena yang universal dan kebebasan dari nyeri

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir adalah gangguan pada

BAB I PENDAHULUAN. pasien dalam merawat pasien. Dengan demikian maka perawatan dan spiritual telah

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat kompleks. Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan Paliatif adalah pendekatan yang meningkatkan kualitas hidup pasie

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran yang jelas tentang gagal jantung. Pada studinya disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. resistensi insulin, serta adanya komplikasi yang bersifat akut dan kronik (Bustan,

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau

BAB I PENDAHULUAN. makanan, tempat tinggal, eliminasi, seks, istirahat dan tidur. (Perry, 2006 : 613)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengobatan dan peralatan (Busse, Blumel, Krensen & Zentner, 2010).Robertson

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengerikan, hal ini dikarenakan kanker merupakan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keperawatan secara holistik akan memandang masalah yang dihadapi pasien melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. aktivitas sehari-hari. Sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB I PENDAHULUAN. menduduki rangking ke 4 jumlah penyandang Diabetes Melitus terbanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan, kemampuan dan norma norma, menyediakan layanan spesifik,

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peranan komunikasi menjadi lebih penting dalam pemberian asuhan

BAB I PENDAHULUAN. gagal bisa juga berakibat buruk. Hal ini sangat tergantung kapan, bagaimana,

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia lanjut merupakan tahap akhir kehidupan manusia. Seseorang pada

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar, anak sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun. 1992, perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan bukan saja terlepas dari penyakit, karena individu yang terbebas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anastesi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

GAMBARAN FISIK DAN PSIKOLOGIS KLIEN DENGAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam jangka waktu yang lama (Noer, Soemyarso, 2006). Menurut (Brunner

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. memperlancarkan darah dari zat toksin dan berbagai zat sisa. mengatur keseimbangan asam basa, mempertahankan volume dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di RS Islam Surakarta, pada tahun 2013 pasien kanker

BAB I PENDAHULUAN. Pengalaman positif maupun negatif tidak dapat dilepaskan dalam. kehidupan seseorang. Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya. pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya progresif dan berhubungan dengan peningkatan respon inflamasi kronik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Family Centered Care

BAB I PENDAHULUAN. 1 Totok S. Wiryasaputra, Pendampingan Pastoral Orang Sakit, Seri Pastoral 245, Pusat Pastoral Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spirituial dan penyakit)

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. berupa fisik, mental dan atau spiritual (Kemp, 2009). Selain kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kusta merupakan penyakit yang menjadi problema di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mempengaruhi setiap bagian tubuh. Penyakit kanker sangat. kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kanker.

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya distress ( tidak nyaman, tidak tentram dan rasa nyeri ), disabilitas

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. perpecahan antara pemikiran, emosi dan perilaku. Stuart, (2013) mengatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Spiritualitas merupakan sesuatu yang di percayai oleh seseorang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh klien diabetes mellitus. Selain permasalahan fisik tersebut, diabetes

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam jiwa menjadi tantangan dunia, termasuk Indonesia. Hal ini ditandai dengan fenomena temuan terjadinya peningkatan penyakit, salah satunya yaitu penyakit kronis. Penyakit kronis adalah gangguan atau penyakit yang berlangsung lama ( terbilang bulan atau tahun), contohnya hipertensi, diabetes mellitus, epilepsi, TBC, AIDS, leukemia, dan sebagainya (Fitria, 2010). Seseorang dengan penyakit kronis sering menderita gejala yang melumpuhkan dan mengganggu kemampuan untuk melanjutkan gaya hidup normal mereka. Kemandirian dapat sangat terancam yang menyebabkan ketakutan, ansietas, kesedihan yang menyeluruh (Potter & Perry, 2005). Penyakit kronis memiliki ciri khas yang sama yaitu berhubungan dengan nyeri dimana tingkat lanjutnya dapat menyebabkan kecacatan sampai tingkat tertentu yang dapat membatasi partisipasi individu dalam aktivitas. Penyakit kronis membutuhkan durasi yang lama dalam pengobatan dan sering tidak dapat disembuhkan (Brunner & Suddarth, 2013) Banyaknya masalah pada penyakit kronis ini tidak bisa ditangani dengan masalah medis saja, pertimbangan masalah biologis, psikologis, spiritual penting diketengahkan. Hidup secara permanen untuk waktu yang lama dengan gejala-gejala dan kecacatan dapat mengarah pada perubahan peran, dapat menyebabkan timbulnya kondisi kronis yang lain serta pasien

2 dengan penyakit kronis membutuhkan pengobatan dalam jangka panjang dan rutin sehingga dibutuhkan pengetahuan dan perencanaan dalam penatalaksanaan penyakit kronis ini (Brunner & Suddarth, 2013). Keperawatan memandang manusia merupakan makhluk yang unik dan kompleks yang terdiri atas berbagai dimensi. Dimensi yang komprehensif pada manusia itu meliputi dimensi biologis (fisik), psikologis, sosial, kultural dan spiritual. Pada dimensi biologis (fisik), pasien dengan penyakit kronis akan mengalami nyeri yang dikarenakan manifestasi dari penyakit kronisnya dan keluhan atas ketidaknyamanan karena efek jangka panjang tindakan pengobatan dan kecacatan yang menyebabkan disfungsi aktivitas yang ditimbulkan oleh penyakit kronis ini (Rulland & More, 1998 dikutip dalam Tommey & Alligood, 2006). Menurut Madadeta (2015) dikutip dari Koizer, (2004) Keterkaitan antara dimensi psikologis, sosial dan agama dalam kesehatan menjadi sesuatu yang sangat penting pada penyakit kronis. Spiritualitas adalah salah satu aspek kehidupan pasien sangat penting untuk dipenuhi dalam keperawatan kesehatan, pentingnya spiritualitas merupakan kekuatan yang menyatukan, memberi makna pada kehidupan dan nilai-nilai individu, persepsi, kepercayaan, dan keterkaitan diantara individu Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia terutama yang memiliki masalah kesehatan. Apabila seseorang dalam keadaan sakit, maka hubungan dengan Tuhanpun semakin dekat, mengingat seseorang dalam kondisi sakit menjadi lemah dalam segala hal,

3 tidak ada yang mampu membangkitkannya dari kesembuhan, kecuali sang pencipta ( Hamid, 2009). Dalam penelitian Fananda (2012), menyatakan bahwa pelaksanaan asuhan keperawatan dengan pendekatan spiritual yang baik dapat menurunkan kecemasan pada pasien diruang rawat inap dengan p < 0,05. Hal ini kemudian sesuai dengan Good (2010), bahwa terdapat hubungan yang kuat antara terapy spiritual dengan penurunan resiko depresi pada pasien dalam pengobatan artinya semakin banyak pendekatan spiritual yang diberikan oleh perawat kepada pasien maka semakin menurunkan resiko depresi pada pasein. Penelitian Sulmasy (2012), juga menyatakan bahwa terpenuhinya kesehatan spiritual pasien akan dapat membantu mereka beradaptasi dan melakukan koping terhadap sakit yang dideritanya. (Virgianti, 2012) Penelitian yang juga dilakukan oleh Yoshepine (2016) dengan judul Faktor-faktor kepatuhan perawat dalam pengkajian kebutuhan spiritual pada pasien dengan penyakit kronis di RS X Bandung Tahun 2016 menyatakan bahwa dalam pelayanan kesehatan, perawat sebagai petugas kesehatan harus memiliki peran utama dalam memenuhi kebutuhan spiritual. Perawat dituntut mampu memberikan pemenuhan kebutuhan spiritual yang lebih pada saat menghadapi pasien dengan penyakit kronis, pasien yang akan dioperasi, pasien kritis atau menjelang ajal. Dengan demikian, terdapat keterkaitan antara keyakinan dengan pelayanan kesehatan dimana kebutuhan dasar manusia yang diberikan melalui pelayanan kesehatan tidak hanya berupa aspek biologis, tetapi juga aspek spiritual. Aspek spiritual pada pasien dengan penyakit kronis

4 dapat membantu membangkitkan semangat pasien dalam proses penyembuhan dan peningkatan kualitas hidup (Asmadi, 2008). Sebuah studi di Amerika menyebutkan bahwa dari beberapa pasien yang telah dikunjungi, 34% mengalami penyakit kronik dan 21% berada dalam kondisi terminal. Separuh lebih dari pasien membutuhkan perawatan spiritual mengenai rasa ketakutan atau cemas, koping terhadap nyeri atau gejala fisik yang lain, hubungan dengan orang tuanya atau antar orang tuanya. Sejumlah orang tua pasien 60% sampai 80% diperkirakan mempunyai rasa ketakutan atau cemas, mengalami kesulitan dalam menghadapi anaknya yang nyeri, membutuhkan lebih banyak informasi medis tentang penyakit anaknya, bertanya tentang makna dari penderitaan yang dialaminya dan rasa bersalah. Banyak perawat menyetujui bahwa perawatan spiritual merupakan hal yang penting tetapi sebagian besar tidak mampu untuk memberikan perawatan spiritual secara tepat (Feudtner C, 2014) Sementara di Indonesia jumlah kunjungan rumah sakit penderita dengan penyakit kronis masih cukup tinggi data yang didapatkan dari data Riskerdas tahun 2013 bahwa 6,5% dari penduduk Indonesia menderita penyakit kronis dan melakukan kunjungan kerumah sakit, penyakit itu meliputi penyakit kanker, jantung, gagal ginjal, penyakit paru kronis,dan HIV/AIDS. Di RS Adnaan WD Payakumbuh, kunjungan pasien yang dirawat dengan penyakit kronis sebanyak 20-60 orang pasien tiap bulannya yaitu pada bulan januari sebanyak 27 orang, bulan Februari sebanyak 46 orang, bulan Maret sebanyak 59 orang, bulan April sebanyak 48 orang. Penyakit

5 kronis pada umumnya yaitu diabetes mellitus, jantung, kanker, gagal ginjal, dan stroke. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan spritual pada pasien dengan penyakit kronis diantaranya adalah pengetahuan perawat, sikap perawat, dan motivasi perawat. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan spiritual merupakan hal yang penting yang diberikan kepada pasien. Karena pasien dengan penyakit kronis dalam perjalanan pengobatannya memakan waktu yang lama untuk penyembuhan bahkan banyak diantara pasien dengan penyakit kronis ini akan mengalami kecacatan akibat penyakit yang diderita nya. Untuk membantu pasien dengan penyakit kronis ini dibutuhkan keyakinan spiritual pada pasien karena keyakinan spiritual ini akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan perilaku selfcare klien (Yani, 2012). Keyakinan spritual yang dimiliki oleh pasien dengan penyakit kronis ini dapat menuntun kebiasaan hidup sehari-hari yang baik yang berhubungan dengan penyakit yang sedang diderita oleh pasien, spiritual juga merupakan sumber dukungan pada saat pasien mengalami stress dan membutuhkan dukungan untuk dapat menerima keadaan sakit yang dialami oleh pasien ( Taylor, lillis & Le Mone, 1997). Bahkan keyakinan spiritual dapat menahan distress fisik yang luar biasa. Pasien penyakit kronis akan mengikuti semua proses penyembuhan yang memerlukan upaya yang luar biasa karena keyakinan bahwa semua upaya tersebut akan berhasil (Yani, 2012)

6 Semua upaya yang akan dijalankan oleh pasien penyakit kronis dalam menghadapi penyakit nya dan proses perjalanan penyakitnya akan dibantu oleh tenaga kesehatan termasuk perawat. Untuk membantu pasien dengan penyakit kronis ini dibutuhkan perawat yang professional dan proses keperawatan yang holistik baik secara psikososial dan spiritual. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat sebagai tenaga kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik internal maupun eksternal (Suarli, 2015) Faktor internal dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan pendekatan spiritual diantara nya, pengetahuan, sikap, motivasi dan karakteristik perawat. Pengetahuan adalah berdasarkan teori Bloom pengetahuan dan sikap merupakan termasuk pengukuran hasil pendidikan. Konsep yang digunakan untuk mendiagnosis perilaku adalah konsep dari Lawrence Green (1980), menurut Green perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu: faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tau seseorang terhadap suatu objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,telinga, dan sebagainya), dengan sendirinya waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas, perhatian, dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoadmodjo, 2010) Selain pengetahuan, sikap juga mempengaruhi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien kronis. Sikap adalah respon tertutup seseorang

7 terhadap stimulus atau objek tertentu yang melibatkan faktor pendapat atau emosi yang bersangkutan (senang tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainnya). Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup. Stimulus yang diterima seseorang akan menimbulkan respon batin berupa sikap terhadap objek yang diketahui. Kemudian objek yang telah disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon berupa tindakan (Notoatmodjo, 2003). Jadi sikap seseorang akan mempengaruhi tindakan dalam hal ini berupa implementasi keperawatan pada kebutuhan spiritual klien. Namun demikian suatu sikap belum secara otomatis terwujud dalam suatu bentuk tindakan. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuata nyata dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : faktor intern adalah faktor yang berasal dari diri sendiri dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar dirinya. Salah satu faktor eksternal adalah faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan (Widayatun, 2000). Penelitian yang dilakukan oleh Yuanita (2014) menunjukkan bahwa faktor ekstenral berupa ketersediaan fasilitas yang menunjang yaitu ketersediaan format implementasi keperawatan pada kebutuhan spiritual klien yang selama ini belum distandarisasikan sehingga pemenuhan kebutuhan spiritual pasien dirumah sakit kurang optimal.

8 Sehubungan dengan kurang optimalnya asuhan keperawatan spiritual yang dilakukan oleh perawat juga dipengaruhi oleh masih kurangnya motivasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan spiritual, Motivasi merupakan suatu proses dimana kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah ke tercapainya suatu tujuan tertentu (Mangkunegara, 2009). Salah satu bentuk motivasi yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian hasil yang optimal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, yang mendorong dirinya menjadi produktif (Hasibuan, 2005). Pemberian dukungan spiritual merupakan salah satu peran perawat dalam pelayanan asuhan keperawatan. Perawat harus berupaya membantu memenuhi kebutuhan spiritual klien sebagai bagian dari kebutuhan menyeluruh klien. Hal tersebut didukung oleh Chan (2009) yang mengungkapkan bahwa adanya dukungan spiritual yang dilakukan perawat dapat memotivasi pasien untuk menjalankan kegiatan ibadahnya sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan dengan cara observasi dan wawancara awal di empat ruangan rawat inap RSUD Dr Adnaan WD Payakumbuh, pada sepuluh orang perawat yang sedang berdinas pada tanggal 10 sampai 13 Maret 2016, 7 perawat mengatakan bahwa pasienpasien dengan penyakit kronis selalu diingatkat tentang kegiatan rutinitas ibadah mereka yang bisa mereka lakukan ketika sedang dirawat di Rumah Sakit dan perawat juga mengatakan pengkajian spiritual hanya dilakukan kepada pasien penyakit kronis sebatas mengingatkan waktu sholat dan berdoa

9 untuk kesembuhan penyakitnya. Sementara 3 orang perawat lagi mengatakan bahwa pengkajian tentang sumber dukungan spiritual pasien patut dikaji pada pasien dengan penyakit kronis ini, sehingga dengan pengkajian sumber dukungan spiritual dan keyakinan pasien yang positif tentang penyakit kronis yang di deritanya dapat membantu pasien dan juga perawat dalam proses pengobatan pasien kronis secara baik, meskipun hal ini tidak dapat dilakukan oleh perawat dengan maksimal tetapi perawat dapat berkolaborasi dengan rohaniawan yang ditunjuk oleh Rumah Sakit. Wawancara yang juga peneliti lakukan kepada 10 orang pasien yang sedang dirawat dirumah sakit Adnaan WD Payakumbuh yang menderita penyakit kronis. 3 Pasien mengatakan tidak pernah diingatkan dalam kegiatan beribadah seperti shalat dan berdoa, sedangkan 2 orang pasien mengatakan terkadang diingatkan dalam jadwal shalat, dan 2 orang pasien mengatakan selalu diingatkan perawat dalam melakukan kegiatan ibadah seperti sholat.dan 3 orang pasien lainnya mengeluhkan bahwa perawat jarang menanyakan tentang kegiatan ibadah yang ingin dilakukan oleh pasien di Rumah Sakit. Berdasarkan fenomena diatas peneliti ingin meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan spiritual pada pasien penyakit kronis yang dirawat di RSUD Dr Adnaan WD Payakumbuh Tahun 2016 B. Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini merumuskan pertanyaan sebagai berikut : Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan

10 pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan spritual pada pasien dengan penyakit kronis yang dirawat di RSUD. Dr. Adnaan WD tahun 2016? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan spritual pada pasien dengan penyakit kronis yang dirawat di RSUD. Dr. Adnaan WD tahun 2016. 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. Diketahuinya distribusi frekuensi pengetahuan perawat tentang pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan spiritual pada pasien penyakit kronis di RSUD. Dr. Adnaan WD tahun 2016 b. Diketahuinya distribusi frekuensi sikap perawat tentang pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan spiritual pada pasien penyakit kronis di RSUD. Dr. Adnaan WD tahun 2016 c. Diketahuinya distribusi frekuensi motivasi perawat tentang pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan spiritual pada pasien penyakit kronis di RSUD Dr. Adnaan WD tahun 2016 d. Diketahuinya distribusi frekuensi pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan spritual pada pasien penyakit kronis di RSUD. Dr. Adnaan WD tahun 2016 e. Diketahuinya hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan

11 asuhan keperawatan menggunakan pendekatan spiritual pada pasien penyakit kronis di RSUD Dr. Adnaan WD tahun 2016. f. Diketahuinya hubungan sikap perawat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan spiritual pada pasien penyakit kronis di RSUD. Dr. Adnaan WD tahun 2016 g. Diketahuinya hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan spiritual pada pasien penyakit kronis di RSUD. Dr. Adnaan WD tahun 2016. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai bahan masukan kepustakaan bagi Fakultas Keperawatan Universitas Andalas tentang faktor-faktor apa saja yang terdapat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan menggunakan pendekatan spiritual pada pasien dengan penyakit kronis. 2. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan agar rumah sakit dapat memberikan asuhan keperawatan dengan pendekatan spiritual pada pasien dengan penyakit kronis. 3. Bagi Peneliti Dapat digunakan sebagai pengembangan IPTEK dan dapat dijadikan sebagai bahan ajuan untuk penelitian yang terkait dengan faktor-faktor apa saja yang terdapat dalam pelaksanaan asuhan

12 keperawatan menggunakan pendekatan spiritual pada pasien dengan penyakit kronis.