Deteksi Gangguan pada Saluran Transmisi menggunakan Wavelet dan Discriminant Analysis

dokumen-dokumen yang mirip
Deteksi Gangguan pada Saluran Transmisi Menggunakan Wavelet dan Discriminant Analysis

Deteksi dan Klasifikasi Gangguan pada Saluran Transmisi berbasis Transformasi

DETEKSI DAN KLASIFIKASI GANGGUAN PADA SALURAN TRANSMISI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN KLASIFIKASI NAIVE BAYES

Deteksi Lokasi Gangguan pada Saluran Transmisi menggunakan Gelombang Berjalan dan Transformasi Park

Kombinasi Wavelet dan ANFIS sebagai Algoritma Rele Jarak Pada Saluran Transmisi Yang Dikompensasi Seri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Starting

Deteksi Lokasi Untuk Gangguan Multi Point Pada Jaring Tiang Distribusi 20 KV Dengan Menggunakan Metode Perambatan Gelombang Sinyal Arus Balik

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Jurnal Ilmiah Setrum Volume 6, No.1, Juni 2017 p-issn : / e-issn : X

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET. 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti gelombang kecil.

DOSEN PEMBIMBING : Prof. Ir Ontoseno Penangsang, M.Sc.Phd Dr. Ardyono Priyadi, ST.M.Eng NAMA : GEDHE ARJANA PERMANA PUTRA NRP :

PENENTUAN LOKASI GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA SALURAN TRANSMISI MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET. Oleh : RHOBI ROZIEANSHAH NIM :

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HILBERT

BAB III PROSEDUR PENENTUAN LOKASI GANGGUAN DENGAN TRANSFORMASI WAVELET

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

Analisis Kestabilan Transien dan Mekanisme Pelepasan Beban di PT. Pertamina (Persero) Refinery Unit (R.U.) VI Balongan Jawa Barat

Algoritma Aliran Daya untuk Sistem Distribusi Radial dengan Beban Sensitif Tegangan

Perhitungan Waktu Pemutus Kritis Menggunakan Metode Simpson pada Sebuah Generator yang Terhubung pada Bus Infinite

DAFTAR PUSTAKA F. H. Magnago and A. Abur C.Y. Evrenosoglu and A. Abur Sudirham, Sudaryatno L. V. Bewley William D. Stevenson,Jr

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

DETEKSI HUBUNG SINGKAT PADA BELITAN STATOR MOTOR INDUKSI TIGA FASA TANPA BEBAN MENGGUNAKAN JARING SYARAF TIRUAN

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

Analisis Keandalan Sistem Distribusi Menggunakan Program Analisis Kelistrikan Transien dan Metode Section Technique

Analisis Karakteristik Gangguan Hubung Singkat Antar Belitan Transformator Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit

Analisis Karakteristik Gangguan Hubung Singkat Antar Belitan Transformator Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit

BAB II LANDASAN TEORI

Studi Proteksi Gangguan Hubung Tanah Stator Generator 100% Dengan Metode Tegangan Harmonisa Ketiga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ELEKTRO ITP, Vol. 6, No. 2, JULI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) A-130

ALGORITMA ALIRAN DAYA UNTUK SISTEM DISTRIBUSI RADIAL DENGAN BEBAN SENSITIF TEGANGAN

ANALISIS SETTING DAN KOORDINASI RELE JARAK PADA GI 150 KV PANDEAN LAMPER ARAH SRONDOL. Abstrak

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control

SIMULASI PEMULIHAN KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN ARUS HUBUNG SINGKAT MENGGUNAKAN DYNAMIC VOLTAGE RESTORER (DVR)

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam segi peningkatan kualitas sistem tenaga listrik, banyak aspek yang bisa

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: A-403

SIMULASI DAN ANALISIS TRANSIEN CAPACITOR BANK SWITCHING TERHADAP KUALITAS DAYA LISTRIK DI PT HOLCIM INDONESIA,TBK PLANT CC#2 CILACAP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

PERAMALAN BEBAN LISTRIK JANGKA PENDEK DI BALI MENGGUNAKAN PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO-FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)

Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy

KORELASI JENIS BELITAN TRAFO TERHADAP NILAI SETTING RELAI PROTEKSI DIFFERENSIAL BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET PAKET

TESIS PENGURANGAN HARMONISA PADA KONVERTER 12 PULSA TIGA FASA MENGGUNAKAN DIAGONAL RECURRENT NEURAL NETWORK (DRNN)

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

Analisis Kestabilan Transien Dan Mekanisme Pelepasan Beban Di PT. Pusri Akibat Penambahan Generator Dan Penambahan Beban

PERANCANGAN PROTOTIPE REAL TIME MONITORING BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 KV BERBASIS MIKROKONTROLER

PENGARUH DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP IDENTIFIKASI LOKASI GANGGUAN ANTAR FASA PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)

Analisis Stabilitas Transient Pada Sistem Tenaga Listrik dengan Mempertimbangkan Beban Non-Linear

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

Kontrol Fuzzy Takagi-Sugeno Berbasis Sistem Servo Tipe 1 Untuk Sistem Pendulum Kereta

ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4.

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

Penempatan Dan Penentuan Kapasitas Optimal Distributed Generator (DG) Menggunakan Artificial Bee Colony (ABC)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

Oleh : ARI YUANTI Nrp

Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC

SIMULASI TEGANGAN DIP PADA SISTEM DISTRIBUSI TEGANGAN MENENGAH 20 KV PT. PLN (Persero) APJ SURABAYA UTARA MENGGUNAKAN ATP-EMTP

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

Desain dan Implementasi Peralatan Deteksi Arcing Tegangan Rendah Berbasis LabView

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-91

Desain dan Implementasi Peralatan Deteksi Arcing Tegangan Rendah Berbasis LabView

BAB 4 ANALISA KONSEP ADAPTIF RELE JARAK PADA JARINGAN SALURAN TRANSMISI GANDA MUARA TAWAR - CIBATU

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

TEKNIK PROTEKSI DIFFERENSIAL DIJITAL PADA TRANSFORMATOR DAYA TIGA FASA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HILBERT LAPORAN TUGAS AKHIR

Analisis Pengaruh Kegagalan Proteksi dan Koordinasi Rele Terhadap Indeks Keandalan Subsistem Transmisi 150kV Di Surabaya Selatan

JARING SARAF TIRUAN. oleh : Dicky Nova Wardana Pembimbing : Prof. Dr. Ir Mauridhi Hery P., M.Eng.

ANALISIS KOORDINASI ISOLASI SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI 150 KV TERHADAP SAMBARAN PETIR DI GIS TANDES MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK EMTP RV

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

OPTIMASI PENEMPATAN DAN KAPASITAS SVC DENGAN METODE ARTIFICIAL BEE COLONY ALGORITHM

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR...

Tes Surja untuk Mendeteksi Kerusakan Belitan pada Motor Induksi Tegangan Rendah

Analisis Kestabilan Transien di PT. PUSRI Akibat Penambahan Pembangkit 35 MW dan Pabrik P2-B Menggunakan Sistem Synchronizing Bus 33 kv

Rekonfigurasi Penyulang Akibat Kontingensi Pada Jaringan Distribusi dengan Metode Binary Integer Programming

ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN LEBIH AKIBAT SAMBARAN PETIR UNTUK PERTIMBANGAN PROTEKSI PERALATAN PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv di YOGYAKARTA

PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA

Desain dan Simulasi Single Stage Boost-Inverter Terhubung Jaringan Satu Fasa Menggunakan Sel Bahan Bakar

Tes Surja untuk Mendeteksi Kerusakan Belitan pada Motor Induksi Tiga Fasa Tegangan Rendah

Pemisahan Sinyal Noise Pada Pengolahan Data Medan Magnet Bumi Menggunakan Transformasi Wavelet

ANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 ETAP (Electrical Transient Analyzer Program) Vista, 7, dan 8. ETAP merupakan alat analisa yang komprehensif untuk

PERANCANGAN PROTOTIPE MONITORING PARAMETER PARAMETER TRANSFORMATOR DAYA SECARA ONLINE BERBASIS MIKROKONTROLER

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

Pengaruh Pemasangan Pembangkit Terdistribusi (Distributed Generation) Terhadap Magnitude Arus Gangguan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Analisis Vibrasi untuk Klasifikasi Kerusakan Motor di PT Petrokimia Gresik Menggunakan Fast Fourier Transform dan Neural Network

Deteksi Kerusakan Batang Rotor pada Motor Induksi Menggunakan Analisis Arus Mula Berbasis Hilbert Transform

Algoritma Mendeteksi Ketidaknormalan Premature Atrial Contractions(PACs) Berdasarkan Kombinasi RR Interval dan Correlation Coefficient

BAB III METODE ALIRAN DAYA SISTEM 500KV MENGGUNAKAN DIgSILENT POWER FACTORY

ANALISIS RANGKAIAN GENERATOR IMPULS UNTUK MEMBANGKITKAN TEGANGAN IMPULS PETIR MENURUT BERBAGAI STANDAR

PEMODELAN UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA KONDISI UNDER VOLTAGE TIDAK SEIMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MATLAB/SIMULINK

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Rancang Bangun Sistem Pendeteksian dan Monitoring Harmonisa Menggunakan Metode DFT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

ANALISIS PENGGUNAAN POWER SYSTEM STABILIZER (PSS) DALAM PERBAIKAN STABILITAS TRANSIEN GENERATOR SINKRON

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. terbesar (39%), diikuti kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis,

BAB I PENDAHULUAN. bahkan di Dunia. Penyakit jantung dapat dideteksi dengan alat elektrokardiograf

DETEKSI ARAH KEDATANGAN SINYAL PADA ANTENA ARRAY KUBUS DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA MUSIC

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () -6 Deteksi Gangguan pada Saluran Transmisi menggunakan dan Discriminant Analysis Febrianto Wahyu U, I.G.N Satriyadi Hernanda dan Dimas Anton A Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6 E-mail: febriantoutomo@yahoo.com, didit@ee.its.ac.id, anton@ee.its.ac.id Abstrak Sistem transmisi merupakan bagian penghubung antara pusat pembangkit tenaga karena saluran listrik dengan sistem distribusi yang akan diteruskan ke pusat-pusat beban. Penetuan gangguan pada saluran transmisi sangat penting untuk mempercepat proses perbaikan. Jika terjadi hubung singkat dengan resistansi begitu besar akan mengakibatkan arus gangguan sama dengan arus nominal. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang tak terdeteksi. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam penentuan gangguan yaitu dengan menggunakan kombinasi transformasi wavelet dan discriminant analysis. Transformasi wavelet digunakan untuk mengolah sinyal gangguan (transient) yang akan menghasilkan variabel input yang mempunyai korelasi dengan jenis gangguan. Pola antara variabel input dan jenis gangguan ini akan diklasifikasikan oleh discriminant analysis menggunakan Linear Discriminant Analysis (LDA) dan Quadratic Discriminant Analysis (QDA) untuk sistem deteksi jenis gangguan pada saluran transmisi. Variabel input dari ketiga mother wavelet memiliki nilai yang berbeda pada setiap kondisi gangguan yang sama namun tidak jauh berbeda untuk nilai tiap levelnya. Berdasarlan Hasil Simulasi dengan menggunakan LDA, mother wavelet terbaik dalam mengenali pola jenis gangguan pada saluran transmisi adalah wavelet haar level kelima sedangkan ketika menggunakan QDA, mother wavelet terbaik adalah wavelet discrete meyer pada level kelima. Dimana wavelet tersebut memiliki error paling kecil dibandingkan mother wavelet yang lain. Kata Kunci deteksi gangguan, saluran transmisi, transformasi wavelet, discriminant analysis. I. PENDAHULUAN istem tenaga listrik seperti yang telah dijelaskan pada[]. S Dalam menentukan gangguan pada saluran transmisi telah menjadi salah satu perhatian utama dalam ketenagalistrikan. Karena saluran transmisi merupakan salah satu bagian penghubung antara pusat-pusat tenaga listrik dengan sistem distribusi yang memiliki peran yang sangat vital dalam sistem tenaga. Akan tetapi, saluran transmisi juga merupakan bagian sistem tenaga yang seringkali mengalami gangguan yaitu gangguan hubung singkat pada khususnya []. Metode penentuan gangguan hubung singkat pada sistem tenaga yang diperkenalkan sejauh ini, dapat dikelompokkan secara luas ke dalam dua kategori, yaitu metode yang pertama berdasarkan komponen- komponen frekuensi daya dan metode kedua berdasarkan sinyal-sinyal gangguan transien pada frekuensi yang lebih tinggi []. Kategori yang kedua yaitu teori gelombang berjalan merupakan sebuah diskriminan atau pola grafis yang digambarkan berdasarkan pada gelombang tegangan dan arus transien dalam bentuk hubungan silang antara nilai-nilai puncak kedatangan di titik pengukuran dari gelombang berjalan maju dan mundur. Pola grafis ini menunjukkan perkiraan waktu tempuh sinyal-sinyal transien dari sumber sinyal ke gangguan []. Metode tersebut adalah untuk mencari lokasi gangguan. Namun bagaimana jika resistansi begitu besar dan mengakibatkan arus gangguan sama dengan arus nominal. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang tak terdeteksi. Dalam Tugas Akhir ini, disajikan suatu metode pendekatan berdasarkan pada Transformasi dari sinyal gangguan transien tersebut yang akan dikombinasikan dengan Discriminant Analysis. Transformasi dapat memetakan suatu fungsi yang ditetapkan dari daerah frekuensi menjadi skala waktu. Fungsi dasar yang digunakan dalam Transformasi, memiliki karakteristik bandpass yang membuat pemetaan ini serupa dengan pemetaan dalam bentuk frekuensi waktu. Tidak seperti fungsi-fungsi dasar yang digunakan dalam analisa Fourier, wavelet tidak hanya dibatasi pada frekuensi, tapi juga pada waktu. Pembatasan atau penempatan ini memperhitungkan deteksi waktu dari kejadian gangguan-gangguan yang terjadi secara tiba-tiba, seperti gangguan transien dan akan menghasilkan variabel input yang mempunyai korelasi dengan gangguan. Dimana pola antara variabel input dan jarak gangguan ini akan diklasifikasikan oleh discriminant analysis. Analisis diskriminan (discriminant analysis) adalah teknik multivariat untuk memisahkan objek - objek dalam kelompok yang berbeda dan mengelompokkan objek baru ke dalam kelompok-kelompok tersebut. Gangguan yang dihasilkan gelombang berjalan nampak seperti halnya gangguan yang terjadi pada sinyal frekuensi daya yang dicatat pemancar sinyal. Pengolahan sinyal-sinyal dengan mengunakan Transformasi serta dikombinasikan dengan discriminant analysis akan menyatakan jenis gangguan yang terjadi. II. METODE KLASIFIKASI GANGGUAN A. Transfomasi Dalam [], dijelaskan Transformasi wavelet dibagi menjadi dua jenis, yaitu transformasi wavelet kontinu dan transformasi wavelet diskrit. Dengan memberikan fungsi suatu gelombang f(t), transformasi wavelet kontinu (continuous wavelet transform/cwt) menghasilkan terlalu banyak koefisien transformasi wavelet (wavelet transform

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () -6 Coefesien/WTC). Hal ini menyebabkan data yang dihasilkan menjadi berlebihan (redudansi)[5]. Dan masalah redudansi data ini dapat diselesaikan dengan pemakaian transformasi wavelet diskrit (Discrete Transform/DWT). Pada DWT, hanya beberapa sampel WTC saja yang diambil. Artinya, DWT mengurangi kelebihan WTC dari CWT. Implementasi DWT disusun berdasarkan algoritma dekomposisi Mallat. Sinyal gelombang input dipisahkan (didekomposisikan) menjadi dua sinyal. Yaitu, bagian frekuensi rendah (low frequency) yang disebut Aproksimasidan bagian frekuensi tinggi (high frequency) yang dinamakan Detail. Dalam penggunaan suatu induk wavelet, DWT melakukan analisis detail melalui bagian frekuensi tinggi dari induk wavelet tersebut. Sedangkan analisis aproksimasi dilakukan melalui bagian frekuensi rendah dari induk wavelet. Gambar menunjukkan diagram dekomposisi (decomposition diagram) dari dekomposisi DWT yang berdasarkan algoritma Mallat. Sinyal input dibagi ke dalam dua sub-sinyal dengan bagian frekuensi rendah l(n) dan frekuensi tinggi h(n). Sub-sinyal bagian frekuensi rendah di bagi lagi menjadi dua sub dengan frekuensi yang berbeda. Proses ini terjadi berulang ulang sesuai dengan jumlah level transformasi wavelet yang digunakan. Proses ini digambarkan pada Gambar. variabel yang mempunyai fungsi diskriminan digunakan untuk menjelaskan perbedaan antara dua atau lebih kelompok. Dan tujuan yang kedua adalah aspek prediksi atau mengelompokkan observasi ke dalam kelompok. Fungsi linier atau kuadratik variabel digunakan untuk menentukan unit sampel objek ke dalam salah satu kelompok. Nilai-nilai yang diukur dalam vektor observasi dari objek akan dievaluasi oleh fungsi pengelompokan untuk mencari kelompok di mana objek dipastikan termasuk di dalamnya. III. PEMODELAN Pada penelitian ini dimodelkan transmisi tenaga listrik dengan tegangan 5 kv dengan panjang saluran 5 km. Parameter yang dipakai adalah sistem saluran transmisi 5 kv Jawa-Madura- Bali (Jamali). Saluran yang dipilih adalah saluran yang menghubungkan Bus Surabaya Barat dan Bus Ungaran. Saluran ini menghubungkan dua blok pembangkit dan beban yang ada di sistem Jamali. Pemodelan menggunakan Simulink 7.7 seperti pada Gambar. Gambar. Pemodelan Saluran Transmisi Ungaran Surabaya Barat[5] Gambar. Diagram Dekomposisi DWT Berdasarkan struktur pohon tersebut, ketika dua sinyal baru dihasilkan, satu dari sinyal dibuang. Oleh karena itu, panjang dari sinyal yang terdekomposisi akan tetap sama dengan panjang sinyal mula. B. Discriminant Analysis Analisis diskriminan (discriminant analysis) merupakan salah satu metode yang digunakan dalam analisis multivariat. Analisis diskriminan termasuk ke dalam analisis multivariat metode dependensi karena alam analisis diskriminan terdapat dua jenis variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas berupa data metrik (interval dan rasio) sedangkan variabel terikatnya berupa data nonmetrik (nominal dan ordinal). Fungsi analisis diskriminan adalah memisahkan objek - objek dalam kelompok yang berbeda dan mengelompokkan objek baru ke dalam suatu kelompok. Analisis diskriminan dapat digunakan jika variabel terikatnya terdiri dari dua kelompok atau lebih. Apabila variabel terikatnya lebih dari dua kelompok, maka metode yang digunakan adalah analisis diskriminan multipel (multiple discriminant analysis). Dua tujuan utama dalam pemisahan kelompok dalam analisis diskriminan, yaitu aspek deskriptif atau menggambarkan pemisahan kelompok, di mana fungsi linier Data yang dipakai dalam simulasi adalah data tegangan dan sudut dari Surabaya Barat dan Ungaran. Selain itu juga diperlukan besar arus hubung singkat yang mungkin terjadi. Untuk mengetahuinya, maka perlu dihitung besar MVA hubung singkat dan X/R ratio dari kedua bus. Secara singkat parameter saluran terdapat pada Tabel dan Tabel. Tabel Parameter Sumber tiga Fasa Wilayah Timur Wilayah Barat Vrms (V) 89. 67. Sudut fasa A ( ),868 6,8 Frekuensi (Hz) 5 5 Koneksi Internal Yg Yg Short Circuit Level fasa (MVA) 86,6 8878,8 Base Voltage (Vrms ph-ph) 5. 5. Rasio X/R 8 Bus swing swing Tabel Parameter Blok Penampang Parameter Besaran Frekuensi (Hz) 5 [r r ] (Ohm/km) [.9.86] [l l ] (H/km) [.896x -.6 x - ] [c c ] (F/km) [.7 x -9 7.75 x -9 ] lsec (km) 5

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () -6 r, r Resistansi urutan positif dan urutan nol / satuan panjang(ω/km) l, l Induktansi urutan positif dan urutan nol inductances / satuan panjang (H/km) c, c Kapasitansi Urutan positif dan urutan nol / satuan panjang (F/km) lsec panjang saluran (km) IV. SIMULASI DAN ANALISIS A. Simulasi Hubung Singkat Pemodelan saluran transmisi 5 kv dari blok Surabaya Barat ke blok Ungaran dengan panjang saluran 5 km memiliki perananan yang berbeda. Blok Surabaya Barat merepresentasikan sebuah Sumber dan Blok Ungaran merepresentasikan sebuah beban. Blok dari Bus Surabaya Barat mewakili semua pembangkit yang terhubung dengan sistem interkoneksi JAMALI 5 kv sedangkan pada bus Ungaran hanya mewakili beban yang ada pada bus tersebut. 5 x 5 (a) -5.....5.6.7.8.9..5 -.5 x 5 (c) -.....5.6.7.8.9. -.....5.6.7.8.9. Gambar. (a) hubung singkat a-g (b) hubung singkat a-b-g (c) hubung singkat a-b (d) hubung singkat a-b-c Simulasi saluran transmisi ini akan mensimulasikan hubung singkat dengan beberapa kondisi yang berbeda, meliputi: a) Jenis gangguan (a-b, a-b-c, a-g, a-b-g) b) Jarak gangguan (setiap % dari 5km) c) Fault Inception Angle (-8 dengan interval ) d) Resistansi gangguan ( dan kω sebagai variabel high impedance).5 x 5.5 -.5.5 x 5.5 -.5 (b) (d) -.....5.6.7.8.9. B. Simulasi Transformasi Simulasi transformasi wavelet mengguanakan tiga macam mother wavelet yaitu db, discreate meyer dan haar serta ditransformasikan sebanyak lima level dengan menggunakan simulink 7.7 dengan, sinyal gangguan yang disesensor oleh pengukur arus diumpankan ke dalam buffer untuk diubah menjadi sinyal diskrit. Dari buffer sinyal dimasukkan pada blok DWT untuk ditransformasikan sebanyak lima level sehingga medapatkan sinyal d,a,d,a,d,a,d,a dan d5,a5 sesuai pemodelan transformasi wavelet. s a 5 d 5 d d d d - - -6 - - - - x - x 5-5 Decomposition at level 5 : s = a5 + d5 + d + d + d + d. 6 8 6 8 Gambar. Filter Discrete Meyer Setelah di filter menggunakan wavelet, dua cycle output wavelet dari arus gangguan dijumlahkan untuk dijadikan koefesien simulasi selanjutnya. Pada Simulasi ini dapat dilakukan satu persatu dengan menggunakan simulink 7.7. Namun untuk mempercepat mempercepat proses filter dan mendapatkan penjumlahan dua cycle output dari wavelet pada simulasi ini digunakan MATLAB 7.7 didapatkan koefesien arus gangguan yang diberi nama Sa untuk fasa a, Sb untuk fasa b dan Sc untuk fasa c.[7][8] Pada Tabel 5 akan ditunjukkan hasil dari simulasi gangguan hubung singkat fasa menggunakan filter discrete meyer level 5. Jarak dalam km (D) Tabel. Sa untuk gangguan LLL 5 5 75 5 5 75 5 5 Fault Inception Angle (FIA) -5. -5.6-5. -5. -5. -5.5-5.5-5.5-5.6-5.6-5.6-5.7-5.8-5. -5. -5.5-5.5-5.5-5.6-5.6-5.6-5.6-5. -5.9-5. -5. -5.5-5.5-5.6-5.6-5.6-5.6-5.6 6-5. -5. -5. -5.5-5.5-5.6-5.6-5.6-5.6-5.6-5.6 8-5.8-5. -5.5-5.6-5.6-5.7-5.7-5.7-5.7-5.7-5.7-5. -5.5-5.7-5.7-5.7-5.7-5.7-5.8-5.7-5.7-5.7-5.7-5.7-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.7-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8 6-5.9-5.7-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8 8-5.9-5.7-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8-5.8

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () -6 Jarak dalam km (D) Fault Inception Angle (FIA) Tabel. Sb untuk gangguan LLL 5 5 75 5 5 75 5 5.9 5.7 5.9 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 5.8 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6 6.5 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 8 6.8 6.5 6.5 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 7. 6.6 6.5 6.5 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 7. 6.6 6.5 6.5 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6.9 6.6 6.5 6.5 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6 6.8 6.5 6.5 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 8 6.5 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. 6. Jarak dalam km (D) Fault Inception Angle (FIA) Tabel 5. Sc untuk gangguan LLL 5 5 75 5 5 75 5 5 7.5 7.9 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 6.9 7.7 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 6.8 7.6 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 6 6.8 7.6 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8 7. 7.7 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 7. 7.9 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 7.7 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 7.9 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 6 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8. 8 8. 8. 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 8.5 8. C. Discriminant Analysis Setelah mendapatkan koefesien dari transformasi wavelet dengan ketiga mother wavelet level -5. Terlihat bahwa fasa yang terkena gangguan memiliki nilai S yang besar, ketika gangguan ke tanah menghasilkan nilai S yang sedang pada fasa yang tidak terkena gangguan. Tabel 6. Tren Dasar dari Penjumlahan Output Koefesien Tiap Fasa Kondisi Saluran Transmisi Sa Sb Sc Normal Kecil Kecil Kecil Gangguan Fasa ke Tanah Besar Sedang Sedang Gangguan Fasa ke Tanah Besar Besar Sedang Gangguan Antar Fasa Besar Besar Kecil Gangguan Fasa Besar Besar Besar Sedangkan jika gangguan tidak ke tanah (gangguan antar fasa) akan menghasilkan nilai S yang kecil pada fasa yang tidak terkena gangguan. Kondisi tersebut terangkum pada Tabel 6. Setelah mengetahui bahwa Output dari wavelet mempunyai tren yang dapat diklasifikasikan, Output dari wavelet tersebut akan dianalisa menggunakan simulasi discriminant analysis. Simulasi discriminant analysis akan membandingkan mother wavelet mana yang mempunyai error paling kecil dan level wavelet yang mempunyai tingkat akurasi paling tinggi. Untuk mencarinya simulasi Discriminant Analysis ini menggunakan dua jenis tipe diskriminan yaitu menggunakan Linear Discriminant Analysis dan Quadratic Discriminant Analysis.[6] Setiap level wavelet dengan mother yang berbeda akan diambil 8% dari jumlah data untuk di latih untuk mendapatkan pola dari setiap gangguan. Dan % sisanya akan digunakan untuk mengetes berapa presentase Discriminant Analysis dapat mengenali tipe gangguan.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () -6 5 Pengabilan sampel data untuk di latih dan untuk di tes terdapat pada Tabel 7. Tabel 7. Pengambilan Sampel Data Data Latih dan Validasi Data Tes Kasus Operasi Jumlah Kasus Filter Jumlah Kasus Gangguan Fasa ke Tanah Gangguan Fasa ke Haar, Db, Discrete Tanah Gangguan Antar Meyer level Fasa -5 Gangguan Fasa Filter Haar, Db, Discrete Meyer level -5 Total 5 8 5 Semua data merupakan hasil dari filter wavelet Haar, Db, Discrete Meyer pada level -5. Total terdapat 5 data untuk tiap levelnya, data digunakan untuk data latih dan 8 data digunakan untuk data tes. Setiap level dari masing masing filter akan digunakan untuk mencari mother wavelet pada tingkat berapa yang menghasilkan nilai akurasi paling tinggi. Setelah mendapatkan data latih untuk setiap mother wavelet pada setiap level, data latih digunakan untuk menguji keakuratan data tes. Namun sebelum itu dilakukan pengujian terhadap data latih itu sendiri. Pada simulasi dikondisikan pada empat kondisi, kondisi pertama adalah gangguan satu fasa ke tanah, kedua adalah dua fasa ke tanah, ketiga adalah gangguan antar fasa, dan ke empat adalah gangguan hubung singkat tiga fasa. Inisiasi kondisi dapat dilihat pada Gambar 5. Nomor Sampel (a) Output Gangguan Fasa ke Tanah Gambar 5. Klasifikasi Jenis Gangguan Pada Gambar 5 terlihat bahwa simulasi terbagi atas empat kelas. pertama pada kasus - adalah jenis gangguan satu fasa ke tanah, pada kasus - adalah jenis gangguan fasa ke tanah, pada kasus - adalah jenis gangguan antar fasa dan pada kasus - merupakan jenis gangguan hubung singkat fasa. Dan hasil dari simulasi Discriminant Analysis dari seluruh moter wavelet kelima level dapat dilihat pada Tabel 8 dan 9. Tabel 8. Linear Discriminant Analysis Data Latih Gangguan Antar Fasa (c) Output Nomor Sampel Error dengan Klasifikasi LDA Level -5 (%) 5 Haar,5,7,, 6, Db 6,95 57,95 66,6 7,95 9,9 Dmeyer 5,5 58,86 6,5,9 5,86.5 (b) Output Nomor Sampe Gangguan Fasa ke Tanah Gangguan Fasa (d) Output Nomor Sampe Tabel 9. Quadratic Discriminant Analysis Data Latih Error dengan Klasifikasi QDA Level -5 (%) 5 Haar 9,77, 8,8 9,55 9,77 Db,59 9,,9, 8,6 Dmeyer,86,8,6 6,8,5 Error didapatkan dengan persamaan (). Error = Jumlah Data Salah Prediksi x% () Jumlah Data Sehingga dapat disimpulkan dari Tabel 8 dan Tabel 9 terlihat bahwa dengan menggunakan Linear Discriminant Analysis yag paling bagus adalah menggunakan wavelet tipe Haar pada level ke 5 dengan jumlah error 6,% namun jika menggunakan Quadratic Discriminant Analysis filter yang paling bagus adalah menggunakan wavelet tipe Discreate Meyer pada level lima dengan error,5%.terdapat ketidak cocokan hasil analisa dengan data sebenarnya sebanyak 9 sampel dari sampel. Setelah melakukan analisa pada data latih, kemudian dilakukan analisa terhadap data yang akan di tes. Hasil analisa data tes dapat dilihat pada Tabel dan Tabel. Tabel. Linear Discriminant Analysis Data Tes Error dengan Klasifikasi LDA Level -5 (%) 5 Haar,75,75 5 8,75 Db 6 56,5 67,5 5,5 Dmeyer,75 6 6,5 7,5 5,5 Tabel. Quadratic Discriminant Analysis Data Tes Error dengan Klasifikasi QDA Level -5 (%) 5 Haar,5,5 8,75 7,5 Db 8,75 6,5 8,75 8,75 Dmeyer,5,5,5,75,75 Terlihat pada Tabel dan Tabel hasil tes menunjukan nilai akurasi yang tidak berbeda jauh dengan hasil analisa pada data latih. Perbedaan hanya terjadi pada Discete Meyer pada level pertama dan kelima. Pada level petama terjadi peningkatan akurasi dari,86% ke,5%, sedangkan pada level kelima terjadi penurunan akurasi dari,5% ke,75%. Pada Gambar 6 dilakukan sebuah analisa terhadap data tes dari filter Discrete Meyer level kelima dan menunjukkan ketidak cocokan dengan data sebenarnya sebanyak sampel dari 8 sampel. Dari analisa data latih dan data tes menggunakan LDA dan QDA dapat disimpulkan bahwa nilai akurasi yang paling tinggi ditunjukkan oleh QDA dengan menggunakan filter

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., () -6 6 Discrete Meyer pada level kelima. Pada data latih menunjukkan ketidak cocokan 9 sampel dari dan pada data tes menunjukkan ketidak cocokan sampel dari 8 sampel..5.5.5 5 6 7 8 Gambar 6. Hasil Klasifikasifikasi Data Tes Linear Discriminant Analysis Discrete Meyer level kelima. Pada Gambar 7 akan ditunjukkan hasil Quadratic Discriminant Analysis menggunakan wavelet dengan filter haar pada level kelima. 9 8.5 8 7.5 7 6.5 6 5 5 Gambar 7. Hasil Discriminant Analysis dengan filter wavelet Discrete Meyer level kelima ()a-g ()a-b-g ()a-b ()a-b-c Sebagai metode pembanding [9]. Dengan menggunakan flowchart klasifikasi gangguan dengan nilai toleransi kesalahan sebesar.5. Didapatkan hasil pada Tabel. Tabel. Hasil Klasifikasi menggunakan flowchart klasifikasi gangguan[9] 5 55 Data Tes Hasil QDA 56 8 7.5 Error dengan pada Level -5 (%) 5 Haar 9.77 9.77 9.77 9.77 9.77 Db.6 8.8.5.7 7.95 Dmeyer.5..7.8 5. Dari tabel menunjukan error yang paling kecil berada pada db sesuai dengan [9] yang mengatakan bahwa db sesuai untuk analisa gangguan transien yang sangat cepat. Namun hasil filter db tidak menunjukan tren yang dibutuhkan oleh Discriminant Analysis sehingga dibutuhkan flowchart untuk mengklasifikasi jenis gangguan. Hasil dari flowchart memiliki error yang lebih kecil daripada hasil QDA, dikarenakan data training yang relatif kurang. Untuk meningkatkan tingkat akurasi QDA dapat dilakukan dengan cara memperlebar data latih. 7 6.5 6 5.5 5.5 nilai akurasi paling tinggi adalah Discrete Meyer pada level kelima dengan nilai akurasi 97,96% pada data tes menggunakan QDA sedangkan jika menggunakan LDA tingkat akurasi paling tinggi adalah dengan menggunakan wavelet Haar pada level kelima namun hanya menunjukan nilai akurasi 7,86%. Sehingga dapat disimpulkan kombinasi wavelet menggunkan QDA memiliki nilai akurasi yang lebih tinggi dari LDA, hal tersebut dapat dibuktikan dari nilai akurasi QDA yang terburuk adalah 7,75% dengan filter wavelet Db pada level ketiga, hanya selisih,% dari LDA dengan filter yang terbaik. Ketika besar resistansi mengakibatkan arus gangguan sama dengan arus nominal. Filter wavelet masih dapat mendeteksi selama ada perbedaan nilai transien yang sesaat sebelum terkena gangguan dan setelah terkena gangguan. Sehingga metode ini dapat digunakan untuk membantu kinerja rele differential. DAFTAR PUSTAKA [] M. M. Saha, Jan Izykowski,and Eugeniusz Rosolowski, "Fault Location on Power Networks" Springer.. pp.-5 [] M. Mirzaei, M.Z. A Ab Kadir, E. Moazami, H. Hizam "Review of Fault Location Methods for Distribution Power System". Australian Journal of Basic and Applied Sciences, (): 67-676, 9 ISSN 99-878 [] F. V. Lopes, D. Fernandes Júnior, W. L. A. Neves, Fault Location on Transmission Lines Based on Travelling Waves IPST Conference Papers [] Singh, M., Panigrahi, K.B., Maheshwari, R.P, Transmission line fault detection and classification Emerging Trends in Electrical and Computer Technology (ICETECT), International Conference on - March, Page(s): 5 [5] Dimas Anton A, Adi Soeprijanto, Mauridhi Heri P, Klasifikasi Gangguan Hubung Singkat pada Saluran Transmisi yang Dikompensasi Seri Menggunakan Kombinasi dan ANFIS. Seminar Nasional Efisiensi dan Konservasi Energi FISERGI, Semarang, Desember 5, hal. B58-B65 [6] Asfani, D.A.; Syafaruddin, S.; Purnomo, M.H.; Hiyama, T. "- LDA-neural network based short circuit occurrence detection in induction motor winding" Diagnostics for Electric Machines, Power Electronics & Drives (SDEMPED), IEEE International Symposium on. Pp. - 6, Sept. [7] M. Jaya Bharata Reddy and D. K. Mohanta, A -Fuzzy Combined Approach For Classification And Location Of Transmission Line Faults, International Journal of Electrical Power and Energy Systems (Elsevier Publication), Volume 9, Issue 9, Nov 7, 669-678. [8] Chanda D, Kishore NK, Sinha AK. Application of wavelet multiresolution analysis for classification of faults on transmission lines. In: IEEE conference on convergent technologies for Asia-Pacific region, vol... p. 6 9. [9] M. Jaya Bharata Reddy and D. K. Mohanta, A -Fuzzy Combined Approach For Classification And Location Of Transmission Line Faults, International Journal of Electrical Power and Energy Systems (Elsevier Publication), Volume 9, Issue 9, Nov 7, 669-678. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dari simulasi dan analisis yang telah dilakukan, didapatkan bahwa metode melalui penentuan koefesien dengan wavelet dan Discriminant Analysis dapat mendeteksi gangguan hubung singkat gangguan satu fasa ke tanah, fasa ke tanah, gangguan antar fasa dan gangguan fasa. Jenis filter wavelet yang memiliki