MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Keadaan Umum Lokasi Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

Bab III Bahan dan Metode

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Lampiran 1. Prosedur pengukuran nitrogen dan fosfat dalam air.

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

PENGARUH PEMBERIAN DOLOMIT TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS RUMPUT RAJA DAN RUMPUT TAIWAN PADA TANAH LATOSOL CIAMPEA BOGOR

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lima pasar tradisonal yang terdapat di Bandar

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Lampiran 1 Prosedur pengukuran osmolaritas media dan osmolaritas cairan tubuh(hemolim) juvenil udang galah 1. Kabel disambungkan ke sumber listrik

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk kedalam jenis penelitian eksperimen

BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

Lampiran 1. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji et al ., 2007)

MATERI DAN METODE. Prosedur

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

Lampiran1. Prosedur analisis proksimat 1. Prosedur analisis kadar air. 2. Prosedur analisis kadar serat kasar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April -

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2015.

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret Juni 2012 bertempat di Bendungan Batu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE. Materi. Rancangan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

BAHAN DAN METODE. penelitian ini dilakukan di Gang Metcu, Desa Guru Singa, Kecamatan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

III. MATERI DAN METODE. Kampar yang merupakan salah satu daerah tumbuhnya tanaman sagu di Provinsi

BAB III MATERI DAN METODE. kecap dalam ransum dilaksanakan pada tanggal 28 November 28 Januari 2017.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel dan Tempat Penenlitian. Sampel yang diambil berupa tanaman MHR dan lokasi pengambilan

LAMPIRAN. Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri (Sudarmadji, dkk., 2007)

MATERI DAN METODE. Materi

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

Jurnal Dinamika, April 2011, Halaman 1-5 Vol. 02. No. 1 ANALISIS KADAR NITROGEN PADA GUANO YANG TERDAPAT DI GUA ANDULAN, KABUPATEN LUWU.

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

MATERI DAN METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan GambutKebun Percobaan

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

LAMPIRAN. Siapkan semua limbah kotoran babi dalam keadaan segar

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan di mulai dari Bulan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

Gambar 4. Perubahan Jumlah Daun Rumput Raja (A) dan Rumput Taiwan (B) pada Berbagai Dosis Pemberian Dolomit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE DAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

Transkripsi:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun Mitra Tani Farm, Desa Tegal Waru, Ciampea, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Kementerian Pertanian, Cimanggu, Bogor. Analisis protein kasar dan serat kasar dilakukan di Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat, Institut Pertanian Bogor. Analisis kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai Mei 2012. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Mitra Tani Farm berlokasi di Jl. Baru AMD No. 51 RT/RW 04/05 Desa Tegal Waru, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kecamatan Ciampea adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor tepatnya di bagian barat Kabupaten Bogor. Luas Kecamatan Ciampea adalah sekitar 55,63 km 2, yang terdiri dari 13 desa dan terbagi menjadi 43 dusun, 120 rukun warga (RW), serta 470 rukun tetangga (RT). Batas-batas wilayah administrasi yang mengelilingi Kecamatan Ciampea adalah sebagai berikut: 1) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ranca Bungur dan Kecamatan Kemang. 2) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tenjolaya. 3) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Cibungbulang. 4) Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Dramaga. Secara topografi, kecamatan Ciampea memiliki kontur yang terdiri dari dataran sampai berombak sekitar 45% dan berombak sampai berbukit sekitar 55%. Ketinggian wilayah sekitar 300 m di atas permukaan laut. Suhu udaranya berkisar antara 20 ºC 30 ºC, curah hujan yang cukup tinggi sekitar 3614 mm/tahun, serta memiliki kelembaban udara 70%. Jenis tanah di Kecamatan Ciampea adalah latosol (Prihandoko, 2009). 10

Materi Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan selama penelitian adalah cangkul, meteran dengan ketelitian 0,5 cm, timbangan manual, timbangan digital, pisau, gunting, label, dan oven 60 ºC untuk pengeringan sampel rumput. Bahan-bahan yang digunakan adalah stek rumput raja (Pennisetum purpureum Schumach x Pennisetum typhoides Burm.), stek rumput taiwan (Pennisetum purpureum Schumach cv taiwan), dolomit, pupuk kandang, dan pupuk urea. Prosedur Persiapan Lahan Persiapan lahan meliputi pembersihan lahan dan penggaruan untuk menggemburkan tanah. Pembersihan dilakukan terhadap semak belukar dan alangalang. Lahan berukuran 75 m 2 dibentuk menjadi petakan-petakan dengan ukuran yang sama yaitu 2 m x 2 m. Jarak antar tanaman dan jarak antar petak tanam adalah 50 cm. Lalu diberikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar dengan dosis yang sama untuk semua petak tanam yaitu ± 40 ton/ha. Kemudian diberi perlakuan yaitu pemberian dolomit sebesar 0 kg (0 ton/ha), 5,2 kg (12,5 ton/ha), dan 10,4 kg (25 ton/ha) (Zain, 1998) sesuai petakan yang telah ditentukan. 50 cm 50 cm X X X 2 m X X X 50 cm X X X 2 m Gambar 3. Petak Tanam Rumput 11

Penanaman Tanah dilubangi dengan kedalaman lubang tanam ± 5 cm dan jumlah lubang tanam per petak tanam adalah sembilan lubang. Setiap lubang ditanami bibit rumput sebanyak satu stek, sehingga terdapat sembilan tanaman per petak tanam. Setiap satu petak tanam ditanami jenis rumput yang sama. Pemupukan Pemberian pupuk berupa urea sebagai pupuk dasar dilakukan pada dua minggu setelah tanam (MST) dengan dosis 250 kg/ha (N = 100 kg). Urea ditabur di sekeliling tanaman dengan dosis yang sama untuk setiap petak tanamnya. Penyiangan Pembersihan dilakukan terhadap gulma yang tumbuh di sekitar rumput. Pembersihan gulma dilakukan setiap minggu dengan cara mencabut gulma atau menggunakan cangkul. Pemanenan Pemanenan dilakukan pada 80 hari setelah tanam. Panen rumput dilakukan dengan memotong batang ± 10 cm dari permukaan tanah. Daun dan batang rumput dipisah, lalu dilakukan penimbangan terhadap berat masing-masing bagian. Penghitungan Produktivitas Rumput Berat Segar. Rumput dipotong ± 10 cm dari permukaan tanah. Kemudian daun dengan batang dipisah dengan menggunting daun pada ujung pelepahnya. Lalu ditimbang per bagiannya baik daun maupun batang untuk setiap petak tanamnya. Berat Kering. Masing-masing daun dan batang dimasukkan ke dalam kantung kertas secara terpisah. Beri label sesuai dengan sampel yang telah dikeringkan. Sampel yang digunakan ± 100 g. Sebelum dikeringkan dalam oven, batang terlebih dahulu dibelah atau dipecah untuk memudahkan pengeringan. Sampel-sampel ini dimasukkan ke dalam oven 60 ºC selama ± 24 jam. Setelah 24 jam, sampel didinginkan hingga suhunya turun, lalu mulai ditimbang. Analisis Kualitas Rumput Protein Kasar. Sebanyak 0,25 g sampel dimasukkan dalam labu Kjeldahl 100 ml dan ditambahkan selenium 0,25 g dan 3 ml H 2 SO 4 pekat. Kemudian lakukan 12

destruksi (pemanasan dalam keadaan mendidih) selama satu jam sampai larutan jernih. Setelah dingin, tambahkan 50 ml aquadest dan 20 ml NaOH 40%, lalu didestilasi. Hasil destilasi ditampung dalam labu Erlenmeyer yang berisi campuran 10 ml H 3 BO 3 2% dan 2 tetes indikator Brom Cresol Green-Methyl Red berwarna merah muda. Setelah volume hasil tampungan (destilat) menjadi 10 ml dan berwarna hijau kebiruan, destilasi dihentikan dan destilasi dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai berwarna merah muda. Perlakuan yang sama dilakukan juga terhadap blanko. Dengan metode ini diperoleh kadar nitrogen total yang dihitung dengan rumus: ( ) Keterangan: S = volume titran sampel (ml) B = volume titran blanko (ml) W = berat sampel kering (mg) Kadar protein diperoleh dengan mengalikan kadar nitrogen dengan faktor perkalian untuk berbagai bahan pangan berkisar 5,18-6,38 (AOAC, 1980). Serat Kasar. Sebanyak satu gram sampel dilarutkan dengan 100 ml H 2 SO 4 1,25%, dipanaskan hingga mendidih lalu dilanjutkan dengan destruksi selama 30 menit. Kemudian saring dengan kertas saring dan dengan bantuan corong Buchner. Residu hasil saringan dibilas dengan 20-30 ml air mendidih dan dengan 25 ml air sebanyak tiga kali. Residu didestruksi kembali dengan NaOH 1,25% selama 30 menit. Lalu saring dengan cara seperti di atas dan dibilas berturut-turut dengan 25 ml H 2 SO 4 1,25% mendidih, 25 ml air sebanyak tiga kali dan 25 ml alkohol. Residu dan kertas saring dipindahkan ke cawan porcelain dan dikeringkan dalam oven 130 ºC selama dua jam. Setelah dingin residu beserta cawan porcelain ditimbang (A), lalu dimasukan dalam tanur 600 ºC selama 30 menit, didinginkan dan ditimbang kembali (B). Keterangan: W = berat residu sebelum dibakar dalam tanur = A (berat kertas saring + cawan) : A: berat residu + kertas saring + cawan Wº = berat residu setelah dibakar dalam tanur = B (berat cawan) : B: berat residu + cawan 13

Preparasi Sampel untuk Analisa Mineral (Wet Ashing) Sebanyak satu gram sampel rumput ditimbang, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer ukuran 125 ml/100 ml. Tambahkan 5 ml HNO 3 (p), lalu didiamkan selama satu jam pada suhu ruang di ruang asam. Panaskan di atas hot plate dengan temperatur rendah selama 4-6 jam (dalam ruang asam). Biarkan semalam (sampel ditutup). Tambahkan 0,4 ml H 2 SO 4 (p), lalu dipanaskan di atas hot plate sampai larutan berkurang (lebih pekat), biasanya satu jam. Tambahkan 2-3 tetes larutan campuran HClO 4 : HNO 3 (2:1). Sampel masih tetap di atas hot plate, karena pemanasan terus dilanjutkan sampai ada perubahan warna dari coklat kuning tua kuning muda (biasanya satu jam). Setelah ada perubahan warna, pemanasan masih dilanjutkan selama 10-15 menit. Pindahkan sampel, didinginkan, dan ditambahkan 2 ml aquades dan 0,6 ml HCl (p). Panaskan kembali agar sampel larut + (±15 menit) kemudian dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Apabila ada endapan disaring dengan glass wool. Hasil pengabuan basah bisa dianalisa di AAS atau spektrofotometer untuk analisa berbagai mineral. Sebelumnya dipreparasi dulu dengan faktor pengenceran yang dibutuhkan dan penambahan bahan kimia untuk menghilangkan ion-ion pengganggu (Cl 3 La.7H 2 O) (Reitz et al., 1960). Cara Penggunaan AAS (Atomic Absorption Spectrofotometer) Shimadzu AA- 680 Alat dihubungkan dengan listrik, lalu stabilizer dinyalakan. Gas asetilen dibuka. Kompresor dinyalakan dengan menekan tombol ON, semua kran udara yang ada di kompresor ditutup, ditunggu sampai tekanan berhenti pada angka 2. Tombol power pada alat ditekan dan tunggu hingga muncul SHIMADZU AA-680 READY pada printer. + Tombol MODE ditekan, lalu tekan angka 2, ENTER. SIGNAL PROC ditekan, lalu tekan angka 3, ENTER. Untuk memilih lampu, misalnya kalsium, #HC LAMP ditekan, tekan angka 1, ENTER. ELEM ditekan, tekan angka 9, ENTER. Tombol START ditekan dan ditunggu sampai keluar ANALYTICAL LINE SEARCH pada print out. START dimatikan dan ditunggu sampai 15 menit. 14

Tahap pengukuran sample. LEAK CHK dimatikan dan IGNITE dihidupkan, ditekan sampai api pada pembakaran hidup. Tekan START. Selang pengisap sampel dimasukkan pada aquadest untuk menolkan alat (BLANKO). Tekan MEASURE, selama nyala pada MEASURE belum hilang, selang jangan diangkat. Setelah nyala pada MEASURE hilang, selang diangkat dan dicelupkan pada larutan standar. Demikian seterusnya untuk pengukuran pada sampel dilakukan hal yang sama. Pengulangan injek larutan standar dilakukan setelah pengecekan ± 12 sampel. Setelah semua sampel diukur, EXTINGUISH ditekan. Pada tahap ini, bila akan ganti lampu katoda (untuk analisis mineral yang lain), dilakukan lagi dari mulai tahap MODE. Apabila selesai analisis, gas asetilen ditutup, lalu EXTINGUISH ditekan. Kompresor di OFF kan, dibuka semua kran yang awalnya ditutup, dibiarkan sampai tekanan turun pada angka 0. Tekan power untuk mematikan alat. Stabilizer di OFF kan. Lalu stop kontak dicabut (Shimadzu Corporation, 1993). Rancangan dan Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) berpola faktorial 2 x 3 dengan 3 ulangan. Faktor pertama: jenis rumput 1. Rumput raja (Pennisetum purpureum Schumach x Pennisetum typhoides Burm.) 2. Rumput Taiwan (Pennisetum purpureum Schumach cv Taiwan) Faktor kedua : dosis pemberian dolomit 1. Pemberian dolomit dosis 0 ton/ha (D0) 2. Pemberian dolomit dosis 12,5 ton/ha (D1) 3. Pemberian dolomit dosis 25 ton/ha (D2). Model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut: Y ijk = µ + α i + β j + (αβ) ij + ε ijk Keterangan: Y ijk = Nilai pengamatan pada faktor 1 taraf ke-i, faktor 2 taraf ke-j dan ulangan ke-k µ = Nilai rataan umum α i β j = Pengaruh faktor 1 ke-i = Pengaruh faktor 2 ke-j (αβ) ij = Pengaruh interaksi dari faktor 1 ke-i dan faktor 2 ke-j ε ijk = Pengaruh galat untuk faktor 1 ke-i, faktor 2 ke-j dan ulanagn ke-k 15

Data diolah menggunakan program SPSS 16, lalu jika signifikan dilakukan uji lanjut menggunakan kontras ortogonal (Mattjik dan Sumertajaya, 2006). Peubah yang Diamati Peubah yang diamati adalah sebagai berikut: 1. Tinggi rumput tiap minggu mulai 3 MST, diukur dari permukaan tanah sampai daun bendera atau daun yang terpanjang. 2. Jumlah daun tiap minggu mulai 3 MST, dihitung jumlah daun untuk daun yang masih hijau, tidak termasuk bakal daun dan daun yang sudah menguning. 3. Berat segar dan berat kering daun dan batang rumput untuk setiap petak tanam. 4. Analisa protein kasar, serat kasar, Ca, dan Mg dari setiap ulangan. 16