BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat sudah lama mengenal semboyan bersatu kita teguh, bercerai kita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terhadap upaya membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan baik oleh anak-anak maupun orang tua. Tiap orang mempunyai tujuan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan menggairahkan. Tidak ada batasan umur, laki-laki ataupun

BAB I PENDAHULUAN. maupun kesiapan masyarakat pada umumnya, dalam menghadapi masa

BAB I PENDAHULUAN. tingkat nasional dan dimainkan hampir di semua kota di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan siswa sebagai yang menjadi objek dan subjek dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada domestika (Gulo, 2002:13). Oleh karena itu, peran guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. di mana-mana baik dilingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga permainan dan banyak dikenal oleh semua orang. Salah satu sekolah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan prestasi olahraga agar regenerasi prestasi terus tercipta dan. berlangsung pada kegiatan di Sekolah terbina dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan pendidikan yang mengacu pada. kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat kesehatan dan

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan teknik- teknik gerakan yang sesuai dengan peraturan permainan. ekstrakurikuler maupun diluar kegiatan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari sejak SD. sampai SMA bahkan perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam masyarakat tentang matematika sebagai pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. Di lingkungan sekolah Guru tidak hanyan mendidik siswa dalam aspek kognitif saja,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari system pendidikan secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup mata pelajaran penjasorkes meliputi permainan dan olahraga, aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. rasa kebanggaan terhadap negara melalui capaian prestasi olahraga itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam. pendidikan formal, penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran merupakan suatu sistem. Hal ini berarti bahwa pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang menjadi kebutuhan sistem dalam

BAB I PENDAHULUAN. berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. benar, diperlukan beberapa teknik dan taktik jitu. Dengan teknik dan taktik yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Program pendidikan jasmani sekolah dan kesehatan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. media gerak siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dijenjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tenis adalah salah satu cabang olahraga yang banyak digemari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa dalam berpikir kreatif, logis dan analisis, yang dicirikan. yang benar dalam menyelesaikan soal yang dihadapi.

139 Dwi Lestari Yuniawati, 2013 Manajemen Sekolah Berbasis Program Akselerasi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

1. PENDAHULUAN. menghadapi persaingan yang semakin ketat pada era globalisasi dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari kurikulum K13 di sekolah

I. PENDAHULUAN. diharapkan siswa akan dapat mencapai standar kompetensi pada masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat. berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan peserta didik dengan memakai sarana cabang-cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. tapi juga kemajuan ilmu pengetahuan, terutama dalam jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran, terjadi kegiatan belajar mengajar. Sagala (2008:61)

BAB I PENDAHULUAN. olahraga oleh dinas pendidikan pemuda dan olahraga yang berbunyi. masyarakat masih perlu pembenahan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga bulutangkis di Indonesia berkembang seiring dengan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan usaha pembentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu cabang olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wahyu Tristian Pribadi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Gerak merupakan perpindahan kedudukan terhadap benda lainnya baik

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha orang dewasa secara sengaja menuju kedewasaan baik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. juga teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Penelitian ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Nasional yang tertuang dalam BAB II pasal 3 yang berumuskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembinaan dan pengembangan olahraga perlu ditingkatkan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Asep Saputra, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN. G. Morgan pada tanggal 9 Februari 1895 di Holyoke Massachusetts (Amerika

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, melalui cabang-cabang olahraga ataupun olahraga tradisional, yang

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

2015 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PEER TEACHING DANMODEL INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SENAM PADA SISWI DI SMP NEGERI 5 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Melalui aktivitas jasmani memberi kesempatan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya menyediakan kegiatan pendidikan intrakurikuler. Sekolah juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. 1. Kemampuan Menulis Naskah Drama siswa yang diajarkan dengan Strategi

BAB I PENDAHULUAN. bagi guru lebih terpusat pada transformasi nilai-nilai yang terpuji dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga materi yang disampaikan oleh guru kurang diserap oleh siswa.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Adanya

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

melakukan segala aktivitasnya untuk memenuhi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: DIDIK PAMIRSA AJI A

I. PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, pengangkatan tenaga kependidikan sampai pengesahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Sindy Marcelina, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan dewasa ini bukan hanya untuk memenuhi target kurikulum semata, namun menuntut adanya pemahaman kepada

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

USAHA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat sudah lama mengenal semboyan bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Semboyan tersebut telah memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap upaya memebaskan bangsa indonesia dari belenggu penjajahan. Semboyan semacam ini juga telah memberikan semangat kerja sama yang luar biasa dalam memecahkan masalah kehidupan, tetapi kita tampaknya masih kurang bersungguh-sungguh mengaktualisasikan berbagai semboyan yang telah teruji bukan hanya dalam penelitian ilmiah tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari tersebut dalam kehidupan nyata di dunia pendidikan. Pendidikan yang menekankan pada interaksi Kooperatif adalah pendidikan yang secara sungguh-sungguh berupaya mengaktualisasikan berbagai semboyan tersebut dalam dunia pendidikan. Pendidikan bagi bangsa indonesia merupakan kebutuhan mutlak untuk kelangsungan hidup bangsa, karena pendidikan sangat besar manfaatnya dalam pembangunan bangsa disegala bidang. Melalui pendidikan dapat di ciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, yang nantinya akan mampu berkompetisi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, pendidikan juga merupakan prosese yang dapat menghasilkan perubahan tingkahlaku seseorang untuk lebih baik. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah dibutuhkan suatu informasi yang kreativitas yang tinggi dari guru dalam menghadapi segala

hambatan dan kesulitan yang ada demi kelangsungan proses pembelajaran yang berkualitas. Kurangnya pengembangan strategi pembelajaran seperti yang di kemukakan di atas mengkibatkan tugas gerak yang diberikan oleh guru kepada siswa tidak berdampak positif terhadap pembangunan dan penguasaan keterampilan gerak. Lebih khusus lagi kemampuan melakukan pukulan smash kurang dikuasai dalam permainan bulutangkis khsusnya di SMP Negeri 8 Gorontalo. Mencermati keadaan tersebut, maka seharusnya guru-guru penjaskes berusaha semaksimal mungkin untuk memikirkan cara-cara yang dapat mengatasi masalah tersebut. Untuk itu perlu dicari alternatif pemecahan masalah yang dapat mengatasi ketidak mampuan siswa tersebut. Salah satu cara yang ditempuh adalah menggunakan starategi pembelajaran yang dapat menjadikan siswa memperoleh banyak kesempatan untuk mempelajari materi pelajaran melalui perbuatan, mengalami sendiri, menemukan serta dapat mengembangkan pengetahuan yang diperolehnya. Agar pembelajaran meningkatkan kemampuan pukulan smash dalam permainan bulutangkis berhasil maka model pembelajarannya sangat perlu dikembangkan, model pembelajaran Kooperatif Tipe Stad adalah model pembelajaran yang menarik, sanggup membawa siswa pada suasana kerja sama, tolong-menolong, saling asah, asih dan asuh. Yang diutamakan adalah peranan siswa atau kerja sama siswa serta guru sebagai pelaku utama dalam proses belajar mengajar (PBM) tidak mengalami hambatan dalam menyampaikan materi pembelajaran karena siswa secara tidak

langsung dapat menemukan dan menyelesaikan sendiri permasalahan yang ada dalam materi pelajaran yang sedang di pelajari. Untuk itu penulis telah merumuskan masalah ini untuk dijadikan suatu penelitian dengan judul, yakni meningkatkan kemampuan pukulan smash dalam permainan bulutangkis melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Stad pada siswa kelas VII SMP Negeri 8 Gorontalo. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:kemampuan untuk melakukan pukulan smash pada pembelajaran permainan bulutangkis masih rendah.belum diterapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Stad pada kemampuan pukulan smash kurang kemampuan dalam bermain bulutangkis. 1.3 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: apakah dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Stad dapat meningkatkan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis? 1.4 Cara Pemecahan Masalah Untuk mengatasi permasalahan masih rendahnya kemampuan melakukan pukulan smash pada siswa kelas VII SMP Negeri 8 Gorontalo dapat diupayakan pemecahannya melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Stad dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Guru menyiapkan rencana pembelajaran sesuai dengan materi, yakni kemampuan pukulan smash dalam permainan bulutangkis. 2) Guru menyiapkan fasilitas atau alat-alat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. 3) Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Stad. 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pukulan smash pada permainan bulutangkis melalui pembelajaran Kooperatif Tipe Stad pada siswa kelas VII SMP Negeri 8.Gorontalo. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: Manfaat Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat terhadap pengembangan teori olahraga pada umumnya dan pada cabang olahraga bulutangkis pada khususnya, dari hasil penelitian ini dapat memperkuat kedudukan teori-teori olahraga lainnya. Manfaat Praktis 1) Bagi Siswa a) Siswa dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai tambahan untuk dapat mengatasi kekurangan kemampuan siswa dalam melakukan pukulan smash melalui metode Kooperatif Tipe Stad.

b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga hasil belajar siswa yang baik dapat di capai. 2) Bagi Guru Memberikan tambahan pengetahuan bagi guru yang menyelesaikan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran serta untuk memotivasi guru untuk lebih jeli dan kreatif dalam melaksanakan tugas. 3) Bagi Sekolah a) Memberi sumbangan yang berarti bagi sekolah dan pengajaran tempat meneliti dalam upaya pengembangan minat dan bakat serta penggunaan metode pembelajaran yang efektif dan efesien. b) Dapat memberikan tambahan pemahaman bagi guru yang menghadapi permasalahan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) 4) Bagi Peneliti Sebagai bahan pedoman dalam penerapan metode pembelajaran selajutnya, dan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan kesimpulan