BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam agama Islam adalah tentang hukum waris, yakni pemindahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP METODE PEMBAGIAN WARIS DENGAN CARA LOTRE DI DESA KEMLOKOLEGI KAB. NGANJUK

KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK LAKI-LAKI BERSAMA ANAK PEREMPUAN TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. yang ditinggalkan atau berpindah dan menjadi hak milik ahli warisnya. Allah SWT

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pewarisan erat hubungannya dengan

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan hukum Islam di Indonesia, khususnya di

ISLAM IS THE BEST CHOICE

ISLAM dan DEMOKRASI (1)

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

A. Analisis Tradisi Standarisasi Penetapan Mahar Dalam Pernikahan Gadis dan. 1. Analisis prosesi tradisi standarisasi penetapan mahar

مت إعداد هذا امللف آليا بواسطة املكتبة الشاملة

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. keadaan geografis, mata pencaharian, dan agama penduduknya.

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan adil. Di dalamnya ditetapkan hak kepemilikan harta bagi setiap

BAB IV. A. Analisis terhadap Penentuan Bagian Waris Anak Perempuan. 1. Analisis terhadap Bagian Waris Anak Perempuan dan Cucu Perempuan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

BAB IV A. ANALIS HUKUM ISLAM TENTANG STATUS HAK WARIS. elemen masyarakat, bagaimana kedudukan dan hak-haknya dalam keluarga dan

Kaidah Fiqh. Perbedaan agama memutus hubungan saling mewarisi juga waii pernikahan. Publication: 1434 H_2013 M KAIDAH FIQH: PERBEDAAN AGAMA

BAB IV SISTEM PEMBAGIAN HARTA WARIS DI KAMPUNG ADAT PULO KABUPATEN GARUT DALAM PERSEPSI HUKUM ISLAM

ISLAM DIN AL-FITRI. INDIKATOR: 1. Mendeskripsikan Islam sebagai agama yang fitri

SISTEM PEMBAGIAN HARTA WARIS MASYARAKAT MUSLIM DI DESA KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I PENDAHULUAN. bagi rata kepada anak laki-laki dan anak perempuan.

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENDAPAT PARA KIAI DI DESA SIDODADI KECAMATAN BANGILAN KABUPATEN TUBAN TENTANG PEMBAGIAN HARTA WARIS MELALUI WASIAT

Adzan Awal, Shalawat dan Syafaatul Ujma ADZAN AWAL, MEMBACA SHALAWAT NABI SAW, DAN SYAFA ATUL- UZHMA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN JILU DI DESA DELING KECAMATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO

Berkahilah untuk ku dalam segala sesuatu yang Engkau keruniakan. Lindungilah aku dari keburukannya sesuatu yang telah Engkau pastikan.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

KLONING FATWA MUSYAWARAH NASIONAL VI MAJELIS ULAMA INDONESIA NOMOR: 3/MUNAS VI/MUI/2000. Tentang KLONING

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Pengertian Istilah Hadis dan Fungsi Hadis

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa kelahiran akan menimbulkan akibat-akibat hukum, seperti timbulnya

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGUASAAN TIRKAH AL-MAYYIT YANG BELUM DIBAGIKAN KEPADA AHLI WARIS

BAB I PENDAHULUAN. kental dan peka terhadap tata cara adat istiadat. Kekentalan masyarakat Jawa

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

MANAJEMEN JATIDIRI ( MJ )

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

STUDI ANALISIS TERHADAP PASAL 105 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG PEMELIHARAAN ANAK YANG BELUM/SUDAH MUMAYYIZ

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

BAB I PENDAHULUAN. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. 1 Pendidikan

BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN SEBAPAK الا خت لا ب ليست كلا خت الشقيقة ف حال اجتماعهن ف

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kematian menimpa diri seseorang, karena kematian adalah rahasia Allah.

PENEMPELAN PHOTO PADA MUSHAF AL-QUR AN (KEMULIAAN AL-QUR AN)

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB I PENDAHULUAN. baik untuk mewujudkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat kelak. Di

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya al-qur an merupakan kitab Allah yang berisi norma-norma

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SIKLUS 1

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

UNTUK KALANGAN SENDIRI

BAB I PENDAHULUAN. ingin tahu, Man is corious animal. Dengan keistimewaan ini, manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kewarisan merupakan salah satu bentuk penyambung ruh keislaman antara

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

Anak Yatim Status Anak Yatim Berbapak Tiri dan Santunannya

PERAYAAN NATAL BERSAMA

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

ISBN:

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. maupun terhadap sesama umat manusia. Melalui ayat-ayat dan hadis

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas akhlak seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi iman dalam

SMP NEGERI 2 PASURUAN TAHUN 2015

ورث يرث اراث و مريااث

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam yang dibawakan Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah aturan yang lengkap dan sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan untuk keselamatan dunia dan akhirat. Salah satu syari at yang diatur dalam agama Islam adalah tentang hukum waris, yakni pemindahan harta waris kepada ahli waris yang berhak menerimanya. Harta waris yaitu segala jenis harta benda atau kepemilikan yang ditinggalkan pewaris, baik berupa uang, tanah dan sebagainya. 1 Hukum kewarisan menempati tempat yang sangat penting dalam perkembangan sejarah hukum Islam. Karenanya, para fuqaha banyak membincangkan masalah tersebut, mulai dari masalah klasik sampai modern. Bahkan para fuqaha menjadikan hukum tersebut sebagai salah satu cabang ilmu tersendiri yang disebut dengan ilmu waris atau faraid. 2 Bagi seorang muslim, tidak terkecuali apakah dia laki-laki atau perempuan yang tidak memahami atau tidak mengerti hukum waris Islam maka wajib hukumnya (dilaksanakan berpahala, tidak dilaksanakan berdosa) 1 Muhammad Ali Ash-Shabuni, Pmembagian Warisan Menurut Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), 39 2 Ahmad Azhar Basyir, Hukum Waris Islam, (Yogyakarta: bagian penerbit FE UII, 1990), 7 1

2 baginya untuk mempelajarinya. Dan sebaliknya bagi siapa saja yang telah memahami dan menguasai hukum waris Islam, maka berkewajiban pula untuk mengajarkannya kepada orang lain. Kewajiban belajar dan mengajarkan tersebut dimaksudkan agar di kalangan kaum muslimin (khususnya dalam keluarga) tidak terjadi perselisihan-perselisihan disebabkan masalah pembagian harta warisan yang pada gilirannya akan melahirkan perpecahan/keretakan dalam hubungan kekeluargaan kaum muslimin. 3 Syariat Islam telah menetapkan peraturan-peraturan untuk mewaris di atas sebaik-baik aturan kekayaan, terjelas dan paling adil. Sebab, Islam mengakui pemilikan seseorang atas harta, baik ia laki-laki atau perempuan, melalui jalan yang dibenarkan syariah, sebagaimana Islam mengakui berpindahnya sesuatu yang dimiliki seseorang ketika hidupnya kepada ahli warisnya sesudah matinya, baik ahli waris itu laki-laki atau perempuan, tanpa membedakan antara anak kecil atau orang dewasa. Al-Qur an yang mulia telah menerangkan hukum-hukum kewarisan, keadaan-keadaan setiap ahli waris dengan penjelasan yang cukup memadai, di mana tidak seorang pun di antara manusia yang luput dari bagian atau batasan warisan. Sebab, Al-Qur an sebagai sandaran dalam menetapkan hukum dan kadar bagiannya. 4 3 Surahwadi K. Lubis, Hukum Waris Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 1995), 1. 4 Muhammad Ali Ash-shabuniy, Hukum Waris Islam, ( Surabaya: Al- Ikhlas, 1995), 47.

3 Di antara aturan yang mengatur hubungan antar sesama manusia yang diciptakan Allah adalah aturan tentang harta warisan (Hukum Kewarisan Islam) yang mengatur peralihan harta dari seseorang yang telah meninggal kepada yang masih hidup. Harta yang ditinggalkan oleh seseorang yang telah meninggal dunia memerlukan pengaturan tentang siapa yang berhak menerimanya, berapa jumlahnya, dan bagaimana cara mendapatkannya. Berkaitan dengan masalah waris, hukum Islam telah mengatur dengan sedemikian rupa sebagaimana yang termaktub dalam al- Qur an: ي وص يك م ال ل و ف أ و ل د ك م ل ل ذ ك ر م ث ل ح ظ ا ل ن ث ي ي ف إ ن ك ن ن س اء ف و ق اث ن ت ي ف ل ه ن ث ل ث ا م ا ت ر ك و إ ن ك ان ت و اح د ة ف ل ه ا الن ص ف و ل ب و ي و ل ك ل و اح د م ن ه م ا الس د س م م ا ت ر ك إ ن ك ان ل و و ل د ف إ ن ل ي ك ن ل و و ل د و و ر ث و أ ب و اه ف ل م و الث ل ث ف إ ن ك ان ل و إ خ و ة ف ل م و الس د س م ن ب ع د و ص ي ة ي وص ي ب ا أ و د ي ن آ ب اؤ ك م و أ ب ن اؤ ك م ل ت د ر ون أ ي ه م أ ق ر ب ل ك م ن ف ع ا ف ر يض ة م ن ال ل و إ ن ال ل و ك ان ع ل يم ا ح ك يم ا )١١( Artinya: Allah mensyariatkan bagimu tentang pembagian pusaka untuk anakanakmu. Yaitu: bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua anak perempuan; dan jika anak itu semuanya anak perempuan lebih dari dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal itu tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh bapakibunya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa diantara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu.ini adalah ketetapan dari

4 Allah.Sesungguhnya Allah maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (Q.S. An-Nisa :11). 5 Surat An-nisa ayat 12: و ل ك م ن ص ف م ا ت ر ك أ ز و اج ك م إ ن ل ي ك ن ل ن و ل د ف إ ن ك ان ل ن و ل د ف ل ك م الر ب ع م م ا ت ر ك ن م ن ب ع د و ص ي ة ي وص ي ب ا أ و د ي ن و ل ن الر ب ع م م ا ت ر ك ت م إ ن ل ي ك ن ل ك م و ل د ف إ ن ك ان ل ك م و ل د ف ل ه ن الث م ن م م ا ت ر ك ت م م ن ب ع د و ص ي ة ت وص ون ب ا أ و د ي ن و إ ن ك ان ر ج ل ي ور ث ك ل ل ة أ و ام ر أ ة و ل و أ خ أ و أ خ ت ف ل ك ل و اح د م ن ه م ا الس د س ف إ ن ك ان وا أ ك ث ر م ن ذ ل ك ف ه م ش ر ك اء ف الث ل ث م ن ب ع د و ص ي ة ي وص ى ب ا أ و د ي ن غ ي ر م ض ار و ص ي ة م ن ال ل و و ال ل و ع ل يم ح ل يم )١١( Artinya: Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika Isteriisterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduahdibayar hutangnya. para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutang-hutangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika Saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris)[274]. (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar 2005), 78. 5 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Bandung: Syaamil Cipta Media,

5 dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun. (Q.S. An-Nisa : 12). 6 Surat An-Nisa ayat: 176 ي س ت ف ت ون ك ق ل ال ل و ي ف ت يك م ف ال ك ل ل ة إ ن ام ر ؤ ى ل ك ل ي س ل و و ل د و ل و أ خ ت ف ل ه ا ت ر ك ن ص ف م ا ت ر ك و ى و ي ر ث ه ا إ ن ل ي ك ن ل ا و ل د ف إ ن ك ان ت ا اث ن ت ي ف ل ه م ا الث ل ث ان م م ا و إ ن ك ان وا إ خ و ة ر ج ا ل و ن س اء ف ل ل ذ ك ر م ث ل ح ظ ا ل ن ث ي ي ي ب ي ال ل و ل ك م أ ن ت ض ل وا و ال ل و ب ك ل ش ي ء ع ل يم )١٧١( Artinya: Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, Maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) Saudara-saudara laki dan perempuan, Maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat.dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(q.s. An-Nisa : 176). 7 Surat An-nisa ayat 7: ل لر ج ال ن ص يب م م ا ت ر ك ال و ال د ان و ا ل ق ر ب ون و ل لن س اء ن ص يب م م ا ت ر ك ال و ال د ان و ا ل ق ر ب و ن م م ا ق ل م ن و أ و ك ث ر ن ص يب ا م ف ر وض ا )٧( Artinya: Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibubapak dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) 6 Ibid, 79. 2005), 106. 7 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Bandung: Syaamil Cipta Media,

6 dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang Telah ditetapkan. (Q.S. An- Nisa : 7). 8 Dalam ayat tersebut Allah SWT menegaskan bagian setiap ahli waris yang berhak untuk menerimanya. Ayat tersebut juga menjelaskan syarat-syarat serta keadaan orang yang berhak mendapatkan warisan dan orang-orang yang tidak berhak mendapatkannya. Selain itu, ayat tersebut juga menjelaskan keadaan setiap ahli waris, kapan ia menerima bagian secara tertentu dan kapan pula ia menerima secara as}abah. 9 Namun dalam praktik kehidupan sehari-hari tidak banyak masyarakat menggunakan aturan pembagian seperti yang telah dijelaskan dalam Al- Qur an. Masyarakat lebih sering menggunakan hukum adat pada masingmasing daerah mereka. Hal tersebut dikarenakan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai aturan-aturan pembagian waris menurut hukum waris Islam dan masih melekatnya tradisi pembagian waris dari daerah mereka. Mereka menganggap pembagian waris secara Islam rumit dilakukan karena harus mengkalkulasi seluruh nilai harta peninggalan pewaris kemudian dibagi menurut pecahan-pecahan sesuai dengan bagian waris masing-masing. 10 8 Ibid, 78. 15. 9 Muhammad Ali As- Shabuni, Pembagian Waris Menurut Islam, (Jakarta: Gema Insani, 1995), 10 Ibid., 25.

7 Sebagai gambaran umum, penulis paparkan adat-istiadat atau tradisi pewarisan tesebut. Secara selintas pewarisan masyarakat Kemlokolegi dalam membagi harta warisan menggunakan metode pembagian waris dengan cara dilotre/diundi karena sebagian besar harta warisannya adalah tanah/pekarangan. Metode pembagian seperti ini, tidak membedakan antara anak lakilaki dan perempuan, mereka mendapat bagian dengan cara dilotre. Beberapa bidang tanah yang ukurannya berbeda-beda setelah itu diurutkan dari ukuran paling besar sampai yang terkecil dan jika ahli waris namanya keluar pertama dalam lotrean tersebut maka ahli waris tersebut mendapatkan harta warisan pertama sekaligus mendapatkan jumlah yang paling besar, dan pembagian tersebut dilanjut sampai ahli waris yang terakhir. Pembagian waris di atas dilakukan melalui musyawarah dan atas kesepakatan keluarga. Oleh sebab itu, penulis menganggap perlu mengadakan penelitian untuk mengetahui metode pembagian waris yang terjadi pada masyarakat Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk yang mencakup tiga hal yaitu: Metode pembagian waris dengan cara dilotre; Alasan masyarakat Kemlokolegi dalam pembagiannya dengan cara dilotre; Bagaimana Analisis Hukum Islam terhadap metode pembagian waris dengan cara dilotre di Desa Kemlokolegi kab. Nganjuk tersebut.

8 B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas terdapat beberapa masalah dalam penelitian ini. Adapun masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Metode pembagian waris dalam Islam 2. Metode pembagian waris dengan cara lotre. 3. Alasan masyarakat di Desa Kemlokolegi Nganjuk menggunakan pembagian waris dengan cara lotre 4. Praktek pembagian waris dengan cara lotre. 5. Sistem pembagian waris menurut syari at Islam Sedangkan batasan masalah digunakan untuk memfokuskan permasalahan. Maka dari identifikasi masalah tersebut, penulis hanya membatasi pada masalah-masalah tentang: 1. Metode pembagian waris dengan cara lotre di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk 2. Alasan masyarakat di Desa Kemlokolegi Nganjuk menggunakan pembagian waris dengan cara lotre 3. Analisis hukum Islam terhadap metode pembagian waris dengan cara lotre di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk.

9 C. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana metode pembagian waris dengan cara lotre di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk? 2. Mengapa masyarakat di Desa Kemlokolegi Nganjuk menggunakan pembagian waris dengan cara lotre? 3. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap pembagian hak waris dengan cara lotre di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk? D. Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah deskripsi singkat tentang kajian atau penelitian yang sudah pernah dilakukan di seputar masalah yang diteliti sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian tersebut. 11 Sebelumnya masalah waris telah banyak ditulis secara teoritis di dalam literature, akan tetapi masalah metode pembagian waris dengan cara lotre di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk adalah penelitian yang pertama kali dikupas dan dibahas. 11 Fakultas Syari ah, Panduan Skripsi, (Surabaya: 2011), 7.

10 Adapun pembahasan tentang waris sebagaimana yang sudah pernah dibahas oleh para mahasiswa/mahasiswi adalah: 1. Agus Purwono tahun 2010 di dalam tulisanya Tinjauan Hukum Islam tentang Bagian Ahli Waris (anak) yang Tinggal Serumah dengan Pewaris Lebih Banyak Dibanding Ahli Waris yang Lain di Desa Kalipadang, Kec. Benjeng, Kab. Gresik. Penulis tersebut fokus pada pembagian hak waris dimana yang tinggal serumah akan mendapatkan warisan lebih banyak di bandingkan dengan anak lain yang tidak tinggal serumah. Siapapun baik laki-laki atau perempuan yang tinggal serumah dia akan mendapatkan bagian lebih banyak, sedangkan pembagian waris dengan cara lotre adalah pembagin waris baik dia tinggal serumah atau tidak yang penting dia ahli waris yang sah maka akan mendapatkan harta warisnya dengan cara dilotre/diundi. 2. Nursaniah tahun 2010 di dalam tulisannya Tinjauan Hukum Islam terhadap Pelaksanaan Waris Adat di Desa Kayu Laut Kecamatan Penyabungan Selatan Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian tersebut lebih fokus pada yang berhak mendapatkan harta warisan adalah anak lakilaki, sedangakan anak perempuan mendapatkan bagian berdasarkan ikatan emosional kekeluargaan dan bagian waris perempuan lebih sedikit dibandingkan bagian laki-laki dan berstatus sebagai hibah. Bagian anak yang lebih kecil itu lebih banyak karena akan menjadi tuan rumah bagi

11 keluarga besarnya. Sedangkan perbedaannya dengan metode pembagian waris dengan cara lotre adalah metode pembagian waris dengan cara lotre tidak membedakan baik dia laki-laki atau perempuan dan jumlah haratanya juga berbeda. 3. Nuruddhuha tahun 2011 di dalam tulisannya Analisis hukum Islam terhadap Proses Pembagian Waris menurut Adat Muslim Tionghoa di Kelurahan Ketabang Kecamatan Genteng Surabaya. Penelitian tersebut lebih fokus pada proses pembagian warisan yang pembagiannya dilihat berdasarkan besar kecilnya jasa yang diberikan kepada pewaris semasa hidupnya, termasuk juga dalam pengurusan dan penguburan jenazahnya. 4. Umar Kadafi Amarullah 2009 di dalam tulisannya Tinjauan Hukum Islam terhadap Kebiasaan Masyarakat dalam Pembagian Waris di Kejawan Lor Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya. Penelitian tersebut lebih fokus pada pembagian harta warisan dengan cara bagi rata antara ahli waris berdasarkan perdamaian (musyawarah) yang diserahkan dan dibagi rata oleh tokoh adatnya. Dengan mengacu pada sekripsi yang sudah dibahas di atas bahwa Tinjauan Hukum Islam terhadap Pembagian Hak Waris dengan Cara Lotre (Studi kasus di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk) belum pernah ada yang mengupas/membahas. Sekripsi yang dibahas oleh penulis fokus pada pembagian hak waris dengan cara lotre atau undian.

12 E. Tujuan Penelitian Berangkat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yang hendak dicapai adalah: 1. Untuk mengetahui metode pembagian waris dengan cara lotre di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk. 2. Untuk mengetahui alasan masyarakat di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk menggunakan waris dengan cara lotre. 3. Untuk mengetahui Analisis hukum Islam terhadap metode pembagian waris dengan cara lotre di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk. F. Kegunaan Hasil Penelitian Kegunaan hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi setiap umat Islam serta dapat memberi wawasan kepada seluruh masyarakat khususnya penulis sendiri. Adapun kegunaan hasil penelitian ini sekurangkurangnya dapat digunakan untuk dua aspek, sebagai berikut 1. Aspek Teoritis, yaitu sebagai usaha untuk menambah pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang hukum Islam khususnya pembagian waris dengan cara lotre yang ada di dalam kehidupan masyarakat. 2. Aspek Praktis, dapat bermanfaat untuk merumuskan program pembinaan dan penyuluhan kehidupan beragama khususnya berkenaan dengan metode

13 pembagian waris untuk masyarakat yang beragama Islam di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk. G. Definisi Operasional Untuk memahami judul sebuah skripsi perlu adanya pendefinisian judul secara operasional agar dapat diketahui secara jelas. Judul yang akan penulis bahas dalam sekripsi ini adalah Tinjauan Hukum Islam terhadap Pembagian Hak Waris dengan Cara Lotre (Studi kasus di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk) Namun untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pengertian yang dimaksud, maka perlu ditegaskan maksud dari judul ini secara terperinci. 1. Hukum Islam adalah suatu kajian Islam yang berdasarkan KHI, al-qur an, al-hadist dan Fiqih Sunah. 2. Metode pembagian waris dengan cara lotre adalah cara pembagian hak waris kepada orang yang mendapatkan warisan dengan cara diundi seperti arisan, siapa yang namanya keluar dalam undian tersebut maka dia yang mendapat warisan terlebih dahulu. H. Metode Penelitian Penelitian ini berbentuk penelitian lapangan, yaitu di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk. Oleh karena itu, supaya penelitian dapat

14 tersusun dengan benar, maka penulis mengemukakan metode penulisan skripsi, yaitu: 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk. 2. Data yang dikumpulkan Terkait dengan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya, maka data-data yang dapat dikumpulkan dalam penelitian ini, adalah: a. Data tentang metode pembagian waris dengan cara lotre di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk. b. Data yang berkaitan dengan hukum pembagian waris, meliputi rukun dan syarat dalam waris. c. Data tentang alasan masyarakat Kemlokolegi menggunakan pembagian waris dengan cara lotre. 3. Sumber data Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: a. Sumber data Primer, yaitu sumber data yang diperoleh langsung dari sumber pertama. 12 Yakni melakukan wawancara pada warga masyarakat (Pak. Supangat, Pak. Kardi, Bu. Sukinah) sebagai pelaku pembagian waris dengan cara lotre/undian, dan para tokoh 12 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI Press, 1986), 12.

15 masyarakat (Pak. Yasin dan Pak. Sukariono), terutama tokoh adat masyarakat (Mbah. Sukandar) Desa Kemlokolegi Kab. Nagnjuk. b. Sumber data Sekunder Sumber data yang diperoleh dari literature buku-buku dan catatancatatan ataupun dokumen apa saja yang berhubungan dengan masalah metode pembagian waris, antara lain: 1) Fikih Sunnah, karya Sayyid Sabiq. 2) Hukum Kewarisan Islam, karya Amir Syarifuddin. 3) Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahannya. 4) Dasar-dasar Hukum Waris di Indonesia karya Oemarsalim. 5) Hukum Waris Islam karya Muhammad Ali As-shabuniy. 6) Hukum waris Indonesia dalam Perspektif Islam, Adat dan BW karya Eman Suparman. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah, sebagai berikut: a. Dokumentasi, yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan melalui data tertulis, membaca arsip di Kantor kepala Desa yang berkaitan dengan penelitian ini. 13 64. 13 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1995),

16 b. Wawancara (interview), yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada sipeneliti. 14 Wawancara ini dilakukan dengan pihak-pihak yang kompeten, seperti kepala desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan sebagian besar keluarga yang pernah melakukan metode pembagian waris dengan cara lotre di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk, untuk mengetahui metode pembagian harta dengan cara lotre dan alasan masyarakat menggunakan pembagian hak waris dengan cara lotre. 5. Teknik analisis data Setelah data terkumpul, maka penulis mengadakan analisis data, dalam hal ini tahapan-tahapan yang akan ditempuh adalah, sebagai berikut: a. Editing, adalah pemeriksaan kembali terhadap data yang diperoleh dalam kejelasan bagi penelitian. b. Analisis pengorganisasian data, merupakan suatu analisis yang diperoleh untuk menyimpulkan mengenai kebenaran dan fakta-fakta yang diperoleh di tempat kejadian peristiwa tersebut. 14 Ibid. 64.

17 c. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan menggunakan pola pikir induktif, yaitu penalaran yang berpangkal dari penelitian tentang pembagian hak waris dengan cara lotre disimpulkan pada keadaan yang lebih umum yakni hukum Islam. I. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis mengorganisasikan sistematika pembahasan sebagai berikut: Bab pertama adalah merupakan bab pendahuluan. Pada bab ini berisi gambaran secara umum pembahasan penelitian yang meliputi: Latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian, sistematika pembahasan. Bab kedua berisi tentang landasan teori hukum kewarisan Islam dan yang berhubungan denga kewarisan Islam meliputi perkembangan hukum waris pada masa pra-islam, pengertian waris dan harta waris, rukun dan syarat kewarisan, sebab-sebab mendapat harta waris, ahli waris dan bagian-bagianya serta ahli waris menurut kompilasi hukum Islam. Bab ketiga Metode Pembagian waris dengan cara lotre yang meliputi tentang letak daerah penelitian, yaitu: Kondisi Geografis dan Demografis,

18 Keadaan Sosial Ekonomi, Keadaan Sosial Pendidikan, Data tentang Keadaan Keagamaan, metode pembagian waris dengan cara lotre yang terdiri dari: Metode pembagian harta waris, Obyek harta waris, waktu pembagian waris dengan cara lotre, Alasan masyarakat mengunakan pembagian waris dengan cara lotre/undian, Contoh Pembagian Waris dengan Cara Lotre Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk Bab keempat berisikan tentang analisis hukum Islam terhadap metode pembagian waris dengan cara lotre di Desa Kemlokolegi Kab. Nganjuk yang terdiri dari: Analisis Pembagian Waris Dengan Cara Lotre, Obyak harta waris, Waktu Pembagian Waris dengan Cara Lotre, Alasan masyarakat tentang pembagian waris dengan cara lotre/undian Bab kelima merupakan bab terakhir dari pembahasan penelitian ini yang berisikan kesimpulan sebagai jawaban dari pokok permasalahan dan juga saran.