TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terpakai dan mengandung bahan yang dapat menimbulkan gangguan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

Cara Membuat Alat Untuk Membakar Sekam Padi (Cerobong)

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan

Pengelolaan Dan Pengolahan Limbah PENGELOLAAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH SAMPAH ORGANIC KULIT KACANG DAN TONGKOL JAGUNG MENJADI BRIKET ARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

PENINGKATAN KUALITAS BIOBRIKET KULIT DURIAN DARI SEGI CAMPURAN BIOMASSA, BENTUK FISIK, KUAT TEKAN DAN LAMA PENYALAAN

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

Studi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi

OPTIMASI PRODUKSI BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KARET

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

STUDI MUTU BRIKET ARANG DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH BIOMASSA

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

I. PENDAHULUAN. Persediaan minyak bumi di dunia mulai berkurang, sehingga perlu dicari

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

BUKAN BRICKET BIASA: INOVASI PEMANFAATAN ENERGI MEMANFAATKAN SERBUK GERGAJI DAN SAMPAH DAUN SEBAGAI BRICKET BERBENTUK KAPSUL PENGGANTI GAS 3KG

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

PEMANFAATAN KOTORAN AYAM DENGAN CAMPURAN CANGKANG KARET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

III.TATA CARA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaa sampah dan penyediaan sumber daya alam adalah dua. membuat peningkatan konsumsi bahan bakar fosil dan membuat volume

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

BAB I PENDAHULUAN. krusial di dunia. Peningkatan pemakaian energy disebabkan oleh pertumbuhan

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini, bahan bakar fosil seperti minyak, batubara dan gas alam merupakan

Ratna Srisatya Anggraini ( )

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

BAB I PENDAHULUAN. bebas, dikatakan tumbuhan sederhana karena tidak berklorofil dan tidak

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan

Arang Tempurung Kelapa

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

PEMANFAATAN BUNGKIL JARAK PAGAR

Pembuatan Briket Hasil Pemanfaatan Eceng Gondok dan Sampah Plastik HDPE Sebagai Energi Alternatif

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH SABUT DAN TEMPURUNG KELAPA MUDA (CocosNucifera) SEBAGAI BAHAN BAKU BRIKET ARANG. Oleh: NICO PRADANA NIM.

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa minyak bumi merupakan salah satu. sumber energi utama di muka bumi salah. Konsumsi masyarakat akan

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ALTERNATIF KOMPOR BIOMASS DENGAN FORMULASI GETAH PINUS YANG BERNILAI EKONOMIS. Agustin Sukarsono*)

pemilihan kayu sangat penting guna untuk meningkatkan kalor. Kayu sonokeling

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN BIOMASSA LIMBAH JAMUR TIRAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF UNTUK PROSES STERILISASI JAMUR TIRAM

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH KOMPOSISI PEREKAT TEPUNG PADA BIOBRIKET LIMBAH BAGLOG JAMUR

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

Ketua Tim : Ir. Salundik, M.Si

OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

A. Lampiran 1 Data Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Uji Proksimat Bahan Baku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang.

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

Pembuatan Briket Batubara

BAB I PENDAHULUAN. oleh manusia. Permasalahan energi selalu beriringan dengan perkembangan

TEKNOLOGI MEMBUAT MEDIA PDA Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

BAB III METODE PENELITIAN A.

Pembuatan Biocoal Sebagai Bahan Bakar Alternatif dari Batubara dengan Campuran Arang Serbuk Gergaji Kayu Jati,Glugu dan Sekam Padi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini sebagai makhluk yang

Transkripsi:

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. Widyaiswara Madya I. PENDHULUAN A. Latar Belakang Energi mempunyai peranan yan sangat penting dalam kehidupan manusia, karena setiap aktivitas manusia didukung oleh energi. Diantara sumber energi terbesar yang banyak digunakan manusia untuk kehidupan sehari-hari adalah energi listrik, minyak bumi dan gas. Kebutuhan energi manusia dari waktu kewaktu semakin meningkat seiring dengan bertambahnya penduduk dan teknologi. Tingginya kebutuhan energi tidak diimbangi dengan pasokan energi yang cukup karena ketersediaan energi yang terbatas, sehingga menyebabkan kelangkaan energi dan meningkatnya harga minyak bumi didunia. Demikian pula pemerintah indonesia mengambil langkah untuk menetapkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan mengurangi subsidi untuk masyarakat. Agar beban masyarakat lebih ringan maka pemerintah menghimbau agar dapat memanfaatkan bioenergi yang ada. Bioenergi adalah energi yang berasal dari biomassa. Sedangkan Pengertian dari Biomassa adalah Jumlah bahan hidup yang terdapat di dalam satu atau beberapa jenis organism yang berada di dalam habitat tertentu. Biomasa pada umumnya dinyatakan dalam berat kering organisme persatuan luas habitat, yang dinyatakan dalam kg/m2, atau kg/m3. Biomasa adalah salah satu sumberdaya hayati, merupakan energi matahari yang telah ditransformasi menjadi energi kimia oleh tumbuhan berhijau daun. Kegiatan dibidang pertanian banyak menghasilkan limbah yaitu limbah padat, cair dan gas. Selama ini limbah yang dihasilkan oleh petani belum dimanfaatkan secara optimal, padahal limbah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif ataupun produk sampingan yang bernilai ekonomis, sehingga petani memperoleh nilai tambah dari hasil limbah pertanian tersebut dan tidak mencemari lingkungan sekitarnya. Limbah baglog dari Budidaya jamur tiram

yang sudah tidak produktif jika tidak dimanfaatkan akan menjadi sampah yang menumpuk dan mengotori lingkungan. Limbah baglog tersebut dapat dimanfaatkan antara lain dibuat sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil yaitu biobriket. B. Tujuan Memberikan informasi tentang teknologi budidaya jamur tiram menjadi bahan bakar alternatif yaitu biobriket. pemanfaatan limbah dari

II. LIMBAH BAGLOG Usaha budidaya jamur tiram masih menjadi primadona pilihan usaha, karena jamur merupakan sayuran yang memiliki kualitas nutrisi yang yang baik dan kandungan antioksidan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia, kemudian harga jamur yang masih relatif mahal. Permasalahan yang dihadapi, semakin berkembangnya usaha budidaya jamur tiram, limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Total limbah yang dihasilkan budidaya jamur tiram tergantung dari besar usaha dan tipe usaha. Limbah yang terdiri dari serbuk kayu dan bahan lain merupakan limbah budidaya jamur tiram yang banyak dihasilkan, sebagian besar berupa baglog habis panen dan sisanya baglog-baglog yang gagal. Limbah tersebut umumnya menghasilkan pencemaran berupa kantong plastik tahan panas, kapas, karet gelang, kertas, cincin plastik (anorganik) dan serbuk kayu (Organik). Gambar 1. Limbah Baglog Limbah baglog organik jamur adalah limbah dari media tanam jamur yang sudah tidak produktif dan tidak digunakan lagi. Baglog memiliki kandungan Lignin dan selulosa yang cukup tinggi. Lignin adalah zat yang berfungsi sebagai penyususun sel yang terdapat dalam kayu bersama dengan selulosa. Lignin dalam kayu berguna seperti lem atau semen yang mengikat sel - sel lain dalam satu kesatuan sehingga bisa menambah kekuatan kayu (Mechanical strength) supaya terlihat kokoh dan berdiri tegak. Komposisi baglog jamur terdiri dari 80% serbuk gergaji, 10% dedak padi, 1,8% kapur, 1,8% gipsum dan 0,4% TS (Ghazali, 2009).

Berdasarkan pada limbah baglog jamur dengan komposisi 80% serbuk gergaji dan 10% dedak padi dalam baglog jamur merupakan bahan baku superkarbon (Kurniawan, 2008). Superkarbon adalah bahan baku karbon dalam bentuk briket yang diproduksi dari bahan limbah organik maupun turunannya yang masih mengandung sumber energi. Limbah tersebut diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan dan dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk keperluan rumah tangga atau industri yang bersifat dapat diperbaharui (Kurniawan, 2008). Jika limbah tersebut tidak dimanfaatkan atau dibiarkan dapat menjadi sarang hama dan penyakit yang sewaktu-waktu menyerang usaha budidaya jamur, pembibitan jamur, tanaman pertanian, ternak dan manusia. Disamping itu juga limbah tersebut dapat memberikan pemandangan yang tidak baik atau mengganggu estetika lingkungan.

III. PEMBUATAN BIOBRIKET A. Defenisi Biobriket Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi lebih teratur. Briket merupakan gumpalan yang terbuat dari bahan lunak yang dikeraskan (Adan, 1998). Selain itu, penggunaan biobriket dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena biobriket yang dihasilkan dari bahan organik tidak menghasilkan emisi gas beracun, seperti NO x dan SO x. Krisis energi seperti sekarang ini adalah saat paling tepat untuk mempromosikan biobriket sisa baglog jamur tiram sebagai salah satu sumber energi alternatif. Pemanfaatan sisa baglog jamur tiram memberikan pilihan kepada masyarakat menyangkut pemenuhan sumber energi yang ekonomis, menguntungkan dan ramah lingkungan. B. Pembuatan Biobriket Teknologi pembuatan biobriket sangat sederhana. Langkah-langkah dalam pembuatan biobriket adalah: 1. Persiapan Alat dan bahan Alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan biobriket adalah sebagai berikut: Alat: Kompor Kuali Pengaduk Sendok Cetakan briket, seperti cetakan plastik berukuran diameter 6 cm dan tinggi 6 cm, lubang ditengah paralon diameter 2 cm, dapat dibuat dari paralon.

Gambar 2. Paralon ukuran diameter 6 cm Bahan: Sisa baglog jamur sebanyak 2 kg Tepung kanji ¼ kg Air 2 liter Minyak tanah Korek api Gambar 3. Tepung kanji dan limbah baglog 2. Proses pembuatan Proses pembuatan biobriket meliputi empat tahap yaitu penghancuran, pengeringan, pencampuran dan pembentukan campuran menjadi biobriket. Tahap I Penghancuran Baglog 1. Menyiapkan alas untuk sisa baglog 2. Meletakkan sisa baglog diatas alas 3. Melepas pembungkus sisa baglog. 4. Menghancurkan sisa baglog hingga menjadi serpihan serbuk kayu. Tahap ini dilakukan untuk mempercepat proses pengeringan.

Tahap II Pengeringan Baglog 1. Meletakkan serbuk kayu hasil penghancuran sisa baglog pada nampan dan diratakan diseluruh bagian. 2. Mengeringkan kayu hasil penghancuran sisa baglog dibawah terik matahari hingga seluruh air maupun lendirnya menguap (± 3-5 hari). 3. Setiap hari selama pengeringan, serbuk kayu pada nampan dibolak-balik agar pengeringan merata di seluruh bagian. 4. Serbuk kayu kering yang siap menuju tahap selanjutnya berwarna lebih muda dan tidak berbau. Gambar 4. Limbah baglog yang sudah dihancurkan dan dikeringkan Tahap III. Pembuatan Biobriket 1. Membuat adonan kanji (air tambah tepung kanji dan aduk rata). Gambar 5. Pembuatan adonan kanji

2. Masak adonan sampai setengah mengental lalu angkat Gambar 6. Pemasakan adonan tepung kanji 3. Masukkan serbuk kedalam adonan no.2 lalu aduk rata sampai campuran kanji merata. 4. Mencetak adonan dengan menggunakan cetakan hingga padat. E Gambar 7. Pencampuran serbuk dan pencetakan (a. Serbuk, b. Tepung kanji yang sudah menjadi ½ lem, c. Pencampuran a dan b; d. pencetakan) Tahap IV Pengeringan 1. Menjemur biobriket yang sudah dicetak tadi dibawah sinar matahari langsung (± 7-14 hari). D C B 2. Setelah padat dan kering, biobriket siap digunakan. A Keterangan Gambar 7: A. Pemasukan serbuk ke dalam cetakan B. Pemadatan serbuk dalam cetakan C. Cetakan yang sudah padat D. Cetakan yang sudah dicabut lubang tengahak E. Biobriket yang sudah dice Gambar 8. Pencemuran biobriket

C. Pengujian Nyala Api Pengujian nyala api biobriket dapat dilakukan dengan memberi minyak tanah pada biobriket dan dicatat berapa lama biobriket habis menjadi arang. Dari percobaan uji nyala api biobriket, hasilnya adalah tabel berikut. No Volume Briket Lama Nyala Api (menit) 1 155,52 cm 3 25:06:90 2 155,52 cm 3 25:54.01 3 155,52 cm 3 26:45.00 Rata-rata 25:55:30 Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa satu biobriket yang dihasilkan dapat menyalakan api selama 25 menit 55 detik. Inilah efektivitas biobriket dalam menggantikan penggunaan bahan bakar fosil. Jika petani jamur tiram mendayagunakan limbah baglognya menjadi biobriket artinya petani telah telah mengurangi pencemaran lingkungan akibat sisa baglog yang terbuang, mencegah terbentuknya vektor penyakit dan menghemat penggunaan bahan bakar fosil. menambah nilai guna limbah serta dapat Gambar 9. Pengujian nyala api

IV. PENUTUP Limbah baglog apabila tidak dimanfaatkan dapat mengganggu kesehatan dan estetika lingkungan. Pemanfaatan baglog sebagai bioenergi dapat mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang ketersediaanya semakin berkurang. Biobriket merupakan salah satu bioenergi sebagai bahan bakar alternatif yang memiliki prospek bagus untuk dikembangkan. Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi lebih teratur. Limbah baglog dapat dibuat sebagai biobriket. Pembuatan biobriket tergolong mudah, karena teknologinya sangat sederhana. Proses pembuatan biobriket meliputi empat tahap yaitu penghancuran, pengeringan, pencampuran dan pembentukan campuran menjadi biobriket. Biobriket dari sisa baglog jamur tiram (dengan volume 155,52 cm 3 ) dapat menyalakan api selama 25 menit 55 detik. Selain itu, penggunaan biobriket dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena biobriket yang dihasilkan dari bahan organik tidak menghasilkan emisi gas beracun, seperti NO x dan SO x.

DAFTAR PUSTAKA Cahyana YA., Muchrodji., Bakrun, M. 2001. Jamur Tiram Pembibitan Pembudidayaan dan Analisis Usaha. Penebar Swadaya, Jakarta. Djarijah NM & Djarijah AS. 2001. Jamur Tiram Pembibitan Pemeliharaan dan Pengendalian Hama - Penyakit. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. http://jamurtirambanten.blogspot.com/2013/04/memanfaatkan-limbah-baglogbekas-jamur.html. Diakses tanggal 25 Agustus 2015. http://jamurekangicong.blogspot.com/2010/07/pemanfaatan-limbah-baglogjamur-tiram.html. Diakses tanggal 25 Agustus 2015. http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/energi%20dan%20listrik%20perta nian/materi%20web%20elp/bab%20iii%20biomassa/indexbio MASSA.htm. Diakses tanggal 26 Agustus 2015.