Ditargetkan ekspor rempah-rempah ini meningkat di tahun 2015 mencapai US$7.72 miliar (http:/www.kemendag.go.id., 2013) Tanaman Pangan 0.66% Holtikultu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KAYU MANIS DI INDUSTRI REMPAH-REMPAH DENGAN METODE DMAIC

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan mampu memenuhi keinginan dan kepuasan konsumen. Hal ini. sesuai dengan standar dan spesifikasi yang telah ditetapkan.

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2015

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya bahwa sektor pertanian masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Permintaan konsumen terhadap industri otomotif, khususnya mobil di

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JUNI 2016

I. PENDAHULUAN. pada situasi krisis moneter yang melanda lndonesia saat ini harus memikul

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan juga semakin jeli dalam memilih produk. Hal ini mulai membuat industri

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

Universitas Sumatera Utara

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI JANUARI 2017

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

3.1 Persiapan Penelitian

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MEI 2017

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL 2017

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan keanekaragaman sumberdaya hayati yang tinggi. Sektor pertanian merupakan

Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB III PENGUMPULAN DATA

Bab 3 Metodologi Penelitian

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Prof. Dr. Ir. ZULKIFLI ALAMSYAH, M.Sc. Program Studi Agribisnis FAKULTAS PERTANIAN LOGO UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

I. PENDAHULUAN. zaman penjajahan) yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa.

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Teh merupakan salah satu komoditas ekspor utama sektor perkebunan.

BAB I PENDAHULUAN. cukup baik untuk menambah penghasilan. Tentunya dengan pemeliharaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

Market Brief. Cengkeh di Jerman

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hortikultura, subsektor kehutanan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan,

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya produk yang ada di pasaran mengakibatkan tingkat

Gambar I. 1 Tingkat Penjualan dan Harga Teh Ke Luar Negeri (BPS, 2011)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha pada Tahun * (Miliar Rupiah)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi.

xiii BAB VI PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agroindustri dapat dijabarkan sebagai kegiatan industri yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang, dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Agroindustri dapat mencakup Industri Pengolahan Hasil Pertanian (IPHP), Industri Peralatan dan Mesin Pertanian (IPMP), dan Industri Jasa Sektor Pertanian (IJSP). Industri pengolahan hasil pertanian sebagai salah satu jenis agroindustri kegiatannya adalah mengolah hasil pertanian dengan memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku utamanya. Industri pengolahan hasil pertanian terbagi dalam beberapa kelompok yaitu industri pengolahan pertanian tanaman pangan, industri pengolahan hasil pertanian tanaman perkebunan, industri pengolahan hasil pertanian perikanan, industri pengolahan hasil pertanian hasil hutan, dan industri pengolahan hasil pertanian peternakan. Industri pengolahan hasil perkebunan memegang peranan strategis dalam mendukung perekonomian Indonesia melalui kegiatan ekspor Gambar 1.1 menunjukkan persentase nilai ekspor dari sektor perkebunan memiliki tertinggi sebesar 95.78% dari total nilai ekspor di tahun 2014. Dengan total nilai sebesar US$29.76 miliar dan volume perdagangan sebanyak 350.29 juta ton (Kementerian Pertanian, an, 2014). Rempah-rempah merupakan komoditas agroindustri dari sektor perkebunan yang dinilai sangat berpotensi dalam meningkatkan nilai ekspor di Indonesia. Komoditi rempah-rempah Indonesia memiliki peluang besar bagi penyedia rempah-rempah di pasar Amerika Serikat dan Uni Eropa yang merupakan tujuan utama ekspor rempah-rempah Indonesia. Dalam kurun waktu 2009 hingga 2011 nilai ekspor tanaman rempah Indonesia mencapai US$211,410 juta dengan tujuan ekspor paling besar ke Amerika Serikat. Beberapa komoditi yang banyak diekspor antara lain pala, cengkeh, kayu manis, kemiri, kapulaga, kencur kering dan buah pinang.

Ditargetkan ekspor rempah-rempah ini meningkat di tahun 2015 mencapai US$7.72 miliar (http:/www.kemendag.go.id., 2013) Tanaman Pangan 0.66% Holtikultura 1.67% Peternakan 1.89% Perkebunan 95.78% Gambar 1.1 Presentase Nilai Ekspor Hasil Pertanian Indonesia 2014 Sumber: Kementerian Pertanian, 2014 Di Indonesia umumnya rempah-rempah diolah menjadi produk segar dan produk setengah jadi. Beberapa proses pengolahannya antara lain pembersihan atau penyortiran. Pembersihan adalah proses memisahkan kontaminan dari bahan. Pengaruhnya yaitu apabila kontaminan seperti misalnya daun, kayu, batu/kerikil tidak dipisahkan akan menghambat proses pengolahan bahan pangan. Penyortiran adalah proses pengklasifikasian bahan berdasatkan sifat fisiknya. Pengaruhnya apabila tidak dilakukan sortasi maka proses pengolahan tidak merata. Proses pembersihan/penyortiran merupakan kegiatan yang senantiasa dilakukan sebelum melakukan proses pengolahan lebih lanjut seperti penggilingan, penepungan, ekstraksi, dan sebagainya. Kini umumnya semua proses pengolahan termasuk pembersihan dan penyortiran telah menggunakan mesin dan peralatan yang telah terintegrasi mulai dari penanganan input atau bahan mentah hingga bentuk siap konsumsi. Perbaikan dan pengembangan pada mesin dan peralatan terus dilakukan untuk dapat meningkatkan produktivitas serta memberikan jaminan dari sisi keamanan pangan.

Industri tempat penelitian ini dilakukan merupakan salah satu dari industri pengolahan hasil pertanian tanaman perkebunan dengan komoditas rempahrempah (spices and ingredient). Industri ini memproses hasil perkebunan menjadi barang setengah jadi untuk kemudian diproses lebih lanjut oleh customer. Pemilihan industri ini didasarkan pada potensinya sebagai salah satu industri pengolahan hasil pertanian tanaman perkebunan di Indonesia berskala internasional yang melakukan pengolahan terhadap komoditas rempah-rempah khususnya kayu manis menjadi komoditas ekspor yang diterima dan dapat bersaing dengan komoditas rempah-rempah yang berasal dari negara lain di berbagai industri di dunia. Proses pengolahan yang dilakukan pada industri ini adalah proses pengecilan ukuran dan pembersihan. Proses produksinya terdiri dari beberapa lini yaitu lini automation, ation, lini grinding01, lini grinding02, dan lini sortir. Penelitian dilakukan di lini automation. Proses yang dilakukan pada lini automation adalah proses sortasi dan pengecilan ukuran material (crushing) menjadi produk broken and clean. Produk tersebut merupakan produk work in process yang akan digunakan di lini berikutnya. Penelitian dilakukan pada tahap ini karena proses ini mempengaruhi engaruhi proses lanjutan di lini berikutnya. Kualitas produk kayu manis broken and clean yang dihasilkan mempengaruhi kualitas produk akhir. Target yang ingin dicapai yaitu diperolehnya produk kayu manis broken and clean yang yang memenuhi standar untuk dilanjutkan pada proses grinding berikutnya. Permasalahan yang masih sering dijumpai adalah produk yang dihasilkan seringkali masih belum memenuhi standar. Gambar 1.2 menggambarkan jumlah kayu manis broken and clean yang reject dan harus diproses ulang selama periode April 2014 Maret 2015. Produk reject seringkali menyebabkan proses produksi berjalan tidak optimal karena perlu adanya proses penyortiran ulang pada kayu manis broken and clean tersebut. Jumlah produk reject ini diharapkan dapat berkurang dengan dilakukan perbaikan pada sistem pengolahan di lini automation.

Jumla Temuan Reject '$" '#" '!" &" %" $" #"!" Waktu Gambar 1.2. Grafik Jumlah Reject Pada Kayu Manis Broken and Clean April 2014 Maret 2015 Sumber: Internal QC, 2015 Dengan n demikian pada penelitian ini akan dikaji mengenai faktor penyebab masih ditemukannya produk reject pada produk kayu manis broken and clean di lini automation ation dan memberikan usulan perbaikan yang dapat mendukung dalam peningkatan kualitas dan produktifitas ke depannya. Perbaikan pada produk work in process di lini automation ini juga merupakan bentuk upaya preventive action untuk menghindari reject pada proses produksi berikutnya. Terlebih lagi hal ini termasuk dalam titik kendali kritis pada sistem Hazard Analyis Critical Control Point (HACCP) yang diatur perusahaan sebagai bentuk jaminan keamanan pangan. Selain menjadi faktor yang mempengaruhi kualitas produk, kontrol kualitas produk kayu manis broken and clean juga merupakan bentuk preventive maintenance dalam menjaga kinerja mesin dan peralatan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengendalikan kualitas dan mengatasi cacat produk yang banyak dilakukan adalah dengan metode pendekatan Define-Measure-Analyze-Improve-Control (DMAIC). Metode pendekatan DMAIC telah banyak digunakan pada beberapa penelitian khususnya pada penerapan Six Sigma sebagai bentuk pengendalian kualitas untuk membantu

mengurangi jumlah kecacatan pada perusahaan software (Chauhan & Belokar, 2015). Menurut Jirasukprasert, P., et al (2012) melalui penerapan six sigma menggunakan analisis DMAIC dapat mengurangi produk reject dan meningkatkan nilai sigma pada industri sarung tangan karet. Pada penelitian lain disebutkan metode DMAIC dapat membantu menurunkan rejection level serta meningkatkan produktivitas (Manohar & Balakrishna, 2015). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di bawah ini, maka masalah-masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Faktor apakah yang menyebabkan produk reject pada produk kayu manis broken and clean? 2. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk kayu manis broken and clean? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan masih adanya kualitas produk kayu manis broken and clean yang tidak sesuai standar 2. Memberikan usulan perbaikan untuk meningkatkan kualitas pada produk kayu manis broken and clean. Penelitian ian ini bermanfaat untuk: 1. Sebagai tambahan pengetahuan bagi kajian ilmu teknik industri dalam penanganan produk yang tidak memenuhi spesifikasi/standar melalui pendekatan metode DMAIC. 2. Bagi industri khususnya industri pengolahan hasil pertanian, hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat dalam mengurangi produk reject.pada proses pengolahan.

1.4 Asumsi dan Pembatasan Masalah Pembatasan masalah pada penelitian ini antara lain: 1. Penelitian dibatasi hingga tahap usulan perbaikan/improvement. 2. Penelitian hanya dilakukan dalam lingkup industri secara internal, tidak sampai pada lingkup eksternal seperti supplier, vendor, dan lain-lain