BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN. 1. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002

Produk Talangan Haji Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Adanya potensi jumlah penduduk muslim Indonesia yang mencapai ±

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti terdahulu terkait pembiayaan pengurusan haji antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB V PEMBAHASAN. A. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. prinsip yaitu dengan prinsip al-ijarah dan prinsip al-qardh.

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB III. PELAKSANAAN PINJAMAN TALANGAN HAJI ib BRI SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DALAM MEKANISME TALANGAN HAJI

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 1 Perbankan syariah. Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran, masalah kekurangan modal. globalisasi saat ini masyarakat mudah memperoleh modal untuk memulai

PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

BAB III DANA TALANGAN HAJI

PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI MENURUT FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

ANALISIS PENERAPAN AKAD QARD} WAL IJA>RAH PADA PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. beragama islam, selalu berbondong-bondong dan saling berebut porsi

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya bank yang menerapkan dual banking system dimana bank-bank. perbankan syariah ini melengkapi keberadaan sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban setiap muslim yang mampu untuk menunaikannya. Sebagaimana. firman Allah Swt dalam (Qs. Ali Imra>n: 97).

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. prinsip syariah sebagai dasar hukumnya berupa fatwa yang dikeluarkan oleh

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan terlihat sangat kompleks,dengan bebagai. dengan meningkatnya pembangunan nasional pada bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia perbankan saat ini menunjukkan betapa

Dana Talangan Haji (Fatwa DSN dan Praktek di LKS)

BAB III CABANG SURABAYA. 1. Sejarah Berdirinya KJKS BMT-UGT Sidogiri

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri atas perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang usaha

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. A. Aplikasi akad ijarah di BSM KCP Pemalang. Contoh kasus yang terjadi di Bank Syariah Mandiri yaitu sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAYARAN PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI DI BANK BNI KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tempat untuk meminjam uang. Secara umum pengertian bank. menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, pengembangan ekonomi Islam telah diadopsi ke. dalam kerangka besar kebijakan ekonomi. Paling tidak, Bank Indonesia

BAB V PEMBAHASAN. A. Skema Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah di Bank Muamalat. Indonesia Kantor Cabang Pembantu Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan antar bank yang semakin ketat. Menurut Undang-

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7

HASIL IJTIMA ULAMA IV MASAIL FIQHIYYAH MU ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER) KOMISI B-2

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Akad pada produk Gadai Emas di bank Syariah

BAB IV ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN DANA TALANGAN QORD WAL IJAROH UNTUK BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI PADA BMT NU SEJAHTERA KANTOR OPRASIONAL MANGKANG

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

BAB V PENUTUP. Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dijelaskan didalam babbab

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN BINA AGROBISNIS DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR 09/ DSN-MUI/ IV/ 2000

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN IJARAH MULTIJASA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. dunia, salah satu negara mayoritas penduduknya beragama Islam. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengangkat perekonomian rakyat secara adil. melakukan investasi dan jasa keuangan lainnya. 1

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah diuraikan pada bab. sebelumnya maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... xiv. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Salah satu lembaga moneter ini adalah Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari sejarah pertumbuhan bank syariah. 1 Bank secara. kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah.

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB I PENDAHULUAN. ini tidak hanya lembaga keuangan perbankan, namun juga dijalankan oleh lembaga

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip ajad sewa. Sangat membantu orang muslim yang ingin

SESI : 07 ACHMAD ZAKY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai landasan dalam pembahasan. Adapun teori-teori yang digunakan sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisis terhadap penggunaan

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dan suatu sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara modern, tak luput

BAB IV PENUTUP. atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsep anjak piutang menurut Fatwa DSN-MUI merupakan konsep anjak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem yang dibutuhkan dalam suatu negara, Menurut Kasmir (2006:1) kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan. Dengan menganut sistem yang berbeda dari bank konvensional, bank

BAB I PENDAHULUAN. pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di. yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB IV ANALISIS BISNIS BIRO PERJALANAN HAJI DAN UMROH PT ARMINAREKA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN NO:83/DSN-MUI/VI/2012

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB II MANAJEMEN DANA TALANGAN HAJI. bahasa Arab, manajemen disebut dengan iddaroh (Ali & Muhdlor,

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

2017, No penyusunan dan pelaksanaan kebijakan perkreditan atau pembiayaan bank bagi bank umum; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB I PENDAHULUAN. Pelembagaan Bisnis gadai pertama kali di Indonesia sejak Gubernur

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

Pengertian. Dasar Hukum. QS. Al-Baqarah [2] : 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA BANK JATIM CABANG PEMBANTU PUSPA AGRO SIDOARJO RANGKUMAN TUGAS AKHIR. Oleh : AISYAH YUNITA SARI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. di bidang perbankan. Kebijakan ini diharapkan dapat memperbaiki dan. memperkokoh ketahanan nasional.

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang perbankan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ibadah Haji sesungguhnya menjadi suatu kewajiban bagi umat Islam. Ibadah ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran dan Sunnah. Meskipun membutuhkan biaya yang lumayan besar, Ibadah Haji tetap menjadi impian semua orang. Sanggup mengadakan perjalanan berarti menyangkut kesanggupan fisik, materi, maupun rohani. Ketiganya merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh seorang muslim yang hendak melaksanakan Ibadah Haji. Bila syarat tersebut belum terpenuhi, maka gugurlah kewajiban untuk menunaikannya. Sanggup juga bisa diartikan orang yang sanggup mendapatkan pembekalan dan alat-alat pengangkutan serta sehat jasmani dan perjalananpun aman. Untuk menunjang pelaksanaan pemberangkatan dari tanah air dan pelaksanaan Ibadah Haji di Arab Saudi, pemerintah bahkan telah membuat berbagai macam kebijakan dan aturan petunjuk operasional pelaksanaan pengurusan jamaah di daerah-daerah. Baituttamwil Tamzis merupakan salah satu lembaga keuangan yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga, Baituttamwil Tamzis adalah lembaga keuangan yang dan produknya dikembangkan berdasarkan landasan pada Al-Qur an dan Hadits. Koperasi Jasa keuangan Syariah (KJKS) juga dapat dikatakan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran 1

serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Untuk menjawab kebutuhan umat yang ingin menunaikan haji, namun uangnya belum terkumpul, beberapa Baituttamwil Tamzis meluncurkan produk dana pembiayaan haji, yaitu dana pinjaman Ijarah kepada anggota, untuk menutupi kekurangan dana guna memperoleh porsi haji saat pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Anggota berkewajiban mengembalikan dana pinjaman dalam jangka waktu tertentu. Pembiayaan haji adalah sebuah pinjaman bagi anggota yang ingin mendapatkan porsi haji, namun dana yang anggota miliki tidak mencukupi untuk mendapatkan porsi haji di DEPAG. Artinya dana pembiayaan ditujukan untuk mencukupi kekurangan dana untuk memenuhi persyaratan minimum mendapatkan porsi haji Dalam praktiknya, anggota membutuhkan manfaat jasa berupa nomor seat porsi haji, dan untuk memulai hal tersebut, anggota mengajukan permohonan kepada Baitutamwil Tamzis untuk diberikan pembiayaan porsi haji. Perlu diketahui Baituttamwil Tamzis tidak dapat mendaftarkan anggota yang ingin melaksanakan ibadah haji karena Baituttamwil Tamzis tidak ditunjuk sebagai perantara pendaftar jamaah haji ke Kemenag RI, karena Baituttamwil Tamzis adalah lembaga non-bank dan sudah ada bank-bank yang memegang ditunjuk langsung untuk tempat pendaftaran haji. Oleh karena itu, Baituttamwil Tamzis Cabang Kertek Wonosobo bekerjasama dengan Bank Muamalat yang telah ditunjuk oleh Kementrian Agama RI untuk bisa mendaftarkan haji. Dalam pengurusan haji bagi anggota, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat 2

memperoleh imbalan jasa (ujrah) dengan menggunakan prinsip al-ijarah sesuai Fatwa DSN-MUI nomor 9/DSN-MUI/IV/2000. Lembaga Keuangan Syariah berkewajiban menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan. Kewajiban nasabah yaitu membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai kontrak. Persoalan mendasar adalah masalah pendanaan. Untuk mendapatkan porsi haji calon jamaah harus membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Banyak para calon haji yang ingin melakukan ibadah haji namun biaya yang tersedia tidak mencukupi untuk pembayaran biaya perjalanan ibadah haji (BPIH). Dalam kegiatan ini, Dewan Syariah Nasional memberikan kesempatan pada lembaga keuangan syariah (LKS) untuk merespon kebutuhan masyarakat dalam berbagai produknya, termasuk pegurusan haji dan talangan biaya perjalanan ibadah haji. Sementara itu dana talangan haji merupakan salah satu produk lembaga keungan syariah baik bank ataupun non bank yang memberikanfasilitas pinjaman dana bagi nasabah ynag hendak menunaikan ibadah haji namun memiliki kekurangan dana untuk melunasi syarat minimal setoran awal sebesar Rp 25.000.000.00,- untuk mendapatkan kuota haji. Dasar hukum produk talangan haji adalah dari fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Nomor 29/DSN-MUI/VI/2002. Lembaga Keuangan Syariah dapat membantu menalangi pembayaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 3

nasabah Dalam pengurusan haji bagi nasabah, Lembaga Keuangan Syariah dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah). Dalam pengurusan haji bagi nasabah, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) dengan menggunakan prinsip al-ijarah sesuai fatwa DSN MUI Nomor 9/DSNMUI/2000. Pinjaman yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah kepada nasabah yang membutuhkan. Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama. Sehingga apabila diperlukan LKS juga membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah dengan prinsip al-qardh sesuai dengan fatwa DSN-MUI Nomor 19/DSN-MUI/IV/2001. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSNMUI) mempunyai peranan yang cukup penting dalam upaya pengembangan produk hukum perbankan syariah. Kedudukan Fatwa DSN-MUI menempati posisi yang stratgis bagi kemajuan ekonomi dan lembaga keuangan syariah. Karena dalam perkembangan ekonomi dan perbankan syariah mengacu pada sistem hukum yang dibangun berdasarkan Al-Qur an dan Hadits yang keberadaannya berfungsi sebagai pedoman utama bagi mayoritas umat islam pada khususnya dan umat-umat lain pada umumnya. Pentingnya Talangan Haji adalah praktik adanya pembiayaan dana talangan haji bagi para calon yang ingin menunaikan haji, yang sekarang ini sedang banyak sekali peminatnya di tengah masyarakat. Karena seluruh umat muslim mempunyai kewajiban untuk menunaikan haji untuk menyempurnakan ibadahnya, sebagian orang menganggap dana talangan haji 4

sebagai aplikasi dari akad qardh (pinjaman) dan ijarah (sewa-menyewa jasa). Dengan adanya talangan haji mabrur ini masyarakat akan terbantu dalam mewujudkan keinginannya untuk menunaikan haji, karena talangan haji prosesnya akan lebih mudah dan dalam pembayarannya menggunakan sistem angsuran sehingga masyarakat akan merasa lebih ringan. Untuk memperoleh kesejahteraan lahir batin yang sesuai dengan perintah agama-nya dan sebagai alternatif lain dalam menikmati jasa-jasa perbankan yang dirasakannya lebih sesuai, yaitu yang berusaha sebisa mungkin beroperasi berlandaskan kepada hukum-hukum Islam. Baituttamwil Tamzis Cabang Kertek dalam Pembiayaan Porsi Haji menggunakan Akad Ijarah dan Qardh, Akad Ijarah adalah transaksi antara pihak berkaitan dengan sewa menyewa pemakaian barang. Satu pihak menyediakan barang untuk dipakai pihak lain dimana pihak penyedia barang mendapatkan imbalan sesuai kesepakatan nominal dan jangka waktunya dan Akad Al Qardh adalah akad pinjaman meminjam dana antara satu pihak dengan pihak lain dimana pihak pemberi pinjaman tidak mensyaratkan adanya tambahan dana (atau apa pun) pada saat pengembalian dana. Dalam akad ini ditentukan tempo, jadwal dan metode pengembalian dana. Baituttamwil Tamzis berusaha sebisa mungkin untuk beroperasi berlandaskan kepada hukum-hukum Islam dengan menghindaririba / dendajatuh tempo angsuran setiap bulan. Riba adalah penambahan, perkembangan, peningkatan dan pembesaran yang diterima pemberi pinjaman dari peminjam dari jumlah 5

pinjaman pokok sebagai imbalan karena menangguhkan atau berpisah dari sebagaian modalnya selama periode waktu. Dengan penjabaran diatas, peneliti tertarik dengan produk pembiayaan haji dikarenakan Indonesia sebagai penduduk mayoritas Islam dan ibadah haji adalah ibadah yang wajib bagi umat muslim khususnya yang mampu, sehingga peneliti mengambil judul EVALUASI PENGELOLAAN TALANGAN HAJI BAITUTTAMWIL TAMZIS CABANG KERTEK WONOSOBO 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti membuat rumusan masalah yaitu : Bagaimana Mengevaluasi Pengelolaan Talangan Haji Di Baituttamwil Tamzis Cabang Kertek Kabupaten Wonosobo? 1.3.Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah Untuk Mengevaluasi Pengelolaan Talangan Haji Di Baituttamwil Tamzis Cabang Kertek Kabupaten Wonosobo. 1.4.Batasan Masalah Agar pembahasan tidak terlalu meluas, maka peneliti membatasi pembahasan dalam Tugas Akhir ini hanya pada Produk Talangan Haji Pada Baituttamwil Cabang Kertek Kabupaten Wonosobo. Aspek penelitian meliputi : 1. Peningkatan ketaatan anggota. 2. Menghindari sanksi dan tindakan yang bertentangan dengan syariat Islam. 6

3. Keterbatasan penulis tidak dapat memperoleh data angsuran talangan haji yang sebenarnya dari Baituttamwil Tamzis. 1.5.Manfaat Penulisan Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan terkait dengan pengelolaan Produk Talangan Haji Baituttamwil Tamzis Cabang Kertek. 2. Bagi Penulis a. Sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa Diploma III Akuntansi Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. b. Dapat menambah pengetahuan dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat pada bangku perkuliahan. 3. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 7

1.6.Kerangka Penulisan Kerangka penulisan merupakan urutan kegiatan yang akan dilaksanakan guna menyelesaikan Tugas Akhir. Adapun kerangka penulisan adalah sebagai berikut Baituttamwil Tamzis Produk Talangan Haji Prosedur Produk Talangan Haji Praktik ProdukPraktikk TalanganiHaji Evaluasi Prosedur Observasi Wawancaraa Studi pustaka Analisis Data Hasil Evaluasi Prosedur Kesimpulan Dan SaranSaran Gambar 1 Kerangka Penulisan 8

1.7.Sistematika Penulisan Pada pembahasan tugas akhir ini, kerangka penulisan tugas akhir ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan tentang pendahuluan dari penulis Tugas Akhir. Bab pendahuluan ini menjelaskan tentang Latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat dari penulisan ini serta penjelasan mengenai kerangka penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM PENULISAN Dalam bab dua ini penulis menguraikan mengenai kondisi umum tentang topik penulisan dan kajian penulisan sebelumnya. Selain itu juga akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang diambil dari berbagai teori yang berkaitan dengan penulisan. Dalam bab ini juga akan dijelaskan mengenai metodologi penulisan. BAB III EVALUASI DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pembahasan dari rumusan masalah yang diangkat, yaitu mengenai Evaluasi produk Talangan Haji pada Baituttamwil Cabang Kertek Wonosobo. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan tugas akhir yang berisikan mengenai kesimpulan dari pokok pembahasan yang ditulis serta akan dilanjutkan dengan pemberian saran. 9