BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ibadah Haji sesungguhnya menjadi suatu kewajiban bagi umat Islam. Ibadah ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran dan Sunnah. Meskipun membutuhkan biaya yang lumayan besar, Ibadah Haji tetap menjadi impian semua orang. Sanggup mengadakan perjalanan berarti menyangkut kesanggupan fisik, materi, maupun rohani. Ketiganya merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh seorang muslim yang hendak melaksanakan Ibadah Haji. Bila syarat tersebut belum terpenuhi, maka gugurlah kewajiban untuk menunaikannya. Sanggup juga bisa diartikan orang yang sanggup mendapatkan pembekalan dan alat-alat pengangkutan serta sehat jasmani dan perjalananpun aman. Untuk menunjang pelaksanaan pemberangkatan dari tanah air dan pelaksanaan Ibadah Haji di Arab Saudi, pemerintah bahkan telah membuat berbagai macam kebijakan dan aturan petunjuk operasional pelaksanaan pengurusan jamaah di daerah-daerah. Baituttamwil Tamzis merupakan salah satu lembaga keuangan yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga, Baituttamwil Tamzis adalah lembaga keuangan yang dan produknya dikembangkan berdasarkan landasan pada Al-Qur an dan Hadits. Koperasi Jasa keuangan Syariah (KJKS) juga dapat dikatakan sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran 1
serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Untuk menjawab kebutuhan umat yang ingin menunaikan haji, namun uangnya belum terkumpul, beberapa Baituttamwil Tamzis meluncurkan produk dana pembiayaan haji, yaitu dana pinjaman Ijarah kepada anggota, untuk menutupi kekurangan dana guna memperoleh porsi haji saat pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Anggota berkewajiban mengembalikan dana pinjaman dalam jangka waktu tertentu. Pembiayaan haji adalah sebuah pinjaman bagi anggota yang ingin mendapatkan porsi haji, namun dana yang anggota miliki tidak mencukupi untuk mendapatkan porsi haji di DEPAG. Artinya dana pembiayaan ditujukan untuk mencukupi kekurangan dana untuk memenuhi persyaratan minimum mendapatkan porsi haji Dalam praktiknya, anggota membutuhkan manfaat jasa berupa nomor seat porsi haji, dan untuk memulai hal tersebut, anggota mengajukan permohonan kepada Baitutamwil Tamzis untuk diberikan pembiayaan porsi haji. Perlu diketahui Baituttamwil Tamzis tidak dapat mendaftarkan anggota yang ingin melaksanakan ibadah haji karena Baituttamwil Tamzis tidak ditunjuk sebagai perantara pendaftar jamaah haji ke Kemenag RI, karena Baituttamwil Tamzis adalah lembaga non-bank dan sudah ada bank-bank yang memegang ditunjuk langsung untuk tempat pendaftaran haji. Oleh karena itu, Baituttamwil Tamzis Cabang Kertek Wonosobo bekerjasama dengan Bank Muamalat yang telah ditunjuk oleh Kementrian Agama RI untuk bisa mendaftarkan haji. Dalam pengurusan haji bagi anggota, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat 2
memperoleh imbalan jasa (ujrah) dengan menggunakan prinsip al-ijarah sesuai Fatwa DSN-MUI nomor 9/DSN-MUI/IV/2000. Lembaga Keuangan Syariah berkewajiban menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan. Kewajiban nasabah yaitu membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai kontrak. Persoalan mendasar adalah masalah pendanaan. Untuk mendapatkan porsi haji calon jamaah harus membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Banyak para calon haji yang ingin melakukan ibadah haji namun biaya yang tersedia tidak mencukupi untuk pembayaran biaya perjalanan ibadah haji (BPIH). Dalam kegiatan ini, Dewan Syariah Nasional memberikan kesempatan pada lembaga keuangan syariah (LKS) untuk merespon kebutuhan masyarakat dalam berbagai produknya, termasuk pegurusan haji dan talangan biaya perjalanan ibadah haji. Sementara itu dana talangan haji merupakan salah satu produk lembaga keungan syariah baik bank ataupun non bank yang memberikanfasilitas pinjaman dana bagi nasabah ynag hendak menunaikan ibadah haji namun memiliki kekurangan dana untuk melunasi syarat minimal setoran awal sebesar Rp 25.000.000.00,- untuk mendapatkan kuota haji. Dasar hukum produk talangan haji adalah dari fatwa Dewan Syariah Nasional MUI Nomor 29/DSN-MUI/VI/2002. Lembaga Keuangan Syariah dapat membantu menalangi pembayaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji 3
nasabah Dalam pengurusan haji bagi nasabah, Lembaga Keuangan Syariah dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah). Dalam pengurusan haji bagi nasabah, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) dengan menggunakan prinsip al-ijarah sesuai fatwa DSN MUI Nomor 9/DSNMUI/2000. Pinjaman yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah kepada nasabah yang membutuhkan. Nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama. Sehingga apabila diperlukan LKS juga membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah dengan prinsip al-qardh sesuai dengan fatwa DSN-MUI Nomor 19/DSN-MUI/IV/2001. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSNMUI) mempunyai peranan yang cukup penting dalam upaya pengembangan produk hukum perbankan syariah. Kedudukan Fatwa DSN-MUI menempati posisi yang stratgis bagi kemajuan ekonomi dan lembaga keuangan syariah. Karena dalam perkembangan ekonomi dan perbankan syariah mengacu pada sistem hukum yang dibangun berdasarkan Al-Qur an dan Hadits yang keberadaannya berfungsi sebagai pedoman utama bagi mayoritas umat islam pada khususnya dan umat-umat lain pada umumnya. Pentingnya Talangan Haji adalah praktik adanya pembiayaan dana talangan haji bagi para calon yang ingin menunaikan haji, yang sekarang ini sedang banyak sekali peminatnya di tengah masyarakat. Karena seluruh umat muslim mempunyai kewajiban untuk menunaikan haji untuk menyempurnakan ibadahnya, sebagian orang menganggap dana talangan haji 4
sebagai aplikasi dari akad qardh (pinjaman) dan ijarah (sewa-menyewa jasa). Dengan adanya talangan haji mabrur ini masyarakat akan terbantu dalam mewujudkan keinginannya untuk menunaikan haji, karena talangan haji prosesnya akan lebih mudah dan dalam pembayarannya menggunakan sistem angsuran sehingga masyarakat akan merasa lebih ringan. Untuk memperoleh kesejahteraan lahir batin yang sesuai dengan perintah agama-nya dan sebagai alternatif lain dalam menikmati jasa-jasa perbankan yang dirasakannya lebih sesuai, yaitu yang berusaha sebisa mungkin beroperasi berlandaskan kepada hukum-hukum Islam. Baituttamwil Tamzis Cabang Kertek dalam Pembiayaan Porsi Haji menggunakan Akad Ijarah dan Qardh, Akad Ijarah adalah transaksi antara pihak berkaitan dengan sewa menyewa pemakaian barang. Satu pihak menyediakan barang untuk dipakai pihak lain dimana pihak penyedia barang mendapatkan imbalan sesuai kesepakatan nominal dan jangka waktunya dan Akad Al Qardh adalah akad pinjaman meminjam dana antara satu pihak dengan pihak lain dimana pihak pemberi pinjaman tidak mensyaratkan adanya tambahan dana (atau apa pun) pada saat pengembalian dana. Dalam akad ini ditentukan tempo, jadwal dan metode pengembalian dana. Baituttamwil Tamzis berusaha sebisa mungkin untuk beroperasi berlandaskan kepada hukum-hukum Islam dengan menghindaririba / dendajatuh tempo angsuran setiap bulan. Riba adalah penambahan, perkembangan, peningkatan dan pembesaran yang diterima pemberi pinjaman dari peminjam dari jumlah 5
pinjaman pokok sebagai imbalan karena menangguhkan atau berpisah dari sebagaian modalnya selama periode waktu. Dengan penjabaran diatas, peneliti tertarik dengan produk pembiayaan haji dikarenakan Indonesia sebagai penduduk mayoritas Islam dan ibadah haji adalah ibadah yang wajib bagi umat muslim khususnya yang mampu, sehingga peneliti mengambil judul EVALUASI PENGELOLAAN TALANGAN HAJI BAITUTTAMWIL TAMZIS CABANG KERTEK WONOSOBO 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti membuat rumusan masalah yaitu : Bagaimana Mengevaluasi Pengelolaan Talangan Haji Di Baituttamwil Tamzis Cabang Kertek Kabupaten Wonosobo? 1.3.Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah Untuk Mengevaluasi Pengelolaan Talangan Haji Di Baituttamwil Tamzis Cabang Kertek Kabupaten Wonosobo. 1.4.Batasan Masalah Agar pembahasan tidak terlalu meluas, maka peneliti membatasi pembahasan dalam Tugas Akhir ini hanya pada Produk Talangan Haji Pada Baituttamwil Cabang Kertek Kabupaten Wonosobo. Aspek penelitian meliputi : 1. Peningkatan ketaatan anggota. 2. Menghindari sanksi dan tindakan yang bertentangan dengan syariat Islam. 6
3. Keterbatasan penulis tidak dapat memperoleh data angsuran talangan haji yang sebenarnya dari Baituttamwil Tamzis. 1.5.Manfaat Penulisan Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan terkait dengan pengelolaan Produk Talangan Haji Baituttamwil Tamzis Cabang Kertek. 2. Bagi Penulis a. Sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa Diploma III Akuntansi Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. b. Dapat menambah pengetahuan dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat pada bangku perkuliahan. 3. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan masukan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 7
1.6.Kerangka Penulisan Kerangka penulisan merupakan urutan kegiatan yang akan dilaksanakan guna menyelesaikan Tugas Akhir. Adapun kerangka penulisan adalah sebagai berikut Baituttamwil Tamzis Produk Talangan Haji Prosedur Produk Talangan Haji Praktik ProdukPraktikk TalanganiHaji Evaluasi Prosedur Observasi Wawancaraa Studi pustaka Analisis Data Hasil Evaluasi Prosedur Kesimpulan Dan SaranSaran Gambar 1 Kerangka Penulisan 8
1.7.Sistematika Penulisan Pada pembahasan tugas akhir ini, kerangka penulisan tugas akhir ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan tentang pendahuluan dari penulis Tugas Akhir. Bab pendahuluan ini menjelaskan tentang Latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat dari penulisan ini serta penjelasan mengenai kerangka penulisan. BAB II GAMBARAN UMUM PENULISAN Dalam bab dua ini penulis menguraikan mengenai kondisi umum tentang topik penulisan dan kajian penulisan sebelumnya. Selain itu juga akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang diambil dari berbagai teori yang berkaitan dengan penulisan. Dalam bab ini juga akan dijelaskan mengenai metodologi penulisan. BAB III EVALUASI DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai pembahasan dari rumusan masalah yang diangkat, yaitu mengenai Evaluasi produk Talangan Haji pada Baituttamwil Cabang Kertek Wonosobo. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan tugas akhir yang berisikan mengenai kesimpulan dari pokok pembahasan yang ditulis serta akan dilanjutkan dengan pemberian saran. 9