BAB I PENDAHULUAN. Penanganan terhadap beberapa penyakit yang terjadi di Kota Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

KEJADIAN LUAR BIASA. Sri Handayani

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK,

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KEJADIAN LUAR BIASA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional dapat terlaksana sesuai dengan cita-cita

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di

Salah satu upaya pencegahan pneumonia yang berhubungan dengan lingkungan adalah dengan menciptakan lingkungan hidup yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB 1 : PENDAHULUAN. tanda-tanda awal berupa salesma disertai konjungtivitis, sedangkan tanda khas

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Wabah. Penyakit. Penanggulangannya.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penyakit ini tetap menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya wabah campak yang cukup besar. Pada tahun kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

BULETIN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan, anak memerlukan asupan

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehat, cerdas dan produktif. Pencapaian pembangunan manusia yang diukur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Penyakit tersebut disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS CIANJUR KOTA LAMPIRAN NOMOR : TENTANG KERANGKA ACUAN KEGIATAN KAMPANYE VAKSIN MEALSES- RUBELLA (MR)

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008).

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penularan penyakit campak terjadi dari orang ke orang melalui droplet respiration

Lalu, kekebalan seperti apa yang dimiliki bayi di bulan-bulan pertamanya?

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Pada tahun 2001 sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian, karena racun yang dihasilkan oleh kuman

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBAR KUISIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (droplet infection) dan masih banyak dijumpai di kalangan anak-anak pada

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi akibat akses kebersihan yang buruk. Di dunia, diperkirakan sekitar

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Negara, juga merupakan salah satu indikator yang paling sensitif dalam

DAN INFORMASI KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI MALANG 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG

Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: PUJI ANITASARI J

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

Campak-Rubella (MR) Sayangi buah hati Anda dengan Imunisasi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

Buletin SKDR. Minggu ke: 5 Thn 2017

BAB 1 : PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut difokuskan pada usaha promotif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Diare adalah penyebab kematian yang kedua pada anak balita setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. variabel tertentu, atau perwujudan dari Nutriture dalam bentuk variabel

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. terbesar baik pada bayi maupun pada anak balita. 2 ISPA sering berada dalam daftar

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

I. PENDAHULUAN A. PROGRAM REDUKSI CAMPAK

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Virus family Orthomyxomiridae yang diklasifikasikan sebagai influenza A, B, dan C.

BAB I PENDAHULUAN. kematian di negara berkembang bagi bayi (18%), yang artinya lebih dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

I. PENDAHULUAN. bersifat endemis juga sering muncul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dan

BAB I PENDAHULUAN. agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi. Kondisi tersebut menjadikan Kota Yogyakarta semakin padat penduduknya, sehingga penyediaan dan pelaksanaan fasilitas bagi penduduk harus terpenuhi dengan baik. Salah satu fasilitas bagi penduduk yang penyediaan dan pelaksanaannya harus terpenuhi dengan baik adalah fasilitas yang berkaitan dengan kesehatan. Fasilitas tersebut dapat berupa bangunan secara fisik, seperti puskesmas, maupun pelayanan yang ada di dalamnya, seperti penanganan terhadap beberapa penyakit dan imunisasi. Penanganan terhadap beberapa penyakit yang terjadi di Kota Yogyakarta yang berupa penyakit menular maupun tidak menular perlu dilakukan. Penyakitpenyakit tersebut dapat dikategorikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan melihat ciri-cirinya. KLB sering kali terjadi dengan jumlah penderita yang tidak dapat diprediksi. Oleh sebab itu, penanganan, pemantauan dan pengawasan terhadap perkembangan KLB perlu dilakukan agar jumlah penderita KLB dapat dikendalikan. 1

Jumlah Kasus Tabel 1.1 Jumlah Kasus dan Jumlah Penderita Meninggal Kejadian Luar Biasa Penyakit di Kota Yogyakarta Tahun 2013 dan 2014 No. Kejadian Luar Biasa Jumlah Kasus Jumlah Penderita Meninggal 2013 2014 2013 2014 1. Keracunan Makanan 111 83 0 0 2. Campak 11 26 0 0 3. Leptospirosis 0 7 0 5 4. Chikungunya 0 229 0 0 5. Rubella 0 38 0 0 6. HFMD 10 29 0 0 Sumber: Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013-2014 Diagram 1.1 Jumlah Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kota Yogyakarta Tahun 2013 120 111 100 80 60 40 20 0 11 0 0 0 10 Kejadian Luar Biasa (KLB) Sumber: Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013 2

Jumlah Kasus Diagram 1.2 Jumlah Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kota Yogyakarta Tahun 2014 250 229 200 150 100 83 50 0 26 7 38 29 Kejadian Luar Biasa (KLB) Sumber: Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, 2014 Selain penanganan terhadap KLB penyakit, pelaksanaan imunisasi juga perlu pengawasan terhadap perkembangannya. Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai imunisasi menyebabkan adanya tanggapan yang bervariasi berkaitan dengan imunisasi. Terdapat pihak yang menerima dengan terbuka ada pula yang menolak imunisasi dengan alasan-alasan tertentu. Padahal jika seluruh masyarakat mengetahui pentingnya imunisasi, generasi selanjutnya akan terselamatkan dari berbagai macam penyakit. Namun karena terdapat penolakan dari beberapa pihak, pemberian imunisasi dasar lengkap kepada balita tidak terlaksana dengan baik. Untuk mempermudah dalam hal pemantauan dan pengawasan penyebaran KLB dan imunisasi diperlukan suatu media pendukung demi terlaksanakannya 3

kegiatan pemantauan dan pengawasan tersebut. Salah satu alternatif yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan sistem informasi geografi (SIG). Dewasa ini, pemetaan kesehatan yang berbasis SIG mulai menjadi perhatian berbagai pihak. Sebab, dengan memetakan KLB misalnya, persebaran KLB maupun penderitanya dapat diketahui dengan lebih mudah karena tersaji dalam bentuk peta dengan unsur keruangan, begitu pula dengan imunisasi. Hal tersebut sangat membantu bagi tim surveilans sebagai tim pemantau dan pengawas persebaran KLB dan penderitanya serta cakupan imunisasi pada suatu daerah untuk mengunjungi lokasi-lokasi yang dianggap perlu perhatian khusus. KLB yang menjadi kajian pada Tugas Akhir (TA) ini meliputi a) keracunan makanan, b) campak, c) leptospirosis, d) chikungunya, e) rubella, dan f) Hand, Foot, and Mouth Diseases (HFMD). Alasan pengambilan jenis KLB tersebut adalah karena keenam KLB tersebut merupakan KLB yang terjadi di Kota Yogyakarta pada tahun 2014. Pemetaan yang dilakukan kaitannya dengan imunisasi meliputi a) persentase imunisasi lengkap tingkat kelurahan, b) persentase imunisasi campak anak sekolah, c) persentase imunisasi dasar lengkap anak sekolah, dan d) lokasi penolakan imunisasi. Aplikasi SIG untuk pemetaan KLB dan cakupan imunisasi di Kota Yogyakarta merupakan salah satu upaya untuk membantu menyajikan data yang berkaitan dengan KLB dan cakupan imunisasi yang pada umumnya berbentuk data tabel menjadi lebih informatif dan mudah dipahami jika disajikan dalam bentuk peta yang memiliki unsur keruangan (lokasi). Dengan diketahuinya lokasi persebaran KLB dan penderitanya serta cakupan imunisasi, proses pemantauan dan/atau 4

pengawasan dari tim surveilans dapat dengan mudah dilakukan. Dari informasi yang disajikan dengan memanfaatkan aplikasi SIG, persebaran KLB dan penderitanya serta cakupan imunisasi di Kota Yogyakarta dapat dimonitor sehingga proses pengendalian terhadap persebaran KLB dan penderitanya serta cakupan imunisasi dapat segera ditindaklanjuti. 1.2 RUMUSAN MASALAH Informasi mengenai pola persebaran penyakit berbasis KLB dan cakupan imunisasi puskesmas di Kota Yogyakarta pada tahun 2014 belum dapat dilihat secara langsung. Hal tersebut dikarenakan pada umumnya informasi mengenai pola persebaran penyakit berbasis KLB dan cakupan imunisasi puskesmas disajikan dalam bentuk tabel. Karena informasi-informasi tersebut ada kaitannya dengan lokasi/wilayah dan pola persebaran penyakit dapat dianalisis, penyajian dalam bentuk tabel saja dirasa kurang tepat. Berdasarkan dari uraian di atas, maka pertanyaan yang muncul adalah: 1. Bagaimana pola persebaran penyakit berbasis KLB di Kota Yogyakarta pada tahun 2014? 2. Bagaimana cakupan imunisasi puskesmas-puskesmas di Kota Yogyakarta pada tahun 2014? 1.3 TUJUAN adalah: Dari rumusan masalah yang ada, tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini 5

1. Mengetahui pola persebaran penyakit berbasis KLB di Kota Yogyakarta pada tahun 2014. 2. Mengetahui cakupan imunisasi puskesmas-puskesmas di Kota Yogyakarta pada tahun 2014. 1.4 MANFAAT 1. Dapat dijadikan sebagai rujukan untuk mendapatkan informasi mengenai pola persebaran penyakit berbasis KLB dan cakupan imunisasi di Kota Yogyakarta tahun 2014. 2. Dapat dijadikan aplikasi di bidang kesehatan sehingga dapat menjadi rujukan awal penelitian selanjutnya. 1.5 BATASAN ISTILAH Tugas Akhir ini akan membahas beberapa istilah. Istilah-istilah tersebut meliputi: 1. Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Suatu penyakit dapat dikatakan sebagai KLB jika memenuhi salah satu atau semua dari kriteria berikut: a. Timbulnya suatu penyakit yang sebelumnya tidak ada/tidak diketahui b. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu, dan seterusnya) c. Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali atau lebih dibandingkan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun) 6

d. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya. e. Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya. f. Case fatality rate (CFR) dari suatu penyakit dalam kurun waktu tertentu menunjukkan 50% atau lebih dibandingkan CFR dari periode sebelumnya. g. Proportional rate (PR) penderita baru dari periode tertentu menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebih dibandingkan periode yang sama dalam kurun waktu/tahun sebelumnya. h. Terdapat peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis) i. Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit yang bersangkutan. j. Beberapa penyakit yang dialami satu atau lebih penderita: keracunan makanan dan keracunan pestisida. (Effendi, 2009) 7

2. Imunisasi Dasar Imunisasi dasar yang dimaksud adalah imunisasi yang diberikan pada anak yang memberikan perlindungan terhadap 9 penyakit, yaitu hepatitis B, TBC, difteria, tetanus, batuk rejan, pneumonia, meningitis, polio dan campak. Imunisasi dasar ini merupakan program pemerintah yang didasarkan pada Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, melalui Program Pengembangan Imunisasi (PPI). 3. Imunisasi Campak Imunisasi campak merupakan imunisasi campak Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) tahap 1 yang dilakukan pada siswa kelas 1 Sekolah Dasar (SD). Imunisasi yang diberikan berupa imunisasi campak dan imunisasi DT. 4. Imunisasi Total Imunisasi total merupakan imunisasi BIAS tahap 2, yaitu hasil penjumlahan dari imunisasi BIAS tahap 1 (imunisasi campak dan imunisasi DT pada siswa kelas 1 SD) dengan imunisasi Td pada siswa kelas 2 SD, dan Td pada siswa kelas 3 SD. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keracunan Makanan Menurut Departemen Kesehatan RI, keracunan makanan adalah suatu keadaan peradangan akut pada selaput lendir lambung atau usus kecil. Keracunan makanan dapat disebabkan oleh makanan atau air yang tercemar atau terkontaminasi oleh organisme menular, seperti bakteri, virus, dan parasit. Kontaminasi dapat terjadi saat air atau makanan yang tidak ditangani, disimpan, diproses atau dimasak dengan baik dan benar. 2.2 Campak Campak merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini akan memunculkan ruam atau bercak di seluruh tubuh dan sangat menular. Bayi, anak-anak dengan gizi buruk, dan orang yang memiliki kondisi kekebalan tubuh yang buruk (misalnya penderita AIDS, penderita kanker yang menjalani kemoterapi dan penderita penyakit kronis) menjadi kelompok yang paling rentan tertular campak. 2.3 Leptospirosis Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang menjangkiti banyak jenis hewan, termasuk burung, reptil, amphibi, dan mamalia. Jadi pada dasarnya leptospirosis merupakan penyakit hewan yang ditularkan ke manusia melalui air, makanan, dan lingkungan yang terkontaminasi. Bakteri 9